Sore itu hujan mengguyur cukup deras,kilatan petir menambah suasana mencekam ditambah lampu yang tiba-tiba padam. Ana menunggu suaminya yang tak kunjung pulang, hubungan pernikahannya memang tidak seharmonis mereka yang menikah karena cinta.
Ana, selalu menjadi istri yang baik untuk suaminya meskipun suaminya tidak memperdulikan apa yang dilakukan istrinya. Adrian belum mau menerima pernikahan yang di paksakan,terlebih ambisinya untuk sukses masih membara. Adrian tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan apa yang sudah ia bangun termasuk istrinya sendiri.
Setelah lama menunggu suara mobil itu memasuki garasi rumahnya,dengan basah kuyup Adrian memasuki rumah. Ana dengan sigap menyambut kedatangan suaminya, seperti biasa mencium kedua tangan Adrian, meskipun enggan Adrian tetap menerima.
"Mas,kenapa pulang larut sekali,apa terjadi sesuatu?" tanya ana yang khawatir dengan suaminya.
"Mobilku mogok, kebetulan sangat jauh dari bengkel aku membetulkan sendiri mobilku" Sahut Adrian singkat padat dan jelas
"Ya Allah, Alhamdulillah mas pulang dengan selamat. Mas sebaiknya segera mengganti pakaian mas yang basah,aku sudah menyiapkan air hangat di kamar mandi, setelah itu aku siapkan makan malam"
Adrian pun menurut dan meninggalkan Ana, sejujurnya badan Adrian memang sudah tidak kuat menahan dingin. Setelah selesai membersihkan diri Adrian langsung turun ke lantai satu untuk makan malam,rasa laparnya tidak bisa berbohong,ia pun menyantap makanan yang disediakan oleh ana.
Malam menjelang tubuh Adrian menggigil hebat,Ana yang sedang tidur beralaskan tikar dan selimut yang menutupi dirinya segera melihat keatas tempat tidur ,dimana suaminya berada. Ana langsung panik dan berinisiatif untuk mengambil air kompresan dan selimut tebal yang terdapat di dalam lemari milik Adrian. Semalam Ana terjaga sampai demam Adrian turun.
Setelah shalat subuh Ana langsung pergi ke dapur untuk membuat bubur. Setiap Ana sakit ibunya akan membuatkan dirinya bubur,hal ini pun yang ia lakukan untuk suaminya berharap Adrian menikmatinya dan lekas sembuh.
Perhatian demi perhatian yang Ana berikan sedikit demi sedikit membuka celah dihatinya,meskipun pendar yang diterima tidak seutuhnya membuat Adrian melihat kebaikan dan ketulusan Ana.
**
Hari ini adalah bulan ke-lima pernikahan Ana dan Adrian,tidak ada perkembangan yang signifikan. Adrian masih berbaik hati membiarkan Ana tidur satu kamar dengannya, meskipun tidak satu tempat tidur. Hari yang di lalui Ana cukup berat,setiap malam dia merindukan sosok suami yang keberadaannya begitu dekat,namun baginya begitu jauh. Ana sering berpikiran untuk menyerah saja,namun lagi-lagi dia memikirkan banyak perasaan salah satunya adalah kedua orangtuanya yang begitu percaya dan yakin bahwa pernikahan Adrian dan Ana akan berhasil.
" Ayah,ibu. Semoga ini adalah bakti ku yang akan membuat ibu dan ayah bahagia,aku akan menahan semua rasa sakit ini sampai batas waktu yang cukup. Maafkan aku yang terus berbohong untuk bahagia karena kebahagiaan yang sebenarnya adalah ketika ayah dan ibu bahagia" Ucap ana ketika memandang foto kedua orang tuanya dalam handphone miliknya.
..
Ana saat ini bekerja sebagai seorang dosen di salah satu universitas terkenal di kota Bandung. Kecerdasan dan kesederhanaan Ana mengantarkan dirinya pada sosok yang sukses dalam dunia pendidikan. Penampilan dengan hijab besar dan gamis yang membungkus lekuk tubuhnya,terlihat kuno dan tidak modern,namun bagi Ana ini adalah penampilan terbaik dirinya yang akan menyelamatkan Ayah,saudara laki-laki dan juga suaminya kelak di akhirat.
