Aku adalah pelayan biasa di rumah tangga Duke. Tugas ku hanya bersih bersih dan gaji ku lumayan. Aku tidak begitu paham, mengapa semua orang suka bergosip tentang anak sah Duke yang tidak berguna sedang sangat membanggakan anak luar nikah Duke. Memang benar dia lebih ramah dan lebih terbuka, tapi aku sebagai pelayan, hanya berpikir tentang bertahan hidup dengan melakukan pekerjaan sebagai seorang pelayan.
Aku tidak pilih kasih dalam menjalankan tugas ku. Bagaimana aku melayani nona muda, begitu juga aku melayani anak yang lahir di luar nikah itu.
Anak sah Duke seorang yang tertutup dan takut bergaul. Sedang anak luar nikahnya sangat terbuka dan di sanyangi Duke. Duke menyalahkan anak sahnya kerana membuat istri tercintanya mati melahirkan.
'Benar benar banjingan bagiku. Tidak ada ke yang ingin berpikiran sama dengan ku?'
Aku tidak menyalahkan kedua anak itu dan hanya menyalahkan Duke dalam masalah ini. Tidak ada anak yang lahir langsung menjadi jahat. Bahkan aku tidak membenci anak luar nikah Duke yang selalu membuat ku di pukuli kerana melayani anak sah Duke sama rata.
Apa yang salah dengan itu? Haruskah aku membenci anak sah Duke dan berdiri di naungan anak tidak sah itu? Yang mana pon, aku tidak membenci mereka. Orang yang mengajari anak mereka menjadi hal seperti itu adalah orang tua mereka.
Anak sah Duke, Loura menjadi tertutup kerana sifat ayah dan kakaknya yang menyalahkannya kerana ibunya mati melahirkan.
Siapa yang menyuruh mu membuat anak coba? Jangan membuatnya dan potong saja bahagian itu supaya tidak membuat anak lagi.
Sedang anak tidak sah, Ally terlihat ramah namun sadis pada orang yang tidak mendengarkannya berkat ibunya. Ibunya menggunakan obat per4ngs4ang untuk menjatuhkan Duke ke ranjang. Dan sifat ibunya benar benar kek banjingan.
Aku sebagai pelayan biasa yang sentiasa bisu walau bisa berbicara di rumah tangga Duke memang tidak menyukai ketiga orang itu. Duke, istri barunya dan kakak pertama atau pewaris. Dia membenci mereka.
Mereka sudah cukup umur untuk berpikir mana yang benar dan mana yang salah. Setiap tindakan akan membawa akibat yang buruk.
Sepanjang pertumbuhan, Ally tumbuh dengan kasih sayang sedang Loura menjadi dingin dan tertutup. Dia hanya terbuka pada ku kerana aku di anggap bisu dan melayani semuanya sama rata.
Namun, di asingkan tidak membuat ibu Ally puas. Dia membuat Ally menelan racun dan memberi tuduhan pada Loura yang kebetulan minum bersamanya.
Ally yang di cintai pangeran mahkota tentu saja langsung memberi hukuman pasung kerana mencoba menyakiti orangnya.
Loura yang tidak memiliki kekuatan hanya bisa diam dan menerima itu sebagai akhir dari hidupnya. Dia melihat Loura untuk terakhir kali di penjara bawah tanah memberikannya sekuntum bunga.
"Mira, terima kasih untuk segalanya. Terima kasih kerana sudah adil dalam melayani keluarga ku walau kamu tersiksa. Aku senang melihat mu untuk terakhir kalinya."
Suara Loura terdengar sangat putus asa. Sebagai pelayan biasa, dia tidak memiliki perasaan sama sekali dengan ucapan anak itu. Dia bangun dan pergi tanpa sebarang ucapan seperti selalu.
Satu satunya orang yang merawat Loura dalam kesulitan itu adalah Mira. Itu kerana Mira melakukan pekerjaannya hanya sebagai pekerjaan. Pekerjaannya adalah melayani keluarga Duke, yang bererti Loura juga adalah keluarga dari Duke.
Namun itu saja sudah membuat Loura bahagia. Dia mati tanpa penyesalan kerana dia melihat Mira untuk terakhir kalinya dan berterima kasih sebelum mati.
Mungkin bukan pengakhiran yang sempurna baginya. Namun dia sangat senang masih ada yang melawatnya ketika dia dalam kondisi itu.
Hukuman di jalankan dan Loura di pasung di khalayak ramai. Mira tidak tertarik dengan tempat berdarah seperti itu dan hanya mengemas kediaman Duke sendirian.
