“Sayang, kenapa? Ada apa dengan cucu nenek yang cantik ini? kenapa kau terlihat murung?” tanya Tania.
“Tidak nek! Claire hanya lelah saja, karena banyak kegiatan di sekolah!” jawab Claire sambil tersenyum tidak mau membuat Tania bersedih.
“Syukurlah! Teman – teman mu di sekolah tidak ada yang jahat dengan mu kan!” tanya Tania lagi.
“Tentu tidak nenek! Semua teman – teman Claire baik – baik semua dengan Claire.” Claire tetap berusaha tersenyum kepada Tania.
“Nek, Claire ke kamar dulu ya! Ada banyak pekerjaan rumah!” ucap Claire sebelum pergi ke kamar untuk menghindari pertanyaan lain yang akan di ajukan oleh Tania.
“Iya sayang!” sahut Tania.
Claire masuk ke kamar lalu mengunci pintu. Air mata Claire menetes, beberapa hari terakhir ini Claire tidak pernah bisa belajar dengan tenang di sekolah.
Flashback On.
Hari itu cuaca benar – benar tidak bersahabat. Tepat saat jam perpulangan sekolah, hujan deras turun mengguyur kota X. Claire yang tidak membawa paying terpaksa harus menunggu sampai hujan reda. Karena hujan tak kunjung reda, Claire akhirnya memilih untuk kembali ke dalam kelas untuk mempelajari pelajaran yang kurang ia mengerti.
Namun saat ia akan kembali ke dalam kelas, tanpa sengaja ia melihat Keenan sedang menghabisi seseorang di taman belakang dengan sebuah belati. Keenan menancapkan belati itu tepat di dada bagian kiri di pemuda yang sudah tak berdaya itu. Dan siapa orang tersebut Claire sama sekali tidak mengenalinya.
Keenan adalah lelaki most wanted yang di gilai teman – teman Claire di sekolah, baik itu wanita atau bahkan pria karena wajah Keenan benar – benar seperti actor China Zhang Ling He. Namun ia tidak seramah dan sehangat actor tersebut. Nama panjang Keenan adalah Keenan Arthur Olivander. Dia adalah lelaki yang dingin, kejam dan tak banyak bicara. Keenan juga merupakan kekasih Kyra. Perempuan tercantik yang di impikan banyak lelaki di King Internastional High Scholl atau yang sering mereka sebut KIHS. Tapi sejak berita kedekatan antara Kyra dan Keenan, tidak ada satu pun lelaki yang berani untuk menatap Kyra secara langsung. Mereka hanya berani menatap Kyra dengan sembunyi – sembunyi.
Kyra Queensa Miller merupakan putri keluarga terkaya di negara X. Meskipun terlahir dengan sedok emas, Kyra memiliki kepintaran yang rata – rata. Di samping itu, ia juga adalah gadis yang manja karena adalah anak satu - satunya.
Tubuh Claire membeku. Memang ia diajari seni bela diri oleh sang nenek. Tetapi Claire sama sekali tidak pernah menggunakannya, Claire selalu mencari aman dengan selalu menyendiri. Dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup Claire ia melihat kejadian sesadis itu.
Usai mencabut belati tersebut dari tubuh si pemuda, Keenan menatap ke arah Claire. Nafas Claire semakin tak terkendali. Denyut jantungnya bahkan berdetak dengan cepat. Claire pikir Keenan akan mendatanginya dan melakukan sesuatu kepadanya. Tetapi Keenan hanya menatap dingin ke arah Claire. Ia sama sekali tidak melakukan apa pun pada Claire.
Karena melihat hal yang tak seharusnya ia lihat, Claire jadi mengurungkan niatnya untuk kembali ke dalam kelas. Claire kembali ke depan lobi sekolah dengan tangan yang sudah dingin. Dingin karena takut bukan karena cuaca hujan.
Entah memang di sengaja atau tidak Keenan lewat di depan Claire dengan bibir yang sedikit tertarik sambil membawa paying berwarna hitam. Tubuh Claire semakin menggigil ketakutan.
‘Aku harus menemuinya, aku harus berjanji kepadanya jika aku tidak akan mengatakan apa yang ku lihat barusan.’ Ucap Claire dalam hati. Ia membulatkan tekatnya dari pada dihantui perasaan takut yang berkepanjangan.
Claire menerobos derasnya hujan untuk mengejar Keenan.