Meskipun kesibukan Ana sebagai tenaga pengajar cukup menyita waktu namun kewajibannya sebagai seorang istri tetap yang utama. Selesai mengawas ujian Ana langsung mengunjungi kafe milik suaminya,hari ini Dia pulang cepat sehingga bisa membantu pekerjaan Adrian di kafe.
"Assalamualaikum,Mbak apa mas Adrian ada di dalam?" tanya Ana pada salah satu pegawai Adrian.
"Wa'alaikumussalam,Bu Ana. Pak Adrian ada di dalam ruangannya Bu .." belum salah satu pegawai Adrian menyelesaikan ucapannya,Ana langsung menuju ruangan suaminya karena antusias dan akan meminta izin membatunya hari ini.
Sesampainya di depan pintu dan akan mengetuk pintu ruangan suaminya, terdengar obrolan yang menghentikan laju tangan Ana untuk mengetuk pintu,ia malah mendengar ucapan yang membuatnya sangat menyedihkan.
"Bagaimana hubungan pernikahan mu, Adrian?" tanya seorang laki-laki yang bisa di pastikan itu adalah teman dekatnya.
"Tidak ada kemajuan tom, rasanya aku lelah berperan sebagai seorang suami dan harus bertemu dengan wanita yang kini menjadi istriku. Setiap malam harus berbagi ruangan dengan Dia membuatku menjadi tidak nyaman,ingin rasanya aku menyuruhnya pindah ke kamar lain,namun sikap polos dan penurutnya membuatku tidak tega" ucap Adrian yang secara tidak langsung di dengar oleh Ana.
Di balik pintu itu Ana terus mendengarkan obrolan keduanya,hingga butir butir air mata tidak terasa jatuh begitu saja.
"Apa tidak ada sedikitpun perasaan mu untuk istrimu,yang kulihat Dia adalah wanita cerdas dan baik setidaknya beri kesempatan untuk Dia ,buka hatimu jangan terlalu keras. Kamu adalah orang yang paham agama berdosa jika kamu menelantarkan istrimu,apalagi kamu tidak memperlakukannya dengan baik" Nasihat teman Adrian yang bernama Tomy untuk menyadarkan Adrian yang sudah salah jalan.
"Entahlah,kamu tahu bukan cita-cita ku ingin mengembangkan kafe ini semakin besar, semuanya tertunda hanya karena pernikahan yang tidak aku inginkan. Mungkin aku akan mengembalikannya kepada orang tuanya,aku tidak bisa terus berpura-pura menjadi suami yang baik,padahal aku sudah menyakitinya." Ucapan Adrian membuat Tomy beristighfar dan menyadarkan tindakan sahabatnya.
"Istighfar Adrian,jangan gegabah dalam mengambil keputusan,bahkan kamu belum menjalani pernikahan mu dengan benar. Jangan terlalu terobsesi dengan urusan dunia semua itu hanya sementara kau pun sudah tahu itu ,aku harap pengetahuan agama yang kamu miliki menolong dirimu sendiri dari tindakan bodoh mu,dan semoga Allah menyadarkan dirimu lebih cepat. Aku pamit" ucap Tomy kembali menasehati Adrian sekaligus pamit,karena Tomy sudah kehabisan kata-kata untuk menasehati Adrian .
Sementara Ana sudah lebih dulu meninggalkan ruangan Adrian bahkan sebelum memasukinya. Ana sebisa mungkin menahan air matanya agar tidak jatuh, sesampainya di depan ia menyuruh pegawai Adrian tidak memberi tahukan kedatangannya,dengan alasan tidak ingin menggangu obrolan mereka. Pergawai bernametag Mia itu pun mengiyakan tanpa bertanya banyak hal.
**
Sesampainya di rumah Ana menumpahkan air matanya,rasa sesak yang selama ini dia simpan Ana keluarkan bersama luruh nya airmatanya kesedihan. Ana merasa sudah tidak sanggup menjalani semuanya,Adrian begitu tidak menginginkan dirinya,namun Ana bingung apa yang harus Dia katakan nanti pada ayah dan ibunya jika Adrian benar-benar menceraikan dirinya.
**
Semenjak kejadian itu Ana memutuskan untuk mengisi kamar kosong di lantai bawah,ia membawa semua barang-barang miliknya. Awalnya Ana bersedia tidur satu ruangan dengan Adrian berharap akan ada kemajuan untuk hubungan mereka,bahkan Dia rela tidur di bawah dan menahan dinginnya lantai dan AC secara bersamaan,namun pengorbanannya tidak berarti apa-apa justru malah membuat Adrian tidak nyaman.
