"Kakak, malam nanti temanku berulang tahun. Apakah Kakak mau menemaniku?" Tanya Bela ketika mereka berada di ruang keluarga.
"Lebih baik kamu temani Bela karena Kakak tidak ingin terjadi sesuatu dengan Bela." Ucap Kakak pertamanya yang bernama Bino.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sekedar info :
Ayah Vino dan Ibu Vina memiliki lima anak yang terdiri dari : Bino yang bekerja sebagai CEO, kedua Beni yang bekerja sebagai seorang penyanyi, ke tiga Bima yang bekerja di bagian desain, ke empat Bowo yang bekerja sebagai Wakil CEO, ke lima Kasandra yang memiliki identitas tersembunyi tanpa diketahui orang lain termasuk keluarga besarnya.
Terakhir anak angkat yang bernama Bela, di mana awalnya mereka mengira Bela putri kandung dari pasangan Ayah Vino dan Ibu Vina ketika Ibu Vina melahirkan seorang bayi perempuan. Hal ini dikarenakan seorang perawat sengaja menukarnya.
Hingga lima belas tahun kemudian Ayah Vino dan Ibu Vina mengetahui kalau Bela bukan putri kandung mereka. Mereka mengetahui hal itu dikarenakan Bela terluka parah dan memerlukan donor darah.
Mereka terkejut ketika mengetahui darah Bela tidak cocok dengan mereka hingga akhirnya Ayah Vino dan Ibu Vina melakukan tes dna.
Mereka bertambah terkejut kalau Bela tidak ada hubungan keluarga sekaligus bukan putri kandung Ayah Vino dan Ibu Vina.
Walau begitu Ayah Vino dan Ibu Vina serta ke empat anak mereka sangat menyayangi Bela dan menganggapnya sebagai keluarga kandungnya.
Namun begitu Ayah Vino dan Ibu Vina mencari keberadaan putri kandungnya. Hingga dua tahun kemudian mereka mendapatkan informasi dari anak buahnya Ayah Vino tentang keberadaan putri kandungnya.
Mereka pun langsung pergi ke desa tempat Kasandra dibesarkan sejak bayi hingga sekarang untuk mengajaknya tinggal bersama mereka.
Kasandra tentu saja sangat senang karena mengetahui kalau ternyata orang tua kandungnya masih hidup di tambah dirinya memiliki 4 Kakak laki-laki dan satu adik perempuan.
Selama satu bulan Kasandra hidup bahagia bersama keluarga kandungnya di mana Kasandra berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya.
Tanpa diketahui oleh keluarga besar Kasandra kalau diam-diam Kasandra membantu pekerjaan ke 4 kakaknya hingga ke 4 kakaknya sukses dengan pekerjaan mereka.
Namun Bela yang merupakan anak angkat sangat licik langsung mengaku kalau ke 4 Kakaknya yang sukses karena dirinya yang membantunya diam-diam.
Bukan itu saja, Bela yang berwajah polos tanpa dosa sering memfitnah Kasandra. Hal ini mengakibatkan Kasandra sering di hukum oleh orang tuanya dan ke 4 kakaknya.
Baik itu hukuman ringan yang berupa berlutut selama 1 jam sampai hukuman berat yaitu di kunci di gudang selama 1 hari atau di tampar atau di pukul dan terkadang yang paling berat yaitu di cambuk.
Selama lima bulan Kasandra mengalami ketidak adilan karena sering di siksa membuat Kasandra sering bermimpi buruk namun keluarga besarnya sama sekali tidak peduli.
Kasandra yang sudah tidak tahan dengan sikap kejam keluarganya hanya bisa mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Jika duitnya sudah terkumpul maka Kasandra akan membuka usaha lalu pergi meninggalkan mereka.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Betul sekali." Jawab mereka dengan serempak.
"Tapi seandainya terjadi sesuatu dengan kami bagaimana?" Tanya Kasandra.
"Betul juga ya." Ucap Ayah Vino sambil berpikir.
"Kalau begitu ajak Bima dan Bowo." Ucap Ayah Vino akhirnya.
"Baik." Jawab Bima dan Bowo dengan singkat.
"Ingat jaga Bela dan jangan sampai terluka." Ucap Ibu Vina sambil menatap Kasandra dengan tatapan tajam.
"Baik." Jawab Kasandra dengan singkat.
