Tak!
Tak!
Tak!
Suara langkah kaki seorang pria memasuki sebuah Bar.
"Wah. Tampan sekali pria itu." Bisik salah satu pengunjung Bar wanita kepada salah satu wanita yang sedang duduk di meja.
Wanita yang di bisikan tadi melirik, "Dia hanya menang tubuh kekar dan wajah tampan saja." Wanita tersebut mendekatkan wajahnya ke pada teman yang berbisik tadi, "Jangan lihat tampang nya, coba kamu lihat isi dompetnya, karena isi dompet yang paling penting."
"Hai, gadis! Apakah kamu merendahkan saya tadi." tanya sang pria tampan tersebut.
Pria tersebut mengulurkan tangannya, "Nama saya Jhonatan." Jhonatan menarik kursi dan duduk di samping wanita tersebut, "Jika uang yang kalian berdua tuju, apa kalian berdua ingin menghangatkan saya di atas ranjang." Jhonatan tersenyum licik dengan sela jari-jari yang di selipkan sebatang kretek.
Brak!!
Kedua wanita tersebut menggebrak meja secara bersamaan.
"Jika punya uang banyak boleh, tapi kalau hanya tampang doang buat apa?" jawab salah satu wanita.
Jhonatan berdiri, "Jika saya punya uang. Saya juga tidak akan mau di temani oleh kalian berdua." Jhonatan melangkahkan kedua kakinya meninggalkan kedua wanita tersebut.
Jhonatan berjalan keluar dari Bar, saat dia sedang berdiri di depan pintu Bar tiba-tiba ada seorang gadis yang berlari ke arahnya.
"Tuan. Tolong bantu saya." Gadis tersebut bersembunyi di balik tubuh Jhonatan yang kekar.
Jhonatan memegang tangan gadis tersebut dan menariknya keluar dari belakang tubuhnya, "Saya bukan pengawal kamu, sebaiknya kamu jangan pernah menyentuh tubuh saya." Jhonatan berjalan menuju mobil yang sedang terparkir tak jauh dari Bar tersebut.
Tak!
Tak!
Gadis tersebut terus berlari mengejar Jhonatan dan memegang tangannya, "Tuan. Saya mohon, mereka sudah dekat." Gadis tersebut bersembunyi di balik tubuh Jhonatan.
Jhonatan mengerutkan keningnya menatap lurus dengan penerangan lampu yang redup.
"Siapa gadis ini, dan siapa mereka semua". Batin Jhonatan dengan tatapan yang tajam memandang segerombolan orang yang mendekatinya.
"Serahkan gadis itu, atau kamu akan..." Ucap salah satu pria yang memakai topi dengan tindik yang berada di telinga kanannya.
Gadis itu mengeratkan tangannya memegang tangan Jhonatan, "Tuan. Saya mohon, jangan serahkan saya kepada mereka." Gadis tersebut menatap dengan tatapan yang sangat sedih.
Jhonatan berdiri dengan tangan yang melemparkan puntung kretek yang di pegang nya, "Cih! Jika kalian mau hadis ini, kalian harus bayar saya 5 M." dengan senyum yang picik terpancar dari bibirnya.
Pria yang memakai topi tersebut mendekat.
Tak!
Tak!
Dengan tangan yang mengulur ke arah Jhonatan, "Gadis ini sudah di serahkan oleh ayahnya ke kami. Apakah kau tidak tahu, jika ayah gadis ini punya hutang judi yang banyak ke pada kami." Pria tersebut menatap wajah Jhonatan dengan sangat tajam.
Jhonatan menarik gadis tersebut keluar dari balik tubuhnya, "Nah. Kalau begitu bukan urusan saya." Jhonatan berbalik badan meninggalkan gadis tersebut dalam genggaman segerombolan pria tersebut.
Gadis itu merintih meminta tolong, "Tuan. Saya mohon lepaskan saya, saya janji akan menuruti permintaan tuan. Tapi saya mohon lepaskan saya." Gadis tadi di gendong dan di letakkan di atas bahu yang memakai topi.
Langkah Jhonatan terhenti, "Lepaskan gadis itu." Jhonatan berjalan mendekati segerombolan pria tersebut.
"Habisi pria itu." Seru pria bertopi dengan tangan yang memegang tubuh mungil gadis tersebut.
"Hiaakk" Jhonatan membuat ancang-ancang dan siap untuk menyerang.