“Berhenti!” teriak Claire meneriaki Keenan agar berhenti.
Dan sesuai dengan apa yang Claire inginkan, Keenan benar – benar berhenti dan berbalik menatap Claire dengan tatapan dinginnya.
“Mmmmm… Aku tidak sengaja melihat mu tadi. Aku berjanji akan menutup rapat mulut ku dari siapa pun terkait apa yang aku lihat tadi” ucap Claire di bawah derasnya hujan yang mengguyur tubuhnya. Claire sama sekali tidak perduli dengan tubuhnya yang basah kuyub.
Keenan hanya diam dan menatap dingin ke arah Claire. Perlahan ia mendekat ke arah Claire. Claire yang takut reflek langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Dan hal itu membuat Keenan tersenyum mencemooh ke Arah Claire.
“Hanya orang mati yang bisa menepati janjinya” ucap Keenan dan itu membuat Claire langsung memundurkan langkahnya menjauh dari Keenan.
Keenan lantas meninggalkan Claire dan masuk ke dalam mobil sport miliknya.
‘Bodoh Claire! Kau bodoh! Harusnya tadi kau berpura – pura tidak tahu saja dan tidak perlu mendatangi lelaki sombong itu!’ Kini Claire menyesal karena sudah mendatangi Keenan untuk menjelaskan perihal apa yang ia lihat tadi.
Dan karena tubuhnya sudah terlanjur basah, Claire langsung sekalian pulang ke rumah.
*\~*
Keesokan harinya Claire sangat enggan untuk berangkat ke sekolah karena ia harus bertemu dengan Keenan. Apa lagi ia dan Keenan sama – sama teman sekelas.
“Apa aku tidak usah masuk sekolah saja?” ucap Claire bermonolog dengan dirinya sendiri.
“Tidak! Aku tidak boleh mengecewakan nenek!” ucap Claire.
“Astaga Claire… Ini akhir pekan! Haaaaaaaahhhhhhhh…” Karena terlalu takut bertemu dengan Keenan, Claire sampai lupa jika hari ini adalah hari libur.
“Claire… kau sudah bangun sayang?” panggil Tania dari luar kamar Claire.
“Iya nek… Claire sudah bangun!” sahut Claire dari dalam kamar. “Sebentar lagi Claire keluar nek…”
Claire benar – benar lega karena hari ini adalah hari libur jadi ia tidak perlu bertemu dengan Keenan. Claire bisa menghabiskan waktunya untuk bermain dengan Blackie. Blackie adalah seekor serigala peliharaan Claire. Dulu Claire menemukan Blackie kecil tanpa sengaja saat ia membantu nenek untuk mengumpulkan kayu bakar. Dan keadaan serigala kecil itu sangat memprihatinkan. Jadi Claire berinisiatif untuk membawa pulang serigala tersebut dan membesarkannya. Karena serigala kecil itu sangat lucu, makan Claire memberikannya nama Blackie.
Saat Claire keluar dari kamar, Tania sudah menyajikan makanan untuk sarapan pagi mereka. “Kita makan dulu sebelum ku ke hutan untuk mencari kayu bakar!” ucap Tania. Dengan patuh Claire melakukan apa yang Tania perintahkan.
Sejak kecil Claire memang tumbuh menjadi anak yang patuh dan pengertian. Claire sama sekali tidak pernah melihat wajah kedua orang tuanya. Dari yang di ceritakan oleh Tania, dulu orang tua Claire meninggal karena kecelakaan dan hanya menyisakan Claire saja yang selamat waktu itu. Peninggalan dari orangtua Claire hanya sebuah kalung liontin batu rubi dengan nama Claire tertulis di dalamnya. Dan semenjak saat itu, Tania merawat Claire dengan sepenuh hati.
Claire sama sekali tidak menyesali atas apa yang terjadi dengan hidupnya. Justru Claire bersyukur karena sang nenek dengan penuh perhatian mengasuhnya sampai ia sebesar ini. Claire benar – benar bahagia memiliki nenek seperti Tania yang selalu menyayanginya.
“Iya nek… hmmm… masakan nenek tidak pernah tertandingi nikmatnya” puji Claire.
Tania tersenyum “Uhuk.., uhuk.., uhuk..,” Claire bergegas mengambilkan air minum untuk Tania.
“Penyakit nenek kambuh lagi?” tanya Claire.
“Nenek baik – baik saja Claire.., nenek tadi cuma tersedak!” tidak mau membuat Claire khawatir, Tania terpaksa membohongi Claire.
