"ayolah ayah semua orang punya jodohnya masing-masing tapi tidak bisakah aku juga seperti mereka menentukan jodohku sendiri?"
"kamu ditungguin punya pacar kayak nunggu gigi ayah tumbuh lagi"
"ya allah, ayah lucunta luna saja tidak sadar kodranya!!!"
"lucinta ma kaya bisa potong burung berkali-kali na kamu bisa apa? "
"ayah, aku belum kelar kuliahnya, nikah tanpa gelar ngak seru"
"gelar ngak akan menguranggi kejelekanmu gih nikah, udah ayah obral juga! untung ada yang mau"
"ya allah jahara banget ni mulut penghuni kubur"
"itu kamu tahu, atau perlu kita tukaran posisi?"
"oke boleh tapi ayah yang nikahi tu orang" kataku namun dijawab.
"ayah ma jelas laki tulen tapi main pedang-pedang sampai salah lubang ma ayah noo" katanya mulai sewot juga
"ayah aku tuh baru berusaha meniti karir, nikah cepat itu berarti bunuh harapan ayah" jelasku gemas
"niti karir mulu alasanmu tapi skripsi aja ngak lancar-lancar" sindirnya tepat sasaran di jantung.
"apa salahnya toh aku masih muda masih banyak cara ke roma" kataku mulai sewot dengan penuturan ayah.
"udah terima aja ayah jodohkan, siti nurbaya juga oke-oke aja tuh dulu"
"siti nurbaya sudah diganti siti badriah ayah, masa datug maringgi menyerang lagi?
"lag itu sudah bagus ada datuk maringgi, di jejal di panti jompo juga kamu ngak dilirik, udah terima nasip aja "
"oghhh tuhan ini ayahku atau pemyikir lidah pahit yang nyasar bukan sih?"
"sudah, anaknya oke kok, ayah yakin tar juga setelah kalian ketemu, kamu sendiri yang lansung telanjangin anak orang"
"innalilahi wainnailaihi rajiun, ayahku bukan sih ini?"
"bukan lagi kalo kamu nolak permintaan ayah"
"harus banget ya?"
"harus, lagian ya tuh anak cucok meong tau ngak sih!! apa lagi dia pilot uuuu ngak cuma terbang di udara dia bisa, kamu diantar langsung ke ilahi ma dia juga bisa"
"ya tuhan, tolong beri hamba petunjuk untuk mendapatkan tempat ruqiah terbaik ya allah, lagian ya!, lagian ya nih yah, mau dia supir pesawat keg bekas kapten persatuan pemerhati balita keg pokoknya aku tidak mau"
"naruto aja kawin dan beranak masak kamu salah "
"iya naruto sudah punya anak namanya boruto tapi mak kolor ijo ngak bakalan muda lagi ayah" kataku sudah kehilangan akal.
"kolor ijo bisa ganti cat jadi pink ko kalo kamu mau asal nikah dulu aja"
"astagfirullah al'adzim, dengar ya ayah, aku tuh ngak mau titik, apa susahnya sih ya bilang tidak keluarga kolor itu"
"tapi kan mereka sudah janjiin mahar banyak untuk kamu, tar uangnya buat kamu jual popcont bisa kok, kamu mandiin tuh popcont ayah rela deh "
"Tuan supriadi anaknya pak Rusli anakmu ini enggan jauh darimu jemput dia please" kataku bermonolog pada angin walau jelas terdengar ayah tapi aku sudah putus asa jadi biarlah.
"ayah nyusul kakek kamu ta tinggali utang loh" ancamnya seketika
"mana ada ini kamu ayah mau jual buat nutup utang terus bikin usaha lagi kok" katanya pura-pura sedih.
capek dengan ucapan tak berujung ini aku berkata "oke oke kita bicarakan saat aku khilaf oke ayah love you"
oghh hai tadi adalah sepenggal percakapanku dengan ayah terlalu mengikuti zamanku. aku adalah anak satu-satunya yang dia miliki jadi begitulah dia.
ini sebenarnya bukan kisah perjodohan romansa yang sudah kalian tebak alur ceritanya tapi TIDAK ceritaku ini hanya bercerita tentang kisah naas seorang mahasiswi tua yang tidak bisa menyelesaikan skripsinya karena tenggelam kedasar rasa malas yang paling dalam.
ini semua karena orangtuaku yang sudah menyerah akan tabiatku yang sudah tidak ada bedanya dengan orang gila maka mereka memutuskan mewariskan anaknya pada orang yang membutuhkan.
