PLAK!
Miselia menyentuh pipinya yang ditampar, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan dengan linglung.
"Kamu benar-benar anak tidak tahu terima kasih!"
Miselia melihat sosok wanita anggun berdiri di belakang, wanita itu dia mengenalnya- ibu dari kehidupan pertama? Itu berarti saat ini dirinya reinkarnasi?
"Lady Miselia, saat ini keluarga duke sudah mengusir dan mengeluarkan anda secara resmi dari daftar keluarga, raja pun juga sudah mengeluarkan surat resmi. Karena itu dengan disaksikan banyak tamu undangan, memutuskan hubungan pertunangan kita!"
Miselia tertawa kecil begitu mendengar pernyataan (mantan) tunangan yang tidak tahu malu, memeluk putri seorang baron.
Helena, sang putri. Yang merupakan sahabat baik Miselia ikut tertawa di atas singgasana.
"Apakah kamu tidak tahu malu?" tanya Miselia lalu melirik putri baron itu, dia ingat sekarang. Selingkuhan (mantan) tunangannya adalah saudara sepupu dari pihak ibu, alias anak dari adik ibunya.
"Kamu yang tidak tahu malu! Ceciliaku adalah wanita cantik meskipun hanya putri baron! Dia juga sepupu kamu, tapi aku melihat kamu mendorongnya dengan sengaja lalu teman-teman kamu mengucilkannya."
Ah, pantas saja ibu Miselia menjadi murka dan berwarna merah sekarang. Ternyata mendengar keponakan kesayangannya disentuh, otomatis tidak terima. Rupanya meskipun sudah menjadi istri duke, sifat insecurenya masih ada. Yah meskipun pelakunya adalah putri sendiri.
"Ibu, apakah ibu tidak ingin membela darah daging ibu?" tanya Miselia sambil membuka kipas di depan bibir. "Kenapa ibu marah kepadaku?"
"Miselia, kali ini kamu sudah keterlaluan. Hanya karena Cecilia, sepupu kamu merupakan putri baron jadinya menindas orang seenaknya. Ibu hanya ingin membela keadilan meskipun anak ibu pelakunya."
"Ha- berarti ibu ingin bersikap sebagai istri perdana menteri ya?"
"Miselia, minta maaflah ke sepupumu." Tegur duchess.
Kamila bersimpati dan memeluk Cecilia yang ketakutan di belakang putra kedua count. "Kakak, ibu dan ratu sudah berusaha keras memberlakukan peraturan mengenai kelas sosial, kenapa kakak malah memimpin para lady untuk menyiksa sepupu?"
Sontak para tamu undangan menatap tajam Miselia dan mengejek sifat kejamnya itu.
Sean, anak sulung perdana menteri. Mencoba menjadi penengah menggantikan ayahnya yang berdiri di bawah tangga singgasana keluarga kerajaan. "Miselia, kami semua melihat kamu mendorong lady Cecilia."
Bahkan kakak pertama yang diharapkan membela Miselia malah memilih bela kedua pasangan perselingkuhan itu. Jika Miselia yang dulu akan menerima hujatan mereka semua dan melontarkan kalimat kejam tanpa pandang bulu dan tidak disaring- karena saat ini sudah mengingat kehidupan kedua saat di Indonesia, Miselia mulai memakai otaknya.
Dan sekarang adalah kehidupan pertama yang diingatnya saat sang (mantan) tunangan menghujat Miselia di masa lalu. Membuatnya dikucilkan oleh masyarakat kalangan atas dan dibenci kalangan bawah, otomatis namanya semakin memburuk dan dikenal sebagai si jahat sepanjang hidupnya.
Nilai pernikahannya pun otomatis merosot tajam dan terpaksa menjadi selir istri putra kedua count, karena waktu itu Miselia memiliki harga diri tinggi, akhirnya duke dan duchess menyuap keluarga count supaya menerima Miselia sebagai istri. Hal ini tentu saja menjadi lelucon di kalangan bangsawan.
Miselia tidak mau kejadian itu terulang dan membalas semua perilaku mereka. "Pertama, nona Cecilia terhormat- apakah anda melihat gelang di tangan ini?"
Miselia mengangkat tangan kirinya yang putih dan kurus, raut wajah Cecilia memucat.
"A- aku-"
"Jika kalian perhatikan lebih jelas, rantai gelang ini hampir lepas- kenapa ya kira-kira?"
"Ma- maaf," isak Cecilia ketakutan. "Sa- saya waktu terjatuh tidak sengaja memegang gelang lady, saya tidak menyadarinya- tapi begitu lady menjelaskan- saya jadi mengerti."
Putra kedua Count menenangkan Cecilia. "Tidak, ini bukan salah kamu. Kamu hanya tidak sengaja menyentuh gelangnya saat didorong!"