Setelah selesai makan, Claire langsung merapikan meja dan mencuci piring kotor bekas tadi digunakan untuk makan. “Nenek istirahat saja di rumah! Hari ini biar Claire yang keluar mencari kayu bakar!” ucap Claire. Ia tahu jika sang Nenek sedang sakit Jadi Claire tidak mau jika sampai sang nenek kelelahan.
“Tidak apa Claire nenek baik – baik saja… tadi nenek hanya tersedak saja” ucap Tania
“Nenek, di luar cuaca sedang dingin! Claire tidak mau nenek sampai sakit. Nenek di rumah saja istirahat, Oke!” Akhirnya mau tidak mau Tania memenuhi permintaan cucunya itu.
Di dalam hutan Claire di temani oleh Blackie, serigala jantan tinggal bersama dengan Claire dan Tania. “Kau tahu Kie, teman ku hanya diri mu. Aku tak punya teman lain” Claire mengajak Blackie berbicAra meskipun ia tahu jika serigala itu tidak akan paham dengan apa yang ia ucapkan. Karena bagi Claire, berbicAra dengan Blackie adalah sebuah hiburan untuk dirinya.
Tanpa terasa, kayu bakar yang Claire kumpulkan sudah banyak. Ia lantas mengajak Blackie pulang.
“Black! Ayo kita pulang!” teriak Claire. Biasanya Blackie akan langsung datang jika ia panggil. Tapi ini Blackie tak kunjung muncul.
“Blackie!” panggil Claire lagi. “Atau mungkin ia sedang bermain!” ucap Claire lagi. Claire lantas memutuskan untuk pulang sendirian. Namun begitu tiba di rumah, entah kenapa ia kembali tidak tenang karena tidak melihat Blackie. Akhirnya Claire kembali ke hutan untuk mencari keberadaan Blackie.
Di sisi lain di sebuah Villa, dalam sebuah ruangan khusus kini telah berkumpul laki – laki dan perempuan sedang melakukan pesta.
“Yuuuuhhhhuuuu…” teriak seorang laki – laki menikmati musik yang berdentum keras dengan segelas anggur di tangannya.
“Kau tak ikut turun untuk merilekskan otot tubuh mu Ken?” tanya Cedric
“Aku tidak tertarik” sahut Keenan sambil menyesap wiski.
“Kau tak berencana untuk membereskan gadis yang memergoki mu kemarin?” Taniald penasaran kenapa Keenan membiarkan gadis itu tetap hidup. Padahal biasanya ia sama sekali tidak pernah melakukan toleransi.
“Lakukan apa yang ingin kalian lakukan! Aku mau tidur!” Jika Keenan sudah berucap seperti itu, maka itu artinya ia tidak mau diganggu oleh siapa pun itu.
“Oke!” sahut Alfred
“Ini memang tidak seperti Keenan biasanya Alfred” Felix ikut menyetujui apa yang Alfred curigakan dari sahabatnya itu.
“Apa mungkin dia jatuh cinta dengan wanita itu?” Cedric tiba – tiba datang dengan pemikiran yang jelas – jelas tidak masuk akal.
“Itu sangat tidak mungkin Ced, kau tahu selama ini bagaimana Kyra berusaha untuk mendapatkan hati Keenan? Bagi Keenan, wanita hanya untuk hiburan saja.” sahut Alfred
“Benar apa yang kau ucapkan Ed!”
~*~
Ceklek!
Keenan yang kala itu sedang memejamkan mata di dalam kamar langsung membuka mata begitu mendengar ada orang yang berani mengganggu tidurnya. Dan ternyata yang masuk adalah Kyra. Tadi ia melihat siluet Keenan saat ia naik ke lantai atas, jadi Kyra menyusul Keenan ke sana.
“Hai beib! Kau lelah? Aku bisa membuat mu lebih rileks” tanya Kyra sambil duduk di samping tubuh Keenan
“Hmmm…” hanya itu jawaban yang Keenan berikan pada Kyra. Karena sendang lelah, jadi Keenan tidak terlalu merespon apa yang diucapkan oleh Kyra.
“Mau ku pijit?” ucap Kyra menawarkan diri pada Keenan. Ia ingin berusaha untuk bisa lebih dekat dengan Keenan.