aku jemblo sedari lahir dan katanya untungnya ada keluarga kekurangan sampah yang bersedia memunggut sampah hampir busuk itu dari permukaan tong sampah dan katanya mau didaur ulang.
ngomong-ngomong sampah yang dimaksud adalah aku jadi jika kalian ingin tahu kisah ini silahkan membacanya.
hampir saja aku lupa memperkenalkan diriku. jadi izinkah daku yang berbaik hati memulai dan membagi kisah memilukan ini.
disuatu sudut dunia yang begitu luas hiduplah seorang anak bernama Widya Ayuningsih 23 tahun yang sangat pemalas, tinggi 160 dan berotak kecil namun bermulut tajam disaat-saat tidak tertentu.
wajahnya juga sangat standar membuat orang-orang malas untuk melihatnya akan tetapi berkat mulut kurang ajar dan pikiran kotornya itu banyak orang-orang waras yang sangat suka berteman dengannya.
teman-temanya mengganggap wanita atau lebih akrab di sapa kerdil itu sebagai hiburan yang sangat menyenangkan untuk melewati hari yang makin menyesakkan.
si kerdil adalah anak satu-satunya dari nenek lidah pahit dan penyihir jahat. penyihir jahat adalah ayah kandungku yang bernama Muhammad Supriadi.
Muh. Supriadi berasal dari sulawesi selatan tepatnya di kota makassar dan beretnis bugis makassar. ayahku adalah orang yang sangat memegang teguh sikap tegas dan rasa siri untuk dirinya sendiri juga keluarganya. akan tetapi sikap tegas dan tenggang rasa yang kolot dan menjengkelkan membuatku merasa jika ayah itu adalah orang jahat disaat-saat tertentu.
tetapi ketika aku jengkel dan membenci ayah saat yang itu jugalah juga dirinya akan menjadi penyihir yang mampu menyulap berbagai keajaiban dari tangannya.
dulu ayahku bekerja sebagai menejer di salah satu pablik rumput laut terbesar di Indonesia namun setelah menikah ayahku lebih memilih berhenti bekerja dan kini bertugas sebagai Ayah rumah tangga.
ayah kini lebih senang tinggal dirumah dan menyaksikan perkembangan anaknya dan itu hanya aku, setiap detiknya dan tangan kekarnya itu mampu menghasilkan keajaiban sangat membahagiakanku.
seperti halnya soal makanan, kerajinan tangan dan tentunya pelukan terhangat yang pernah ditemui didunia ini selain kehangatan pelukan sang ibu tentunya.
ayah adalah orang yang selalu setia menunggu kedatanganku dirumah dan karena itulah aku lebih akrab dengan ayah dibanding ibu, setiap keluh kesahnya akan didengarkan oleh ayah walaupun tidak penting namun ayahku adalah sahabat pertama yang kumiliki.
sedangkan lidah pahit adalah julukan untuk ibuku yang bernama purbaningsih lukman. ibuku itu sangat gemar berkata kasar dan bermulut nyiyir jika berhadapan dengan anaknya tetapi akan menjadi ibu peri yang sangat baik hati jika dihadapan pasientnya.
ibuku itu asli orang bandung tapi tidak memiliki sikap lemah lembut ayu dan keibuan seperti seharusnya, ibu itu memang pantas mendapat julukan seperti itu tetapi ibu bagaikan singga betina habis beranak bisanya hanya menggaung saja jika dihadapanku.
ibuku bekerja sebagai seorang dokter spesialis kandungan di kota bandung dan karena pekerjaan ibu lebih menghasilkan juga mampu mencukupi kehidupan kami bertiga, akhirnya aku dan si penyihir jahat ikut diboyong ke dibandung.
hubunganku dengan ibu tidak selayaknya ibu dan anak tetapi lebih cocok dikatakan rival abadi. kami akan beringkah seperti musuh bebuyutan jika bertemu lalu saling menghardik dan melemparkan cacian satu sama lain jika seseorang dari kami mendapatkan kasih sayang lebih dari penyihir jahat.
seperti biasa dimulailah debat kusir antara kantidat wapres dan anak kucing dan sialnya akulah anak kucing itu. aku dan ibu akan memperebutkan satu-satunya lelaki di rumah layaknya anak kecil yang berebutan permen.
perdebatan antara aku dan nenek lidah selalu dimenangkan oleh nenek lidah pahit. nenek lidah pahit akan sangat senang memenangkan pertengakaran kami tetapi ketika aku sudah terlihat sedih maka nenek lidah pahit akan lebih dulu menanggis sambil memelukku dan yaaa tentu saja aku tidak akan pernah bisa menolak pelukan ibu.
