NovelToon NovelToon

KAISAR SEMBILAN ALAM

BAB 01. KEHIDUPAN KE DUA

​Di dalam sebuah kamar yang sempit, bau apek dan debu menyelimuti udara.

​Di atas ranjang reyot, WANG LING, yang telah terbaring koma selama tiga tahun, mendadak membuka matanya.

Sepasang pupilnya memancarkan kejutan yang luar biasa.

​'Aku... hidup kembali!' gumamnya dalam hati, cepat-cepat menoleh ke sekeliling.

​'Aku berhasil membuka rahasia ke hidupan kedua dari kitab kuno itu! Tak kusangka, metode terlarang itu benar-benar berhasil dalam kondisi darurat seperti itu!'

​Ia menarik napas dalam. Kini, ia hidup di dalam tubuh seorang pemuda yang juga bernama Wang ling.

​Namun, ada hal yang sangat di sayangkan.

​“Sayang sekali, tubuh ini sangat kurus dan lemah.

Tumpukan racun menyumbat seluruh aliran energi dan meridiannya.”

​Pantas saja, pemilik tubuh sebelumnya tidak pernah berkembang dalam seni bela diri dan selalu dianggap tidak berbakat, di juluki sebagai sampah.

​“Tapi dengan ingatan dan pengetahuanku di masa lalu, masalah sepele ini sangat mudah diatasi!”

​Tanpa membuang waktu, Wang Ling segera duduk dalam posisi meditasi. Ia mulai menyerap energi murni Langit dan Bumi, mengalirkannya ke seluruh tubuh, lalu dengan paksa mendesak semua racun yang terakumulasi keluar melalui pori-pori kulitnya.

Satu jam berlalu

​Seluruh racun telah hilang.

Tubuhnya terasa segar, ringan, dan penuh energi. Sebuah lapisan kotoran hitam berminyak menempel di kulitnya.

​Sambil membersihkan diri, ia juga mendalami ingatan pemilik tubuh aslinya.

Dari sana, ia mulai memahami situasinya.

​Wang Ling yang asli adalah anak haram dari seorang pelayan.

​Ibunya telah tiada karena terbunuh, dan hingga kini, pembunuhnya belum terungkap.

​Ayahnya, WANG TIAN, kepala keluarga saat ini, terpaksa menerimanya karena rasa kasihan.

Namun, ia tidak diizinkan tinggal di rumah utama Keluarga Wang.

Oleh karena itu, Wang Ling tinggal di sebuah rumah kecil yang kotor, tersembunyi dekat kandang kuda, dan dipaksa bekerja merawat hewan-hewan tersebut.

​Didorong oleh nafsu balas dendam atas kematian ibunya, Wang Ling yang asli berlatih seni bela diri sendirian tanpa bimbingan yang benar.

Latihan yang salah itu menimbulkan serangan balik (Qi Deviation), yang kemudian menyebabkannya koma selama tiga tahun.

Selama masa koma, Wang Ling dirawat oleh seorang pelayan pria yang di tugaskan secara khusus.

Pelayan itu selalu menyuapinya dengan ramuan obat.

Dalam ingatan Wang Ling yang sekarang, obat-obatan itu memiliki rasa yang aneh dan pahit, jauh dari ramuan penyembuh biasa.

​Wang Ling, yang kini adalah Wang luo dari kehidupan sebelumnya, segera menyadari kengeriannya.

​Brengsek! Itu bukan obat penyembuh! Itu adalah ramuan yang secara perlahan meracuni dan menghancurkan akar kehidupannya!

Wajah wang ling saat ini tampak geram.

​Pelayan itu, yang seharusnya merawat, justru memberikan racun dosis rendah yang telah merusak organ vitalnya hingga mati.

Serangan balik dari latihan hanyalah alasan yang sempurna. Wang Ling yang asli meninggal bukan karena latihannya yang salah, melainkan karena di racuni secara sistematis saat ia tak berdaya.

​Kematian itulah yang membuka celah, memungkinkan jiwa perkasa Wang luo merasuki dan mengambil alih tubuh yang baru saja ditinggalkan.

Wang ling kini hidup, bukan karena ia sembuh, tetapi karena jiwa yang baru telah mengambil alih kendali

​Senyum dingin terukir di bibir Wang Ling. Ia kini memiliki tubuh baru, dan dengan pengetahuan Wan Luo, ia akan membalaskan dendam Wang Ling yang asli.