Miselia menatap jijik mereka. "Hanya karena aku bukan bagian dari keluarga Ornella secara hukum, bukan berarti aku bukan anak kandung perdana menteri."
Para tamu undangan yang sedari tadi menghujat dan menggosipi Miselia, sontak terdiam.
"Aku masih bagian dari keluarga Ornella."
"Kamu bukan bagian dari keluarga Ornella!" jerit duchess.
Duke menatap marah istrinya. "DUCHESS!"
Duchess menatap marah duke. "Aku hanya ingin mendidik anak tidak tahu diri ini, dia sudah menghina dan menginjak keluarga ibunya sendiri!"
Miselia menatap malas duchess lalu beralih ke keluarga kerajaan yang menikmati drama ini.
"Minta maaf atau-"
"Atau apa?" tantang Miselia.
"Atau kamu tidak bisa pulang ke rumah dan kami tidak akan memberikan uang sepe-"
Miselia tertawa angkuh ketika mendengar ancaman ibunya sendiri. "Seorang ibu yang lebih memilih harga diri keluarga sendiri daripada anaknya? Rupanya perdana menteri sudah pintar mendidik sang istri."
Miselia balik badan, meninggalkan hall. Helena bergegas menuruni tangga singgasana dan menyusul Miselia.
Para tamu undangan tercengang melihat perilaku putri yang terkenal tidak suka bergaul.
--------
Beberapa hari kemudian, gosip menyebar dengan cepat. Miselia sang wanita jahat dari keluarga Ornella telah melakukan keributan di malam pesta dan dipermalukan oleh tunangan dan keluarganya sendiri.
Rakyat yang mendengar pun ikut menghujat Miselia.
Sementara yang dihujat menatap gedung satu tingkat yang baru dibelinya dengan puas. Benar, dibeli. Bukan sewa, Miselia memutuskan membangun usaha konsultan dan mendapatkan uang lebih banyak.
Penyihr cantik mengeluh di belakang Miselia. "Apakah tidak cukup dengan membuat alat?"
Miselia tersenyum dan balik badan. "Ide itu sangat mahal harganya- dari ide tercipta suatu barang dan disini aku menjual ide itu."
"Dan bagaimana jika ide itu gagal?"
Miselia tertawa sambil menunjuk pangeran mahkota dan Enrique, sahabat pangeran mahkota yang bertugas mendorong kursi roda sang pangeran. "Ada mereka berdua sekaligus pendeteksi kebohongan, Helena."
"Lalu bagaimana dengan identitas?"
"Tenang saja, apa gunanya ketua menara penyihir berada disini? Aku meminta bantuan kamu untuk membuat alat merubah penampilan." Miselia bangga dengan idenya.
Pangeran mahkota tersenyum. "Istana sedang mengalami krisis keuangan karena sering berperang dan ada bencana di beberapa tempat, siapa tahu aku bisa membantu."
Helena mengangkat tangannya dengan antusias. "Aku juga!"
Penyihir cantik tidak bisa membantah, para bawahannya sudah semakin sibuk dan bisa menghasilkan uang cukup. Begitu tahu lady Miselia sedang kesulitan, semua merayu sang ketua supaya membantu lady yang sudah membantu kehidupan mereka dengan ide-ide brilian.
Miselia puas melihat tim mereka dan bertanya. "Kira-kira klien pertama kita siapa ya?"
Semua orang pun tidak sabar menunggu.
Tidak butuh lama, usaha utama Miselia untuk membuka jasa konsultan menarik ketua asosiasi pedagang, tim Miselia pun tidak perlu repot-repot menutup identitas karena Kurth mengenal baik mereka. Yang membuat mereka terpana adalah tumpukan emas di atas meja, tumpukan bahkan menutup meja.
Helena dan penyihir cantik menatap takjub kumpulan emas itu. Miselia sudah menjalani kehidupan kedua di Indonesia jadi tidak begitu tertarik dengan tumpukan emas, Ezard memang suka mengumpulkan harta karun tapi dia bukan keturunan naga yang serakah, Enrique hanya berminat pada permintaan Kurth.
"Saya tahu anda di balik ide-ide brilian, mengalahkan perdana menteri. Karena itu, saya ingin meminta tolong. Jika anda berhasil melakukannya maka emas-emas ini menjadi milik anda."
Miselia ingin menolak karena terlalu malas tapi Ezard buru-buru menyetujuinya.
Kurth berdehem. "Seprtinya yang anda ketahui, saat ini di luar ibukota sedang mengalami musibah kekeringan besar, para penyihir pun tidak mampu mengatasi dan mendatangkan hujan. Karena itu rakyat menjadi terpancing untuk membuat persembahan."
"Persembahan?" tanya Helena yang terkejut.
"Ya, persembahan di setiap wilayah berbeda tapi intinya sama yaitu manusia. Ada yang mengorbankan perempuan perawan, anak kecil belum dewasa atau bayi yang baru lahir." Kurth mengangguk. "Kami para pedagang melihat kekejaman itu dan setuju melapor ke raja, tidak ada tanggapan."
Ezard menghela napas panjang. "Karena banyaknya laporan masuk, perdana menteri dan ayah pasti sibuk membaca dokumen satu persatu. Mungkin tertimpa."
Kurth mengangguk mengerti. "Semua pasti minta diprioritaskan. Lady, begitu salah satu pedagang mendengar anda membuka usaha konsultan ini- kami sepakat mengumpulkan dana untuk menghentikan praktik ini."
Semua orang menatap Miselia penuh harapan, Miselia sendiri tidak tahu harus menjawab apa.
"Berikan saya waktu untuk berpikir."
"Baik." Kurth berdiri.
"E- emasnya-" Miselia memanggil Kurth.
Kurth memakai topi. "Saya titipkan, saya percaya pada kebijakan anda semua."
Dengan kata lain, Miselia tidak bisa mundur.
Miselia menutup wajah dengan kedua tangan. Menyesal mengizinkan para tim laknat menerima Kurth.
Helena bertanya. "Miselia, kamu punya ide?"
Penyihir cantik cemberut. "Mendatangkan hujan untuk wilayah luas itu sulit, lagipula entah kenapa selalu tidak berhasil."
Miselia menoleh. "Menurut kamu kenapa?"
Penyihir cantik mengangkat kedua bahu dengan santai.
Sekarang Miselia yang pusing dan mulai mengambil keputusan. "Satu bulan ke depan jangan menerima klien apa pun. Kita fokus pada masalah ini."
"Ya." Jawab mereka serentak.
--------
Sudah lima hari mereka mencari jawaban dan tidak ketemu, bahkan penyihir tidak bisa menciptakan keajaiban. Bagaiman bisa kita yang hanya manusia biasa bisa menciptakan hujan untuk menciptakan praktik?
Helena dan penyihir cantik saling meributkan langkah catur.
Ezard dan Enrique membantu dengan mencari di buku.
Miselia melihat pemandangan luar kantor lewat jendela. "Apakah kita tolak saja?" gumamnya pelan.
Pendengaran Helena dan Ezard yang tajam, sontak menoleh ke Miselia.
Miselia menatap sedih pemandangan luar jendela. Anak-anak yang digendong orang tua masing-masing, anak-anak yang bermain bebas dengan diawasi orang tua, kekasih yang bergandengan tangan, wajah bahagia mereka berbanding terbalik dengan rakyat di luar ibu kota.
Ezard memahami perasaan Miselia.
Helena berubah murung.
Penyihir cantik yang menyadari itu menatap bingung Helena.
"Satu-satunya cara adalah perintah raja, tapi yang ditakutkan adalah para rakyat memberontak dan menghancurkan wilayah itu. Kerajaan tidak mampu menanganinya." Cerita Helena. "Ayah sebenarnya sudah membaca keluhan dari Kurth bersama perdana menteri tapi- tidak ada jalan."
Miselia sedih, tidak bisa membantu mereka. Sekarang yang mereka pikirkan bukan uang lagi tapi nyawa manusia.
"Para penyihir sudah melakukan banyak upaya dengan mendatangkan hujan, tanah terlalu tandus dan tidak bisa disentuh." Sahut penyihir cantik.
"Seperti gurun." Gumam Miselia lalu tiba-tiba mendapatkan ide. "Gurun? Oase? Benar juga, kenapa kita tidak lakukan itu saja?"
"Lakukan apa?" tanya Enrique.
"Kuncinya adalah naga." Miselia tersenyum bahagia.
-------
Di suatu wilayah, tidak jauh dari ibukota dan mengalami kekeringan parah.
"Berikan bayi itu!"
Wanita yang baru melahirkan segera melindungi anak di dalam gendongannya. "Tidak, tidak akan kuberikan pada kalian!"
"Apakah kamu tidak takut dewa akan marah?!"
Wanita itu menangis, berusaha melindungi si anak meskipun dipukuli suami dan dijambak ibu suami.
Tidak lama angin besar meniup wilayah kecil itu dan menghalangi sinar matahari.
"Wahai manusia!"
"Na-naga! ada naga!"
"Naga!"
Teriak semua orang dengan panik.
Suami dan ibu wanita itu melarikan diri meninggalkannya sendirian.
Wanita yang masih di dalam rumah kayu sederhana mereka menjadi linglung, tubuhnya terlalu lemah untuk melarikan diri.
"Jangan takut, wahai manusia. Aku hanya menyampaikan pesan dari para dewa."
"Bu- bukankah kaum naga adalah kaum barbar yang membunuh banyak orang?"
"Apakah naga ini juga sama?"
'DENGARKAN AKU! NAGA SAMA SEPERTI MANUSIA, ADA YANG BAIK DAN JAHAT! AKU ADALAH NAGA PELIHARAAN DEWA!"
Semua orang gemetar ketakutan.
"Jika kalian ingin tanah kembali subur- dengarkan perintah pangeran mahkota negara ini, aku sudah memberikan jawabannya kepada kalian. Para dewa juga tidak membutuhkan darah manusia! Mereka hanya membutuhkan hasil panen kalian untuk dikumpulkan supaya dimakan para hewan yang kelaparan untuk menyeimbangkan alam."
Para rakyat menyembah naga dan bersorak begitu mendengar pernyataan dari naga.
"Anda bisa berdiri?" tanya Miselia sambil membantu wanita itu yang duduk ketakutan di ujung ruangan."
Wanita itu mengangguk ketakutan, tetap mendekap bayinya.
Helena menjadi geram. "Panggilkan dokter dan rawat wanita ini!"
Salah satu ksatria putih segera melaksanakan perintah Helena.
Miselia menatap puas naga yang merupakan jelmaan dari raja, dengan ini manusia juga tidak perlu memerangi kaum naga. Tidak semua kaum naga jahat.
Raja pun melakukan hal sama di tempat lain, ratu ikut membantu dengan berpencar supaya adil. Untuk berjaga, mereka membawa ksatria putih keturunan naga untuk melindungi mereka berdua.
Setelah selesai, pangeran mahkota segera menyebarkan orang-orang kepercayaan bersama penyihir untuk memberikan instruksi menyuburkan tanah.
Sebenarnya Miselia sudah mendapatkan jawaban untuk menyuburkan tanah yang tandus, biar bagaimana pun dunia ini belum ada bahan kimia jadi jika mereka bekerja sama dan berusaha keras pasti bisa dilakukan.
Hanya saja masalah ada di rakyat, mereka terlalu percaya bahwa ini adalah peringatan dewa sehingga mengorbankan banyak persembahan, jika tidak dihentikan akan bertambah korban tapi rakyat tidak akan bisa percaya begitu saja. Mereka juga pasti menginginkan hal yang instan dan tidak mau menunggu proses.
"Kumpulkan sisa tanaman dan hewan, kotoran hewan letakkan di atas tanah yang akan ditanami tanaman lalu tutup dengan jerami. Penyihir cukup mengisi air di sumur-sumur, buat saluran irigasi untuk tanaman. Biarkan sampai cacing hidup di sana, kita membutuhkan mereka untuk tanaman."
Yah, sederhananya begitu karena Miselia sendiri bukan pakar pertanian. Tapi bagaimana jika ide ini gagal? Tidak masalah, pihak kerajaan bisa memutar otak tapi tidak akan ada lagi persembahan manusia karena naga telah muncul menyampaikan perintah dewa. Lalu perintahkan ekspedisi untuk cari bibit tanaman untuk tanah tandus. Pasti ada meskipun hasilnya nanti lama.
Satu bulan kemudian, Kurth datang dengan wajah berseri-seri bersama beberapa perwakilan pedagang. Sebenarnya Kurth akan datang berkunjung tepat satu minggu, Miselia mengirimkan surat terlebih dahulu untuk mengunjungi setelah dikirimkan pesan.
"Terima kasih sudah menyelamatkan nyawa banyak orang," ucap mereka sambil menundukkan kepala ke Miselia dan teman-teman.
Kurth mengangguk senang. "Tidak sia-sia kami mengumpulkan uang banyak."
Miselia tersenyum. "Terima kasih juga sudah mempercayakan semua kepada saya, tuan Kurth."
Setelah berbicang satu jam, para pedagang keluar dan semua orang di dalam kantor merebahkan badan dengan lelah.
"Lelah sekali, seimbang tapi." Helena berbaring di sofa sambil mengipasi dirinya.
"Yah, tapi tidak menghianati hasil." Ezard mengangguk puas bersama Enrique.
Tidak lama setelah penyihir cantik memasang tanda buka di depan pintu. Seseorang masuk, semua bergegas memakai cincin yang diberikan penyihir cantik untuk merubah penampilan kecuali Miselia.
"Selamat datang, ada yang bisa dibantu?"
Menjalani kehidupan curang setelah reinkarnasi tidak ada salahnya bukan? Menghasilkan uang banyak memang menyenangkan!
------- END ---------
Ini hanya cerpen, kalau mau baca lebih lengkap bisa langsung cek dj akun saya ya.
Terima kasih.