Mencintai seseorang dalam diam terkadang terasa berat.Kita pun sering bertanya-tanya dalam hati,apakah dia memikirkanku?apakah dia juga punya perasaan terhadapku?.
Dan seringkali pemikiran seperti itu membuat kita gelisah dan tak karuan.Salah tingkah saat berhadapan dengan dia itu sudah pasti.
Lalu agar semuanya menjadi jelas,maka hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan cara mengungkapkan isi hati.
***
Bel tanda istirahat telah berbunyi,seluruh penghuni kelas menghela napas lega.Guru yang sedang menerangkan di depan kelas pun menghentikan aktivitasnya saat mendengar bunyi bel tersebut.
Setelah mengucapkan salam guru tersebut pun melangkah keluara kelas.Kini suasana kelas berubah menjadi gaduh,ada yang bergegas pergi ke kantin dan ada juga yang pergi ke toilet.
Aku tidak terlalu menghiraukan suasana sekitar,dengan santai aku merapikan buku dan memasukkan kedalam tas.
Setelah semua beres aku mengedarkan pandangan kesudut kelas,tepatnya ke bangku yang terletak paling sudut.Disana duduk seorang cowok yang menjadi idola seluruh cewek di sekolahku.
Selain tampan,dia juga salah satu siswa yang berprestasi.
Aku sudah menyukai dia sejak kelas X,dan sekarang aku sudah kelas tiga itu berarti sudah dua tahun lebih aku menyukai cowok tersebut.
"Kris,kamu gak ke kantin?"
Aku terlonjak kaget,tanpa sadar ternyata sedari tadi aku melamun.
"Gak Vin,aku lagi males ".Sahutku pada Vina yang duduk disebelahku.
"Oh ya,kamu udah denger kabar belum ?"Tanya Vina lagi.
Aku pun menggeleng sambil menatap Vina.
"Katanya Bryan dapat beasiswa kuliah ke universitas Oxford,keren yah,padahal ujian aja belum "Ujar Vina setelah menoleh Bryan sekilas yang kini tengah ngobrol dengan beberapa temannya.
Mendengar perkataan Vina aku pun tertegun.Ya,cowok yang aku sukai itu bernama Bryan.
Dan mendengar kabar yang disampaikan oleh Vina membuat perasaanku tidak karuan,tiba-tiba ada perasaan minder muncul dalam diriku.Otakku tidak secerdas dia,aku juga bukan berasal dari keluarga kaya seperti dia.
Apa yang harus aku lakukan dengan perasaanku ini?.
Mencintai Bryan dalam diam selama hampir tiga tahun bukanlah hal yang mudah.Bukan berarti aku dan dia tidak pernah berbicara,selama ini aku cukup sering satu kelompok dengan dia saat ada tugas dari guru,dan hal itulah yang membuat perasaanku terhadap dia semakin dalam.
Dia juga memperlakukan semua teman-teman sekelasnya termasuk aku dengan baik.Dia tidak sombong walaupun pintar dan berasal dari keluarga kaya.Dia juga tidak segan-segan menolong orang lain yang membutuhkan bantuannya.Pernah seorang adik kelas nembak dia dihadapan semua teman-teman sekelas,dia pun menolak cewek tersebut dengan sopan.Sungguh Bryan adalah sosok pria idaman yang berhati lembut.
Dan aku yang tidak punya kelebihan apa-apa,dengan bodohnya berani jatuh cinta pada dirinya.
👩🎓👩🎓👩🎓👩🎓👩🎓
Hari ini adalah pengumuman kelulusan bagi siswa kelas tiga yang telah mengikuti serangkaian ujian.
Aku dan yang lainnya telah duduk dengan rapi di dalam aula.Berkali-kali aku mencuri pandang kearah Bryan,entah kenapa hari ini dia berkali-kali lipat terlihat lebih tampan.
Akupun menghela napas pelan mengingat perpisahan yang semakin dekat,dan dia samasekali belum tahu isi hatiku.
Terlihat kepala sekolah tengah memberi sambutan,kemudian setelah sambutannya berakhir maka diumumkanlah bahwa siswa kelas tiga lulus seratus persen.Terlihat raut lega di seluruh wajah teman-temanku.
Lalu tibalah pengumuman untuk peraih nilai ujian tertinggi,dan seperti yang diperkirakan bahwa yang mendapatkan itu semua adalah Bryan.
Dengan tersenyum dia naik keatas podium dan disambut dengan tepuk tangan yang meriah oleh seluruh penghuni aula.
Aku pun ikut gembira dan terus menatap Bryan diatas podium,aku berharap agar selalu bisa mengingat senyumnya hari ini.
