Angin malam yang begitu sejuk, membuatku merasa betah berdiam diri di balkon kamarku. menatap langit malam yang sepi, hanya ada beberapa bintang yang menemani bulan bersinar.
Aku masih dapat mengingatnya ternyata, ingatan yang di rebut paksa oleh keluargaku untuk melupakannya. melupakan kedua kakakku yang kini sudah tenang di atas sana.
oh ya perkenalkan namaku Safira anak tunggal yang dulunya adalah anak bungsung dari 3 saudara. kini aku sendirian, karena kedua kakakku sudah pergi meninggalkanku untuk selama lamanya. namanya kak Rizan kakak pertamaku dan kak Adam kakak keduaku.
FLASBACK ON
" kakak "
Safira yang sedang nyaman di dalam pelukan hangat sang kakak, mendongak menatap kakaknya.
" ada apa hmm ?? "
Rizan menatap Safira yang berada di dalam pelukannya.
" kenapa sih kakak pergi ??
kenapa kakak harus sekolah di luar negeri ?
kenapa enggak disini ajah ?
kan disini juga banyak sekolah yang bagus kak 🙁 "
Rizan terkekeh mendengar rengekan manja Safira
" kakak juga enggak mau pergi sayang, tapi kan kakak kemarin terpilih jadi siswa terbaik yang bisa mengikuti beasiswa disana, jadi ya kakak harus pergi. maaf ya udah ninggalin Fira lama lama disini. Fira pasti kangen banget ya sama kakak ?? "
Safira hanya mengangguk dan memeluk erat sang kakak, melepaskan rindunya yang selalu ia tahan selama ini. di tinggalkan sejak kelas 3 sd dan baru bisa bertemu kembali di saat dirinya sudah kelas 10. waktu yang sangat lama bagi Safira harus terpisah selama 7 tahun dari kakak pertamanya yang sangat ia sayangi.
Setelah puas menghabiskan waktunya bersama sang kakak pertamanya itu. Safira pun memutuskan kembali ke kamarnya untuk menyelesaikan tugas sekolahnya.
saat berjalan melewati tangga Safira berpapasan dengan kakak keduanya Adam. Safira hanya melihat Adam sebentar dan melewatinya begitu saja, karena Adam yang memang sangat dingin dan cuek padanya. tapi Safira harus menghentikan langkahnya saat suara Adam menginterupsi di telinganya.
" mau kemana ? "
Safira berbalik menatap Adam yang menatapnya
" ke kamar, mau ngerjain tugas sekolah "
Safira tersenyum tipis, senang kak Adamnya ini bisa sedikit memberikan perhatiannya.
Adam hanya mengangguk lalu melanjutkan kembali langkahnya, meninggalkan Safira yang menatap kepergiannya. Safira yang di tinggalkan begitu saja hanya bisa mendengus kesal dan bersabar, memang sudah biasa dirinya di acuhkan seperti itu. Safira pun berjalan kembali menuju kamarnya.
Di dalam kamar
Safira sangat fokus mengerjakan tugas sekolahnya itu, hingga ia melupakan jam makan malamnya. Safira yang sedang sangat fokus harus menghentikan kegiatannya, saat mendengar pintu kamarnya di ketuk.
Safira pun beranjak dan membukakan pintu kamar. mendapati Adam di balik pintu dengan nampan di kedua tangan kekarnya.
" kau melupakan makan malammu "
Adam menatap datar Safira
Safira membuka lebar pintu kamarnya sembari cengengesan
" masuk kak, temenin Safira belajar yaa "
Adam pun membawa masuk nampan berisikan makan malamnya Safira, meletakkan nampan di meja depan sofa kamar Safira dan duduk disana. Adam kembali menatap Safira yang sudah duduk manis di kursi meja belajarnya.