Kyra dan Keenan memang berpacaran. Namun Keenan sama sekali tidak terlalu menganggap serius hal tentang pacaran tersebut. Ia melakukan itu karena ia sangat malas harus di jodohkan dengan putri sahabat daddynya. Dengan alasan dirinya sudah memiliki kekasih, maka sang daddy tidak akan mengganggunya lagi. Apa lagi Kyra adalah putri tunggal dari perusahaan Miller Corp. Putri pemilik perusahaan perhiasan terbesar di negara X.
“Kau tahu aturan ku?” ucap Keenan masih dengan posisi yang sama.
Tangan Kyra yang mulanya ingin menyentuh tubuh Keenan langsung berhenti sebelum ia sempat menyentuhnya. Ia tahu jika Keenan hanya memanfaatkan dirinya. Namun, Kyra sama sekali tidak perduli akan hal itu, baginya asalkan dirinya bisa dekat dengan Keenan itu sudah cukup. Tapi lama kelamaan, Kyra juga ingin meminta lebih. Ia ingin di perhatikan oleh Keenan sama seperti saat mereka bersandiwara saat di depan orang tua Keenan.
Kyra lantas mendaratkan pantatnya di sofa tunggal yang ada di sebelah sofa yang di gunakan Keenan untuk tidur. Ia menghembuskan nafas kasar.
“Tak bisakah kau sedikit perhatian dengan ku Keenan?” ucap Kyra.
“Aku sudah pernah mengatakan kepada mu jika semuanya hanya status” sahut Keenan.
“Aku mau melakukan apa pun untuk mu. Bahkan jika kau menginginkan tubuh ku” ucap Kyra dengan berani.
“Hmmphh…” Keenan tesenyum mencemooh kepada Kyra.
Klontang!
Keenan langsung melemparkan belatinya di atas meja. “Buktikan!” ucapnya.
Wajah Kyra langsung pucat pasi. Seumur hidupnya ia tidak pernah memegang yang namanya senjata tajam.
“A ap.. apa maksudnya i ini Ken?” ucap Kyra sambil bergetar ketakutan.
“Buktikan ucapan mu tadi! Aku butuh ketenangan untuk tidur!” Kyra gugup, ia paham dengan apa yang Keenan minta. Keenan meminta ia untuk melenyapkan dirinya sendiri agar tidak mengganggu ketenangan Keenan.
“A aku akan keluar sekarang!” tanpa menunggu jawaban dari Keenan, Kyra langsung keluar dari kamar tersebut.
“Haaah.. merepotkan!” sahut Keenan begitu mendengar suara pintu kamar tertutup.
“Blackieeee… Blackieeeeee….” Samar – samar Keenan mendengar suara perempuan memanggil nama Blackie.
Tidur Keenan kembali terganggu karena panggilan itu terus berulang – ulang. Keenan lantas beranjak dari sofa dan menuju ke balkon kamar. Ia melihat ke seluruh bagian hutan yang dapat ia jangkau dengan matanya.
“Blackieeeeee….” Panggilan itu kembali terdengar namun tidak ada nampak satu manusia pun sejauh matanya memandang ke dalam hutan. Dan akhirnya Keenan kembali masuk ke dalam kamar dan menyalakan sebatang rokok untuk meredakan emosinya.
Entah kenapa hari ini, Keenan benar – benar merasa lelah dan ingin istirahat dengan tenang. Namun setiap kali ia akan memejamkan matanya, selalu saja ada gangguan. Bahkan suara wanita yang memanggil – manggil nama Blackie it uterus bergema di telinganya. Rasanya Keenan ingin melunangi orang itu karena mengganggu ketenangannya.
Baru tiga kali hisapan, Keenan sudah mematikan rokoknya. Ia lantas keluar dari kamar dan berencana untuk pulang.
Di bawah, gemuruh pesta masih berdentum. Keenan sama sekali tidak perduli dengan mereka, bahkan tidak ada satu pun dari mereka yang berani menegur Keenan karena wajah Keenan sudah sangat dingin.
“Kau mau kemana Ken?” tanya Cedric yang tanpa sengaja melihat Keenan mengenakan jaket hitamnya.
“Pulang!” sahut Keenan dengan singkat.
“Oke! Jika terjadi sesuatu hubungi kami!” sahut Cedric tanpa menanyakan kenapa. Keenan hanya diam dan melenggang pergi.
Sedangkan di dalam hutan, Claire masih menacari Blackie. “Blackieeeeee!!!!....”.