aku itu adalah anak yang petakila dan suka menjejelah, suka berkreasi hal baru bahkan suka berektreman kehal-hal gila.
aku sering bepergian selama dewasa sehingga semakin membuatku semakin jauh dari ibu. jika dengan ibu kami selalu bertengkar tetapi ketika kami terpisah jarak yang sangat jauh nenek lidah pahit akan selalu merindu dan tidak akan pernah berhenti menelponku lalu menanyakan kesehatan kegiatan dan perekonomianku.
seperti itu kehidupanku, walaupun ada satu sesi dimana aku dan ibu akan berdamai lalu menjadi teman akan tetapi saat itu adalah moment yang paling kubenci, karena jika saat itu tiba berarti si nenek lidah pahit menginginkan sesuatu dariku.
di angkatanku ada 32 orang, aku berhasil mengalahkan 31 orang tapi pada akhirnya aku yang tak kunjung mengajukan ujian skripsi hingga kini. sejalan dengan waktu hampir 29 orang yang melompatiku begitu saja belum lagi proposalku terus saja anivv jika mengingat itu rasanya sinetron uttaran saja kalah dengan story of my skripsi.
sudah banyak teman-teman seperjuangannya yang sukses dengan cara mereka masing-masing namun tidak memenggaruhi pikiranku akan tetapi hal itu tidak berjalan lama karena tiba-tiba negara api menyerang tanpa sepengetahuanku dan segalanya berubah.
aku kehilangan ketentraman karena sang penyalur gen yang awalnya sangat senang dengan keberadaanku kini berubah mejadi peyihir tiri yang sangat kejam.
ayah mulai frustasi karena semua ucapan para tetangga yang membanding-bandingkan anak mereka denganku dan pada akhirnya kefrustasian penyihir tirilah yang membuatku harus kembali terhempas kebagian bumi yang bernama makassar, di salah satu universitas negeri yang bermaskot ayam jantan itu aku kembali dipaksa untuk merenggut sebuah gelar sarjana pada belakang namaku.
dulu aku berhasil masuk dengan jalur SNMPTN pada pilihan ke 2 dengan bidang studi Antropologi sosial yang berakreditasi A, walaupun sebenarnya aku hanya mendapatkan aji mumpung hingga bisa masuk universitas tersebut tetapi sungguh keberuntungan yang jatuh ketangan yang salah karena aku tidak sungguh-sungguh mempelajari segala teori dalam bidang antropologi sosial.
yang aku tahu hanya 7 unsur kebudayaan selebihnya telur naga, dirinya tidak ada yang nyangkut dalam otak udangku setelah frustasi gagal jadi sarjana.
antropologi sosial itu sebenarnya sangat bagus dan hebat, bagaimana tidak jika dokter merawat dan menganalisis penyakit seseorang maka para antropolog akan menggalisis penyakit suatu kelompok dan menyembuhkannya secara bersamaan, mampu menggoliskan hal-hal mistig juga mampu membuat kelompok tersebut berpikir ulang akan kesebuah pradigma atau kepercayaan yang dianggap benar.
Antropologi sosial juga tidak membahas menggenai benda peninggalan nenek moyang, tetapi memeliti akan kebudayaan, kebiasaan, dan kepercayaan yang ditinggalkan oleh lelehur sebelumnya. belajar antropolog itu luas banget jangkauannya, antropologi tidak hanya belajar budaya tapi juga menyakup banyak ilmu seperti ilmu komunikasi, arsitektur pembangunan dan ekonomi, agama, kesehatan dan bahasa. bisa dikatakan ilmu antropologi itu makrub akan ilmu.
karena kita akan membahas menggenai kehidupan kampusku sepertinya sebelum kisah ini menjalar kemana-mana kalian harus disadarkan terlebih dahulu, dari kisah ini jangan bayangkan menggenai anak semester akhir yang hampir gila karena dosennya yang memiliki wajah tampan dan badan kekar namun bersikap arrogant juga dingin lalu menjalin cinta terlarang dengan anak bimbingannya.
waow sungguh serial drama yang mengharu biru karena pada dasarnya dan pada kenyataannya tidak sedemikian rupa.
yang ada dikehidupan nyata hanyalah dosen-dosen tua botak, gendut, berperut buncit kalaupun tidak seperti itu ya paling badannya kurus, ada juga yang tidak terlalu gemuk tidak juga terlalu kurus, dan sayangnya dikampus itu mata kalian tidak akan dihiasi otot-otot maco seperti serial ftv atau di novel-novel romansa yang diceritakan oleh penggarang-penggarang hebat jadi back to reality girls hidup tak seindah dongeng penggantar mimpi.