" Jangan selalu telat makan, bagaimana maag mu tidak kambuh jika kau selalu lupa makan begini ?! "
Safira menoleh dan tersenyum tipis
" nanggung kak, bentar lagi beres. kalo di tunda dulu nanti Safira lupa atau malah malas untuk melanjutkannya lagi "
Adam hanya bisa menghela nafasnya dan menatap datar Safira. adiknya ini memang sangat keras kepala seperti dirinya.
Adam beranjak dan menghampiri Safira yang masih fokus mengerjakan tugas sekolahnya. menatap bagaimana Safira menuliskan setiap rumus matematika itu dan menjawabnya dengan sangat tepat.
* CUP
Adam mengecup pelan pipi kanan Safira
" cepat selesaikan tugasmu dan habiskan makan malamnya. jika kak Rizanmu marah, kakak enggak mau ikut tanggung jawab. "
Adam mengusak pelan kepala Safira lalu pergi meninggalkannya. Safira mematung kaget di tempatnya setelah mendapat kecupan di pipi kanannya itu. memang bukan baru sekali Adam mengecup atau melakukan hal hal romantis lain padanya dirinya tapi sudah sangat lama sejak Adam berperilaku intim dengannya. membuat Safira kembali tidak terbiasa dengan perilaku intim dari kakaknya itu.
ya dirinya kini memang sudah 16 tahun, jadi tidaklah baik jika masih berlaku manja dan sangat intim dengan kedua kakaknya. apalagi Adam dan Rizan juga sudah sama sama dewasa, keduanya sudah berumur 22 tahun lebih sudah menginjak umur matang tentunya. Adam yang sudah 24 tahun dan Rizan yang sudah 26 tahun sangat dewasa bukan ?
Tapi, karena sudah jadi kebiasaan membuat Adam dan Rizan tetap memanjakan Safira dengan sangat special membuat Safira selalu bahagia karena selalu di perhatikan dengan baik memang. meski Adam tidak terlalu memanjakannya seperti Rizan tapi Adam tetap menjadi kakaknya yang terbaik juga.
Selesai mengerjakan tugas sekolahnya, Safira segera merapihkan kembali buku bukunya dan beranjak dari kursi meja belajarnya. duduk di sofa kamarnya dan mulai menyantap makan malamnya yang masih hangat. makan malamnya ini terasa sangat lezat pasti buatan kak Rizan pikirnya.
karena memang masakan Rizan sangat lezat baginya, tapi tak kalah juga dengan masakan Adam ya Adam juga pintar masak hanya bagi Safira karena sudah terlalu lama tidak memakan masakan kakaknya. membuat lidahnya bingung mengenali masakan kakaknya, entahlah masakan kakaknya yang mana tapi makanannya sangatlah lezat.
* tap tap tap
Safira menoleh menatap Rizan yang datang menghampirinya. Rizan duduk di sampingnya menatap Safira yang masih asik menikmati makan malamnya.
" baru makan malam hm ?? "
Rizan mengusap sayang kepala Safira
Safira mengangguk dan menelan makanannya
" ini masakan kakak ? "
Rizan menggelengkan kepalanya
" Adam yang memasak, kakak kan baru pulang. kakak masih capek sayang "
" ouhh "
Safira mengangguk dan kembali menghabiskan makan malamnya. Rizan hanya duduk diam di sampingnya sembari sesekali mengusap kepalanya. menyalurkan kasih sayang yang sangat dalam yang selalu bisa membuat Safira merasa tenang dan nyaman.
Selesai menghabiskan makan malamnya, Safira merapihkan piring kotornya dan meneguk habis minumannya.
" haahh kenyangnya "
Safira tersenyum sangat senang dan menatap Rizan di sampingnya
" sudah kenyang hm ?
sekarang waktunya Fira tidur, udah malam "
Safira mem poutkan bibirnya kesal, ini baru jam 8 malam dan dirinya baru saja selesai makan.
" kak ini masih jam 8, Fira juga baru beres makan tauuu masa iya langsung di suruh tidur ?? "
" hmm alesan, bilang ajah masih mau di temenin kakak "
Rizan mengusak pelan kepala Safira, Safira terkekeh kecil kakaknya yang satu ini memang sangat peka.