("Uangku sudah cukup untuk membuka usaha. Jadi anggap saja kalau hari ini adalah hari terakhir Aku tinggal di sini karena besok pagi-pagi sekali Aku akan pamit dengan mereka dan tidak akan kembali lagi ke keluarga ini." Sambung Kasandra yang sudah tidak tahan dengan kekejaman keluarganya).
Tidak terasa waktu berjalan dengan cepatnya di mana Kasandra menemani Bela di acara ulang tahun temannya Bela di hotel bintang lima bersama Bima dan Bowo sebagai pelindung Bela.
Singkat cerita kini mereka sudah berada di hotel bintang lima di mana mereka berada di lantai dua tempat diadakan acara pesta ulang tahun temannya Bela.
Di acara pesta ulang tahun Bela memperkenalkan Kasandra karena baru kali ini Bela mengajaknya. Sedangkan untuk Bima dan Bowo, Bela tidak memperkenalkannya karena teman-temannya sudah mengenalnya.
"Kakak, ayo kita minum." Ajak Bela sambil memberikan gelas berisi anggur ketika mereka duduk di kursi sofa yang sudah disediakan.
"Kakak tidak biasa minum." Jawab Kasandra menolaknya dengan halus.
"Kak Bima dan Kak Bowo." Panggil Bela sambil menampilkan ekspresi pura-pura sedih.
"Sepertinya Kakak masih marah sama Aku karena itu menolak minuman yang Aku berikan." Sambung Bela sambil mengeluarkan air mata buayanya yang menjadi andalannya.
"Kasandra, Bela itu sangat peduli dan sangat sayang padamu. Jadi kamu jangan membuat Bela sedih dan menangis karena kamu menolaknya untuk minum." Ucap Bima sambil menatap Kasandra dengan tatapan tajam.
"Kasandra, kamu minum atau Kakak yang paksa kamu untuk minum?" Tanya Bowo dengan nada mengancam.
"Aku akan meminumnya tapi hanya satu gelas itu saja karena Aku tidak ingin mabuk." Ucap Kasandra.
"Baik. Asalkan Kakak meminum anggur ini berarti Kakak tidak membenciku." Ucap Bela.
("Sebentar lagi kamu akan di usir oleh keluarga besarmu dan Aku menjadi putri satu-satunya dari keluarga besar Alexander." Sambung Bela yang tidak mungkin mengatakan hal itu di depan mereka).
("Anggap saja ini terakhir Aku menuruti permintaan kalian." Ucap Kasandra).
Kasandra kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu dengan sangat terpaksa Kasandra menerima gelas pemberian Bela lalu meminumnya hingga habis sampai tidak ada sisa sedikitpun.
Tanpa sepengetahuan mereka kalau Bela bersama teman-temannya tersenyum jahat ketika melihat Kasandra menghabiskan minuman anggur tersebut yang sudah di campur obat perang sang dosis tinggi.
Setelah Kasandra selesai minum, mereka mengobrol bersama dan terkadang tertawa. Hingga tiga puluh menit kemudian Kasandra mulai merasakan tubuhnya mulai panas.
"Kenapa tubuhku tiba-tiba panas ya?" Tanya Kasandra sambil mengipasi wajahnya.
"Sepertinya ruangan ini kurang dingin. Bagaimana kalau Aku menemani Kakak di kamar? Karena kebetulan temanku menyewa kamar untukku jika Aku menginap di hotel ini." Ucap Bela pura-pura perhatian sambil memegang lengan Kasandra.
"Lihat adik kita sangat perhatian sama Kasandra tapi sayangnya Kasandra sering menyakiti perasaannya dan sering membuatnya terluka." Ucap Bima.
"Betul sekali." Jawab Bowo sambil menatap Kasandra dengan tatapan kebencian begitu pula dengan keluarga besarnya.
Hal ini dikarenakan sebelum kedatangan Kasandra, keluarga besarnya yang biasanya hidup damai. Namun ketika Kasandra datang, Bela sering menangis dan tubuhnya penuh luka tanpa mereka ketahui kalau Bela sengaja menyakiti tubuhnya.
Bela rela melakukan hal itu asalkan seluruh keluarga besarnya membenci Kasandra dan berakhir di usir. Rencana jahat Bela ternyata berhasil di mana Ayah Vino Alexander, Ibu Vina, ke empat kakaknya Kasandra dan orang tua dari Ayah Vino sangat membenci Kasandra.
