Semilir angin berhembus perlahan. Sinar mentari pun mulai hadir dan masuk melalui celah kamarku. Nyanyian merdu burung-burung membangunkanku.
Kubuka jendela kamarku. Menghirup dengan pasti udara segar yang mengelilinggiku. Kulihat jam yang setia ada di sudut sana. Oh Tuhan, sudah jam segini. Aku bisa telat. Aku bergegas bersiap diri.
“pagi ma…” mama tampak menyiapkan bekalku. “pagi sayang. Cepatlah sarapan. Nanti kau terlambat.” “gak usah deh ma. Rain sarapan di sekolah aja.” “ya sudah. Ini bekalnya jangan lupa dimakan nanti.” “sip ma. Rain berangkat ya. Daa mama.” “hati-hati sayang.” Aku berangkat ke sekolah.
Hari ini, hari pertama aku masuk SMA. Huh, degdegan rasanya. Tak butuh waktu lama untukku tiba di sekolah dengan motorku. Yap, aku sudah sampai.
Lapangan tampak begitu padat dengan siswa baru. Aku merasa gugup dan juga senang. Tiba-tiba, seseorang menabrakku. “aduh..” “eh eh, aku gak sengaja.” “iya gak apa-apa kok. Kamu murid baru ya?” “iya. Aku Keysha. Kalau kamu siapa..?” “aku Rain. Eh ya, emm, berhubung kita udah kenalan, kamu mau gak jadi temen aku?” “iya mau.” Ya, keysha adalah teman pertamaku di sekolah. Aku senang sekali. Kemana-mana aku selalu dengannya. Ya, seperti sepasang sahabat gitu deh.
Suatu ketika tiba jam istirahat setelah mos hari ini, tanpa sengaja aku menabrak kakak kelas di kantin. Gak sengaja aku numpahin jus ke seragamnya. Oh Tuhan, baru hari pertama aku sudah buat masalah. Pikirku begitu. Kakak itu menatapku tajam. Aku tak berani berkutik. Aku cuma mengatakan “maaf kak, gak sengaja” dan ia pergi. Keysha menyenggol lenganku. “lain kali jangan buat masalah deh sama kakak itu. Galak tau orangnya.” “ih, seriusan. Kamu tau dari mana?” “kata anak-anak sini.” “oh gitu ya. Yaudah deh, gak lagi. Kelas yuk..” Aku dan key menuju kelas.
Tiga hari sudah masa mos berjalan. Huh, lega. Dan ini adalah hari ke empat aku bersekolah di SMA. Aku penasaran dengan kakak kelas yang aku tabrak waktu itu.
Saat jam pulang sekolah tiba. Sekolah sudah tampak sunyi. Aku melihat sosok kakak itu di tengah taman sekolah. Ia tengah duduk membaca buku. Aku mencoba mendekatinya. Tapi tiba-tiba, ia menatap kearahku. Kualihkan langsung pandanganku. Suara langkah kaki mulai mendekat. “nunggu siapa? Kok belum pulang?” sebuah suara berbicara. Aku membalik badanku menghadapnya. Kulihat sekelilingku. Tak ada seorang pun selain aku dan dia. “aku?” tanyaku. “iya kau. Siapa lagi?. Nunggu siapa?” ucapnya. Aku menggeleng lalu aku pergi.
Malam hari tiba. Usai belajar aku segera tidur. Mimpi indah.
Pagi pun datang. Seperti biasa mentari setia menemani. Kali ini aku berangkat lebih awal. Sampaiku di sekolah tak kulihat seorang pun di sekolah. Aku melangkah menuju kelasku. Tiba-tiba kudengar sebuah suara. “selamat pagi.” aku membalikkan badanku. Ia tersenyum amat manis. Dengan kedua lesung pipinya dan gingsul di sisi kanan giginya. Oh Tuhan, manis sekali kakak ini. Sejenak ku teringat ucapan keysha tentangnya. Aku segera pergi. “hei tunggu.” aku tetap berlari.
Mulai hari itu setiap pagi dan pulang sekolah, aku selalu melihatnya. Dan ia tersenyum padaku. Yang terlihat darinya sejauh ini, ia tampak tak seseram dengan apa yang diceritakan keysha padaku. Aku penasaran dengan kakak itu.
Suatu ketika saat pulang sekolah. Aku menunggu mama menjemputku. Setelah berapa lama mama meneleponku dan berkata tak bisa menjemputku. Aku berniat untuk jalan kaki setelahnya. Tapi seseorang datang. “menunggu siapa? Dari tadi kuperhatikan kau tampak bingung” “gak nunggu siapa-siapa kok kak..” “kau mau jalan kaki?” “i iya kak.” “biar aku antar. Tapi naik sepeda. Tak apa kah?” “aku gak mau ngerepotin kakak.” “tak ada masalah. Ayo naiklah.”
Aku duduk di depannya. Ia mengayuh sepeda dengan santai. “kenapa kak, aku berat ya?” ia tersenyum. “tidak juga.”
Sesaat, suasana hening. Langit terlihat mendung. Dan hujan kini datang. Ia menepi. “kita nepi dulu ya.” aku mengangguk. Sesaat setelah itu. “kenapa?” “kenapa gimana kak?” “kenapa kau selalu pergi saat aku menghampirimu.” “karna aku takut kak.” “takut, karna semua cerita itu? Aku tau, kau memperhatikanku selama ini. Dan entah mengapa saat aku mendekat kau malah pergi. Awalnya, aku merasa aneh. Namun sejauh ini, rasa aneh itu berganti jadi penasaran. Dan penasaran itulah yang membuatku…” kalimatnya terhenti. Ia menatapku. Aku bingung.
“membuat apa kak?” “membuatku jatuh. Jatuh pada sebuah keindahan yang ingin kurasakan selalu.” Ia menatapku lekat.
“Rain, Rain nama kamu kan?” “iya kak.” “boleh kukatakan sesuatu?” Entah mengapa jantungku berdetak kencang. Aku mengangguk. “ku ingin kau jadi kekasihku.” Aku terpaku.
“aku mencintaimu sesaat setelah aku mengenalmu dari jauh. Mau kah?” Aku bingung. Aku tak menyangka. Namun aku senang. Aku mengangguk. Ia tersenyum dan memelukku. “terima kasih.” “sama-sama kak.”
Ia melepas pelukan itu. Dan mengatakan. “aku Natan.” aku tersenyum.
Hujan reda dan ia mengantarku pulang.
Cerpen Karangan: Indriani Blog / Facebook: Ardan Dava Indrian