Satu persatu siswa kelas tiga meninggalkan aula, setelah bersalaman dengan guru dan seluruh staff sekolah.Dan tidak ketinggalan juga banyak dari mereka yang berfoto-foto untuk membuat kenang-kenangan.Untuk yang cewek-cewek banyak juga yang ingin berfoto dengan Bryan,dan cowok itu samasekali tak keberatan dengan permintaan para fansnya.
Aku masih berdiri di dekat pintu keluar aula,karena aku menunggu seseorang.Sedangkan teman-teman yang lain sudah ada yang pulang duluan.
Tak lama kemudian munculah orang yang aku tunggu,tapi sepertinya dia tengah berbicara serius dengan kepala sekolah sambil berjalan beriringan menuju kantor.
"Kristal,kamu gak pulang?"
Seorang guru yang kebetulan lewat di depanku bsrtanya.
"Iya Bu,sebentar lagi saya pulang " Jawabku sambil mengangguk sopan.
Setelah guru tersebut berlalu aku pun melangkah perlahan dengan perasaan bimbang meninggalkan aula.
Padahal aku ingin berbicara dengan Bryan,mungkin untuk terakhir kalinya.
Akhirnya setelah menimbang-nimbang dalam hati,aku pun memutuskan untuk menunggu Bryan di depan kantor.
Aku pun duduk di sebuah bangku yang ada disana,sambil menunggu dia yang sepertinya ada urusan aku pun memainkan ponsel.
Hingga sebuah suara mengejutkanku.
"Kristal ?".
Aku pun menoleh,lalu tersenyum kikuk.
"Eh,Bryan,,,udah selesai?" Tanyaku sambil memasukkan ponsel ke dalam tas.
"Udah,kamu ngapain disini?kok gak pulang?".Tanya Bryan sambil berjalan menggampiriku,kemudian duduk disebelahku.
Melihat Bryan duduk disebelahku membuat jantungku berdetak tak karuan,tapi aku berusaha untuk terlihat tenang.
"Ah,aku hanya pengen aja duduk disini,rasanya waktu berlalu dengan cepat,seperti baru kemarin aku daftar sekolah disini,tau-tau udah lulus aja" Ujarku sambil menerawang.
"Iya,aku juga ngerasanya gitu,berat hati ngelepas seragam abu-abu ini tapi mau gimana lagi,apapun itu bukankah kita harus tetap melangkah kedepan".
Aku pun mengiyakan perkataan Bryan.
"Btw,kamu beneran mau kuliah di Oxford?"Tanyaku sambil menoleh kearah Bryan,duduk sedekat ini membuat aku bisa mencium aroma tubuhnya yang maskulin.
"Iya,papa sama mama aku nyuruh kuliah disana,dan kebetulan aku juga dapat beasiswa "Jawab Bryan "Kamu sendiri gimana?"
"Em,,aku belum tahu,hehe".Jawabku sambil nyengir.Ah,memalukan banget.Aku seperti tidak mempunyai masa depan.
"Pikirkan saja dulu baik-baik,aku tahu sebenarnya otakmu cerdas Kris,cuma ya itu kamu males mikir " Komentar Bryan sambil tersenyum.
Ya,senyum yang mampu membuat hati wanita manapun meleleh.
Tuhan,apakah ini saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku sama Bryan?tapi kalau gak sekarang kapan lagi?.Batinku saat ini sedang tidak karuan.
"Bryan,,"
Setelah mengumpulkan segenap keberanian,aku pun memutuskan untuk mengatakannya.
Bryan menoleh kearahku "Ada apa?"
"Aku mau bilang sesuatu sama kamu,karena aku merasa ini kesempatan terakhirku "
Dengan memberanikan diri aku menatapnya,kemudian aku melanjutkan perkataanku "Bryan,,aku mencintaimu "
Kulihat Bryan sedikit terkejut,tapi dengan cepat dia kembali tenang dan kini malah mengulas senyum tipis.Melihat hal itu keberanianku pun timbul kembali.
"Aku tahu,kalo aku gak pantes bilang kayak gini,tapi kamu gak usah merasa terbebani,kamu juga gak harus menerima perasaanku,dan sekarang aku sudah mengatakan apa yang aku rasakan selama ini,jadi sekarang aku merasa lega "
Aku pun tersenyum sambil menatap Bryan yang kini pandangannya lurus kedepan.
Dengan perasaan lega aku bangkit,lalu melangkah pergi meninggalkan Bryan yang masih duduk mematung.
Yaa,,aku memang tidak membutuhkan jawaban apapun dari Bryan,aku mengungkapkan hal itu hanya agar dia tahu.
Cinta tak selamanya harus terbalaskan.
Jangan biarkan cinta menyakitimu,karena cinta itu indah,suci,damai.
Rasa cinta itu anugrah,dan aku bahagia mencintai seseorang.
END,,,,
💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘
Terimakasih telah mampir kesini...
Semoga kalian selalu dalam keadaan Sehat,Rukun,Damai dan Sejahtera 💝💝