Hari demi hari keduanya lalui bersama,Adrian tidak bertanya perihal kenapa Ana pindah,dan akhir-akhir ini Ana jarang menampakkan dirinya dihadapan Adrian. Setelah menyiapkan sarapan dan lainnya,Ana akan kembali mengurung diri di kamarnya.
Hari hari yang dilalui hampir 2 bulan,tanpa komunikasi ataupun melihat satu sama lain membuat Adrian merasa kehilangan,ada hal yang menggangu pikirannya, merasakan perasaan tidak nyaman lebih parah dari sebelumnya. Dia pikir akan bahagian dan menemukan kedamaian nyatanya perasaannya sangat kacau. Adrian seolah merindukan sosok istrinya.
Besok pagi Ia harus terbang ke kota Yogyakarta untuk meresmikan pembukaan cabang kafe miliknya yang ke-dua,ingin rasanya Adrian berpamitan pada Ana ,namun rasa gengsinya lebih besar.
Saat Adrian akan pergi ke kafe miliknya,Ana keluar dari kamarnya,dan mengajak Adrian berbicara. Adrian merasakan getaran aneh dalam dirinya,ia begitu bahagia bisa kembali melihat Ana setelah 2 bulan saling diam. Namun keadaan Ana sangat mengkhawatirkan, tubuhnya sangat kurus dan lingkaran hitam dibawah mata begitu terlihat jelas. "Apa Dia baik baik saja?" tanya Adrian dalam hatinya
"Mas,Ana mau meminta izin pulang ke rumah ayah dan ibu. Rasanya sudah lama tidak melihat keadaan mereka" Ana meminta izin pada suaminya untuk pulang,karena bagaimanapun Adrian adalah suaminya yang harus dimintai izin,berdosa seorang istri keluar rumah tanpa izin pada suaminya.
"Baiklah,aku akan mengantarmu sore ini,lagi pula aku juga sudah lama tidak melihat keadaan ayah dan ibu. Akhir-akhir ini aku sibuk dengan pembukaan kafe ku yang ada di Jogja, sekaligus aku mau pamit dan memohon doa restu pada orang tua ku dan juga orang tuamu." ucap Adrian yang mulai terbuka pada Ana,hal itu membuat Ana terheran-heran, laki-laki dingin dan kaku ini seperti bukan dirinya.
"Baiklah mas,kalau gitu aku permisi masuk. Aku juga harus membereskan pakaian ku karena aku berniat menginap di sana"
Adrian pun mengangguk.
**
Setelah shalat juhur entah kenapa Ana ingin sekali menulis surat untuk suaminya,semacam mengungkapkan isi hati atau sekedar kata-kata cinta yang ingin ia tulis. Ana mengambil selembar kertas dan mulai merangkai kata.
Entah kenapa aku ingin menulis surat ini untuk yang pertama kali dan mungkin yang terakhir kalinya,karena beberapa waktu yang lalu aku mendengar kalau kamu akan mengembalikan aku pada ayah dan ibuku.
Hari itu perasaanku sangat hancur, bagaimana bisa suamiku sendiri berkata begitu mudahnya tanpa memikirkan perasaanku sedikit pun. Aku menyadari bahwa pernikahan kita bukan sesuatu yang kamu inginkan,secara pribadi aku meminta maaf untuk hal ini,andai saja aku bisa menjadi seorang anak yang pembangkang,mungkin aku akan menentang perjodohan ini mati-matian.
7 bulan sudah kita menjalani hubungan ini,dan hari ini untuk pertama kalinya aku melihat sikap manismu,bahkan kamu berbicara denganku lebih dari dua puluh kata,itu membuatku sangat bahagia meskipun aku tidak berharap lebih, mungkin ini bentuk kebahagiaan kamu atas cita-cita mu yang sedikit demi sedikit sudah tercapai.
Mas,maafkan aku yang sudah menjadi penghalang kesusksesan mu,jika aku bisa memutar waktu aku akan menjadi pembangkang untuk menolak pernikahan kita,namun semua sudah terjadi. Apa pun sikapmu terhadap ku,apakah kamu tahu? kalau aku sangat mencintaimu, perasaan bodohku begitu menginginkan kau membalas cintaku meskipun itu tidak mungkin.