Para segerombolan mengepung Jhonatan, "Jangan sombong kamu." dengan senyum seperti menyepelekan.
"Hiaak!!" Jhonatan menendang.
Plak!
Bamm!
Buuk!!!
5 menit kemudian dengan tubuh yang sempoyongan Jhonatan berteriak, "Lepaskan gadis itu." tangan Jhonatan mengusap sudut bibir yang mengeluarkan bercak berwarna merah.
Pria bertopi berbalik badan, "Jika kau berani kejar saya." Pria bertopi berlari kencang.
Jhonatan mengeluarkan pistol yang bersembunyi di balik jas yang di kenakan oleh nya, "Lari lah sejauh mungkin, karena akan ada saatnya kamu berlutut." Jhonatan membidik pistol nya ke arah kaki pria tersebut.
Doorrrr!
"Akhh!!" Terdengar suara jeritan seorang pria yang terkena tembakan.
Tak!
Tak!
Tak!
Jhonatan berjalan ke arah pria yang bertopi, "Kamu jangan pernah main-main dengan saya."
Wajah pria bertopi ketakutan dan melepaskan gadis dari genggaman nya.
Gadis kecil tersebut berlari, "Tuan. Terimakasih" Gadis kecil memeluk tubuh Jhonatan yang penuh dengan luka.
Jhonatan meletakkan tangannya di atas kepala gadis tersebut, "Kamu tidak apa-apa...." Jhonatan sempoyongan dan terjatuh.
Brak!
Gadis kecil tersebut bingung, "Tuan.Tuan" menggoyangkan tubuh Jhonatan.
*********
Pukul 07.30 pagi.
"Dimana ini." Jhonatan melihat sekeliling kamar yang begitu mewah.
Jhonatan melangkah 'kan kedua kakinya keluar dari kamar. Jhonatan terus berjalan berkeliling rumah mewah tersebut.
Langkah kaki Jhonatan terhenti tepat di sebuah foto keluarga. Dengan alis yang menarik sebelah, "Ternyata gadis ini adalah putri dari tuan Martinus." gumam Jhonatan pelan sambil melanjutkan langkah kakinya.
"Apakah tuan mengenal ayah saya." Tanya gadis tersebut yang tiba-tiba muncul dari belakang.
Jhonatan menghentikan langkah kakinya, "Jika kamu sudah tahu, saya tidak perlu memperkenalkan diri lagi." Jhonatan berbalik badan melangkahkan kakinya mendekati gadis tersebut, "Dimana ayah kamu, saya ingin segera melaksanakan tugas saya." Jhonatan memegang dagu gadis tersebut.
Gadis tadi memalingkan wajahnya, "Ayah sedang mengurus bisnis di kota "P", saya di sini hanya tinggal sendiri." Gadis tersebut menatap wajah Jhonatan, "Saya mohon jangan bunuh ayah saya, saya tahu jika ayah saya punya banyak hutang tapi saya mohon." dengan kedua mata yang berlinang air mata.
Jhonatan mendekatkan wajahnya ke wajah gadis tersebut, "Jika kamu ingin saya tidak melakukan apa pun kepada ayah kamu, apa jaminan nya."
Dengan kedua mata yang mulai basah gadis itu menjawab, "Saya. saya yang akan jadi jaminan untuk ayah saya." Gadis tersebut memohon, "Saya mohon jangan apa-apakan ayah saya." gadis tersebut memegang kedua tangan Jhonatan.
Jhonatan menyeringai, "Baiklah. Perkataan yang sudah di lontarkan tidak bisa di tarik kembali." Jhonatan menggendong gadis tersebut dan membawanya ke kamar.
Pukul 05.00 sore
Bft!
Bft!
Ponsel Jhonatan berdering.
📲 Ada apa menelepon. Apakah tugas kalian sudah selesai.
Gadis tersebut berdiri di belakang Jhonatan. Dengan kedua air mata yang berlinang, " Apa kamu mengingkari janji." Gadis tersebut berlari dan memukul dada Jhonatan, "Dasar bermulut manis. Kamu tidak bisa di percaya." Teriak gadis tersebut sambil memukul dada Jhonatan.
Jhonatan memegang pergelangan tangan gadis tersebut, "Jika tidak seperti itu, aku akan terus mencari ayahmu. Pria yang tidak bisa bertanggung jawab buat apa hidup lebih lama lagi." sahut Jhonatan dengan nada yang lembut.
SEKIAN ☺☺☺