Krasak
Krasak
Krasak
Akhirnya yang Claire cari muncul dari semak – semak dengan nafas tersengah. “Blackieee.., Kau dari mana saja? Aku sangat mengkhawatirkan mu” ucap Claire sambil mengusap tubuh Blackie.
“Ku pikir kau hilang!” ucap Claire lagi. Blackie hanya mengusapkan kepalanya di kaki Claire.
Seperti orang yang tidak waras, Claire berbicAra dengan binatang dan entah binatang itu paham atau tidak dengan apa yang ia katakan.
\~\~**\~\~
Pagi ini Claire berangkat sekolah dengan penuh semangat. Ia lupa dengan apa yang ia lihat di hari sebelum ia liburan. Telinga Claire tertutup dengan headset untuk mendengarkan musik, sedangkan tangannya sibuk dengan catatan kecil yang ia buat. Claire adalah anak yang rajin dan juga pintar. Oleh sebab itu ia bisa masuk ke KIHS dengan jalur prestasi. Claire selalu berusaha keras agar nilainya tidak pernah turun agar tidak mempengaruhi beasiswa yang ia dapatkan.
Padahal sekolah masih dalam suasana yang sepi, tapi Claire sudah tiba di sana dua puluh menit sebelum jam kedatangan sekolah.
“Pagi Claire!” sapa seorang cleaning service laki – laki yang berusia sekitar empat puluh tahunan bernama Sam.
“Selamat pagi paman Sam!” balas Claire.
Sam lah yang setiap pagi selalu melihat kedatangan Claire seorang diri tanpa teman. Namun Sam tak pernah menanyakan karena Sam tahu jika Claire masuk ke KIHS melalui jalur prestasi. Sedangkan murid – murid yang bersekolah di KIHS rata – rata adalah anak orang kaya atau pejabat pemerintahan.
Setelah menyapa Sam, Claire langsung menuju ke kelas.
Sreeeekkk… (Claire membuka pintu ruangan kelasnya)
Namun Claire sedikit terkejut karena mendapati seorang laki – laki tertidur di kursi belakang. Kursi tempat biasanya Keenan duduk. Ingatan Claire tentang apa yang ia lihat tempo hari kembali teringat. Claire lantas berjalan dengan perlahan menuju ke kursinya. Claire tidak berani untuk membuat suara sama sekali. Ia duduk diam dan menatap catatan kecil yang ia pegang. Namun otak Claire sama sekali tidak bisa fokus, ia takut jika orang yang berada di belakang sana adalah Keenan.
‘Jangan bangun, jangan bangun! Semoga orang itu bukan Keenan!’ doa Claire dalam hati. Perlahan ia menengok ke arah belakang untuk melihat apakah lelaki itu sudah bangun atau belum. Tapi betapa terkejutnya Claire saat melihat tidak ada seorang pun yang duduk di sana.
“Astaga! Apa yang ku lihat tadi adalah hantu?” monolog Claire pada dirinya sendiri. “Tapi aku tadi tidak salah lihat kok!” ucapnya lagi. Bulu kuduk Claire langsung berdiri karena ia hanya seorang diri di dalam ruangan itu.
“Astaga!!!”
Claire terkejut saat ia berbalik menghadap ke depan dan mendapati Keenan sudah berdiri di depannya sambil bersedekap dada. Cepat – cepat Claire langsung menundukkan kepala karena takut.
Sedangkan Keenan hanya diam dan menatapnya dengan tatapan sinis. Ia sama sekali tidak mengatakan apa pun pada Claire.
Setelah kejadian tadi, Claire tidak bisa belajar dengan tenang.
Brak!
“Mana gadis cupu yang sudah berani menggoda pacar ku?” teriak Kyra sambil menatap seluruh wanita yang ada di dalam kelasnya. Kyra mendapatkan sebuah kiriman foto seorang perempuan mendekati Keenan saat pulang sekolah sebelum libur akhir pekan kemarin.
Claire hanya diam dan sama sekali tidak merespon ucapan tersebut karena memang kerjaan Kyra setiap hari adalah marah – marah tidak jelas. Di samping itu, Claire juga sama sekali tidak merasa melakukan apa yang di teriakkan oleh Kyra.
“Apa kalian tuli hah? Siapaaaaa?” teriak Kyra lagi
“Queen, orang dalam foto ini adalah si cupu itu!” ucap Evelyn teman dekat Kyra sambil menunjuk ke Arah Claire.