****
Aku menutup mata ku sebentar dan mendapati diri ku sedang berdiri di depan Loura yang masih berumur 13 tahun.
Dia di pasung di umur 18 tahun kerana tuduhan ibu tirinya.
'Mengapa aku?'
Aku sangat bingung. Jika di berikan kesempatan untuk hidup kembali, bukan ke itu seharusnya di berikan pada Loura sendiri? Mengapa dirinya? Seorang pelayan biasa tanpa gelar apapon. Dia tidak bisa membantu walau dia di bawa ke masa lalu.
Loura masih sama seperti yang dia ingat. Seorang yang pemalu dan tidak mudah bergaul.
'Apa aku akan menjalani kehidupan ini seperti sebelumnya?'
Aku berpikir aku harus tidak mengubah masa depan dan lalui saja hal yang sama.
'Tapi anak ini....'
Loura akan berakhir dengan kematian menyedihkan yang sama.
'Mari membuatnya bahagia walau sedikit sebelum kematiannya. Hanya ini yang bisa aku lakukan untuknya.'
Aku membuat keputusan. Aku tidak akan menyesalinya jika aku mati. Aku hanyalah pelayan biasa yang akan di korbankan dengan mudha jika kediaman ini di serang.
Aku melangkah mendekati Loura. Loura melihat ku dengan bingung. Sangat tidak mungkin aku mendekati seorang majikan ku lebih dari 3 meter. Aku melutut dan menyentuh pipinya yang sejuk.
"Nona muda, apa anda sakit?"
Mata Loura membulat mendengar suara ku. Semua orang berpikir aku bisu termasuk anak ini. Bahkan aku juga sudah melupakan bagaimana suara ku terdengar. Aku tidak pernah berbicara atau berteriak sejak umur ku 12 tahun setelah aku di marahi dan di pukuli lebih teruk kerana menangis.
Dia hampir mati di hari itu membuatnya tumbuh tanpa ingin mengeluarkan suara lagi.
Suaranya indah dan bisa membuat semua pria di depannya meleleh hanya kerana suaranya.
"Mi, Mira, suara mu...."
Jari telunjuk Mira mengenai bibir Loura. Itu tanda membuatnya diam.
"Ini rahsia saya berbicara dengan anda nona. Jangan bilang pada sesiapa."
Loura terlihat senang dengan itu dan dengan cepat mengangguk. Loura sangat menyayangi Mira walau dia tidak menunjukkannya. Itu kerana Mira selalu ada di sisinya walau dia hanya memperlakukan satu keluarga sama rata. Itu sudah cukup baginya.
Loura perasan yang Mira hanya berbicara ketika dia bersamanya. Itu membuatnya bahagia. Namun pada masa yang sama dia sedih melihat Mira di pukuli dan di marahi tanpa sebab kerananya. Namun satu suara pon tidak keluar dari mulut Mira seolah rasa pukulan itu tidak ada rasa sakit sama sekali walau punggungnya sudah berlumuran darah.
"Mira, mengapa kamu tidak pergi saja? Aku tidak ingin melihat Mira terus tersiksa."
Loura terlihat sangat sedih hingga matanya berkaca. Mira berlutut dan menghapus air mata yang masih belum jatuh itu.
"Jika nona muda ingin penderitaan pelayan biasa ini hilang, nona harus mencapai puncak rumah tangga ini."
Loura terdiam seketika. Bagaimana mungkin seorang anak kecil sepertinya bisa melakukan itu?
"Nona, kamu memiliki sesuatu yang tidak di miliki siapapun di keluarga ini. Nona memiliki bakat dan keterampilan dalam sihir."
Loura kaget mendengarnya. Seorang penyihir bisa menjadi titik balik dan di terima sebagai murid di menara sihir dan mendapatkan kekuasaan instan jika dia berbakat dan kuat.
Di masa lalu, Duke mengetahui ini dan mengurungnya di sebuah menara supaya tidak membahayakan posisi anak laki-laki nya.
"Nona, saya percaya nona bisa mencapai puncak jika nona menginginkannya. Bahkan jika nona menghilang, tuan tidak akan memikirkannya."
Loura diam masih tidak percaya dia adalah penyihir.
"Nona, saya bisa membantu jika anda ingin melarikan diri."
Loura diam seketika dan mengangguk.
"Bawa aku keluar."
Bibir kaku Mira mengukir senyuman menawan yang membuat Loura terpukau dengan keindahannya.
"Pelayan ini akan melakukannya."
.
.
.
.
.
Tamat.....