Lima belas menit sebelumya… Line. Sebuah pesan dengan sebuah nama bertuliskan, Naffa: Hey, I just reached at cafe. Maaf tadi di jalan macet banget. Kamu masih di situ kan? Aku meraih ponselku yang tergeletak di meja cafe. Yup, I’m still waiting you. Balasku.
Aku duduk bersandar di kursi, kuletakkan ponselku kembali dan tiba-tiba mataku terpesona dengan sosok yang sedang berjalan di luar cafe. Mataku memandang dan menerawang jauh oleh sosok itu. Seorang gadis berhijab dengan wajah – Indonesianya – berkulit sawo matang, berhidung tidak begitu mancung, perawakannya tidak terlalu tinggi.
Arah pandangku beralih ke arah pintu. Gadis itu memasuki cafe, dan melihat sekeliling ruangan. Aku melambaikan tangan. Gadis itu melihatnya dan tersenyum.
Gadis itu berjalan ke arah mejaku. Aku berdiri, menarik kursi untuknya. “Hey, thanks”, ucapnya lembut. Aku tersenyum dan membenarkan posisi dudukku. “Aku sudah memesan secangkir coffee latte panas dengan gula sedikit favoritmu”. “Kamu masih mengingatnya?” dia tersenyum renyah. Dan aku menyukainya. “Yeah”, jawabku singkat.
“Anyway, Naf…” Line. Ponselnya berdering. “Ahh, sebentar ya Joe, ada yang penting. Sebentar aja, okay?” katanya padaku. “It’s okay”, sebenarnya aku ingin dia berpaling dari ponselnya, dan kita bisa berbicara tentang hal yang seharusnya kita bicarakan. Yeah, at least I miss you. I miss every moment with you in the past. Tapi, dengan kamu duduk di hadapanku saat ini sudah cukup buatku.
And you look so good tonight. Simple but always amazing. My Indonesian girl. Mataku tidak bisa lepas dari setiap apa yang dia lakukan. And I like it…
Cerpen Karangan: Seila Nafisa Nastiti Blog : kuliah-itu-asik.blogspot.co.id / Facebook : Seila Nafisa Nastiti Just visit my instagram @seinaf