​Baiklah. Karena aku telah mengambil tubuhmu, aku akan membalaskan dendammu, Wang Ling yang malang.

Pembunuh ibumu dan orang yang meracunimu... mereka semua akan membayar!

Tepat pada saat Wang Ling menyelesaikan ikrar batinnya, pintu kamar yang reyot itu terbuka tiba-tiba.

​Di ambang pintu, berdirilah sesosok pria dengan setelan pelayan yang kusam.

Di tangannya, ia memegang sebuah mangkuk kecil, mengepulkan uap tipis dari cairan kental dan gelap yang ada di dalamnya.

Itu pastilah "obat" yang selama tiga tahun telah diberikan perlahan untuk membunuh Wang Ling.

​Pelayan itu, yang dikenal Wang Ling sebagai FU GE, segera membelalakkan matanya lebar-lebar.

Ekspresi terkejut dan ketakutan merayapi wajahnya yang biasanya datar.

D​ia melihat Wang Ling—pemuda yang seharusnya lumpuh, sekarat, dan koma—kini duduk tegak di atas ranjang, dengan kulit yang bersih dan mata yang memancarkan aura kehidupan yang kuat.

​"Kau... kau sudah sadar?" suara Fu Ge tercekat, mangkuk di tangannya sedikit bergetar.

​Wang Ling tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya menatap tajam ke arah Fu Ge.

Tatapan itu dingin, menusuk, dan penuh dengan niat membunuh yang murni. Itu adalah tatapan seorang kultivator abadi dari masa lalu, seorang jagoan yang telah menyaksikan jutaan kematian dan tidak mengenal belas kasihan.

​Jika saja tatapan itu adalah sebuah pisau, maka pelayan bernama Fu Ge itu pasti sudah terpotong-potong menjadi debu di tempatnya berdiri.

​Ketakutan yang belum pernah ia rasakan menyergap Fu Ge. Ia tahu, ada sesuatu yang sangat berbeda dari Wang Ling yang lemah yang ia racuni.

​Apakah dia hanya pura-pura koma? Tapi itu tidak mungkin! Racun itu sudah pasti mematikan! batin Fu Ge panik.

​Wang Ling, dengan suara yang tenang namun dipenuhi kekuatan yang tak terlukiskan, akhirnya berbicara.

​"Sudah tiga tahun aku 'minum' obatmu. Sekarang, perlihatkan padaku... apa isi ramuan di mangkuk itu."

Mendengar ucapan Wang Ling yang intonasinya begitu datar tetapi memancarkan tekanan yang mengerikan—Fu Ge semakin dilanda kepanikan.

Logika di kepalanya hancur; Wang Ling seharusnya sudah mati, bukan duduk dan berbicara dengan aura yang mengintimidasi!

​PRANG!

​Mangkuk berisi ramuan beracun itu terlepas dari tangan Fu Ge yang gemetar dan pecah berkeping-keping di lantai kayu yang usang.

Cairan hitam pekat itu menyebar dengan bau amis yang tajam.

​Tanpa membuang waktu sedetik pun, Fu Ge berbalik dan lari sekuat tenaga, meninggalkan rumah reyot Wang Ling. Ia berlari kencang tanpa peduli pada kehormatan seorang pelayan atau risiko ketahuan.

Prioritasnya hanyalah menjauh dari tatapan tajam yang baru saja ia lihat.

​Wang Ling hanya mengerutkan kening, tidak repot-repot mengejar. Baginya, Fu Ge hanyalah seekor lalat yang bisa ia bunuh kapan saja. ​Ia tetap duduk tenang di atas ranjang, memandangi pecahan mangkuk di lantai.

Sebuah seringai dingin muncul di wajahnya.

​“Kau akan menjadi orang pertama yang akan mati setelah aku hidup kembali, Fu Ge,” katanya dalam hati, menyimpan janji mematikan.

“Dan kau akan memberitahuku, siapa tuan di belakangmu, sebelum kau mati.”

​Saat ini, Wang Ling tahu bahwa hal terpenting bukanlah membalas dendam dengan terburu-buru, tetapi menguatkan dirinya. Ia harus memahami dunia baru ini dan, yang paling utama, identitas semua orang yang terlibat dalam kematian Wang Ling yang asli.

