Alangkah indah jika semua ini hanyalah mimpi. Hidup, bagai sebuah gelembung rapuh yang dapat pecah kapan saja, kehormatan saat ini ku dapat pastilah tidak bertahan lama, aku mulai lelah membunuh manusia tidak berdosa demi Tuan, kehidupan yang ku harapkan, mengapa Tuhan tidak pernah kabulkan, aku marah padamu Tuhan, aku kecewa padamu karena memberikan hidup ini.
Apa artinya sebuah kehidupan tanpa kehormatan?, apalah arti kehidupan bila sebuah kasta di salah gunakan?, apalah arti kehidupan bila hanya untuk menjadi maut bagi yang lain?. Yang aku inginkan hanya satu Tuhan, biarkanlah aku mati, lebih baik terkurung dalam neraka ribuam tahun daripada menjadi seorang kesatria hina yang bersimbah dosa.
--------------🥀
Samurai adalah sebutan untuk prajurit yang memilki kasta di bawah para tentara, samurai adalah orang yang mengabdi pada Tuan nya, jika tuan nya baik maka ia pun akan baik, jika tuan nya jahat lain pula ceritanya nanti.
Bekerja tanpa mengenal benar dan salah memang sedikit melelahkan, setiap hari menggunakan jubah penuh besi, katana bersanding mengikat kanan dan kiri, ingin sesekali aku memakai kimono berwarna dan jepit rambut di kepala, rambut panjang terbungkus rapi akan baluran perhiasan berwarna pastilah indah di pandang mata, tapi semua hanyalah angan-angan belaka.
Namaku Shinu Chou, cukup mengerikan mati menjadi marga ku, tapi marga ini diberikan oleh Tuan dan aku tidak dapat menolak nya, hanya berdasarkan keluarga mati ia memberikan marga ini, jika di gabungkan maka arti namaku adalah kupu-kupu mati, cukup mengerikan jika seorang gadis memiliki nama ini, hanya gadis tidak beruntung sepertiku yang pantas menerima nama ini, jangan sampai gadis lain menerima nama yang sama, karena nama mencerminkan sebuah nasip seseorang bukan?.
Hari ini adalah perayaan musim semi, setelah salju turun membekukan segalanya, bunga-bunga Sakura indah akan bermekaran, para gadis menggelar tikar bersama keluarga menikmati indah sakura, aku merasa iri setiap berjalan melihat mereka, mengapa aku tidak dapat seperti mereka? Dan jika malam tiba akan ada festival penuh warna, tua muda berbaur bagai lautan luas tiada Tara, tapi aku hanya bisa menyaksikan mereka dari kejauhan malam, dan berharap suatu hari nanti aku dapat seperti mereka.
Di malam indah penuh perayaan, Tuan memberi perintah untuk menghabisi seseorang, aku pun bertanya pada Tuan mengapa di malam penuh bahagia ini ia memberi perintah membunuh seseorang, lalu ia hanya menjawab ini bukan urusan mu tugasmu hanya menjalankan perintah ku, setelah mendengar hal itu aku hanya bisa tertunduk diam di hadapannya, ia pun membentak ku dan menyuruh ku untuk cepat melakukan tugas, Tuan juga berpesan agar memakai kimono yang telah di siapkan, aku sempat bahagia memikirkan sebuah kimono indah penuh warna dan berbagai aksesoris nya, tapi hayalan tetap hayalan tidak akan pernah menjadi nyata.
Aku terpaku melihat kimono yang Tuan siapkan, bukan kimono berwarna yang ia berikan, tapi kimono hitam berhiaskan bunga putih yang ia berikan, memang indah dan anggun tapi bukan ini yang aku inginkan, aku sempat tersenyum pahit akan pikiranku, apa yang aku harapkan sebuah kimono berwarna cerah dan hiasan rambut indah sebagai pasangan nya, apa aku akan ke festival, Tuan memberikan perintah untuk membunuh bukan menikmati indah nya malam.