" hm gimana kalo kita nonton film bareng bareng ?? sama kak Adam juga ? "
Safira mengangguk dan menatap Adam yang tiba tiba datang dengan membawa cemilan dan minuman ringan.
" loh kak Adam udah tahu ? "
Adam menyimpan makanan ringan dan minuman di meja lalu duduk di samping kiri Safira dan mengangguk.
" kemarin Adam bilang Fira pengen nonton bareng bertiga kaya dulu lagi "
Rizan menatap teduh Safira sambil tersenyum, Safira memekik senang dan memeluk erat Rizan.
" makasih kak, kakak mau nonton bareng Fira padahal kan kakak pasti masih capek baru pulang "
Safira melepas pelukannya dan menatap Rizan, Rizan menggelengkan kepalanya dan menatap lembut Safira.
" iyaa sama sama, enggak kok kakak udah gak cape. kan tadi kakak udah cukup istirahatnya. kan kakak udah ada Fira yang bikin kakak ga capek lagi "
Safira menunduk menyembunyikan rona merah di wajahnya, kakaknya yang satu ini memang pintar gombal juga. tak lama Safira melihat Adam yang sedang menyetel film di layar televisinya.
* bruk
Safira menghambur memeluk Adam
" makasih juga kak Adam, kakak mau ngabulin keinginan Safira. sayang kak Adam banyak banyak sama kaya kak Rizan "
Adam hanya terkekeh dan mengangguk menanggapi ucapan Safira. Safira pun mulai menyamankan dirinya di antara kedua kakaknya. Adam yang sudah menentukan film yang bisa di tonton oleh adiknya pun mulai menyetel film dan memberikan selimut agar Safira tidak masuk angin.
ketiganya pun menonton bersama dengan serunya.
Saat tengah malam, film pun sudah hampir selesai. Safira sudah mulai mengantuk, dirinya sudah hampir hilang kesadaran. Adam yang mengetahuinya memeluk Safira membiarkan Safira tidur di dalam pelukannya. Rizan yang melihat pun segera membereskan bungkus snack dan membuang sampah yang berantakan. mematikan film dan merapihkan kasur untuk Safira.
setelah kasur selesai di rapihkan. Adam dengan perlahan memindahkan Safira ke atas kasur, menyelimutinya dengan lebih hangat dan membuat nyaman posisi tidur Safira.
Rizan datang dengan membawa boneka boba lucu yang berukuran sedang, berwarna ungu kesukaan Safira. Rizan menyelipkan boneka boba di dalam pelukan Safira, Safira yang sudah terlelap pun memeluk erat bonekanya tanpa mau membuka matanya lagi. Rizan dan Adam hanya tersenyum melihat adiknya yang sudah tidur dengan damainya.
Rizan mendekat dan mengusap kembali kepala Safira
" makasih sayang, sudah menjadi adik perempuan yang baik buat kakak. maafin kakak terlalu lama ninggalin Fira, maafin kakak belum bisa memenuhi semua keinginan Fira, belum bisa jadi kakak yang benar benar baik buat Fira. maaf juga kakak harus pergi lagi, Fira baik baik disini ya janji sama kakak jangan nakal. kakak yakin Fira pasti bisa, kakak tau Fira kuat, baik baik tanpa kakak ya sayang. "
Rizan mencium kening Safira dan berlalu pergi setelah menyampaikan pesannya. Adam pun mendekat setelah Rizan pergi.
" apapun yang Safira pikirkan tentang kakak, kakak minta maaf. kakak bukan tidak peduli atau tidak mau tahu tentang Safira, kakak hanya ingin Safira bisa mandiri dan tidak terlalu bergantung. kakak bangga Safira sekarang sudah besar dan mandiri. maafin kakak karena sudah terlihat cuek, kakak sayang Safira. Safira harus bisa lebih kuat lagi sekarang ya, Safira harus belajar rela. kakak yakin Safira pasti bisa. kakak enggak kemana mana kakak ada di hati Safira selalu. sama seperti kak Rizan.
