ᴛᴏᴋ... ᴛᴏᴋ... ᴛᴏᴋ...
sᴜᴀʀᴀ ᴋᴇᴛᴜᴋᴀɴ ɪᴛᴜ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ᴛᴇʀᴅᴇɴɢᴀʀ ᴊᴇʟᴀs ᴅɪ ᴛᴇʟɪɴɢᴀ. ᴋᴀʟɪ ɪɴɪ ʙᴀʜᴋᴀɴ ᴊᴀᴜʜ ʟᴇʙɪʜ ᴋᴇʀᴀs ᴅᴀʀɪ sᴇʙᴇʟᴜᴍɴʏᴀ. sᴜᴀsᴀɴᴀ ʏᴀɴɢ sᴜɴʏɪ ʙᴇʀᴜʙᴀʜ ᴍᴇɴᴄᴇᴋᴀᴍ ᴋᴀʟᴀ sᴜᴀʀᴀ ɪᴛᴜ ᴛᴇʀᴅᴇɴɢᴀʀ ᴍᴇɴɢʜᴀɴᴛᴜɪ ᴍᴀʟᴀᴍ.
Zodiak: Virgo
Kata Kunci: Tengah Malam
Peserta: 1. ℘ɛŋყıɧıʀ ¢ąŋᴛıƙ™
2. Ma'rifatun Nazwa
*********
[℘ɛŋყıɧıʀ ¢ąŋᴛıƙ™]
Sudah tiga hari suasana di kampung Cermai mengalami malam-malam yang mencekam. Banyak desas-desus yang mengatakan jika ada kejadian ganjil yang menimpa kampung mereka. Setiap malam selalu saja ada warga yang melaporkan kejadian aneh di rumahnya. Seperti kejadian semalam di rumah pasangan muda mudi, Ahmad dan Wanda, pasangan suami istri muda yang rumahnya diteror oleh sesosok makhluk yang tak kasat mata.
Keduanya pagi itu segera berangkat ke rumah Pak RT untuk melaporkan apa yang telah mereka alami. Kejadian yang menakutkan dan menyeramkan bagi keduanya.
"Beneran pak RT, pintu pagar rumah kami digedor-gedor, padahal jelas-jelas saya dan istri saya mengintip dari dalam rumah. Tidak ada siapa-siapa di sana pak RT. Bahkan kami sempat merekam kejadian itu. Coba pak RT lihat,"ujar Ahmad sembari memberikan handphonenya yang berisi rekaman video yang dia rekam semalam.
"Benar yang dikatakan oleh suami saya, Pak RT. Saya tidak habis pikir, apa yang sebenarnya yang terjadi. Sunggub di luar nalar kami berdua,"ujar Wanda membenarkan apa yang telah suaminya katakan itu.
Pak Rahmat selaku ketua RT pun melihat dengan seksama rekaman milik Ahmad tersebut. Dan benar saja, tidak ada siapa-siapa di balik pintu pagar rumah mereka. Tetapi pagar pintu rumahnya bergerak-gerak sendiri. Bahkan suara gedoran pintu pagar itu terdengar nyaring. Pantas saja pasangan suami istri ini begitu ketakutan karenanya.
"Ini horor pak RT, ada hantu gentayangan di kampung kita,"ujar Ahmad dan Wanda dengan raut wajah ketakutan.
"Sabar dulu, Mas Ahmad dan Mbak Wanda, kita tidak bisa mengambil kesimpulan begitu saja,"ujar Pak RT bersikap tenang.
"Bagaimana bisa bapak berkata seperti itu. Kami ini sudah sangat ketakutan pak,"tukas Ahmad yang tidak bisa bertenang diri saja.
"Ini bukan yang pertama kalinya, Mas Ahmad dan Mbak Wanda. Beberapa hari yang lalu rumah Pak Dimas, dan juga Pak Asep juga mendapatkan teror yang sama. Ada yang mengetuk pintu rumah mereka tetapi ketika mereka membuka pintu, tidak ada siapa-siapa di sana,"ujar Pak RT.
"Kami malah semakin takut saja ini pak. Ini sudah tidak benar, harus ada penanganan yang serius. Bahkan kami semalaman tidak bisa tidur. Selain teror ketukan, kami juga samar-samar mendengar suara minta tolong. Gawat! ini sudah tidak benar! Keamanan kampung kita sudah kritis ini pak RT, bapak harus mengambil tindakan,"ujar Ahmad memaksa pak RT untuk membuat tindakan atas kejadian yang telah meresahkan warga tersebut.
"Benar itu bapak, apalagi bayi saya terus-menerus menangis semalam setelah kejadian tersebut. Saya takut,"ujar Wanda.
"Baiklah, saya akan mencari solusi untuk permasalahan ini,"sahut Pak RT.
Ini sudah tidak bisa didiamkan kembali. Ada apa sebenarnya dengan kampungnya tersebut.
....................
[Ma'rifatun Nazwa]
Keesokan malamnya pak RT melakukan rapat dadakan dengan para warga. Dari hasil rapat tersebut diputuskan untuk mengadakan ronda setiap malam. Yang mana kegiatan tersebut digunakan untuk memastikan warganya aman, dan mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di kampung mereka tersebut.
"Gila bener, sepi banget nih malem merinding gue!" ujar Supri, hansip kampung yang sedang bertugas ronda.