Sebuah senyuman pahit diiringi air mata tanpa sadar mulai mengalir saat aku memakai kimono hitam ini, tapi bukankah tidak masalah jika warnanya hitam, paling tidak kali ini aku dapat memakai kimono bukan baju besi berat yang menyelimuti tubuh, beberapa saat kemudian kimono telah selesai ku pakai lengkap dengan hiasan serta dandanan nya, aku pun berjalan menuju ruang Tuan, dan melapor bahwa aku siap untuk berangkat, tapi tuan hanya acuh dan menganggukkan kepalanya tanpa melihat ke arah ku terlebih dahulu, apa aku tidaklah berarti?.
Apa aku hanya seperti Higanbana ( bunga kematian) yang tumbuh liar di pemakaman?, sudah lah, semakin cepat ku selesaikan semakin baik, aku mulai berjalan menyusuri hutan, didalam hutan begitu gelap dan sepi mungkin jika seorang gadis biasa akan ketakutan saat ini, tapi rasa takut ku telah mati saat berusia 5th, dijalan aku melihat seorang laki-laki, tidak lain ia orang yang akan ku bunuh, tapi nampaknya ia sangat baik, apa aku yang salah menilai nya atau ia memang tidak seperti kelihatanya?.
Wisteria bagai bersinar di atas nya, kimono bernuansa putih menghiasi tubuhnya, sebuah katana hitam menjadi penyanding nya, sebuah pertanyaan tersirat di benakku mengapa seorang lelaki memakai kimono bernuansa putih? Tapi untuk apa di pikirkan tugasku hanya membunuh nya tidak lebih, perlahan aku berjalan mendekati nya dan muncul dari semak-semak, "sudah datang ya, Nona Chou samurai dari klan Kisano", katanya dengan penuh kelembutan serta tersenyum kearah ku, rasanya aku tidak tega membunuh nya, tapi mengapa aku bimbang?.
Ia berjalan ke arah ku dan memegang lembut wajahku, " apa tuan kisano mengirimkan calon istri padaku?, Wajahnya benar-benar cantik sungguh sayang tangan nya telah penuh akan dosa " seketika airmata ku mengalir, memang benar tanganku telah penuh akan dosa, " nona sebelum membunuh ku apa mau menemani ke perayaan? " Apa perayaan, " apa maksudmu aku ditugaskan untuk membunuh mu bukan menemani mu kencan " jawabku, " sudahlah anggap saja ini permintaan terakhir ku " ia membawa ku pergi berjalan menuju perayaan, aku sangat senang benar-benar senang.
Ia membelikan ku sebuah manisan buah, dan mengajakku untuk memancing ikan mas, rasanya seperti kencan dengan kekasih, di penghujung malam ia membawa ku ke sebuah jembatan merah, disana aku terpesonanya akan indahnya cahaya lentera memenuhi sepanjang sungai, tapi semua terpecah saat ia berkata " nona bukankah tugamu membunuh ku?, Sekarang kamu bisa membunuh ku " apa apaan ini bagaimana bisa aku membunuh nya " tidak aku tidak sanggup membunuh orang yang telah membuat ku bahagia ", ia pun tersenyum dan membelai wajahku " lalu apa yang akan terjadi jika nona tidak membunuh ku? " Tanya nya, aku hanya diam seribu bahasa mendengar pertanyaan nya.
Ia pun mulai berjalan pergi meninggalkan ku dan aku berkata tunggu karena aku ingin ikut dengannya " bolehkah aku mengikuti mu saja? Aku yakin kau adalah tuan yang baik untukku " ia tersenyum dan memperbolehkan nya, aku pun mengikuti nya dan mempelajari banyak hal darinya, berbeda dengan tuan ku yang sebelumnya ia sangat memperhatikan ku dan mengintai ku, juga menganggap ku ada di dunia ini.