Adam tersenyum dan mencium pipi Safira lalu pergi setelah menginggalkan pesannya. Safira yang sudah tidur memang tidak bisa mendengar apapun lagi, dirinya sudah berada di alam mimpi. tapi hatinya tidak bisa di bohongi, dirinya sudah tahu pasti kakaknya itu akan pergi lagi meninggalkannya tapi Safira tidak mengira bahwa kakaknya tidak akan pernah kembali lagi.
Keesokan harinya
Safira terbangun dari tidurnya, membuka matanya dan menatap bingung boneka boba yang berada di dalam pelukannya. Safira duduk dan menatap sekeliling kamarnya. Kakaknya pasti sudah pergi pikirnya. Safira pun segera turun dari kasurnya menuju kamar mandi untuk memuali aktivitasnya seperti biasa.
Di meja makan
Safira datang dengan ceria seperti biasanya. melihat keluarganya sudah ada di meja makan dirinya hanya tersenyum tipis, dan benar saja di sana hanya ada ada ayah, ibu dan neneknya kedua kakaknya itu tidak ada sama sekali.
" Selamat pagi semua "
Safira duduk di samping ibunya
" kakak udah pergi lagi ya ?
pergi kemana yah ?
kapan pulang ? "
Safira menatap ayahnya, sang ayah hanya mengangguk lalu menggelengkan kepalanya tidak mau memberi tahu Safira kapan kedua kakaknya itu akan kembali. memang kepulangan Rizan kemarin katanya karena ada urusan dan Adam yang akan menemani, urusan apa itu tentu saja Safira tidak tahu yang pasti Safira hanya merasa senang karena Rizan sudah pulang dan tidak akan ia biarkan untuk pergi lagi. Selesai sarapan semua pun mulai beraktivitas seperti biasa.
3 HARI KEMUDIAN
Di hari libur ini Safira mulai merasa bosan, kakaknya ini tidak ada yang memberinya kabar sama sekali. Safira kan ingin pergi bermain dengan kedua kakaknya.
* tap tap tap
Safira menoleh mendapati Ibunya yang sudah berdiri di hadapannya.
" ikut ibu yuk kita belanja bulanan, abis itu makan malam bersama "
Safira mengangguk dan berdiri dari sofa ruang keluarga.
" mbu kapan kakal pulang ? "
" loh ibu ga tahu, ga kasir kabar memangnya ? "
Safira menggelengkan kepalanya, sang Ibu hanya tersenyum dan merangkul sayang Safira.
" udah nanti juga pasti ngasih kabar kok, yuk siap siap "
Di supermarket
Safira yang sedang mendorong troli mengikuti ibunya pun berhenti saat ponselnya terus bergetar memberikan notifikasi
IN CHAT
^ Sayang gimana kabarnya ?
kangen ya sama kakak ? " ^
^ sabar ya kakak udah di jalan kok, mau pulang ^
^ Fira tungguin kakak ya, jangan lupa makan siang dulu. kalo kakak belum pulang makan saja duluan ya sayang, jangan telat makan ^
Kak Rizan
Safira yang mendapat pesan dari Rizan sangat bahagia dan bersyukur. akhirnya kakaknya akan pulang juga.
" mbuu ayao udah belum ??
ini kakak kasih kabar katanya udah mau pulang, udah di jalan "
" belum sayang, sebentar lagi ya "
Safira pun bersabar menunggu ibunya selesai berbelanja.
Sesampainya di rumah Safira langsung memasak untuk makan siang kedua kakaknya itu. selesai memasak Safira langsung mengganti pakaiannya dengan yang baru agar tidak bau masakan. Safira pun menunggu kakakknya di ruang tamu.