Mas,aku harap suatu hari kamu bisa menemukan kebahagiaan mu sendiri,aku akan belajar ikhlas jika nanti kita benar-benar berpisah,aku akan mendoakan yang terbaik untukmu termasuk kesuksesan yang kamu impikan.
Hari ini aku akan pulang, berharap nanti kau menjemput ku,ahh rasanya tidak pantas aku meminta lebih. Mulai hari ini aku akan terbiasa tanpa dirimu dan mengubur cintaku dalam-dalam.
Anara Khadijah 💕
***
Pukul 4 sore kami meninggalkan rumah,kali ini mas Adrian mengajakku kerumah orang tuanya. Mereka datang memancarkan wajah yang bahagia begitu juga dengan Adrian, orang tua mereka beranggapan pernikahan keduanya berhasil.
Tidak lama Adrian dan Ana di rumah ayah dan ibunya, kemudian berpindah tempat kerumah orang tua Ana. Setelah magrib mereka sampai,saling bertukar kabar dan mengobrol, kebahagiaan nampak jelas diantara mereka . Setelah shalat isya Adrian menyusul Ana ke kamarnya,wanita itu baru selesai shalat dan sedang mengeringkan rambutnya yang tergerai indah.
Beru pertama kali Adrian melihat Ana tanpa hijabnya,Ana begitu cantik dan mempesona. Adrian pun menghampiri Ana,hal itu membuat Ana panik harus berbuat apa,rasanya aneh ketika harus berpenampilan seksi meskipun di hadapan suaminya.
Adrian terus mendekat dan tiba-tiba ia memeluk Ana sangat posesif,bahkan tak segan ia mencium bibir istrinya. Ana hanya menerima tindakan Adrian, mungkin Adrian terpancing karena penampilan Ana karena bagaimanapun suaminya adalah suami normal.
"Bolehkah aku melakukannya?" Tanya Adrian
Tanpa penolakan Ana pun mengangguk.
Adrian memperlakukan Ana penuh cinta,penuh kelembutan, penyatuan pertama yang terjadi setelah 7bulan pernikahan. Adrian begitu bahagia karena Dia adalah laki-laki pertama yang merasakan nikmatnya bercinta dengan kekasih halalnya,Adrian menyesal kenapa tidak sejak lama melakukan hal ini,betapa bodohnya dirinya.
Ana pun begitu bahagia karena sudah menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri,terlepas nanti hubungan seperti apa dengan Adrian itu adalah kehendak Allah.
**
Keesokan paginya, dengan suasana yang berbeda ,penuh kebahagiaan dan semangat yang membara Adrian pun berpamitan pada istri dan keluarga yang lain,ingin rasanya membawa Ana,namun hari ini ia harus mengajar dan tidak bisa di tinggalkan.
"Ana,aku pamit tunggu aku kembali, setelah pulang dari sana aku akan mengatakan sesuatu kepadamu. Aku harap kamu menyambut kepulangan ku" ucap Adrian
"Baiklah mas, hati-hati disana,aku berharap kita akan terus seperti ini dan aku bisa mendengarkan apa yang akan kamu sampaikan" ucap Ana, sesungguhnya ia menduga bahwa Adrian akan menceraikan dirinya,namun ia tidak ingin berprasangka buruk terlalu jauh.
Ana pun menyerahkan surat yang ia tulis untuk Adrian.
"Surat ini untuk mas Adrian,bacanya nanti saat mas di pesawat atau sudah sampai di Yogyakarta" ana menyelipkan surat yang ia tulis ,yang sudah ia bungkus amplop berwarna pink kerangan Adrian
"Baiklah,aku akan membacanya nanti. Terima kasih" ucap Adrian sambil mengecup kening Ana dan memeluk erat tubuh Ana.
Hari ini suasana hati Ana begitu tenang,Dia seolah akan menerima ketentuan yang maha kuasa apapun itu,Dia menyerahkan hidup dan matinya hanya kepada Allah sang pemilik kehidupan.
Setelah kepergian suaminya Ana memutuskan untuk pergi ke kampus, menjalankan kewajibannya yang lain, meskipun terasa masih perih dan sakit di bagian intimnya,ya wajar saja Adrian menggagahinya sampai pagi, meskipun begitu ana sangat bahagia, menyerahkan keperawanannya pada laki-laki yang ia cintai.
Ana berpamitan pada ayah dan ibunya,memeluk erat tubuh rentan keduanya tak lupa mencium ayah dan ibunya.