Kasandra sering mendapatkan hukuman fisik membuat Kasandra sangat menderita dan ingin secepatnya pergi dari rumah neraka.
Kini Bela mempunyai rencana jahat yaitu memberikan Kasandra ke lelaki paruh baya agar nantinya Kasandra di usir dari rumah.
"Kak Bima dan Kak Bowo. Bagaimanapun Kak Kasandra adalah adik kandung kalian jadi Aku minta jangan membencinya ataupun menaruh dendam." Ucap Bela dengan nada lembut sambil membantu Kasandra berdiri.
"Kamu memang adik kesayangan kami." Ucap Bima dan Bowo dengan serempak.
"Sudahlah lebih baik kita bawa kakakmu ke kamar supaya tidak mengganggu acaramu bersama teman-temanmu." Ucap Bima sambil berdiri.
"Bowo, kita papah Kasandra karena kasihan Bela jika memapah Kasandra sendirian." Sambung Bima sambil mengarahkan tangan Kasandra agar memeluk pundaknya.
"Baik, Kak." Jawab Bimo dengan patuh.
"Tidak usah Kak, biar Aku saja yang memapahnya." Ucap Bela yang tidak ingin rencana jahatnya gagal.
"Tidak usah. Biar kami berdua yang memapahnya dan kamu tunjukkan jalannya." Ucap Bowo.
"Baiklah." Ucap Bela yang tidak mungkin memaksa Kakaknya untuk mengikuti permintaannya.
("Apa yang harus Aku lakukan supaya rencanaku berjalan lancar?" Tanya Bela sambil berpikir).
Tidak membutuhkan waktu lama ide jahatnya muncul di mana Bela mengeluarkan ponselnya lalu mengetik pesan ke seseorang.
Sambil mengetik pesan Bela berjalan dengan santai sedangkan Bima dan Bowo berjalan mengikuti Bela yang ada di depannya sambil memapah Kasandra yang perlahan kesadarannya mulai menghilang.
Hal ini dikarenakan Kasandra berjuang untuk tidak membuka pakaiannya. Kasandra sampai menggenggam erat tangannya sampai telapak tangannya berdarah karena terkena kukunya.
Kasandra sengaja melakukan hal itu agar dirinya tetap tersadar dan tidak bertindak merugikan dirinya apalagi sekarang ada ketiga saudaranya.
("Aku harus berusaha untuk sadar agar tidak dicelakai oleh Bela." Ucap Kasandra sambil masih menggenggam erat kedua tangannya).
Kasandra baru mengetahui kalau minuman yang barusan diminumnya sudah di campur obat perang sang. Hal ini dikarenakan Kasandra pernah mendengar tanda-tanda orang terkena obat perang sang lewat teman yang pernah mengalaminya.
"Ini Kak, kamarnya." Ucap Bela sambil menghentikan langkahnya tepat di depan pintu.
Bela kemudian mengambil kartu dari dalam tasnya lalu menempelkan di pintu sampai pintu tersebut berbunyi klik.
Sedangkan Bima dan Bowo berdiri menatap punggung Bela hingga Bela membuka pintu tersebut dengan lebar. Bima dan Bowo kemudian kembali berjalan sambil memapah Kasandra ke arah ranjang.
Sampai di ranjang tubuh Kasandra di dorong dengan kasar hingga jatuh ke ranjang. Hingga Bima dan Bowo tanpa sengaja melihat ke dua telapak tangan Kasandra mengeluarkan darah segar.
"Kasandra, kenapa ke dua telapak tanganmu berdarah?" Tanya Bima dan Bowo dengan serempak.
"Aku ..." Ucapan Kasandra terpotong oleh Bela.
"Bukankah Kak Bima dan Kak Bowo sering melihat kalau Kak Kasandra sengaja melukai tangan dan tubuhnya supaya mendapatkan perhatian keluarga kita?" Tanya Bela.
"Apa yang kamu katakan memang benar." Jawab Bima dan Bowo dengan serempak.
"Sudahlah, lebih baik kita tinggalkan Dia di sini setelah acara ulang tahunnya selesai kita jemput." Ucap Bima.
"Oke." Jawab Bowo dan Bela dengan serempak.
Kemudian Bima, Bowo dan Bela pergi meninggalkan tempat tersebut di mana Bela menatap Kasandra sambil tersenyum jahat.
