BAB 1
aku mungkin orang yang aneh, aku menangis bukan karena hilang sesuatu misalnya hp, atau yang lainnya.
tapi malah aku menangis hanya karna aku membaca cerita dari, hemm misalanya novel, komik, chat story' dan yg lainnya.
aku seperti sudah kehabisan air mata, mungkin juga karna masa lalu yang membuatku kuat dengan keadaan dunia yang kejam ini. tapi pada saat membaca cerita tentang kehidupan yang di jalani, baik di keluarga, lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, yang menghinanya, membully, dan sebagainya. aku akan menangis dalam diam.
terkadang aku kasian kepada tokoh tersebut, tapi apalah daya aku hanya bisa membaca, dan mengasihani dia dari sini.
tapi pada saat tokoh bahagia aku juga bahagia bahkan aku bisa tertawa lepas, dari pada dengan keluarga ku. terkadang juga aku iri pada tokoh utamanya dia salah tapi masih ada yg sayang sama dia apa lagi dia baik.
tokoh utama maupun dia memerankan tokoh antagonis maupun protagonis dan yang lainnya tetap menjadi idola tetap setuju apa yang di lakukan oleh pemeran utama.
aku sungguh iri dengannya terkadang aku juga mau hidup sepertinya tapi apalah daya aku hanya seorang pembaca. tak bisa menyaingi nya.
tapi bila aku benar-benar menjadi dia mungkin aku tidak sanggup dengan kehidupan nya yang kejam. pasti aku akan mati pas pertama menjadi pemeran utama. mungkin orang yang udh hidup lama pun belum juga tentu bisa menjalankan kehidupan yang di jalani oleh pemeran utama.
aku benar benar iri pada tokoh pemeran utama dia memiliki segalanya sahabat, walau dia tidak dipedulikan oleh keluarganya yang bodoh tapi aku tau mereka akan menyesalinya.
tapi sedang aku tidak memiliki sahabat, aku pernah menganggap seorang tersebut sebagai sahabat tapi dia menghiatiku. mulai dari situ aku sudah tidak percaya dengan hubungan apa pun lagi.
tapi aku tetap menjalani kehidupan yang sungguh kejam ini.
aku hanya berteman tidak lebih karena aku masih takut dengan hubungan persahabatan. tapi ber teman pun tidak berlebihan atau terlalu dekat dengan Meraka. aku sekarang seorang penyendiri yang dulu sukanya bermain dengan senang dan sukarela sekarang keluar rumah pun malas.dulu takut dengan kegelapan bahkan saat tidur dan tiba tiba mati lampu aku akan menangis seperti anak kecil. Sekarang aku lebih suka gelap bahkan warna kesukaan pun hitam. dulu ceria sekarang pendiam seperti mayat hidup, bahkan kata teman sekelas pun aku pendiam kurang bergaul dan tidak asik.
karna mereka tidak mengenalku aku juga ingin sekali seperti meraka tapi aku gak bisa, dengan penuh tekanan yang ada dalam diri ini, aku juga gak ingin hidup seperti ini tapi aku juga gak bisa keluar dari sini. aku benar benar terjebak di dunia ku sendiri tanpa adanya dunia luar yang luas.
aku gak bisa keluar dengan sendirinya aku juga takut dengan dunia luar. takuk kecewa dengan sesuatu yang belum pasti.
aku juga ingin punya Abang bukan kakak atau adik laki-laki aku seperti sendiri selalu dibanding bandingkan dengan orang lain maupun kelompok walau niatnya untuk memotivasi agar lebih baik, tapi aku tidak menerima nya dan aku menjadi orang yang menyendiri.
aku selalu memendamnya sendiri apapun yang terjadi atau masalah yang datang. saat saya sedang sakit, aku mengurus diri sendiri bahkan masih bersihkan rumah. sedangkan kakak atau adik tidak, ya walaupun sama-sama kenak marah, tapi tetap di urusin. hati ku sakit aku benar benar iri sampai sampai aku lupa tentang diri sendiri (wujud asliku bagaimana?) karna terus mengikuti jalan kakak ku sampai lupa apa tujuan dan cita-cita ku. sebenarnya ya juga karna ditentang oleh keluarga.
hanya gara gara itu aku sampai lupa melepas topeng dan akhirnya malah semakin banyak topeng yang ada dalam diri ku. dan aku sampai lupa jati diri ku sendiri, dan yang sebenarnya. mana yang asli dan palsu, ya karna semua yang kutunjukkan ke semua orang termasuk keluarga bahkan teman sekelas itu semua benar benar palsu dan itu semua hanya topeng yang sekarang makin tebal saja. (makin berat)
aku hanya berpikir untuk pergi dari dunia ini. aku sudah tidak sanggup lagi dengan kehidupan ku. aku sempat berpikir untuk bunuh diri, tapi aku takut jika itu sakit. aneh bukan?
oh ya aku lupa, dulu di ulang tahun yang ke - 12 ( dua belas ) tidak ada dari keluarga bahkan Ibu kandungku sendiri yang melahirkan lupa bahwa anaknya sedang berulang tahun. aku menangis bukan karena tidak dapat hadiah ulang tahun ku
tapi karena tidak ada kata ucapan selamat ulang tahun atau selamat hari lahir sayang.
aku sangat mengingat jelas tentang itu yang mengucapkan hanya 2 orang saja. memang aku lupa pada awalnya tapi akhirnya aku ingat pada saat mereka mengucapkan selamat ulang tahun, dan aku sangat sangat senang dan bahagia.
tapi sampai rumah aku sudah berhadap akan di ucapkan selamat ulang tahun dan terus menunggu hingga malam hari. dan akhirnya aku kecewa dan sangat sedih. aku terus menerus menangis tapi dalam diam. hati ku kacau berantakan. benar benar sedih rasanya.
selang beberapa hari ayah ku mengingatnya karna lagi lihat kalendar yang sudah mendekati hari ulang tahun kakak ku yang hanya berjarak 4 hari saja. dia berkata "ternyata ulang tahun mu, kenapa tidak bilang, mau hadiah apa?" dan aku tersenyum sambil berkata "tidak ingin apa apa" sebenarnya hati ku sakit dan hancur berkeping keping tapi aku menahannya.
biasanya saat malam aku dilarang buat keluar apa lagi cuman untuk main main. jadi lama lama kebiasaan dirumah, kamar, dan menyendiri. merenungin sesuatu yang tidak pasti.
selalu merasa sendiri tapi nyatanya aku yang menutup diri. tapi aku tetap suka dengan ini lebih tenang dan nyaman, walau terkadang masih merasa iri aja lihat orang orang bahagia bersama sahabat sahabatnya atau teman temannya. lucu juga jika di pikirkan.☺️☺️☺️