Kyra langsung berjalan bergegas dan menarik rambut Claire dengan keras
“Aaarrggghhh…” Claire merasakan sakit di kepalanya karena rambutnya ditarik ke belakang.
“Ternyata kau gadis cupu yang berani macam – macam dengan ku!” bentak Kyra.
“A aku sama sekali tidak paham dengan yang kau maksud!” Claire mencoba membela diri.
“Jangan sok polos cupu! Lihat! Ini adalah dirimu!” ucap Olivia sambil menunjukkan foto Claire di tengah hujan deras begitu dekat dengan Keenan.
“I itu sama sekali tidak seperti yang kau bayangkan! Aku sama sekali tidak…” Claire terus berusaha untuk membela dirinya karena memang ia tidak bermaksud untuk mendekati Keenan waktu itu.
Sreeeekkkk…
Keenan, Cedric, Alfred, dan Felix masuk ke dalam kelas. Kyra langsung menghentikan apa yang ia lakukan pada Claire. Ia langsung mendekati Keenan untuk meminta penjelasan.
“Ken, kau tidak ada sesuatu dengan gadis cupu itu kan?” tanya Kyra sambil mendekati Keenan. Awalnya tangan Kyra sudah ingin bergelanyut manja di tangan Keenan namun Keenan langsung mengelak. Jadi Kyra hanya bisa berdiri di dekat Keenan saja.
“Otak ku masih normal!” sahut Keenan tanpa perduli dengan keadaan Claire. Setelah menjawab pertanyaan Claire, Keenan langsung duduk di kursinya. Guru yang mengajar pagi tiba – tiba masuk ke dalam ruang kelas. Dan hal itu menyelamatkan Claire dari dari Kyra.
“Urusan kita belum selesai cupu!” ucap Kyra sambil mendoAlfredg kepala Claire.
Sebenarnya Claire bisa saja melawan mereka. Namun jika dirinya melawan, itu artinya dirinya akan menyusahkan sang nenek karena bisa jadi nanti beasiswa yang ia dapatkan akan di cabut. Maka dari itu, Claire hanya bisa menahan perlakuan mereka yang semena – mena.
‘Ini semua gara– gara Keenan menyebalkan itu. Andai saja aku bisa memutar waktu, aku tidak akan kembali ke kelas waktu itu’ ucap Claire dalam hati sambil tertunduk dan membenahi rambutnya yang tadi ditarik oleh Kyra.
“Itu bukan kah gadis yang aku tanyakan pada mu kemarin Ken?” Ucap Alfred yang saat ini duduk di sebelah Keenan.
“Hmmm…” sahut Keenan singkat.
“Tanpa kau perlu turun tangan, Kyra sudah memberikan pelajaran untuk gadis itu” ucap Cedric
“Tapi aku kasihan juga dengannya, apa yang akan di lakukan Kyra bisa bertahan lama. Padahal gadis itu sama sekali tidak mengatakan apa pun meskipun di desak oleh Kyra” sahut Felix.
Keenan tak mengucapkan apa pun lagi, ia langsung meletakkan kepalanya seperti biasa dan tidur. Melihat Keenan sama sekali tidak menanggapi masalah itu, mereka bertiga lantas menghentikan pembahasan tersebut.
Sedangkan Kyra di belakang, menatap Claire dengan penuh permusuhan. “Aku punya rencana untuk menghukumnya Queen” ucap Olivia.
“Apa?” tanya Kyra
“Kita beri peringatan awal pada si cupu saat nanti jam makan siang!” jawabnya.
“Benar sekali Queen… jatah makan siang hanya bisa satu kali.” Ucap Evelyn menyetujui apa yang dikatakan Olivia.
“Kita lihat sejauh mana di berani untuk mendekati Keenan lagi!” ucap Kyra dengan tatapan penuh amarah.
Saat istirahat pertama, Claire langsung pergi ke perpustakaan karena tidak mau mendapat gangguan apa pun dari Kyra atau yang lain sebab pembahasan tentang dirinya yang berani mendekati Keenan kini telah menjadi pembahasan panas di seluruh sekolah. Jadi untuk istirahat pertama Claire bisa aman.
Namun di saat jam makan siang, cerita akan menjadi sedikit berbeda.
Claire awalnya tidak berniat untuk mengambil makan di kantin karena ia memiliki firasat buruk untuk dirinya. Apa lagi tadi dirinya sudah mendapatkan ancaman dari Kyra.