("Sebentar lagi reputasimu hancur dan kamu akan di usir keluarga besarmu." Ucap Bela).
("Salah siapa kamu datang dan mengambil apa yang selama ini menjadi milikku." Sambung Bela).
Sepeninggal Bima, Bowo dan Bela, terdengar suara pintu kamar mandi terbuka di mana seorang pria paruh baya memakai jubah handuk berjalan ke arah Kasandra.
"Ternyata gadis yang di bawa Bela sangat cantik. Jika masih menjaga kehormatannya maka Aku akan membayar Bela dengan harga tinggi plus bonus tapi jika tidak maka sesuai kesepakatan saja." Ucap pria paruh baya tersebut sambil menarik tali jubah handuk.
"Panas .... Sangat tidak nyaman." Ucap Kasandra sambil membuka kancing kemeja bagian atas.
"Hallo cantik." Panggil pria paruh baya sambil melempar jubah handuk secara asal.
Tubuh pria paruh baya itu pun polos tanpa sehelai benangpun kemudian pria paruh baya tersebut berjalan ke arah ranjang.
"Malam ini Aku akan memakanmu sampai Aku benar-benar puas." Ucap pria paruh baya sambil menaiki tubuh Kasandra.
"Kamu siapa?" Tanya Kasandra dengan wajah terkejut sambil berusaha mendorong pria paruh baya tersebut.
"Kamu tidak perlu tahu siapa Aku tapi yang pasti Aku akan memakanmu sampai Aku benar-benar puas." Ucap pria paruh baya tersebut sambil menahan ke dua tangan Kasandra agar tidak bisa memberontak.
Kasandra yang tidak ingin kehormatannya di ambil sama pria paruh baya, membuat Kasandra tanpa berpikir panjang menendang adik kecil milik pria paruh baya tersebut dengan tenaga yang tersisa.
Duag
"Arggghhhhhhhh ...." Teriak pria paruh baya sambil menggulingkan tubuhnya dan memegangi adik kecilnya.
Kasandra yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada langsung turun dari ranjang lalu berusaha keluar dari kamar tersebut.
Pria paruh baya tersebut sangat kesal dan marah membuat pria paruh baya tersebut berjalan ke arah Kasandra sambil masih memegangi adik kecilnya yang masih terasa sakit.
"Dasar wanita ja lang! Beraninya kamu menendang asetku yang berharga!" Bentak pria paruh baya tersebut.
Pria paruh baya tersebut menarik tangan Kasandra ketika Kasandra memegang gagang pintu. Kasandra yang tidak ingin celaka langsung menginjak salah satu kaki pria paruh baya tersebut dengan sekuat tenaga.
"Arghhhhhh!" Teriak pria paruh baya tersebut sambil melepaskan genggaman tangannya yang tadi memegang tangan Kasandra.
Pria paruh baya tersebut memegang kakinya yang terasa sangat sakit. Hal ini dikarenakan Kasandra memakai sepatu hak tinggi dan menginjak kakinya yang hanya menggunakan sendal yang disediakan hotel.
Kasandra langsung membuka pintu lalu berlari dengan tenaga yang ada sedangkan pria paruh baya tersebut sambil menahan rasa sakit mengambil jubah handuk yang tergeletak di lantai lalu memakainya.
Setelah selesai pria paruh baya tersebut keluar dari kamarnya untuk mengejar Kasandra dengan jalan tertatih-tatih karena menahan rasa sakit.
Kasandra yang sudah tidak kuat berlari karena pengaruh obat perang sang membuat Kasandra menghentikan langkahnya di depan pintu.
"Aku harus pergi dari sini dan tidur di rumah temanku. Besok pagi Aku kembali ke keluargaku untuk membawa barang-barangku lalu pergi dari rumah neraka itu." Ucap Kasandra yang sudah tidak ingin tinggal di rumah orang tuanya.
Namun ketika Kasandra baru dua langkah berjalan tiba-tiba seseorang pria tampan rupawan membuka pintu lalu menarik Kasandra agar masuk ke dalam kamar tersebut.
Kasandra yang belum ada persiapan, langsung masuk ke dalam kamar tersebut kemudian pria tampan tersebut mendorong tubuh Kasandra ke tembok.
Kasandra tentu saja sangat terkejut dan hal itu membuat Kasandra mendorong tubuh pria tampan tersebut.