Wang Ling lantas turun dari ranjang reyot itu.

​Kaki kurus dan panjangnya menyentuh lantai kayu yang dingin. Ia berdiri tegak, merasakan bobot tubuh yang sangat ringan. Ini adalah tubuh yang lemah dan rapuh, sebuah kontras besar dengan tubuh kultivator abadi yang ia miliki di kehidupan sebelumnya.

​Untuk pertama kalinya setelah tiga tahun terbaring tak berdaya dalam koma, Wang Ling mencoba melangkah.

​Langkahnya yang pertama terasa kaku dan sedikit goyah.

Otot-ototnya atrofi karena lama tidak digunakan. Ia mengerutkan dahi, merasakan ketidaknyamanan ini.

​“Benar-benar lemah. Tapi itu hanya masalah waktu,” pikirnya.

​Meski belum terbiasa dengan koordinasi tubuh yang lemah ini, ia memaksa dirinya untuk bergerak.

Perlahan-lahan, langkah demi langkah, ia mulai berjalan melintasi kamar yang sempit.

Kekuatan spiritual yang telah ia pulihkan setengah jam yang lalu kini mengalir, memijat dan membangunkan serat otot yang tertidur.

​Setelah beberapa saat berjalan mondar-mandir, gerakannya menjadi lebih lancar dan stabil. Ia mulai menyesuaikan diri dengan pusat gravitasi dan kemampuan tubuh barunya.

​Berjalan lancar, Wang Ling melirik ke luar jendela.

Matahari sudah mulai meninggi. Ia harus segera bertindak.

​“Pertama, aku harus mencari tempat yang lebih tenang untuk melanjutkan pemulihan energi spiritual dan setidaknya menemukan beberapa obat herbal dasar di luar sini. Tempat ini terlalu berbahaya untuk ditinggali,” putusnya.

BAB 02. AWAL DARI SEGALANYA

​Di saat Wang Ling sibuk menyesuaikan diri dengan tubuh barunya, Fu Ge berlari tanpa henti, dan jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang.

Wajahnya pucat pasi, dipenuhi keringat dingin. Ia tidak berani menoleh ke belakang, takut jika Wang Ling tiba-tiba muncul di belakangnya.

​Pelariannya berakhir di depan gerbang sebuah kediaman yang tampak mewah, jauh berbeda dengan gubuk reyot tempat Wang Ling tinggal.

Kediaman ini adalah bagian dari rumah utama Keluarga wang.

Para penjaga dengan baju zirah ringan mondar-mandir, dan para pelayan tampak sibuk lalu-lalang.

​Fu Ge segera mengatur napas dan menghampiri salah satu penjaga di gerbang.

​"Saya... saya ingin bertemu dengan Tuan muda," ujar Fu Ge terengah-engah, mencoba mengembalikan sedikit ketenangannya.

​Penjaga itu hanya meliriknya sekilas.

Karena sudah mengetahui bahwa Fu Ge adalah kaki tangan rahasia Tuan Muda mereka, penjaga itu langsung menyingkir tanpa banyak bicara.

​"Masuklah," kata penjaga itu singkat.

​Dengan rasa lega bercampur ketakutan yang masih menggigit, Fu Ge segera masuk dan melesat menuju halaman belakang, tempat Tuan Muda biasanya berada.

Dia harus melaporkan insiden yang mengejutkan ini—bahwa Wang Ling, si 'anak haram' yang seharusnya sudah mati, kini telah bangkit.

Fu Ge bergegas melewati koridor mewah dan akhirnya tiba di sebuah paviliun yang dikelilingi taman mini yang terawat.

Di sana, duduk santai di atas kursi kayu cendana yang berukir, adalah sosok yang ia panggil 'Tuan Muda'.

WANG LEI, begitulah nama Tuan Muda itu, memiliki penampilan yang angkuh dan berwajah tampan, mengenakan jubah sutra mahal yang kontras dengan pakaian kusam Fu Ge. Ia sedang menyesap teh saat Fu Ge menerobos masuk.

Melihat Fu Ge yang berlari tunggang langgang dan kini langsung bersujud dengan kepala menyentuh lantai, Wang Lei meletakkan cangkir tehnya dengan kerutan dahi.

"Ada apa ini? Kau membuat keributan, Fu Ge. Di mana ketenanganmu?" tanya Wang Lei dengan nada meremehkan.

