NovelToon NovelToon

Gadis Polos Incaran CEO Dingin

BAB 1

"Katakan cepat, aku tak punya waktu untuk basa basi" ucap Kevin menatap tajam lavinka

"Ma-maaf pak, flashdisk yang harusnya di buat rapat hilang.... saya sudah mencarinya namun tidak menemukannya" cicit lavinka takut menatap wajah Kevin

"Hilang?! Bagaimana bisa?! Apa kau bercanda?! Kau harusnya tahu bahwa itu berisi data proyek yang akan kita lakukan untuk rapat hari ini!!! Apa kau tau itu bisa membuat perusahaan rugi Lavinka!!!" Ujar Kevin begitu marah

Lavinka hanya mampu menunduk melihat tatap pan tajam Kevin, bahkan sekarang mata Lavinka sudah berkaca-kaca dengan hidup memerah menahan tangis.

"Maaf pak, tapi saya mengingat semua data file didalam flashdisk itu...." ujar Lavinka dengan suara gemetar

Kevin menatap tajam lavinka dan berkata "jika kamu mengingatnya maka jelaskan sekarang!!! Jangan mencoba mempermainkan ku!!!" Ujar Kevin menatap tajam lavinka

Dengan gemetar Lavinka menjelaskan semua yang dirinya ingat, dengan wajah menunduk takut.

Kevin yang mendengar penjelasan lavinka tanpa sadar tersenyum tipis.

"Baiklah kau ikut dalam rapat setelah makan siang, kau bisa pergi sekarang" ujar Kevin datar dan dingin

Setelah itu lavinka pun keluar dari ruangan Kevin dengan langkah gontai, jujur ini pertama kalinya lavinka mendapat bentakan dari seseorang meski dirinya menyadari bahwa memang semua karna kesalahannya tapi, tetap saja lavinka begitu gemeter karna syok.

@@@@@@@

Setelah jam makan siang, lavinka pun datang ke ruangan rapat untuk hadir dalam rapat sesuai perintah bosnya.

"Permisi" ujar lavinka datang ke ruangan rapat.

Kedatangan lavinka begitu menarik perhatian semua peserta rapat karna wajah cantiknya dan pakaian lavinka yang begitu tertutup ditambah dengan hijabnya.

Melihat tatap pan mereka membuat lavinka gugup. Kevin yang melihat tatap pan para peserta rapat kepada lavinka pun tanpa sadar tidak menyukainya, tanpa sadar Kevin langsung menegur mereka dengan sinis.

"Apa kita bisa mulai rapatnya? Seperti tak pernah melihat wanita saja kalian!!" Ujar Kevin begitu datar dan dingin

Lavinka pun duduk di samping Kevin karna memang hanya itu kursi kosong saat ini.

Setelah semua siap Kevin pun memulai rapat.

"Baik berhubung semuanya sudah hadir kita mulai rapat, lavinka jelaskan tentang proyek yang akan kita jalankan" ujar Kevin datar dan dingin

Lavinka hanya menganggur dan mulai menjelaskan semuanya. Lavinka menjelaskan dengan baik dan terperinci tanpa ada kesalahan apapun. Hal itu membuat Kevin tersenyum tipis.

"Baik kau bisa diduk" ujar Kevin datar.

"Berhubung rapat sudah selesai aku harap kalian mengerti dan siap untuk proyek itu" lanjut Kevin dan diangguki oleh seluruh peserta rapat.

Setelah itu Kevin membubarkan peserta rapat.

@@@@@@

"Huft akhirnya selesai juga.... hmmm aku mau beli cimol deh kayaknya enak..." ujar lavinka tersenyum manis

Lavinka tak sadar ada satu orang yang memperhatikan nya dengan tersenyum, yaps! Orang itu adalah Kevin Alexander.

"Gadis yang unik" ujar Kevin tanpa sadar.

"Hemmm enak banget... pedes aslinya bikin nagih!!" Ujar lavinka senang karna bisa makan cimol yang merupakan makanan kesukaannya

"Waktu nya lanjut kerja" ujar lavinka masuk kedalam kantor dan menuju ke arah meja nya "yah lembur lagi" ujar kavinka cemberut.

