“Kiran lo mau kemana?” tanya Mona. “gue mau ke perpus” jawabku singkat. “ohh ya udah” ucap Mona sambil berlalu. Kemudian kulangkahkan kakiku menuju perpus.
Oh sialnya di perpus gue ketemu sama cowok tersial yang pernah gue temuin. dan brukk.. dia nabrak gue. “aduh.. kalo jalan liat liat dong” omelku. “padahal lo yang salah kenapa jadi gue yang lo omelin” omel cowok itu. “lo yang salah” bantahku. “gak lo..” bantah cowok itu. Kami berdebat lama sekali sampai Mona meleraikan kami berdua.
Setelah cowok yang bernama Viko itu pergi kami melangkahkan kaki menuju kelas. “Kiran kok bisa ya lo sama Viko berantem?” tanya Mona heran. “ihh.. Viko tadi kan nabrak gue bukannya minta maaf malah nyalahin gue” jawabku. “pantesan” ujar Mona manggut manggut. Tak lama Bu Tia masuk dan memulai pelajaran.
“Kiran ada yang mau gue omongin ke lo” ujar Viko suatu hari. “omongin apa?” tanyaku ketus. “jangan ketus gitu dong” ucap Viko. “ya biarin suka suka gue dong” ujarku. “yaudah kalau itu mau lo” ujar Viko. Dia lalu menarikku menuju taman yang sepi. karena kaget aku hanya bisa diam.
“Kiran gue suka sama lo sejak awal gue pandang lo waktu lo kelas X” ujar Viko. “terus kenapa lo selalu buat gue bad mood?” tanyaku. “karena gue ngelakuin atas nama cinta” jawab Viko. “IN THE NAME OF LOVE?” tanyaku. “of course” jawab Viko. “sekarang lo mau gak jadi pacar gue?” tanya Viko. “of course” jawabku.
Sejak saat itu gue sama Viko pacaran dan bersama untuk selamanya.
Cerpen Karangan: Lina