"Apakah ramuan itu akhirnya berhasil, dan kau membawa kabar kematian si anak haram itu?"

Fu Ge mengangkat wajahnya yang pucat pasi, matanya penuh horor. Ia mencoba berbicara, tetapi suaranya bergetar hebat.

"T-Tuan Muda... gawat! Benar-benar gawat!"

"Gawat apa?" Wang Lei mulai kehilangan kesabaran.

"Wang Ling... dia... dia bangun! Dia sadar!" seru Fu Ge, suaranya hampir menyerupai jeritan.

Wang Lei terdiam.

Seluruh suasana di paviliun itu mendadak sedikit membeku.

Ekspresi santai di wajah Wang Lei perlahan digantikan oleh kekagetan yang luar biasa, diikuti oleh kemarahan yang membara.

"Apa yang kau katakan?! Itu tidak mungkin!" Wang Lei membentak, berdiri dengan tiba-tiba. "Sudah tiga tahun! Racun yang kau berikan adalah racun yang paling lambat dan mematikan. Itu seharusnya menghancurkan inti kehidupannya secara permanen saat koma! Bagaimana mungkin dia bangun?"

"Saya juga tidak tahu, Tuan Muda! Dia duduk tegak di tempat tidur, kulitnya bersih, dan... dan tatapannya, Tuan Muda. Itu bukan tatapan anak yang lemah. Itu seperti... seperti tatapan iblis!"

Fu Ge menjelaskan, tubuhnya gemetar ketakutan saat mengingat sorot mata Wang Ling.

"Dia bahkan sempat berbicara! Dia menanyakan isi mangkuk obat yang saya bawa! Dia tahu!"

Mendengar pengakuan terakhir ini, Wang Lei mengepalkan tinjunya dengan keras hingga buku-buku jarinya memutih.

"Dia tahu?" Wang Lei menyeringai dingin, niat membunuh terpancar dari matanya. "Menarik. Aku kira dia akan mati dengan tenang. Tapi ternyata dia berani bangun dan menantangku."

Wang Lei berjalan mondar-mandir sejenak, pikirannya berputar cepat.

"Fu Ge," panggilnya tajam.

"Y-ya, Tuan Muda?"

"Wang Ling mungkin telah bangun, tapi tubuhnya sudah pasti hancur oleh racun"

"Dia hanya menunda kematiannya. Cari tahu apa yang dia lakukan"

"Jangan biarkan dia meninggalkan rumah reyot itu. Dan jika dia mulai menimbulkan masalah..."

Wang Lei berhenti, matanya berkilat jahat. "...habisi dia. Kali ini, jangan biarkan dia bangun lagi. Jika perlu, bakar saja gubuk reyot itu bersamanya!"

Fu Ge gemetar mendengar perintah kejam Tuan Muda itu. Ia mengangkat kepalanya sedikit, pikirannya dipenuhi kebingungan dan pertanyaan.

Dendam apa yang membuat Tuan Muda begitu membenci Wang Ling?

Wang Ling hanyalah anak haram dari seorang pelayan yang sudah meninggal.

Dia tidak punya status, tidak punya kekayaan, dan dianggap tidak berbakat.

Wang Lei adalah Tuan Muda sah, calon pewaris utama Keluarga Wang. Status mereka seperti langit dan bumi.

Untuk apa repot-repot mengurusinya selama tiga tahun, dan sekarang, untuk apa harus membakarnya hidup-hidup?

Fu Ge tidak mengerti. Bagi Fu Ge, ini hanyalah tugas kotor yang harus ia lakukan untuk uang dan perlindungan.

Namun, bagi Wang Lei, ini jelas masalah pribadi yang jauh lebih dalam dan gelap.

Wang Lei tidak hanya ingin Wang Ling mati; ia ingin Wang Ling lenyap tanpa jejak.

Meskipun bingung, Fu Ge menundukkan kepala lebih dalam, menyembunyikan kebingungannya. Ia tahu, di Keluarga Wang, mempertanyakan Tuan Muda adalah hal yang bodoh dan berbahaya.

"Saya mengerti, Tuan Muda. Saya akan segera melaksanakan perintah Anda. Kali ini, saya pasti akan menyelesaikannya dengan bersih," janji Fu Ge, suaranya kembali datar dan patuh.