jika novel-novel atau cerita ftv menceritakan menggenai dosen killer yang irit bicara, dingin dan arrogan berbeda denganku, dosenku ini sangat ramah, malah saking ramahnya aku tidak dapat membedakan dirinya sedang bercanda atau serius hal ini tentu membuat orang lain berpikir keras untuk menyikapi orang itu, dan jika cerita-cerita lain sang dosen tidak menanggapi ucapan anak didiknya maka berbeda denganku.
pembimbingku akan merespon apapun ucapanku dengan cara cepat namun jangan lupakan jawaban-jawaban absurt menyebalkannya sehingga wajahnya ingin kuparut sampai halus tak tersisa.
aghhh derita anak semester akhir ditelan waktu ya begini, kata yang menggambarkannya ya, mmm menyebalkan.
Saking seringnya proposalku Anniv aku mulai menyerah dan menggeluti dengan serius hobbyku yaitu jalan-jalan dan bercengkrama dengan kehidupan santai juga menjalani apa yang harus dijalani.
Katakanlah aku kabur dari realita hidup yang harus kuhadapi. Sejauh ini, bukannya menghadapi aku memilih untuk melupakan bahwa aku punya kewajiban menaruh gelar dibelakang namaku dan berhenti menghambur-hamburkan hasil jerih payah ibuku.
Kian hari ibu makin mengeluh tentang upah yang harus di dapat semenjak pemerintahan menerapkan kebijakan yang namanya BPJS. Susah payah beliau belajar, mengeluarkan dana yang amat sangat besar mendapat gelar, melakukan layanan sosial ke satu tempat ketempat lain, dengan susah payah kinerjanya diakui negara hingga bisa menetap lalu membuka praktek sendiri.
Sesulit itu tapi semenjak ada kebijakan itu, katanya kinerjanya dinilai layaknya jasa kang prarkir. Sedikit mengenaskan memang tapi apa dayaku bahkan yang kulakukan malah menutup mata dan masa bodoh. Saat ini, aku tengah berada di punjak gunung bawakaraeng bersama teman-teman mapala unhas.
Gunung Bawakaraeng adalah sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 2.850 meter di atas permukaan laut.
Medannya luar biasa bahkan amat sangat luar biasa untuk pendaki baru tapi bagiku walaupun sudah beberapa kali ke tempat ini, setiap kunjunganku membawa kesan baru yang membekas disetiap perjalanannya.
Ya, jangan remehkan fisikku yang kecil tapi, begini-begini aku sudah kesekian kalinya berada di tempat ini. Setelah menempuh perjalanan jauh, dengan peluh yang masih melengket dibadan, dan nafas yang masih diatur, kini aku tengah duduk santai menikmati pemandangan dengan perasaan damai juga segelas kopi hangat ditangan. Tanpa kusadari seorang senior duduk di sampingku.
"Sudah merasa lebih tenang?" Tanyanya tanpa menoleh padaku dan ikut menatap apa yang ada dihadapan kami saat ini.
"Mmm" jawabku singkat karena enggan merusak suasana hati.
Sosok itu sempat terdiam lama begitupun aku, tak seorang pun yang membuka bahan pembahasan lagi diantara kami hingga seseorang dari sudut lain berteriak memberi perintah bahwa sudah saatnya kami memasang tenda setelah itu makan dan beristirahat.
Setelah menginap semalam disana akhirnya kami kembali pulang ke kota makassar. Perjuangan dan deritaku belom berakhir ternyata, seperti saat ini sungguh aku sangat malas untuk menghadapi sebuah kenyataan yang sudah lama aku hindari namun waow penyihir tiri sudah sangat memaksa untuk mendapat kabar kelulusannku sepertinya penyihir tiri itu sudah sangat jenuh karena segala alasanku yang tidak kunjung mendapatkan gelar itu jadilah aku di kirim kembali ke makassar dan meranalah aku selama aku berada di kampus.
.
.
.
.
dengan keterpaksaan akhirnya aku harus berdiri didepan ruangan pembimbing akademik, ini akan menjadi pertemuan kesekian kalinya kami setelah aku melakukan ujian proposal beberapa tahun lalu, iya beberapa tahun lalu, aku seharusnya sudah mendapat gelar dibelakang namaku jika saja rasa malas menghadapi wajah orang itu.
pintunya tertutup rapat, pintu itu telah kuketuk namun memang sepertinya didalam ruangan itu tak berpenghuni jadi kutunggu i tepat diruangannya.
aku sudah duduk beberapa jam disini tapi batang hidungnya tak kunjung nampak padahal sudah silih berganti orang lain yang memperhatikan aku juga silih berganti menanyai keperluanku.
hampir tiga jam aku duduk disana tak jelas! hingga seseorang yang salah satu teman angakatanku yang kini telah bergelar mahasiswa S2 datang.
bayangkan teman seangkatanku saja sudah S2 dan sebentar lagi proposal penelitian untuk tesisnya sedangkan aku, sarjana S1 saja ngak kelar-kelar gaysss!! bisa rasain ngak sih ini, dia pembunuhan secara tak kasat matakan??. mana dia dengan santainya duduk di sampingku dan berkata
"weee apa kau bikin disini?" (Tujuan apa kau disini)
"tunggu prof" tunjukku pada pintu didepanku yang terkunci rapat."
"eddd begitu memang kalo pernah pensiun di kampus, pergi mo dulu tar balik lagi kalo dah mau selesai jam kantor"
"logh kenapa?"
"prof itu sekarang lebih banyak diluar dibanding di kampus itu juga balik tuk absensi doang" katanya santai sambil membuka kunci gadgetnya.
"jadi gua nunggu kayak tokek mati disini ngak guna dong?"
"jelaslah, egh udah makan belum makan yuk" ajaknya mengalihkan pembicaraan.
"iya boleh, tapi gua mau makan orang boleh ngak?"
"ahahaha habis pensiun ko jadi kanibal ternyata" katanya menggejek sambil tertawa jahat.
"aghh lo kenapa ngak bilang dari tadi monyong" kataku sambil melayangkan cubitan-cubitan kecil di pahanya.
"adu duug adu iya, ampun ampun. lagh di chat lu juga cuman cari gua bukan nanya prof sekarang kegiatannya gimana geblekk!!" katanya ikut deram denganku.
"tapi setidaknya lo peka keg, nanya pensiunan kayak gue ngapaen kekampus gitu?" kataku sewot.
"udah-udah" katanya mencoba membuatku sabar lalu dia kembali berkata "makan yuk, aku teraktir deh"
"auuu agh malas aing"
"ayolah, dikantin banyak dedek memeess yuk"
"dasar tante girang" kataku sarkas walau begitu tetap membiarkannya menyeretku sesuka hati.
"tar lu juga girang kalo udah dikantin"
"maksud lo?" tanyaku heran
"udah ayooo" paksanya sambil terus melangkah melewati lorong-lorong menuruni tangga dan berbelok disamping kantor staf akademik barulah kami sampai.
kantin terlihat ramai apa lagi memang jam makan siang. entah sudah berapa angkatan kulalui, banyak wajah-wajah baru kini yang ku jumpai sekali ada yang kenal mereka udah S2 boghh!!!
salah satunya laki-laki berbadan kentong disudut sana. saat aku telah melangkahkan kaki memasuki kantin, dari jauh dia telah berteriak dengan girang dan berkata
"weee kerdil ingat jalan kampus jo pade, ku kira mati moko weee" (wee kerdil, kamu masih ingat jalan ke kampus ternyata, ku pikir kamu dah mati)
"diam ko kong, nggak guna gue ngehirauin setan gentayangan kayak lo" kataku sembari melemparinya bakwan jualan mace.
"cieee yang masih panggil pake panggilan sayang iheeeiiidehh" teriak salah satu teman angkatanku yang kuingat bernama wahyu.
seketika kantin ramai dengan sorak-sorak ejekan tentangku dan lelaki yang sangat ingin kulupakan itu.
namanya Muh. Alfarizi, usianya beberapa tahun diatasku. dia adalah salah satu seniorku. walaupun tidak ingin kuakui tapi alfa itu mantan teman mesra pertama sekaligus musuh bebuyutanku.
Setelah sekian lama tidak bertemu, penampilannya masih sama, sikap arogant dan parlentenya juga sama. Kata orang lain, dia sosok yang menyenangkan tapi hanya denganku dia akan bersikap usil juga menyebalkan.
jika kalian anggap dia suka, maka please buka mata batin kalian. Dia bukan anak TK yang menunjukkan rasa suka dengan cara kekanak-kanakan seperti itu, bahkan rambut gondrong, kemeja lusuh dan sepatu kotornya itu petanda dia sudah amat sangat dewasa hingga tidak mengurusi penampilan lagi.
Walau begitu sebenarnya dia tipe orang cerdas dan aktif sebenarnya bahkan kini dirinya menjabat sebagai ketua BEM tapi menurutku, apa gunanya togh sampai saat ini, pria itu tak kunjung menjelesaikan S1 nya padahal ancaman D.O SUDAH DIDEPAN MATA
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!