Di sebuah rumah megah, tinggalah sepasang Suami dan Istri yang begitu harmonis dan bahagia. mereka bernama Arnold dan Revanka.
Sepasang kekasih yang cinta lokasi ketika bertemu di sebuah pesta besar para pengusaha hebat. yang kemudian memutuskan untuk menikah dan tinggal bersama dengan bahagia.
Namun suatu hari, Arnold pun marah besar pada Revanka. karena sudah hampir 6 tahun lama nya menikah, mereka belum juga di karuniai momongan.
"Kenapa si kamu tuh tidak hamil-hamil Rev!" Bentak Arnold yang nampak iri setelah mendengar rekan-rekannya sudah memiliki anak.
"Mungkin memang Allah belum berkehendak sayang, kita harus banyak bersabar ya." Balas Reva dengan senyuman.
"Hah basi!, aku sudah selalu bersabar tapi tetap saja Tuhan menyiksa ku seperti ini." Ucap Arnold.
"Kalau begitu kenapa kita tidak pergi ke Dokter lagi untuk memulai terapi lagi agar aku cepat hamil sayang.?" Tanya Revanka
"Sumpah demi apapun, kita sudah berkali kali konsultasi dan terapi. tapi apa?!, semua tidak ada hasil." Jawab Arnold yang semakin kasar dan kesal dengan istrinya.
"Ehm.. ya sudah kalau begitu sabar sayang jangan emosi terus ya." Ucap Revanka dengan lembut.
"Kamu bilang begini enak, ya aku yang menanggung malu ini selalu ditanya kapan punya pewaris. itu tidak enak Rev." Balas Arnold.
"Ehmm... ya maafkan aku Arnold, kan aku juga sudah berusaha." Ucap Revanka.
"Hah kamu ini!, apa kamu itu mandul ya sampai lama hamil begini hem..?" Tanya Arnold yang tanpa sadar menyayat hati istrinya.
Lalu Revanka pun diam karena hinaan suaminya itu. hingga Arnold yang kesal pun langsung pergi membanting pintu entah kemana.
Hingga sore tiba di kala Revanka sedang menyiram tanaman di depan rumah sambil menunggu Arnold yang tidak kunjung pulang, dia pun melihat tiga orang anak tengah memungut botol bekas di jalan sekitar komplek.
Lalu Revanka yang sangat menyukai anak kecil pun langsung menghampiri tiga anak yang kumuh dan dekil itu.
"Nak nama kalian siapa? dan sedang apa di sini?." Tanya Revanka dengan lembut.
"Aku Dahlan, dan ini dua Adikku, Adi dan Intan. kami adalah anak panti asuhan ARAS bu, kami mengumpulkan barang bekas untuk jajan dan nabung untuk masuk sekolah bu hehe" Jawab Dahlan dengan polosnya.
"Begitu ya Nak, oh ya nama saya Revanka. kalian bisa memanggil ku Tante Ka." Ucap Revanka.
"Salam kenal ya Tante, kalau begitu kami permisi dulu ya" Balas Dahlan.
Namun Revanka pun langsung lari mengambil kunci mobil dan mengantar Dahlan, Adi dan Intan ke panti asuhan itu.
Dan setelah itu, Revanka langsung mengobrol dengan Ibu Panti asuhan dan memutuskan untuk mengadopsi ketiga anak itu.
Dan setelah semua di setujui. Dahlan, Intan dan Adi pun langsung berpamitan dengan Ibu Panti untuk pergi dan tinggal bersama Revanka.
Singkat cerita..
Mereka pun sudah sampai di rumah, lalu Arnold yang sudah pulang ke rumah pun langsung menanyakan perihal tiga anak yang Revanka bawa pulang.
"Apa-apaan ini Revanka?, siapa mereka dan kenapa kamu membawa mereka ke rumah ku tanpa izin dulu hah?." Tanya Arnold yang langsung meledakkan emosinya.
"Maafkan aku Sayang, aku hanya ingin belajar menjadi Ibu sebelum benar-benar menjadi Ibu yang sesungguh nya, makanya ku bawa mereka kesini dan akan ku jadikan mereka anak angkat kita sayang." Jawab Revanka dengan penuh senyuman.
"Aku hanya ingin anak dari rahim mu, bukan anak yang kamu pungut d lluaran sana." Ucap Arnold yang begitu keji.
"Ayolah Arnold. aku ingin merawat mereka dengan baik di sini, tolong izinkan ya." Pinta Revanka.
Namun Arnold malah semakin emosi hingga kembali mengeluarkan kata-kata yang tidak di inginkan.
"Jika memang mereka ingin tinggal di sini, kamu yang memberi mereka uang dan juga mengurusnya, aku tidak mau tanggung jawab dan ini semua bukan urusan ku paham?!" Balas Arnold lalu pergi dari hadapan Revanka.
"Tante, apa Om marah ya dengan hadir nya kita? jika memang iya, kami lebih baik pergi saja dari pada membuat Tante dan Om berantem" Ucap Intan dengan polosnya.
"Tidak sayang,kalian tidak boleh kemana-mana. Tante janji akan merawat kalian sampai nanti kalian sukses ya" Balas Revanka yang begitu tulus.
"Terimakasih Tante." Ucap mereka lalu memeluk Revanka.
Dan satu bulan kemudian, banyak sekali ulah Dahlan, Adi dan Intan yang selalu salah di mata Arnold.
Bahkan di saat Arnold tengah sarapan, tiba-tiba satu roti nya hilang sehingga membuat nya marah besar.
"Kemana roti ku?, pasti di antara kalian kan yang mengambil nya." Tanya Arnold.
"Tidak kok Om, kami hanya minum air putih dan juga makan nasi goreng buatan Tante." Jawab Adi dengan polos nya.
"Kamu pasti bohong kan!" Bentak Arnold.
"Arnold, please kita masih ada banyak roti. jangan kamu kasar pada anak-anak begini hanya karena sepotong Roti loh." Ucap Revanka yang mulai ikut kesal pada suaminya.
"Banyak sekali tingkah kamu Revanka!. sudah tidak bisa punya anak!, selalu membantah, penyakitan, beban sekali punya istri seperti mu tau gak!" Maki Arnold lalu pergi.
Setelah itu, Revanka pun kembali diam menahan tangis dan tersenyum sambil menuangkan jus apel untuk Dahlan, Adi dan Intan.
"Tante maafkan kami." Ucap Intan yang ikut menangis atas bentakan Arnold barusan.
"Tidak apa-apa sayang jangan nangis ya. kalian sarapan dulu, nanti kita bermain sambil menunggu waktu dhuha." Balas Revanka sambil mengusap airmatanya.
Lalu mereka pun makan di temani Revanka. setelah sarapan, Intan, Dahlan dan Adi pun mulai bertanya pada Revanka.
"Tante maaf Dahlan lancang, kalau boleh aku tau. Tante dan Om sudah berapa lama menikah emang?" Tanya Dahlan.
"Enam tahun Lan" Jawab Revanka sambil mencuci piring.
"Dan kalian belum di karuniai dede bayi?" Tanya Adi ikut menyambung pertanyaan Dahlan.
"Iya Di" Jawab Revanka.
"Sudah periksa kan Tan?" Tanya Intan yang tak mau kalah dari kedua saudaranya.
"Sudah Nak, mungkin karena dulu Tante kena tumor kista, makan nya jadi susah punya anak deh. makan nya Tante senang sekali saat bertemu kalian, jadi rumah ini tidak sepi." Jawab Revanka.
"Akan lebih ramai lagi jika Tante nanti hamil ya hehe" Ucap Adi tersenyum mencoba menghibur Revanka.
Namun Revanka hanya tersenyum. setelah selesai merapihkan piring, Revanka pun main dengan mereka bertiga.
Hingga waktu Dhuha pun tiba, Dahlan, Intan, Adi dan Revanka pun siap-siap untuk shalat berjamaah di ruang khusus shalat.
Dan ketika selesai shalat dan hendak berdoa, tiba-tiba Arnold pun kembali karena ada yang tertinggal di rumah.
Lalu tanpa di sengaja, ia pun melihat Istri dan ketiga anak angkat nya itu tengah sembahyang dan berdoa untuk kesehatan nya.
"Ya Allah, jika memang aku tidak bisa hamil. tolong tabahkan hati suami ku, aku ingin dia kembali seperti dulu yang penuh cinta dan sayang. bukan penuh makian dan hinaan seperti sekarang" Doa Revanka.
"Dan tolong berikan kesehatan untuk Om dan Tante, dan juga kami ingin sekali melihat Om dan Tante bahagia." Sambung Dahlan.
"Tidak hanya itu ya Allah, kami pun ingin Tante segera mendapatkan bayi lucu ya Allah." Lanjut Adi.
"Maka kabulkanlah satu pinta kami." Sambung Intan.
"Aamiin" Ucap mereka serentak.
Setelah itu Revanka pun berterimakasih pada mereka bertiga. sedangkan Arnold yang melihat dan mendengar doa anak yang ia benci pun menjadi terharu dan tersentuh.
Hingga ia pun menghampiri Revanka dan ketiga anak angkat nya, lalu memeluk nya dengan begitu hangat.
"Makasih sayang, makasih nak. doa kalian begitu tulus demi keluarga ku" Ucap Arnold yang meneteskan airmata.
"Sama-sama om" Ucap Dahlan.
"Panggil om dan tante mulai sekarang papah dan mamah ya nak" Ucap Arnold dalam tangisnya.
"Makasih papah, yey tante dah jadi mamah kita" Ucap ketiga anak itu nampak begitu bahagia dalam pelukan hangat orang tua angkatnya itu.
Dari sinilah lembaran baru di mulai, hingga satu bulan kemudian, doa Dahlan, Intan dan Adi pun terkabul. dimana kini hasil periksa dokter menyatakan Revanka sudah mengandung selama dua minggu. dan keinginan Arnold untuk menjadi pria sejati alias ayah pun akan segera terwujud.
"Terima kasih ya Allah. sungguh besara maha kuasa mu" Arnold sujud syukur saat mendengar berita baik dari dokter itu.
Revanka hanya bisa tersenyum bahagia sambil mengusap perutnya yang mulai membesar, dan juga mengelus kepala Dahlan, Adi dan Intan.
Ikut bersyukur atas titipan besar yang di karuniai Allah pada keluarganya.
Tamat..