“Ternyata kau masih di kelas! Ayo makan” ucap Bella dari pintu kelas. “Tadi istirahat pertama aku tidak melihatmu dimana pun, kau kemana?”
Bella adalah satu – satunya teman yang berasal dari kalangan kaya yang mau berteman dengan Claire. Bella tidak mau berteman dengan kalangan orang kaya karena ia sangat muak dengan segala kebohongan mereka. Dan pertemanan antAra Claire dan Bella di awali saat tanpa sengaja Claire menabrak Bella saat ia berada di perpustakaan. Lalu mulai sejak itu mereka jadi dekat. Bahkan Bella sering bermain di rumah Claire.
“Kau sajalah! Aku tidak nafsu makan hari ini” Tolak Claire.
“Tidak, tidak! Kau harus tetap makan!” Bella menarik tangan Claire. Jadi mau tidak mau Claire mengikuti kemana langkah kaki Bella melangkah.
Bella tahu tentang semua berita yang beredar di sekolah tentang temannya itu, tetapi Bella sama sekali tidak menanyakan hal itu kepada Claire karena ia tahu jika sahabatnya tidak gila untuk menggoda seorang Keenan.
“Sudahlah, tidak perlu memperdulikan mereka Clair!” ucap Bella begitu mereka berdua memasuki kantin. Dan Claire mengikuti apa yang dikatakan oleh Bella.
Claire bersyukur karena sahabat satu – satunya yang ia miliki tidak ikut percaya dengan berita yang sedang heboh di sekolah saat ini tentang dirinya. Karena semua orang yang melihat atau berpapasan dengan Claire mereka semua mencemooh Claire sebagai wanita tidak tahu diri, wanita murahan, upik abu berangan – angan jadi Cinderella, dan masih banyak lainnya yang Claire dengar.
“Ayo kita duduk di sana!” ajak Bella. Claire hanya mengangguk. “Jangan sekali – kali menundukkan kepala jika kau tidak merasa melakukannya Claire!” ucap Bella karena sejak tadi melihat sahabatnya itu menunduk.
Claire langsung menatap Bella sambil tersenyum.
Bruk!
Prang! (Claire terjauh dan makan siang yang ia bawa tumpah semua ke lantai)
“Hey!” Bella langsung menegur Kyra dan kedua temannya karena dengan sengaja menjegal kaki Claire hingga sahabatnya itu terjatuh.
“Kenapa? Kami tidak melakukan apa pun!” ucap Olivia
“Kuman memang hidup di lantai, jadi memang di situlah seharusnya ia berada!” lanjut Kyra.
Bella akan membalas ucapan Kyra dan gengnya, namun Claire menghentikan Bella dengan memegang tangannya. Claire menggelengkan kepalanya. “Tapi Claire…” protes Bella, namun Claire tetap menggelengkan kepalanya.
Tanpa sengaja mata Claire bertatapan dengan Keenan yang sedang menatapnya dengan dingin. “Kau makanlah, aku akan berganti pakaian!” ucap Claire dengan pandangan dingin kepada Keenan. Entah mendapat keberanian dari mana hingga Claire berani memanang Keenan dengan tatapan dingin.
Claire langsung meninggalkan Bella di kantin. Namun Bella tidak melakukan apa yang Claire minta ia membanting tempat makan yang bawa di depan meja tempat makan Kyra dan kedua temannya.
Prank!
“Dasar penjilat!” maki Bella sebelum menyusul Claire. Wajah Kyra memerah emosi karena teman gadis cupu itu melemparkan makannya di depan makanan mereka.
Sedangkan Claire, ia langsung menuju loker untuk mengambil seragam olahraga untuk ganti. Namun betapa terkejutnya dirinya saat mendapati seragam olahraganya tidak ada. Padahal ia yakin jika seragam olahraganya ia simpan di dalam loker.
Claire akhirnya langsung menuju ke toilet untuk membersihkan bekas makanan yang tertumpah dan mengenai seragamnya.
“Ternyata kau di sini. Aku mencari mu” ucap Bella. “Tunggu di sini, aku akan mengambilkan seragam olahraga yang bersih” ucap Bella lagi.
“Tidak perlu Bel, ini bisa di bersihkan” tolak Claire. Ia tidak mau jika sampai Bella mengetahui jika seragam olahraganya tidak ada.
“Kau yakin? Seragam mu itu kotor sekali Claire” