Di sebuah hutan, hiduplah dua kelompok semut yang berbeda. Pertama adalah kelompok semut hitam, semut yang selalu mencari makanan dengan kesabaran, selalu cinta damai dan selalu berkembang biak tanpa ada permusuhan pada sesama semut hitam lainnya. Yang kedua adalah kelompok semut merah, kelompok semut yang selalu mencari jalan “Kekerasan” jika apa yang diinginkan tidak terpenuhi.
Pada suatu siang, keluarlah kelompok semut hitam untuk mencari makanan. Semut kecil pembawa makanan ditemani oleh beberapa semut besar yang berjaga jika ada sebuah ancaman.
“Hari ini cerah, pasti banyak makanan yang akan kita dapat..” Kata Lily, seekor semut betina yang biasa mencari makanan disiang hari bersama kelompoknya. “Ya, kau benar Lily, pasti akan dapat banyak!” Sahut Barny dari barisan paling belakang. Barny adalah sahabat Lily, mereka bersahabat sejak kecil meskipun sarang mereka berbeda tempat. “Ssstt.. Jangan berisik.” Bisik salah satu semut besar yang ada di barisan terdepan. Dia adalah Grum si semut hitam besar paling kuat yang dikenal. “Iya iya” Sahut Lily sambil melihat ke arah kiri seolah jengkel dengan perkataan Grum tadi.
Setelah sekian lama mencari makanan, akhirnya mereka menemukan sebuah akar yang mereka yakini bahwa itu adalah akar dari jamur terenak yang ada di hutan. Mereka pun segera mencari sumber dari akar itu dan akhirnya mereka menemukan satu buah jamur besar terlihat menempel di sebuah batang pohon, di bawah jamur besar tersebut ada beberapa jamur-jamur yang berukuran sedang dan kecil. Bergembiralah kelompok semut hitam ini setelah melihat jamur terenak itu, mereka tahu itu adalah jamur langka dan pasti setelah didapatkan, mereka akan mengadakan makan malam bersama.
“Hey! Cepat kalian ambil jamur itu, kami akan berjaga di bawah.” Teriak seekor semut hitam besar, ia adalah salah satu dari beberapa ekor semut penjaga. “Ya!”, “Ayo kawan-kawan, kita ke atas untuk mengambil jamur itu.” Kata Lily. “Ayo..!” Sahut kawan-kawan Lily dengan senang.
Ketika Lily dan kelompoknya naik untuk mengambil jamur, muncullah segerombolah semut merah dari berbagai arah, jumlah mereka sangat banyak. Lily pun ketakutan, begitu juga dengan kelompoknya, terkecuali para semut besar penjaga yang sedang sibuk bertatap muka langsung dengan kawanan semut merah yang terkenal galak.
“Mau apa kalian datang ke tempat makanan kami?” Ucap seekor semut merah bernama Bumpy kepada Grum. “Tempat makanan kalian? Hey, ini tempat makanan kami!” Teriak Lily dari atas batang pohon.
Grum hanya terdiam sambil bersiap, jika dia menganggap gerombolan semut merah sebagai ancaman, maka dia akan segera berusaha untuk menjauhi ancaman itu.
“Pergi kalian dari sini! Jika tidak kami akan menangkap dan menawan kalian!” Teriak seekor semut merah dari gerombolan itu, suasana semakin memanas ketika teriakan tersebut keluar.
Grum yang sudah kesal, akhirnya memerintahkan kepada semut besar penjaga lainnya untuk mengusir gerombolan semut merah. Meskipun semut hitam terkenal baik, suka berdamai, dan tidak suka berkelahi, tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk semut hitam penjaga. Jika sudah dianggap sebagai sebuah ancaman, maka berkelahipun akan dilakukan agar ancaman itu menjauhi kelompoknya.
Semut merah terpancing emosinya, ketua kelompok semut merah pun memerintahkan agar mengusir kawanan semut hitam dari wilayah tempat makanannya dan berkelahilah antara semut hitam penjaga dengan gerombolan semut merah.
“Aduh, gimanan ini?!” Ucap salah seekor semut hitam pembawa makanan kepada Lily. “Aduhh, aku juga bingung..” Kata Lily sambil terlihat ketakutan.
Tiba-tiba munculah seekor kupu-kupu yang cantik, namanya adalah Stefani. Ia muncul karena secara tidak sengaja melihat perkelahian antara semut hitam dan merah kita dirinya sedang terbang.
“Hmm, berhenti..” Ucap Stefani sambil merasa heran dan sedikit takut untuk menyuruh mereka berhenti berkelahi. “Berhenti..” Ucap Stefani lagi dengan suara yang agak besar.
Karena sudah dua kali dia memperingatkan untuk berhenti tapi perkelahian antara kedua kelompok semut ini tidak berhenti juga, maka…
“BERHENTI!!!” Teriak Stefani.
Saat itu juga semuanya berhenti berkelahi, Lily beserta kelompoknya seketika terdiam sambil melihat ke arah Stefani.
“Apa yang membuat kalian jadi seperti ini?” Tanya Stefani dengan lembut. “Mereka mau merebut tempat makanan kami!” Ucap Grump. “Apa! Ini tempat makanan milik kami!” Ucap Bumpy dengan ekspresi marah. “Sudah… sudah..” Kata Stefani “Mengapa kalian berkelahi? Hanya karena jamur itu? *sambil menunjuk ke arah jamur* Seharusnya kalian bisa berfikir sehat, untuk apa bertengkar jika bisa diselesaikan secara damai?” Ucapan Stefani sepertinya memasuki otak mereka sehingga mereka dengan cepat tersadar. “Iya juga ya?” Kata Grump. “Iya ya..” Ucap Bumpy.
“Baiklah, aku akan memberi kalian solusi, bagaimana jika kalian berdamai lalu bagi dua lah itu dengan adil agar kalian masing-masing mendapat bagian?” Saran dan solusi disertai suara yang lembut terucap dari mulut Stefani. “Hmm, ya.. damai!” Teriak Grump. Lalu Grump menatap Bumpy dengan wajah tersenyum, Bumpy pun yang seolah tidak ingin berdamai akhirnya… “Ya! Damai!!” Teriak Bumpy dengan keras.
Bersoraklah kelompok semut hitam dan semut merah, mereka yang pada awalnya ribut sekarang telah damai berkat sang kupu-kupu yang cantik.
Cerpen Karangan: Bambang Aradea Setiawan Blog: b4sofficial.blogspot.com