Pria tampan tersebut langsung memegang ke dua tangan Kasandra lalu mengangkatnya ke atas dengan satu tangan.
"Katakan siapa yang menyuruhmu datang ke sini?" Tanya pria tampan tersebut sambil menatap Kasandra dari jarak dekat dengan suara mulai berat.
Hal ini dikarenakan pria tampan tersebut juga terkena obat perangsang dari salah satu musuhnya. Pria tampan tersebut bernama Alvonso Danuarte atau di panggil dengan sebutan Alvonso.
"Aku di minta adik angkatku untuk menemaninya di acara ulang tahun temannya. Tapi Aku tidak menyangka kalau Adik Angkatku sengaja menjebakku dengan memberikan minuman yang sudah di campur obat perang sang untuk diberikan pria tua. Aku berhasil kabur dari pria tua itu tapi Tuan Muda menarikku ke dalam kamar ini." Jawab Kasandra panjang lebar sambil menahan ha srat yang sudah memuncak.
"Bisakah Tuan Muda melepaskan Aku supaya Aku bisa pergi dari hotel ini?" Tanya Kasandra sambil masih menatap ke arah Alvonso dengan tatapan sendu.
"Aku mohon lepaskan Aku dan biarkan Aku pergi." Ucap Kasandra lagi karena Alvonso diam saja dan masih menahan kedua tangan Kasandra.
"Kamu jangan berpura-pura padaku. Bukankah kamu sengaja datang ke sini untuk mengantar tubuhmu untuk Aku nikmati?" Tanya Alvonso sambil mendekatkan wajahnya ke arah wajah Kasandra dan nyaris bersentuhan.
Alvonso mengatakan hal itu karena banyak gadis dan wanita yang berusaha mendekati dirinya sampai ada yang nekat memberikannya obat perang sang.
Namun Alvonso langsung mendorong tubuh wanita tersebut dengan kasar ketika wanita tersebut memeluk tubuhnya.
Setelah itu Alvonso menghubungi asistennya untuk membunuh wanita tersebut lalu membuangnya ke jurang.
Namun entah kenapa Alvonso sama sekali tidak mendorong tubuh Kasandra. Malah yang ada Alvonso menekan tubuh Kasandra dengan tubuhnya sambil menatap wajah Kasandra dengan jarak yang sangat dekat.
"Tuan Muda bicara apa?" Tanya Kasandra dengan suara berat.
Adegan +18 tahun ke atas. Jika tidak suka langsung di skip aja
Tanpa menjawab Alvonso mencium bibir Kasandra lebih tepatnya me lu mat nya. Setelah itu Alvonso mencium leher Kasandra membuat tubuh Kasandra gemetar sambil memejamkan matanya.
Kasandra yang pertama kali diperlakukan seperti itu menikmati apa yang dilakukan Alvonso. Hingga Alvonso kembali mencium bibir Kasandra dengan ganas.
Kasandra yang tidak bisa menahan ha srat nya langsung mengalungkan ke dua tangannya ke leher Alvonso dan membalas ciumannya.
Alvonso kemudian mengangkat tubuh Kasandra lalu menggendongnya seperti bayi koala. Alvonso berjalan ke arah ranjang sambil menciumi leher Kasandra membuat Kasandra mengeluarkan suara merdu.
Sampai di ranjang, Alvonso duduk di sisi ranjang sedangkan Kasandra duduk di pangkuannya. Alvonso masih menciumi leher Kasandra dan memberikan tanda kepemilikan sedangkan ke dua tangannya melepaskan kancing kemeja yang dikenakan Kasandra.
Hingga beberapa saat Alvonso mendorong perlahan tubuh Kasandra kemudian Alvonso menaiki tubuh Kasandra sambil melepaskan satu persatu pakaian yang dikenakannya.
Hingga beberapa saat tubuh mereka berdua polos tanpa sehelai benangpun kemudian mereka melakukan hubungan suami istri untuk pertama kali.
Awalnya Alvonso sangat kesulitan ketika belalai gajahnya masuk ke dalam goa yang masih sempit. Namun Alvonso terus berusaha hingga akhirnya dirinya berhasil.
Jerit kesakitan keluar dari mulut Kasandra dan membuat Alvonso memberikan pemanasan. Setelah agak lama diberikan pemanasan, Kasandra tidak lagi berteriak kesakitan namun berteriak keenakkan karena dirinya mengalami or gas me untuk mengalaminya.
