Dunia ini terasa runtuh jika sehari bahkan beberapa jam saja mereka tidak saling memebrikan kabar. Maharani dan Mahabrata adalah sepasang kekasih yang saling mencintai di dunia langit. Mereka adalah dewa dan dewi yang berbeda singgahsana namun tetap saling memiliki keterikatan benang merah yang terjalin di dalam pohon takdir.
Hari ini, tepat 100 Masehi sebelum bumi tercipta. Mereka saling menatap dan tersenyum untuk bertemu kembali di tepi danau. Sepasang Kekasih yang saling mencintai itu selalu berdo'a kepada penguasa langit untuk tetap bersama dan tidak terpisahkan. Riasan baju kebesaran, rambut pajang terurai, wajah putih berseri dan tepian bibir merah muda. Mahadewi, putri penjaga rembulan di dekati oleh tata surya matahari dalam wujud manusia bertemu di tepi danau sambil bergandengan tangan.
"Wahai engkau ratu yang selalu aku puja, cinta inii akan tetap melekat walau hanya sebentar pertemuan ini dan terpisah lagi untuk waktu yang lama. Jangan letih menunggu ku" ucap Mahabrata.
"Wahai engkau pusat tata surya angkasa, aku akan setia menanti. Sekalipun dalam kesepian di dalam gelapnya langit sepanjang masa. Engkau lah raja di hati ku" balas Mahadewi memeluk Mahabrata begitu erat.
Gelang merah itu masih berada di pergelangan tangan Mahadewi. Sebuah ikatan tanda cinta dantanda pusat nyawa Mahabrata. Dengan mengenakan gelang itu maka Maharani mengetahui dimanapun dan keadaan Mahabrata walau terpisah sangat lama.
Danau telaga surga lapis ketiga mnajdi saksi akan pertemuan mereka sekali lagi di atas langit. Sebuah persinggahan dewa dan dewi melabuhkan kerinduan yang tidka pernah terobati.
❤️❤️