Di sisi lain

Setelah mendapatkan kembali kendali atas tubuhnya dan mengancam Fu Ge, Wang Ling menyelinap keluar dari gubuk reyotnya. Ia tahu, tempat itu sudah tidak aman dan telah tercemar oleh racun.

​Tujuannya? Hutan larangan keluarga wang.

​Menurut ingatan Wang Ling yang asli, hutan tersebut adalah area terlarang yang dijaga ketat, namun ia tahu jalan rahasia untuk menyusup ke sana—jalur yang hanya diketahui oleh pelayan kandang kuda seperti dirinya.

​Tidak butuh waktu lama baginya untuk mencapai perbatasan hutan yang ditandai dengan pagar batu tua.

Setelah berhasil menyelinap masuk melalui celah yang ditutupi semak belukar, ia merasakan perubahan drastis di sekitarnya.

Hawa di sini sedikit berbeda!

​Udara di dalam Hutan Larangan terasa sejuk, bersih, dan berbau lumut basah.

Energi spiritual—atau Qi—di tempat ini jauh lebih padat dan murni dibandingkan area lain di sekitar kediaman Wang.

Ini adalah tempat yang sempurna untuk kultivasi, jauh melampaui apa yang bisa ia bayangkan di tempat kumuh di dekat kandang kuda.

​“Pantas saja tempat ini dilarang,” pikir Wang Ling sambil berjalan lebih jauh ke dalam hutan.

“Keluarga Wang pasti ingin memonopoli sumber daya energi ini untuk anggota keluarga inti mereka.”

​Ia berjalan dengan langkah yang kini semakin mantap, menyusuri bebatuan besar yang diselimuti tanaman merambat dan akar pohon purba.

​Akhirnya, ia menemukan sebuah cekungan tersembunyi, terlindung oleh kanopi tebal dan dihiasi oleh sebuah mata air kecil yang memantulkan cahaya redup.

Di sana, energi spiritual tampak berputar dan mengalir paling deras.

​Wang Ling tersenyum puas.

Tempat ini akan menjadi awal untuk kembali ke puncak.

​Ia segera duduk bersila di atas batu datar, memejamkan mata, dan mulai menjalankan Teknik Kultivasi tertinggi dari masa lalunya—teknik yang mampu menyerap energi lingkungan dengan kecepatan luar biasa.

​“Sekarang, mari kita mulai pemulihan yang sesungguhnya.orang lain tidak akan pernah membayangkan betapa cepatnya aku akan kembali menjadi ancaman yang nyata,” tekadnya dalam hati.

BAB 03. LAMBAT TAPI PASTI

Wang Ling yang duduk bersila di atas batu datar yang ia temukan.

Dengan napas yang perlahan dan teratur, ia memejamkan mata dan melepaskan koneksi dari dunia luar.

Energi spiritual yang melimpah di Hutan Larangan segera menjadi targetnya.

​Ia mulai menjalankan Teknik pernapasan langit dan bumi, sebuah teknik kultivasi kuno yang ia kembangkan di kehidupan sebelumnya, yang mampu menarik dan memurnikan Qi dengan kecepatan yang jauh melampaui teknik biasa di dunia ini.

​Tubuh Wang Ling yang kurus dan meridiannya yang tersumbat oleh racun dan kurangnya pelatihan yang benar, terasa seperti botol pecah yang sulit menampung air.

Namun, berkat pembersihan racun yang ia lakukan sebelumnya, setidaknya aliran energi telah terbuka.

​Seiring waktu berlalu, kecepatan serapan energi spiritualnya mulai meningkat pesat.

Qi murni dari hutan diserap melalui pori-porinya, mengalir melalui meridiannya, dan membersihkan sisa-sisa sumbatan kecil.

Otot-otot yang sempat atrofi dan rapuh mulai dipulihkan dan diperkuat oleh Qi murni.

Kulitnya kini memancarkan cahaya sehat dan kusamnya telah hilang.

Wang Ling berhasil menembus tingkat pertama dari Tahap pemurnian tubuh (Body Refinement Stage), sebuah langkah dasar dalam seni bela diri.

Meskipun merupakan tingkat terendah, ini adalah pencapaian luar biasa mengingat keadaannya yang baru saja bangun dari koma.

​Ia merasakan peningkatan kekuatan yang signifikan. Tubuhnya tidak lagi terasa lemah dan goyah; ia kini memiliki fondasi yang kuat.

Kekuatan tinjunya kini cukup untuk menghancurkan batu kecil.

​“Tingkat ini sudah cukup untuk menghadapi ancaman awal. Racun telah hilang, dan fondasi kultivasi telah terbentuk,” pikir Wang Ling puas.

“Dengan laju ini, aku akan segera melampaui siapapun di Keluarga Wang.”

Sementara itu Fu ge.

Setelah menerima perintah mengerikan dari Wang Lei—yaitu menghabisi Wang Ling dan membakar gubuknya—Fu Ge berjalan menjauh dari paviliun Tuan Muda dengan pikiran yang berkecamuk.

Ia berjalan mondar-mandir di sebuah lorong terpencil di pinggiran rumah utama.

Mangkuk obat yang pecah masih terbayang di benaknya, disusul tatapan mata Wang Ling yang dingin menusuk.

“Habisi dia... kali ini, jangan biarkan dia bangun lagi,” perintah Wang Lei terus bergema di telinganya.

Fu Ge tidak tahu harus berbuat apa.

Masalahnya adalah, ia merasa Wang Ling yang Baru Terlalu Menakutkan, sedangkan ia hanya pelayan biasa.

Ia berani meracuni Wang Ling yang koma, tetapi menghadapi Wang Ling yang sadar, yang tatapannya saja sudah mampu membuatnya menjatuhkan mangkuk, adalah hal yang berbeda.

Ia merasa Wang Ling yang sekarang memiliki aura berbahaya, dan sangat berbeda dari Wang ling yang dulu yang sebelum koma.

Rencana yang Tidak Jelas, Bagaimana cara menghabisi Wang Ling? Mencoba meracuninya lagi tidak akan berhasil karena Wang Ling sudah tahu.

Menggunakan pisau? Fu Ge yakin ia akan mati sebelum berhasil mendekat.

Membakar Gubuk? Itu adalah solusi yang terlalu ekstrem. Jika kebakaran terjadi, itu akan menarik perhatian.

Ia mungkin akan lolos dari hukuman karena ia bertindak atas perintah Tuan Muda, tetapi masalah yang ditimbulkan akan sangat besar.

“Wang Lei hanya memberikan perintah, tetapi tidak memberikan cara Bagaimana aku bisa membunuh pemuda yang bahkan sudah lolos dari racun paling mematikan?!” Fu Ge meremas rambutnya frustrasi.

Ia harus bertindak cepat. Dan Fu Ge menyadari satu hal, ia butuh bantuan. Ia tidak bisa melakukan ini sendirian.

*****

Di tengah hiruk pikuk intrik yang melibatkan Wang Ling dan Fu Ge.

Fokus kekuasaan Keluarga Wang terpusat pada sebuah aula megah, tempat para petinggi dan tetua berkumpul.

​Di aula yang dihiasi ukiran naga dan awan emas itu, WANG TIAN, Kepala Keluarga Wang ayah biologis Wang Ling yang selama ini mengabaikannya duduk di kursi utama.

Di sekelilingnya, duduklah para tetua dengan ekspresi serius dan bermartabat.

​Rapat yang sedang berlangsung adalah penentuan masa depan Keluarga Wang.

​"Kepala Keluarga," ujar Tetua Pertama, suaranya dalam dan berwibawa. "Posisi pewaris tidak bisa dibiarkan kosong lebih lama lagi. Kompetisi Seni Bela Diri harus segera diselenggarakan. Kita perlu menguji keterampilan, kebijaksanaan, dan yang paling utama, potensi kultivasi generasi muda kita."

​Tetua Ketiga mengangguk setuju, melirik ke arah Wang Tian. "Wang Lei adalah kandidat yang paling unggul saat ini. Ia telah mencapai tingkat Kultivasi yang lumayan."

Tetua Kedua, Wang Li Yun, yang selama ini diam, tiba-tiba angkat bicara. Ia berdehem pelan, menarik perhatian semua orang yang hadir, termasuk Wang Tian dan Tetua Pertama yang mendukung Wang Lei.

"Maafkan saya, Kepala Keluarga, Tetua Pertama," ujar Li Yun, suaranya terdengar tenang tetapi tegas.

"Meskipun Wang Lei memang kandidat yang kuat, kita tidak boleh melupakan yang lain."