Jam 3 sore
Safira mulai kesal menunggu kakaknya, sudah jam 3 dan kakaknya masih belum pulang juga. jam makan siang tentu saja sudah lewat.
* tap tap tap
Safira menoleh berharap kakaknya yang akan datang, ternyata ibunya dan datang tergesa gesa.
" sayang ayo, kakak sudah pulang "
Safira mengernyit bingung
ibunya menarik tangannya dan membawanya pergi menggunakan mobil. bukankah jika kakaknya sudah pulang Safira tidak perlu pergi ?
mengapa dirinya malah di bawa pergi, sedangkan kakaknya akan pulang ke rumah.
" mbu mau kemana ?
katanya kakak udah pulang ?
kok malah pergi ? "
Sang ibu hanya terdiam tidak mau memberi tahukan apapun, Safira khawatir dan mulai menghbungi kakaknya. tapi tidak ada yang menjawab teleponnya sama sekali.
( Kak, kakak pulang kan ?? kakak enggak pergi kan ? kakak enggak-- )
Safira menunduk dan berdoa, meminta tuhan mempertemukannya dengan kakaknya. memohon agar kakaknya tidak dulu di ambil, dirinya tidak akan sanggup jika harus menghadapi kenyataan jika benar kedua kakaknya di ambil darinya. karena kedua kakaknya adalah alasan mengapa ia masih bertahan dan selalu bahagia selama ini. jika kedua kakaknya di ambil bagaimana dengan dirinya nanti ?
RUMAH SAKIT
Safira menatap takut bangunan rumah sakit di hadapannya. Safira hanya bisa berharap kakaknya baik baik saja dan masih bisa bertemu dengan dirinya meski sebentar. tak apa setidaknya jangan harus melihat kedua kakaknya sudah menutup matanya. Safira tidak akan sanggup.
langkahnya perlahan mulai melemah, dirinya tidak sanggup lagi melangkah. mengapa dirinya di bawa ke ruang jenazah ?
bukan ini yang Safira harapkan, bukan ini yang Safira inginkan. mengapa ?
mengapa takdir harus membawa pergi kakaknya ?
mengapa harus keduanya ?
tidak bisakah takdir memberinya kesempatan ?
tidak bisakah Safira meminta salah satu kakaknya tetap tinggal ?
tidak adakah hal yang bisa Safira lakukan agar kakaknya tetap bisa di sisinya ?
mengapa takdir begitu kejamnya. apa dirinya sudah sangat bersalah ?
apa dirinya sudah sangat berdosa ?
hingga kedua kakaknya tidak mau bertemu dulu dengannya walau sekejap ?
apa tuah tidak menyanginnya dan sangat menyayangi kedua kakaknya ?
hingga mengambil kedua kakaknya darinya tanpa memberi tahukan apapun ?
" mengapa ? "
Safira menangis histeris hingga jatuh pingsan, dirinya terlaku shock hingga tidak mampu menerima semuanya.
FLASBACK OFF
Setelah kejadian itu aku mengalami depresi berat hingga lupa ingatan, ayah yang tidak mau aku terpuruk lagi menghapus semua jejak peninggalan kakak tanpa tahu boneka boba di kamarku adalah peninggalan kakak. aku yang akhirnya tersadar dan bisa pulih kembali.akhirnya bisa pulang setelah di rawat.
saat aku memasuki kamar, bayangan kami bertiga saat meonton film bersama terlintas di benakku. Dan saat aku melihat boneka boba di atas kasurku. aku dapat mengingat semuanya kembali, bahkan aku dapat mengingat pesan kak Rizan dan kak Adam di malam mereka meninggalkanku.
terpukul aku setelah mengingat semuanya kembali, hatiku hancur lebur, aku kehilangan sandaranku, kehilangan hatiku, rumahku, jiwaku, napasku, aku kehilangan semuanya.
terimakasih kakak terbaikku karena sudah memberikan banyak hal dalam hidupku, kakak mengajariku banyak sekali hal yang tidak pernah bisa aku dapatkan dari sekolah dan kedua orang tuaku. kakak adalah segalanya bagiku karena kakak selalu bisa mengerti diriku, dan selalu sabar menghadapi aku, tahu bagaimana cara mengatasi diriku yang keras dan cengeng ini.
kakakku yang terbaik
Penyesalan adalah hal yang kamu rindukan yang sudah tidak bisa kamu gapai kembali. meskipun kamu sangat menginginkannya waktu tidak akan mau berputar kembali hanya untuk semua air mata penyesalanmu. bahkan dengan teganya waktu terus berjalan tanpa tahu hatimu hancur lebur berkali kali di setiap saat. ingin waktu berhenti sebentar tapi tidak bisa. bahkan kamu tidak bisa mendapatkan apapun meski sudah banyak meneteskan air mata penyesalan.
Penyesalanku adalah ketika aku tidak tahu apapun soal kedua kakakku. kakakku yang selalu terlihat baik baik saja di mataku ternyata selalu memendam semua lukanya sendirian.
mereka selalu mampu membuatku bertahan ketika aku sudah tidak bisa lagi bertahan.
mereka selalu bisa memberi tahuku ketika aku sudah sangat keras dan tidak bisa di beri tahu.
kakak selalu ada untukku ketika aku tidak peduli dengan diriku sendiri
kakak selalu bisa mengobati lukaku ketika aku tidak peduli dengan rasa sakit yang aku rasakan. tanpa tahu kakakku juga menyimpan rasa sakitnya sendirian.
seperti kak Adam yang aku kira selalu cuek dan tidak mau peduli denganku, ternyata aku salah. aku salah menilainya. kakak bukan tidak mau peduli, kakak hanya mau aku belajar mandiri, karena tahu suatu hari nanti aku harus bisa mandiri sendiri tanpa siapapun di sisiku. tapi aku kesal dengannya.
kak Adam selalu menahan semuanya sendirian dan berlaku baik baik saja di hadapanku padahal dirinya hancur karena selalu di marahi nenek, selalu di acuhkan oleh ibu dan ayah. tapi kak Adam selalu terlihat baik baik saja tanpa mau memberi tahukan apapun padaku atau berbagi rasa sakitnya padaku.
di saat dirinya harus mengobati lukanya, kak Adam malah memperhatikanku dan mengobati lukaku. ya saat aku akan bunuh diri di kelas 4 sd. kak Adam datang menguatkanku dan mengobati semua rasa sakit dan lelahku. kami memang sama sama tidak terlalu di perhatikan karena itu aku juga malah acuh pada kak Adam, aku bersikap seolah kak Adam tidak mau tahu apapun tentangku. padahal selama ini kak Adam selalu memberikan perhatiannya padaku. tapi aku tidak mau menyadarinya.
Dan kak Rizan yang mempertahankan hidupnya di luar negeri bukan melanjutkan pendidikannya. kak Rizan berjuang demi bisa melihatku, membahagiakan aku, menghibur aku, sebelum matanya menutup untuk selama lamanya.
Aku harus kuat, aku harus bisa berjuang seperti kak Adam yang tetap bertahan meski dirinya selalu hancur, aku harus berjuang melanjutkan hidupku seperti kak Rizan yang bertahan memperjuangkan hidupnya untukku.
Terimakasih kak, aku janji akan selalu bertahan dan tidak akan pernah menyerah. maaf karena Safira tidak bisa membalas semua pengorbanan kakak, bahkan Safira tidak bisa meminta maaf karena telah salah menilai kak Adam.
Terimakasih kak Rizan selalu tersenyun dan sudah mau berjuang mempertahankan hidup kakak untuk bisa kembali pulang dan menemui Fira. maaf Fira enggak tahu apa apa dan ga bisa jaga kak Adam.
SELESAI
TERIMAKASIH DAN SEMOGA SUKA, mohon dukungannya selalu.
bye bye