" Tuan selama ini aku terus mengikuti mu tapi aku sama sekali belum tau namamu? " Tanya ku kepadanya memecah pagi yang cerah, " apa kamu ingin tau namaku? " Tentu saja aku sangat penasaran, " baiklah akan ku beritahu namaku kaminari " dimana ya aku pernah mendengar nama ini? Untuk apa aku pikirkan yang terpenting kini aku tau namanya.
Tidak terasa selama satu bulan aku telah mengikuti nya, ia mengajarkan ku memasak berdandan, menari dan mengurus pekerjaan rumah, dan tanpa sadar aku mulai mencintai nya, rasanya berdebar debar setiap menatap matanya, wajahku memerah setiap ia menoleh ke arah ku, jika bukan cinta apa lagi ini. Tapi hari itu sang elang pembawa pesan tiba tiba datang padaku, tertulis pesan dari Tuan lamaku, rasanya sedikit enggan untuk membuka nya, tapi ku beranikan diri untuk membuka surat itu, dalam surat tertulis jika aku tidak menyelesaikan tugas dalam waktu tiga hari maka adik perempuan ku yang menjadi seorang pelayan disana akan ia bunuh, hatiku merasa sakit, perasaan bimbang mulai terasa, apa harus aku membunuh tuan yang baik untukku? Ataukah mengorbankan satu-satunya keluarga yang masih tersisa?.
Disaat yang kebetulan Tuan mengajak ku untuk berlatih pedang " Chou ayo kita berlatih pedang bersama " apa ini kesempatan ku untuk membunuh nya?, Tidak aku tidak akan membunuh nya walau sebuah nyawa menjadi taruhannya, sore yang cerah dihabiskan dengan permainan pedang, hingga akhirnya aku tertidur di atas pangkuan Tuan Kaminari, dalam mimpi aku melihat sebuah pertarungan dimana banyak darah berceceran, dan ada sebuah katana hitam yang tertancap ditah bersimbah darah, saat ku dekati katana itu adalah milik tuan Kaminari, aku pun terbangun, tapi tuan Kaminari tidak ada di rumah.
Aku pun mulai merasakan perasaan buruk, Diana tuan, gagak terbang dari arah selatan di ikuti suara pedang yang beradu memekakan telinga, perasaanku sangat tidak enak.
Sampai di sumber suara aku terpaku mataku terbelalak melihat Tuan Kaminari telah terduduk bersimbah darah tepat di depan Tuan lama, terlihat pula adikku yang tengah menangis pada dekapan para dayang, " berhenti apa yang kau lakukan jangan menyakiti nya, tolong jangan bunuh dia, maaf aku tidak dapat menyelesaikan tugas ku, tapi-tapi itu karena.. " belum selesai aku berbicara tuan telah memotong nya, " karena kau telah dibutakan oleh cinta bukan! Dengar ya Chou kau hanyalah gadis tanpa kasta sekarang, semenjak kau mengikuti nya jangan harap mendapatkan pengampunan dariku! " A-apa.
" Chou, kemari lah ada yang ingin ku bicarakan.." aku pun mendekati nya " Chou setelah ia membunuh ku kau akan bebas dari kekangan nya, aku melunasi kontrak mu dengan nyawaku, hiduplah bahagia dengan adikmu sebagai gadis biasa " tidak tidak tidak mengapa setelah ia memberikan hatinya pada ku lalu mengatakan semua ini " para dayang menahan ku yang berontak dan penuh air mata, didepan cahaya sang Surya yang terbit dari Timur aku menyaksikan cintaku mati di depan mataku " Kaminari asal kau tau aku mencintaimu dan cinta ku tidak akan hadir untuk keduakalinya, ya aku ingin menjadi istri mu aku mohon jangan mati untukku.. " teriak ku dipenuhi air mata " maaf Chou simpanlah cintamu untuk orang lain, jangan untuk diriku " katana menusuk jantungnya ia pun mati dalam balutan cahaya mentari, bahkan di akhir hayat Kaminari masih tetap tersenyum kearah ku, mengapa Tuhan sangat tidak adil kepadaku.
Tamat.