“pagi Nan” sapa Disa di sekolah. “pagi Sa” sapaku balik. “lo bawa mobil?” tanya Disa. “bawa.. emang napa?” tanyaku heran. “nebeng dong” jawab Disa. “oke.. cuma nanti temenin gue makan di mall dulu ya?” tanyaku. “oke” jawab Disa.
Ting..tong.. Bel masuk SMA Nusa Bangsa telah berbunyi. aku dan Disa pun segera menuju kelas. tak lama bu Ana masuk. “pagi anak anak” sapa bu Ana. “pagi bu” koor anak anak. “hari ini kita kedatangan murid baru.. ayo perkenalkan dirimu” perintah bu Ana.
“hai guys.. perkenalkan nama gue Vito.. semoga kalian bisa berteman baik dengan gue” ucap cowok yang bernama Vito. “baik Vito silahkan kamu duduk di sebelah KINAN” perintah bu Ana. Deg.. jantungku hampir tidak berdetak. mengapa bu Ana tidak menyuruh Vito duduk di sebelah Dimas, malah di sebelahku. akhirnya ia duduk di sebelahku.
“hay” sapanya. Aku hanya diam. aku itu paling gak suka sama cowok kecuali kerabatku dan keluargaku, makanya setiap aku deket sama cowok, aku selalu diam, dingin dan jutek.
“kok diem?” tanyanya. Sama sekali aku tak menggubrisnya, aku pun kembali fokus pada pelajaran.
—
“Kinan” panggil Disa. “apa?” tanyaku. “kok lo bisa sih jutek sama cowok seganteng Vito?” tanya Disa. “idihhh.. ganteng.. amit amit.. lo kan udah pernah gue kasih penjelasan kan Dis?” tanyaku. “oh iya.” jawab Disa.
“hay” tiba tiba Vito sudah ada di sampingku. Aku pun langsung pergi dan tak menggubris bahwa Disa sedang asyik berbincang dengan Vito. aku pun menuju ke kantin.
“hay Kin.. Disa mana?” tanya Nino pacar Disa. “hay Nin.. tuh ma Vito” jawabku jutek. “oh makasih ya Ki” ucap Nino. “ya” jawabku singkat.
Aku pun segera memesan bakso dan jus alpukat. usai makan dan membayar, aku pun kembali ke kelas. Di kelas aku pun mengeluarkan buku dan membacanya, tiba tiba aku memikirkan Vito bukan isi buku yang aku baca. ‘senyum Vito manis juga ya?’ ucap batinku. ‘ihh.. Kinan jangan mikirin Vito’ batinku.
Tiba tiba Vito pun ke kelas, ia duduk di sebelahku. “Kinan gue mau ngomong sama lo” ucap Vito. “ngomong apa?” tanyaku dingin. Padahal jantung gue deg degan, aku berusaha meredakannya.
“Kinan gue suka sama lo sejak pandangan pertama lo mau gak jadi pacar gue?” tanyanya sambil menggenggam tanganku. Aku pun kaget. lalu segera kutepis rasa kagetku itu. “gue mau kok” jawabku.
Aku dan Vito pun jadian. dan kami selalu bersama sama.
Cerpen Karangan: Lina