Rixel sedikit mengernyit bingung dengan nama perempuan yang akan dinikahinya. Tapi, jabatan tangan itu sudah tersulur dan kini saling menggenggam erat.
"Saya terima nikah dan kawin Xerafhazha Irawan binti Haji Irawan almarhum dengan mas kawin emas murni 24 karat satu kilo dan seperangkat berlian dibayar, tunai!"
"Bagaimana para saksi. Sah?" tanya penghulu.
"Sah!" teriak para saksi menjawab.
"Alhamdulillah!"
Lalu terdengar doa dari penghulu untuk kesejahteraan pengantin baru.
Sebenarnya Dodo, lelaki yang harusnya menjadi mertua Rixel, cukup terkejut dengan mahar yang bernilai fantastis.
Sebenarnya pria yang kini tengah menunggu pengantin perempuannya itu, seharusnya menikahi anak gadisnya.
Sayang. Rixel yang tadinya mengaku pekerja ojek online. Langsung ditolak keras oleh Arina, putrinya yang manja.
"Pah ... itu maharnya beneran emas murni satu kilo?" tanya Saedah, istri Dodo.
"Palingan emas palsu, Mah. Papah kan tahu Icel itu pria miskin," jawab Dodo dengan senyum mengejek.
"Trus itu perhiasan berlian juga bo'ong dong, Pah?" tanya sang istri lagi.
"Pastinya," jawab Dodo ketar-ketir.
Pengantin perempuan datang dengan balutan hijab dan gamis berbahan brokat. Wajahnya sangat cantik tertunduk dengan semburat merah di pipi. Rixel terpana dibuatnya. Walau tubuhnya rada montok, pikir pria yang resmi melepas masa lajangnya barusan.
Xerafhazha atau biasa dipanggil Azha itu mencium punggung tangan suaminya dengan takzim. Sedang Rixel Utama Putra Barata mencium lembut kening istrinya.
Tiba-tiba rombongan pembawa seserahan datang. Baik Dodo dan istrinya makin kejet-kejet nggak karuan melihat barang-barang yang diantarkan.
Barang-barang mewah dari branded ternama. Bahkan pakaian orang tua Rixel juga sangat mewah.
"Ini tidak mungkin!" Teriak Arina. "Icel itu pria miskin. Kerjanya hanya tukang ojek online! Makanya Papah saya menukar pengantinnya dengan anak babu di rumah kami! Karena saya tidak Sudi menikahi pria miskin kek dia!"
"Maaf Nona. Ojek online itu pekerjaan tuan muda ketika menyamar mencari istri. Padahal beliau juga mau dinikahi dengan anak perempuan Tuan Dodo, karena utang budi. Tapi, pak Dodo sepertinya enggan bermenantu orang miskin seperti Tuan Muda kami dan langsung mengatakan agar Tuan Muda kami tidak usah membayar utang budi dengan menerima pertukaran pengantin pada Tuan Besar kami!" Penjelasan panjang lebar dari asisten pribadinya ayah dari Rixel.
Arina langsung menangis meraung meninggalkan pesta akad. Bu Saedah sesak napas. Sedang Dodo juga lemas. Keduanya menyesal dengan semuanya.
end