Li Yun melanjutkan, "Bagiku, Tuan Muda Kedua juga sangat hebat. Dalam hal bakat alami dan kecerdasan, ia jauh lebih unggul dari Wang Lei. Jika ia diberi kesempatan dan sumber daya yang adil, ia mungkin akan menjadi pewaris yang lebih baik untuk memimpin Keluarga Wang di masa depan."

Pernyataan ini langsung menimbulkan desas-desus di antara para Tetua.

Wang Lei, yang merupakan putra dari istri pertama Wang Tian, adalah yang paling didukung.

Sementara Tuan Muda Kedua, putra dari selir yang posisinya lebih rendah, biasanya kurang mendapat perhatian.

Wang Tian sedikit terkejut dengan pembelaan terbuka dari Tetua Kedua, tetapi ia tetap mengangguk. "Semua anak laki-laki yang memenuhi syarat akan diizinkan berpartisipasi dalam kompetisi ini. Keputusan sudah dibuat. Kompetisi akan menentukan semuanya."

Di tengah perdebatan sengit mengenai Tuan Muda Kedua, Tetua Kelima, yang dikenal karena ketelitiannya dalam mematuhi aturan keluarga, akhirnya angkat suara.

​"Bagaimana dengan Wang Ling?" tanya Tetua Kelima, sorot matanya yang tajam tertuju pada Wang Tian.

​Semua mata di ruangan itu kembali tertuju pada Kepala Keluarga.

Wang Tian tampak tidak nyaman.

Nama Wang Ling adalah aib yang telah ia coba kubur dalam-dalam selama bertahun-tahun.

​"Bukankah dia juga anak dari Kepala Keluarga?" lanjut Tetua Kelima, menanyakan fakta yang tidak terbantahkan.

"Menurut aturan lama Keluarga Wang, semua keturunan laki-laki dari Kepala Keluarga, terlepas dari status ibunya, memiliki hak untuk berpartisipasi dalam Kompetisi Pewaris, asalkan mereka telah mencapai setidaknya tingkat dasar kultivasi."

​Wang Tian menghela napas berat, wajahnya kaku. "Wang Ling..."

​Sebelum Wang Tian sempat menyelesaikan kalimatnya, Tetua Pertama yang merupakan pendukung Wang Lei langsung memotong dengan nada menghina.

​"Tetua Kelima, kita membicarakan Pewaris Sejati, bukan bahan tertawaan!"

Tetua Pertama mendengus. "Wang Ling tidak berbakat, ia anak haram dari seorang pelayan rendahan, dan ia telah koma selama tiga tahun! Saya dengar tubuhnya baru-baru ini dibersihkan dari racun, tetapi racun itu adalah akibat dari latihannya yang salah dan kegagalannya sendiri. Apalagi, dia baru bangun. Dia bahkan mungkin belum bisa berjalan dengan benar. Dia tidak memenuhi kriteria minimum!"

​Tetua Kelima hanya mengangkat bahu.

"Aturan adalah aturan. Jika dia masih hidup, dia berhak hadir dan mencoba peruntungannya. Apakah dia mampu atau tidak, itu urusan takdir."

​Wang Tian, yang tidak ingin terlihat melanggar tradisi di depan para Tetua, akhirnya memberikan keputusan akhir.

​"Baiklah,"

kata Wang Tian tegas. "Wang Ling diizinkan untuk berpartisipasi. Tapi itu hanya formalitas. Tidak ada sumber daya atau bimbingan khusus yang akan diberikan kepadanya. Biarkan dia menggunakan satu bulan ini untuk mempersiapkan diri, jika dia masih berani menunjukkan wajahnya di Kompetisi nanti."

​Wang Tian kemudian menoleh ke Tetua Pertama. "Kompetisi Pewaris akan diselenggarakan satu bulan dari sekarang. Umumkan ini kepada semua keturunan laki-laki yang memenuhi syarat."

​Tetua Pertama membungkuk. "Siap, Kepala Keluarga. satu bulan adalah waktu yang cukup."

​Keputusan itu disepakati.

Wang Ling, yang sedang berkultivasi dengan gembira di Hutan Larangan, tanpa sadar telah dimasukkan ke dalam panggung intrik politik dan perebutan kekuasaan Keluarga Wang.

Ia kini memiliki tenggat waktu satu bulan sebelum harus menghadapi Wang Lei dan Tuan Muda Kedua dalam Kompetisi Pewaris.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!