Berkali-kali Supri merasa bulu kuduknya berdiri tidak karuan. Waktu sudah mendekati tengah malam dan kini giliran mereka berdua yang bertugas keliling kampung. Keduanya berjalan sambil masing-masing membawa sebuah senter.
"Iya ya, sepi juga, sebenarnya ini kampung apa kuburan sih,"sahut Iwan yang ikut merinding juga.
"Apalagi gosip yang beredar santer juga. Bikin suasana makin horor saja nggak sih,"kata Supri.
"Bener juga, semoga bukan kitalah ya yang ketemu bagian horornya,"ujar Iwan sambil berdoa dalam hati agar mereka berdua aman dari gangguan mahkluk halus malam itu.
Saat Supri dan Iwan sedang keliling kampung memeriksa keamanan setiap rumah. Tiba-tiba mereka mendengar suara ketukan pintu pagar rumah. Padahal jam sudah menunjukkan lewat tengah malam. Sungguh aneh bukan jika jam segini ada ketukan pintu segala. Memang siapa yang bertamu di tengah malam begitu.
ᴛᴏᴋ... ᴛᴏᴋ... ᴛᴏᴋ...
"Pri lu denger nggak?" tanya Iwan sambil menatap wajah Supri yang juga sama ketakutan.
"Denger wan, dari mana suaranya tuh?"tanya Supri.
"Sepertinya dari rumah sebelah kiri pertigaan ini,"ujar Supri sambil mendengarkan kembali arah asal suara.
"Itu bukannya rumah Pak Mahmud ya?"ujar Supri kembali.
"Sepertinya begitu,"jawab Iwan.
"Ayo kita cek, Pri,"ajak Iwan mengajak Supri untuk bergegas menuju ke asal suara.
ᴛᴏᴋ... ᴛᴏᴋ... ᴛᴏᴋ...
"Tolong... tolong... tolong...." terdengar suara rintihan juga suara seorang perempuan kali ini.
ᴛᴏᴋ... ᴛᴏᴋ... ᴛᴏᴋ...
"Astaghfirullah!!!!"teriak Supri dan Iwan melihat sosok yang berdiri di depan pintu pagar rumah Pak Mahmud tersebut.
Sosok itu adalah sosok yang terkenal dengan sebutan buntelan putih. Supri dan Iwan seketika lemas melihat sosok yang kini menatap keduanya karena suara keterkejutan mereka tadi.
"Han....han...han...."ujar Supri sambil bergetar seluruh tubuhnya.
"Set....set....set...."kata Iwan yang tidak kalah takutnya. Iwan malah justru mengompol di celana saking ketakutannya.
"Tolong... buka ikatannya..." pinta sosok buntelan putih itu kepada Supri dan Iwan yang hanya berdiri terpaku dengan tubuh gemetaran.
"Aaaaaaarrrrrrkkkkhhhhh!"
Kedua hansip itupun berteriak melihat sosok wajah yang menatap keduanya itu dengan sorot mata menyala merah.
Supri dan Iwan berlari tunggang langgang tanpa tahu arah bahkan sampai terjatuh berkali-kali karena menabrak benda apa saja di depan meraka. Bahkan tong sampah pun mereka tambrak sehingga tubuh mereka pun penuh dengan sampah yang berasal dari tong sampah tersebut. Mereka kembali terus berlari tanpa henti, keduanya bahkan tidak peduli dengan tubuh mereka yang bau sampah.
...................
Keesokan harinya Supri dan Iwan yang telah melaporkan apa yang mereka lihat semalam di depan rumah Pak Rahmat diajak oleh Pak RT mengatakan apa yang mereka lihat tersebut kepada para warga kampung Cermai.
"Kalau bukan ingin menganggu kenapa setiap tengah malam dia mengetuk pintu rumah kami?" tanya warga lain.
"Iya bikin takut saja," sambung warga lainnya dengan raut wajah cemas.
"Tenang dulu kita dengarkan penjelasan Supri dan Iwan terlebih dahulu sampai selesai, kemudian baru kita cari solusinya!" Ucap Pak RT.
"Jadi bapak ibu sekalian, teror yang selama ini menimpa kita itu berasal dari sosok pocong yang minta tali pocongnya dilepaskan,"ucap Supri.
"Apa!!???"ucap para warga yang terkejut mendengarnya. Kasak kusukpun mulai terdengar.
"Benar bapak dan ibu sekalian, dia mengatakan minta dilepaskan talinya,"sahut Iwan memperkuat apa yang dikatakan oleh temannya.
"Lebih baik kita tanya penggali makam yang kemarin baru saja membantu pemakaman salah satu warga kita. Apakah benar jika tali pocongnya kemarin kelupaan tidak dilepas. Kalau memang benar, maka mari nantinya kita bicarakan hal ini dengan keluarga yang bersangkutan agar permasalahan di kampung ini segera terselesaikan,"kata Pak RT memberikan solusi atas masalah yang sedang dihadapi di kampung Cermai tersebut.
Para warga pun sepakat dengan usulan dari pak RT tersebut. Dan setelah semua dikonfirmasikan kepada keluarga yang bersangkutan. Akhirnya salah satu makam yang diyakini arwahnya gentayangan itupun dibongkar. Benar saja, ternyata ada salah satu tali pocongnya yang lupa tidak dibuka. Kejadian yang membuat tengah malam para warga menjadi malam-malam yang mencekam karena adanya teror sebuah ketukan.
ᴛᴏᴋ.... ᴛᴏᴋ... ᴛᴏᴋ...
👻 TAMAT