Hingga satu jam kemudian mereka sudah selesai melakukan hubungan suami istri di mana Alvonso dengan sengaja memasukkan laharnya ke dalam rahim Kasandra.
Karena lelah membuat mereka berdua tidur sambil berpelukan namun dua jam kemudian mereka kembali melakukan hubungan suami istri sampai jam empat pagi.
Total lima kali mereka melakukan hubungan suami istri. Hal itu membuat tubuh mereka berdua sangat lelah hingga tiga jam kemudian Kasandra perlahan membuka matanya.
Kasandra memalingkan wajahnya ke arah samping dan melihat pria yang sangat tampan sedang tertidur dengan lelap sambil memeluk tubuhnya.
Kasandra yang awalnya belum tersadar sepenuhnya karena bangun tidur tiba-tiba tersadar. Kasandra langsung duduk sambil menutupi tubuh polosnya dengan selimut yang dikenakannya.
Kasandra sangat kaget karena merasakan tubuhnya tidak memakai sehelai benangpun membuat Kasandra membuka perlahan selimut yang dikenakannya. Dirinya sangat terkejut dan terpukul karena tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun.
("Kenapa Aku tidur dengan pria asing? Kalau keluargaku tahu, Aku pasti di hajar." Ucap Kasandra sambil menatap ke arah Alvonso yang masih tertidur dengan lelap).
Awalnya Kasandra ingin mengatakan pagi-pagi ini ke keluarganya kalau dirinya akan pergi dan tidak akan kembali lagi.
Namun karena kejadian hal ini maka bisa dipastikan keluarganya pasti akan memukulnya habis-habis san karena sudah mencoreng nama baik keluarganya sebelum dirinya sempat berpamitan.
Kasandra dengan perlahan turun dari ranjang sambil menahan rasa perih pada bagian intinya. Lalu Kasandra memunguti satu persatu pakaiannya kemudian memakainya setelah selesai Kasandra memakai sepatu.
Kasandra yang melihat ada kertas kecil dan pena membuat Kasandra menulis sesuatu. Setelah selesai Kasandra pergi meninggalkan Alvonso yang masih tertidur dengan pulas.
Hati Kasandra sangat hancur karena mahkota yang selama ini dijaganya selama ini di renggut paksa oleh Alvonso.
Kasandra berjalan terseok-seok meninggalkan hotel tersebut tanpa mempedulikan tatapan seakan jijik melihat Kasandra.
Mereka mengira kalau Kasandra adalah wanita mu ra han yang menjajakan tubuhnya ke pria hidung belang tanpa mengetahui kebenarannya.
Sampai di depan lobby Kasandra menghentikan taksi yang kebetulan lewat lalu masuk ke dalam mobil. Kasandra kemudian menyebutkan alamat rumah orang tuanya setelah itu Kasandra terdiam sepanjang perjalanan.
Hingga tiga puluh menit kemudian taksi tersebut berhenti di depan rumah villa mewah. Kasandra langsung membayar taksi tersebut lalu keluar dan berjalan memasuki villa mewah tersebut.
Ketika hampir sampai di ruang keluarga, Kasandra terdengar suara-suara sayup orang tertawa. Kasandra langsung menghentikan langkahnya dan melihat kedua orang tuanya, ke empat kakaknya dan Adik angkatnya sedang tertawa bersama.
Sedangkan mereka yang mendengar suara langkah kaki membuat mereka menatap ke arah sumber suara dan melihat Kasandra menatap mereka dengan tatapan sendu.
Hati Kasandra sangat hancur karena keluarganya sama sekali tidak peduli dengan dirinya. Hal itu membuat Kasandra berjalan ke arah kamarnya untuk membereskan barang-barang miliknya. Keputusan Kasandra sudah bulat untuk pergi dari rumah yang selalu membuatnya menderita.
"Berhenti!" Teriak Ibu Vina sambil berdiri lalu berjalan ke arah Kasandra.
"Semalam kamu pergi kemana? Aku sudah bilang sama kamu kalau setiap pagi Aku harus makan makanan buatanmu dan memijat ke dua kakiku!" Bentak Ibu Vina.
"Apakah perkataanku kamu anggap sebagai angin lalu?" Tanya Ibu Vina dengan nada satu oktaf.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!