Di malam pernikahan mantan pacarku, aku baru mengetahui jika aku hamil anaknya. Aku yang masih terkejut pun bergegas lari untuk menemukannya.
Pada saat aku keluar dari toilet, aku melihatnya sedang berjalan ke arahku. Secepatnya mungkin aku menggapai tubuhnya untuk memeluk dan menumpahkan air mataku ke baju pengantinnya.
Aku berkata, "Sayang aku hamil". Dia pun terkejut dan berkata, "Kamu jangan berbohong". Kupikir dia berkata demikian karena marah kepadaku, tetapi ternyata dia melanjutkan perkataannya. "Bagus, bagus sekali. Akhirnya aku akan menjadi seorang Ayah dan Ibunya adalah kamu Sayang".
Sudah 2 tahun 3 bulan kita berpacaran. Dia adalah pacarku yang setia dan bertanggung jawab. Pada saat kita merayakan hari jadian kita yang ke 2 tahun, tanpa sengaja kita melakukan hubungan suami istri. Aku yang syok setelah sadar langsung menangis, akan tetapi dia menenangkan aku dan berjanji akan bertanggung jawab jika seandainya aku hamil anaknya.
Akan tetapi, setelah beberapa bulan kejadian itu terjadi. Kedua orang tuanya memaksanya untuk menikah dengan anak dari rekan bisnis mereka. Awalnya dia pun menolak karena mencintai ku dan tidak ingin menikah dengan gadis lain selain diriku. Tetapi ibunya berbohong kepadanya dengan mengatakan bahwa beliau sakit keras dan harus dioperasi, jika dia menolak menikah dengan gadis pilihan orang tuanya maka ibunya tidak akan melakukan operasi tersebut.
Dia yang memiliki rasa sayang dan hormat kepada orangtuanya pun menyetujui. Akan tetapi, dia tetap berharap semoga ada keajaiban yang terjadi. Mengharapkan aku hamil agar bisa menjadi alasan untuk membatalkan pernikahan. Dan akhirnya harapannya pun terkabul.
Dia sungguh bahagia mendengar berita kehamilanku, tetapi tidak denganku. Aku gelisah memikirkan beberapa jam kemudian dia akan menjadi suami dari wanita lain. Hatiku sakit mengingatnya dan bingung harus melakukan apa setelah ini.
Pada saat aku sedang termenung memikirkannya, dia melihat wajahku seperti orang yang gelisah, sedih dan juga bingung. Akhirnya dia pun bertanya, "Kenapa Sayang?, Apakah kamu tidak bahagia mengandung anakku?". Aku pun menjawab, " Bukan, Aku bahagia. Hanya saja bagaimana dengan calon istri dan keluargamu, terutama operasi ibumu?". Dia menjawab, "Tenang saja serahkan semuanya kepada ku, kita akan hidup bersama selamanya bersama anak-anak kita". Dan ternyata sebelum dia mencari ku, dia baru saja mengetahui tentang kebohongan ibunya.
Setelah itu, dia pun menggenggam tanganku dan membawa ku pergi ke hadapan kedua orang tuanya beserta calon istri dan keluarga calon istrinya. Dia mengatakan dengan kepada mereka bahwa akan membatalkan pernikahan.
Kedua orang tuanya pun menolak dan ibunya mengancam tidak akan melakukan operasi. Tetapi dia berkata bahwa itu adalah bohong. Kedua orang tuanya tidak menyerah dan mengatakan akan mengeluarkan dia dari ahli waris, karena dia masih memiliki seorang adik laki-laki yang bisa saja mengganti posisinya itu. Akan tetapi, ancaman tersebut tidak berpengaruh pada keputusannya. Dia memilih untuk tetap hidup bersamaku walaupun dalam keadaan susah. Menjadi laki-laki yang bertanggung jawab kepadaku dan anakku.
Setelah memberitahukan keinginannya untuk membatalkan pernikahan, dia bergegas keluar dari pesta pernikahan tersebut bersamaku. Dia berkata, " Aku sangat mencintaimu Sayang dan juga sangat mencintai anak kita". Dan aku pun membalas, "Aku juga sangat sangat mencintaimu Sayang, Terima kasih atas semua pengorbanan mu untuk tetap hidup bersamaku dan anak kita".
—SELESAI—