Tanpa sadar ucapan lavinka terdengar oleh Kevin, Kevin memperhatikan lavinka, gadis polos itu memang memiliki wajah cantik, saat dulu pertama kali melihat lavinka galak merasa bahwa lavinka adalah gadis pick dan alay, namun setelah memperhatikan nya Kevin merasa bahwa itu memang benar sifat alami gadis itu tanpa dibuat buat.

"Perlu bantuan?" Tanya Kevin tersenyum ramah pada gadis polos itu, entah mengapa saat melihat lavinka jantung Kevin berdetak sangat kencang.

Lavinka tak menjawab, jujur lavinka masih mengingat bentakan dan tatap pan tajam dari Kevin, bahkan lavinka hanya mampu menunduk takut.

Melihat hal itu Kevin bertanya "ada apa? Kau sakit?" Tanya Kevin pada lavinka yang hanya diam saja.

Lavinka hanya menggeleng kecil dan semakin menunduk.

Melihat hal tersebut Kevin mengerti bahwa lavinka tak nyaman berada di dekat nya. "Baiklah, kerjakan semuanya dengan benar tanpa ada kesalah" ujar Kevin datar.

Mendengar suara datar Kevin membuat lavinka menunduk dan hanya mengangguk.

Kevin lalu beranjak pergi menuju keruangnya.

Setelah melihat kepergian bos nya, lavinka mengerjakan pekerjaannya karna ingin segera pulang.

"Hufttt akhirnya selesai....." ujar lavinka menghela nafas lelah "ternyata cape juga yahh...." lanjut lavinka.

"Sudah selesai?" Tanya Kevin yang tiba tiba muncul di belakang lavinka.

Melihat kedatangan Kevin membuat lavinka hanya menunduk karna masih takut.

Melihat reaksi lavinka Kevin hanya menghela nafas, entah mengapa melihat reaksi gadis polos yang sepertinya takut padanya membuat Kevin merasa tidak nyaman.

"Pulang lah, ini sudah jam sepuluh malam" ujar Kevin menatap lavinka Dengan datar.

Mendengar perkataan Kevin membuat lavinka melotot dan spontan menatap Hp nya.

"Astaga udah jam sepuluh malem" ujar lavinka, "kalo gitu saya pulang dulu yah pak, permisi" ujar lavinka ber pamitan pada Kevin.

"Tunggu..." ujar Kevin membuat lavinka berdiri mematung "biar saya antar ini sudah malam" ujar Kevin membuat lavinka menatapnya dengan mata mengerjap lucu.

Lavinka lalu menunduk dan menggeleng pelan.

"Kenapa? Ini sudah malam dam bahaya untuk kamu pulang sendiri" ujar Kevin.

"Sa-saya ga terbiasa pulang berdua sama cowo pak" cicit lavinka pelan.

Lavinka tak pernah dekat maupun pacaran dengan siapapun, mamanya bilang bahwa lavinka harus menikah saja dan mengatakan bahwa lavinka tidak boleh di dekat dengan cowo manapun sampai menikah dan jika ada yang mencium nya mamanya mengatakan bahwa lavinka tidak suci lagi.

Mendengar ucapan lavinka membuat Kevin tanpa sadar mengembangkan senyumnya, dengan kata lain bukankah di pria pertama yang dekat dengan lavinka? Begitu pikir nya.

"Jadi saya cowo pertama yang dekat dengan kamu?" Tanya Kevin dengan senyum mengembang.

Lavinka hanya mengangguk kecil, lavinka masih takut untuk menatap wajah tampan bosnya karna lavinka masih ingat ketika Kevin membentak nya tadi.

"Biar saya antar kamu biar lebih aman..." ujar Kevin menarik tangan lavinka.

Lavinka berusaha menolak dengan menggeleng keras dan berusaha menarik tangannya dari genggaman tangan Kevin.

Melihat hal itu Kevin tidak kehabisan akal dan berkata "Baiklah kamu bisa pulang sendiri dan saya akan mengikuti kamu dari belakang" ujar Kevin lalu berlalu pergi menuju lift. "Ayo tunggu apalagi... cepet, aku dengar dikantor ini kalo malam suka ada hantunya" ujar Kevin menakuti lavinka.

"Hwaaaaa...." pekik lavinka berlari ke arah lift.

Melihat reaksi lavinka, Kevin menahan tawa.

Saat lift terbuka lavinka berlari keluar dari kantor.

Melihat reaksi lavinka membuat Kevin tersenyum.

"Pak saya pesan taksi online dulu yah?"

Ujar lavinka dan Kevin hanya mengangguk.

Setelah taksi online itu datang, lavinka masuk kedalam mobil diikuti oleh Kevin.

Melihat Kevin yang ikut masuk, membuat lavinka terkejut. "P-pak kok ikut masuk?" Tanya lavinka gugup, jujur ini pertama kalinya bagi lavinka duduk begitu dekat dengan pria.

"Kan saya sudah bilang akan memastikan kamu aman" ujar Kevin santai. "Jalan pak" ujar Kevin datar pada supir taxi online itu.

Taxi online tersebut mulai berjalan, saat dalam perjalanan mata lavinka begitu mengantuk dan tanpa sadar ketiduran.

Kevin yang melihat lavinka ketiduran pun tersenyum menatap wajah cantik lavinka yang begitu teduh dan begitu kelelahan. "Cantik" ujar Kevin spontan dan menyandar kan kepala lavinka di bahunya.

Taxi pun berhenti dirumah besar milik lavinka.

Kevin yang menyadari bahwa itu adalah kediaman adhiwijaya pun terkejut dan menatap tajam lavinka. Keluarga Adhiwijaya dan keluarga Alexander sudah sangat lama bermusuhan.

Dengan dingin Kevin membangunkan lavinka. "Bangun kita sudah sampai" ujar Kevin menggoyangkan bahu lavinka cukup kasar.

Lavinka pun terbangun dengan cukup terkejut. "Ma-maaf pak, saya ketiduran, lalu lavinka segera keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah.

Kevin menatap dingin kepergian lavinka, dan menyuruh supir taxi online mengantarkannya kembali kekantor.

"Apa yang keluarga Adhiwijaya rencanakan? Jika mereka berani bermacam-macam dengan keluarga Alexander maka aku takkan diam saja!!" Ujar Kevin dingin.

BAB 2

NOTE.

Keluarga Adhiwijaya dan keluarga Alexander sudah sangat lama bermusuhan. Itu dikarenakan kedua keluarga tersebut saling bersaing bisnis, namun berbeda dengan keluarga Alexander, keluarga Adhiwijaya tak menganggap keluarga Alexander sebagai musuh melainkan hanya saingan bisnis biasa.

"Lavinka pulang" ujar lavinka saat memasuki rumah dan disambut tatapan tajam sang mamah.

"Dari mana aja kok ga ngabarin mamah? Mamah khawatir tau ngga?!" Ujar Laras yang merupakan mamah lavinka.

"Mah kasian lavinkanya baru pulang, sayang kamu dari mana? Kok baru pulang? Habis lembur?" Tanya Rio Adhiwijaya.

"Iya pah, lavinka habis lembur" ujar lavinka.

"Lain kali kabari mamah ya nak, biar mamah suruh papa kamu jemput, mama khawatir sama kamu" ujar laras pada putri semata wayangnya itu.

"Udah kamu bubuk udah malem" lanjut laras menyuruh putrinya itu untuk beristirahat.

"Iya mah... lavinka ke kamar dulu yah, mah pah" ujar lavinka mencium pipi mamah dan papah nya.

Disisi lain....

"Apa yang keluarga Adhiwijaya rencanakan? Apa mereka sengaja ngirim putrinya sendiri kesini buat jadi mata mata di perusahaan keluarga Alexander untuk menghancurkan keluarga Alexander? LIAT AJA KALO BENER KALIAN KIRIM ANAK KALIAN BUAT JADI MATA-MATA DI PERUSAHAAN KELUARGA ALXEANDER, GUA BAKAL BUAT ANAK KALIAN MENDERITA KELUARGA ADHIWIJAYA!!!" UJAR KEVIN PENUH AMARAH.

keesokan paginya di kediaman Adhiwijaya....

"Mah, pah, lavinka berangkat dulu ya? Assalamualaikum" ujar lavinka mencium punggung tangan kedua orang tua dan mencium pipi kedua orang tuanya dan berangkat ke kantor.

"Waalaikumsalam, hati hati ya nak, kalo lembur kabarin mamah" ujar laras memperingatkan putrinya itu.

"Iya mah...." ujar lavinka masuk kedalam mobilnya dan diantar oleh supir.

Disisi lain, di kediaman keluarga Alexander.

"Vin, kapan kamu nikah? Mamah pengen banget nimang cucu" ujar laila ibu dari Kevin Alexander.

"Iya vin papah juga pengen banget nimang cucu" ujar pran Alexander.

"Jodohnya belom ada" ujar Kevin malas. "Yaudah Kevin berangkat dulu. Assalamualaikum" ujar Kevin berpamitan kepada kedua orangtuanya dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya setelah itu Kevin berangkat ke kantor.

Saat tiba dikantor Kevin keluar dari lift, disana Kevin melihat lavinka yang membaca dokumen dengan fokus, ketika fokus wajah lavinka begitu mempesona, merasa ada yang aneh, Kevin memilih mengalihkan pandangan dan pergi menuju ruangannya.

Tak lama kemudian pintu ruangan Kevin di ketuk oleh seseorang.

"Masuk" ujar Kevin dengan dingin.

Lavinka masuk kedalam ruangan Kevin.

"Mmm, ma-maaf pak, saya mengganggu waktunya, sa-saya hanya ingin menyerah kan berkas ini..." ujar lavinka menunduk.

"Apa tujuan mu bekerja disini?" Tanya Kevin tanpa basa basi lagi.

"Saya cuma pengen nambah pengalaman kerja, kata papah saya, saya bisa kerja dimana pun yang saya mau, nah berhubung kantor ini ada kerjaan yang cocok untuk saya, saya ngelamar kerja disini deh" ujar lavinka Dengan begitu polosnya.

Melihat reaksi dan mendengar cerita polos lavinka, wajah Kevin hanya datar Kevin sedang menyelidiki apakah lavinka berbohong atau tidak padanya.

Melihat tahapan tajam Kevin padanya membuat lavinka menunduk takut.

Kevin kemudian berkata dengan dingin.

"Baik kamu bisa keluar" ujar Kevin dengan dingin.

Lavinka langsung buru buru keluar, lavinka begitu takut dengan tatatpan tajam Kevin.

"Apa yang salah dengan ucapan ku? Aku ngomong jujur padahal" ujar lavinka yang berdiri di depan pintu dan tak menyadari Kevin berada di belakangnya.

Kevin mendengar perkataan lavinka barusan, dan berkata dengan nada datar dan dingin. "Menyingkir lah kau di tengah jalan" ujar Kevin dingin.

Mendengar suara Kevin membuat lavinka melotot terkejut dan segera berlari kecil menuju meja kerjanya, dari pada kembali mendapat tatapan tajam dan bentakan dari bosnnya itu.

Kevin hanya menatap kepergian lavinka Dengan wajah dasarnya.

"Aku akan terus mengawasi keluarga Adhiwijaya sampe aku tau apakah dia bekerja disini karna kemauan nya sendiri atau karna dijadikan mata-mata oleh keluarga Adhiwijaya" ujar Kevin menatap lavinka Dengan datar.

BAB 3

"Hufttt cape banget...." ujar lavinka meregangkan ototnya dan mengambil kotak bekal milik nya. "Wahhh mamah emang paling the Best!!! Nasi goreng lobster!!!" Ujar lavinka Dengan mata ber binar karna melihat mamahnya memasakan nasi goreng lobster kesukaannya.

Tanpa disadari gerak gerik lavinka diawasi oleh Kevin.

"Hmm sepertinya gua harus atur rencana supaya gua bisa cari tau apa rencana keluarga Adhiwijaya membiarkan putri semata wayangnya bekerja di perusahaan musuhnya" gumam Kevin dalam hati.

Setelah itu Kevin pun beranjak pergi menuju kearah lobby dan keluar dari kantor dan menuju ke arah mobilnya.

"Halo?" Ujar Kevin menelepon seseorang saat sudah masuk kedalam mobilnya.

"Halo bos?" Ujar seseorang tersebut yang merupakan tangan kanan Kevin Alexander di gang mafia miliknya.

"Siapkan mangsa untukku, aku ingin melampiaskan amarhku!!!" Desis Kevin begitu mengerikan.

"Baik bos" ujar tangan kanan Kevin di gang mafia nya.

SUPREME DRAGON merupaka kelompok mafia yang didirikan oleh Kevin.

Saat sampai di markas seluruh anak buah Kevin menunduk dan memberi hormat, Kevin berjalan dengan wajah dingin dan datar nya.

"Dimana mangsa ku jack?" Desis Kevin dingin pada tangan kanannya bernama Jack

"Dia ada ditempat biasa bos" ujar Jack pada bosnya Kevin.

Kevin berjalan dengan wajah dingin dan datar menuju ke tempat eksekusi, dia melihat mangsanya, tanpa basa basi Kevin langsung menjadikannya samsak, bahkan membuat musuhnya itu sekarat, lalu dengan santai Kevin mengambil kapak dan memenggal kepala mangsanya dengan sadis, setelah selesai meng eksekusi musuhnya, Kevin keluar dari tempat itu dan menuju ruang pribadi nya dimarkas mafia miliknya. Kevin mengajak Jack masuk untuk membahas sesuatu.

"Apa ada pergerakan dari axel?" Tanya Kevin dingin dan datar pada Jack.

"Belum ada bos" jawab Jack.

"Baik kau bisa kembali" ujar Kevin dingin.

Jack hanya mengangguk dan memilih keluar dari ruangan bosnya itu.

"Waktunya melihat apa yang dilakukan putri semata wayang keluarga Adhiwijaya itu...." desis Kevin menatap ponselnya yang terhubung langsung dengan meja para karyawan, kavin langsung memusatkan kamera CCTV pada lavinka, dan membuat Kevin terkejut. Bahwa saat ini lavinka sedang menonton serial drama korea dengan Hpnya tanpa melakukan sesuatu yang mencurigakan.

"Sialan kenapa aku tak menemukan sesuatu yang mencurigakan?" Desis Kevin datar. Kevin lalu mematikan laptop nya dan kembali menuju kantor nya.

Saat sampai dikantor Kevin melihat lavinka yang masih asik menonton drama korea. Dengan wajah dingin Kevin menghampiri lavinka.

"Apa kau pikir ini dirumah mu? Cepat kerjakan pekerjaan mu!!! Jangan main main!!!" Desis Kevin dengan dingin.

Lavinka terkejut saat sedang asik menonton drama korea kesukaannya tiba tiba Kevin datang, lavinka hanya menunduk mendengar ucapan Kevin.

"Tak perlu menunduk dan jawab apa pekerjaan mu sudah selesai semua?!" Desis Kevin sekali lagi.

Lavinka tak menjawab dan hanya menunduk dan menganggukan kepalanya.

"Ikut aku keruanganku!!! Jika sampai ada kesalahan maka kau akan mendapat hukuman" Desis Kevin dengan wajah dingin yang menusuk, membuat lavinka hanya diam menunduk dan mengikuti Kevin dari belakang.

"Duduklah dan berikan laporan mu!!!" Ujar Kevin dingin.

Lavinka hanya tetap menunduk dan menyerahkan semua laporan yang telah selesai dia kerjakan kepada Kevin.

Kevin memeriksa laporan lavinka, Kevin begitu kagum laporan yang sangat sulit itu mampu dikerjakan lavinka Dengan cepat, tapi Kevin tak ingin luluh oleh putri semata wayang keluarga Adhiwijaya itu pun justru mencari-cari kesalahan gadis polos dan lugu tersebut.

"Laporan mu memang bagus, tapi kau tak bisa ber santai-santai seperti dirumah!!! Ini kantor bukan rumahmu!!" Desis galak membuat lavinka menunduk kan kepalanya dengan mata berkaca-kaca dan hidung yang memerah akibat menahan tangis.

Setelah itu Kevin menyuruh lavinka kembali ke mejanya, Kevin membuka laptop nya dan membuka kamera CCTV ruang khusus pegawai, Kevin begitu terkejut melihat lavinka hanya duduk diam seperti seorang anak hilang, lavinak hanya duduk diam sambil menoleh kesana kemari, karna tak berani membuka Hp takut Kevin melihat nya.

Kevin yang melihat itu merasa hati kecilnya sedikit tersentil, apalagi melihat tatapan sendu dan mata berkaca-kaca dari lavinka, membuat Kevin yang entah mengapa tak tega.

"Andai kamu bukan dari keluarga Adhiwijaya maka aku akan mendekati mu" gumam Kevin menatap lavinka dari layar laptop.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!