"Yah,ibu. Apapun yang terjadi nanti semoga ini yang terbaik untuk kehidupan kita,Allah sudah mengatur semuanya untuk kita. Aku pamit yah,Bu" ucap Ana seolah berpamitan untuk pergi jauh dan tidak akan kembali.
"Kamu ini kaya akan pergi jauh saja. Pesan mu akan ayah ingat begitu juga ibu. Kami selalu berdoa untuk kebahagiaan kamu dan keluarga mu" ucap ayah Ana
"Iya nak, hati-hati di jalan lekas kembali setelah urusan mu selesai di kampus" timpal Ibu
"Baiklah,aku memeluk kalian untuk yang terakhir kalinya, setelah ini aku harus pergi" ucap Ana ambigu,namun tak membuat orangtuanya curiga.
**
Jalanan hari ini cukup lenggang,Ana harus turun naik angkutan umum untuk sampai ke tujuannya,saat penyebrangan terakhir tiba-tiba ada kendaraan bermotor yang melaju cukup kencang. Ana yang sedikit kaku dan tidak bisa menyeberang menghalangi kendaraan motor tersebut, hingga membuat Ana tertabrak dan terpental jauh. Semua orang yang melihatnya teriak histeris, orang-orang berlarian melihat keadaan Ana yang sudah berdarah-darah dan kepalanya hancur.
Kejadian naas itu membuat Ana meninggal di tempat dengan senyum yang tersirat di wajahnya,tanda dia sudah ikhlas melepaskan kehidupannya yang fana ini.
Ana dilarikan ke rumah sakit dan langsung ditangani pihak rumah sakit, meskipun nyawanya tidak tertolong. Keluarga sangat terkejut mendapatkan kabar berita tentang kecelakaan Ana,ibu Ana berkali-kali pingsan Dia tidak menyangka bahwa tadi pagi adalah perpisahan terakhirnya.
Keluarga besar Adrian pun sudah mendapatkan kabar duka itu,mereka pun terpukul.
"Ibu harus ikhlas,in syaa Allah anak kita Husnul khatimah,Dia sudah berpesan tadi pagi pada kita untuk menerima semua ketentuan Allah,dan mungkin ini jawabannya Bu. Ikhlas lah anak kita anak yang baik, Allah lebih sayang Ana Bu,kita doakan yang terbaik" begitulah ucapan ayah Ana untuk menasehati istrinya yang sedang dalam kedukaan,bukan ayahnya tidak bersedih,namun ia harus mencoba tegar dan ikhlas,karena ini takdir Allah.
Berulang-ulang keluarga menghubungi Adrian namun handphone nya masih mati, mungkin Adrian masih di dalam pesawat atau masih menghadiri peresmian kafe miliknya.
Rumah Ana sudah dipenuhi para pelayat,ana sudah di mandikan dan di kafani di rumah sakit,tidak ada yang bisa melihat wajah ana untuk yang terakhir kalinya, kecuali yang sebelumnya berada di rumah sakit,tubuh Ana sudah di masukkan ke dalam peti,karena kondisi tubuh yang hancur dan masih mengeluarkan darah.
Keluarga bahkan rumah sakit menyarankan bahwa Ana harus di kubur secepatnya untuk menghindari membusukkan,lagi pun jenazah tidak boleh terlalu lama didiamkan.
Semua orang tidak berhasil menghubungi Adrian,sudah hampir 5 jam dari waktu kecelakaan namun hape Adrian masih tidak aktif, akhirnya Keluarga memutuskan untuk menguburkan Ana tanpa persetujuan Adrian.
**
Beberapa jam yang lalu saat di pesawat Adrian sudah membaca surat yang Ana tulis, hatinya sangat sedih ternyata ia begitu kejam pada istrinya. Ia berjanji setelah pulang nanti akan menebus semuanya dan akan membahagiakan Ana ,Adrian sudah tidak sabar ingin menyelesaikan pekerjaannya dan kembali menemui istrinya dan mengatakan kalau Dia sangat mencintai Ana.
Sedangkan saat ini perasaan Adrian tidak tenang seperti telah terjadi sesuatu,namun dia harus tetap tenang dan menyelesaikan acaranya. Suasana pembukaan kafe cukup rame,karena hari ini banyak promo yang dilakukan demi menarik minat pelanggan,dan Adrian sebagai owner kafe melayani pelanggannya secara langsung. Pukul 14.30 Adrian akhirnya beristirahat di ruangannya untuk makan siang yang terlewat dan menunggu waktu shalat selanjutnya,setelah itu dia akan pergi ke bandara.
