Dimalam pernikahan mantan pacar aku hamil. Dan bodohnya aku baru menyadari akan hal ini,dengan cepat aku memeriksa kepastian ini dengan tespact. Seketika tanganku bergetar ketika mendapati tespact tersebut menunjukkan garis dua berwarna biru.
Aku bergegas pergi kerumah sakit untuk memeriksa janin ini,setelah pemeriksaan ternyata benar aku hamil. Dan lebih parahnya ternyata aku hamil anak mantanku. Dan usia kandungan ini adalah 2 minggu. Lantas bergegas aku pergi mencari mantanku dengan perasaan bercampur aduk,aku bergegas pergi menuju kamar pengantin dihotel yang tak jauh dari rumah sakit,tempat mantan pacarku dan istri barunya,akan melakukan malam pertama mereka.
Yah sekarang aku ingat,kejadian 3 bulan lalu dihotel,tepat 1 minggu sebelum aku putus dengannya,kami sempat melakukan hubungan suami istri tanpa sadar.
Sesampainya didepan kamar pengantin,aku bergegas masuk kedalam,untuknya pintu kamar tidak dikunci. Saat aku membuka pintu,aku melihat mantan pacarku tengah duduk ditepi kasur dengan pakaian pengantin yang masih rapi. Dan kebetulan sekali istrinya sedang mandi.
Dengan cepat aku masuk dan langsung menariknya keluar. "Ikut aku sekarang juga." aku menarik tangan mantan pacarku dengan kasar. Mantan pacarku hanya pasrah saat aku pergi membawanya kesebuah tepi sungai yang tak jauh dari hotel.
"Ada apa?" tanya mantanku dengan wajah datar. Aku hanya menghelan nafas dan menjelaskan semuanya tentang kehamilanku. Sontak mantanku kaget setengah mati mendengarnya.
"Aku ingin kamu tanggung jawab." tegasku.
"Baiklah aku akan tanggung jawab,tapi...kamu harus siap jadi istri keduaku. Karna tidak mungkin aku menceraikan istri pertamaku,bagaimana apa kamu setuju?" bagai disambar petir disiang bolong,hatiku terluka sejadi jadinya mendengar persyaratan mantanku untuk bertanggung jawab,tapi aku harus jadi istri keduanya.
Aku memang senang dia bersedia bertanggung jawab,tapi...aku tak siap jadi istri kedua. Aku hanya ingin satu,aku ingin menjadi istrinya seorang bukan yang kedua.
Aku menganggukkan kepala bertanda setuju dengan persyaratan mantanku,aku tersenyum licik menatapnya.
Tentu saja mantanku terkejut dengan persetujuanku. "Baiklah ayok kita bahas masalah ini dengan semuanya." ajak mantanku.
Namun aku malah terus maju mendekatinya,sontak saja mantanku mundur beberapa langkah. "Kenapa mendekat?menjauhlah." aku hanya acuh tak menanggapi perkataanya.
"Aku jadi yang kedua?mimpi!tentu saja aku tidak mau!!jika kamu tidak bisa jadi milikku,maka tidak akan ada yang bisa memilikimu." aku mendorong mantanku ketebing sungai yang cukup tinggi.
"Ahkkk..."
Byurrr.
Aku tertawa bahagia ketika melihat darah segar mengalir mengubah warna sungai yang awalnya berwarna biru jernih.
Aku mengusap perutku yang masih rata namun didalamnya terisi seorang janin bayi dengan senyum menyeringai. "Ayok sayang kita susul papah,kita akan hidup bahagia diatas sana."
Aku menatap kearah sungai yang berada tepat dibawahku dengan senyuman,aku melompat dari ketinggian menyusul mantanku dibawah. Membawa bayiku yang belum saja lahir kedunia ini menuju surga. Akan aku genggam mantanku dengan erat diatas sana tanpa pernah melepasnya. Karna dia hanya milikku.
Jika kamu tidak bisa menjadi milikku,maka jangan harap ada yang bisa memilikmu,karna kamu hanya milikku.
Byurrr.