Adrian melupakan hapenya yang sejak tadi mati,tak lama ia pun menghidupkannya. Banyak panggilan dan pesan yang masuk dari keluarganya,Adrian merasa semakin tidak tenang,tak lama ada panggilan masuk dari ayahnya.
"Halo,ayah kenapa semua orang menghubungi Adrian,apa ada yang terjadi?" Tanya Adrian dengan menggebu.
Ayahnya tak bisa menahan air matanya,dengan berat hati ia harus menyampaikan kabar duka ini pada sang anak.
"Nak,pulang lah segera ke Bandung,kami harap kamu tabah dan ikhlas menerima semuanya" ucap ayah membuat Adrian semakin panik
"Apa maksud ayah?"
"Nak, istrimu mengalami kecelakaan ..." Ucapnya terhenti karena Adrian langsung berteriak histeris, bagaimana kalau dia tau Ana sudah tiada.
"Apa? Innalilahi,Ya Allah pantas saja perasaanku tidak enak sejak tadi. Aku akan pulang dan langsung menemui istriku,yah. Kebetulan aku sudah memesan tiket pesawat jam 4 ini,titip istriku yah,berikan perawatan terbaik assalamualaikum" ucap Adrian menutup telponnya tanpa mendengar penjelasan ayahnya lebih lanjut.
Pukul setengah enam sore Adrian sudah sampai di rumah milik Ana, awalnya dia menelpon ayah nya untuk meminta alamat rumah sakit tempat Ana di rawat,namun ayahnya sudah menyuruh pamannya menjemput di bandara,tanpa banyak kata pamannya membawa Adrian ke rumah Ana. Adrian heran bukankah istrinya di rumah sakit,lalu kenapa pamannya membawa Adrian ke rumah Ana.
Beberapa waktu kemudian mereka sudah tiba di rumah Ana,Adrian heran di sepanjang jalan menuju rumahnya banyak bendera kuning berkibar sebuah tanda bahwa ada orang yang meninggal. Dan Adrian diam mematung saat tenda biru terpasang di kediaman rumah Ana, karangan bunga dari civitas universitas tempat Ana mengajar terpampang jelas tertulis nama Ana.
Tubuh Adrian melemah sang paman tak kuasa menahan tangisnya, keluarga pun keluar rumah menyambut kedatangan Adrian,mereka ikut menangis karena tidak tega melihat keadaan Adrian .
"Ini semua bohong kan,istriku masih hidup tidak mungkin Dia meninggalkan aku secepat ini. Tolong katakan kalau ini semua bohong,aku belum mengatakan isi hatiku yang sebenarnya kenapa Dia tega meninggalkan ku " ucap Adrian meraung-raung sementara keluarga saling menenangkan Adrian.
Adrian sudah lebih baik setelah keluarga menyuruhnya ikhlas,dan Adrian meminta di antar ke makam Ana hari ini juga. Makam Ana terletak tidak jauh dari kediaman orang tuanya,sebuah makam keluarga yang sudah dipersiapkan untuk pulang ke tempat sesungguhnya.
Sesampainya di makam ,Ana. Adrian kembali menangis dan meratapi kebodohannya yang telah menyia-nyiakan istri sebaik Ana. Adrian menyesal,ia tidak menyangka bahwa pagi tadi adalah perpisahan untuk yang terakhir kalinya. Ana memberikan kenangan indah di hari terakhirnya,melayani suaminya, memenuhi kebutuhan batinnya dan juga tidur dalam pelukan Adrian , ternyata itu adalah kesan terakhir.
"Sayang,maafkan mas yang bodoh ini. Kamu belum sempat mendengar apa yang ingin mas, katakan sama kamu. Meskipun terlambat aku harus mengatakannya. Ana, istri ku yang shalihah ,aku suami yang pengecut ini sangat mencintaimu,maafkan atas segala kesalahanku. Tunggu aku di sana,kelak kita akan bertemu kembali" ucap Adrian sambil mencium batu nisan Milik Ana ,dengan air matanya yang berlinang,sebuah tanda penyesalan yang mendalam.
***
Bagaimana pun cinta adalah tentang sebuah rasa yang harus menemukan pemiliknya.
Terima kasih.
Tangsel 07 Maret 2021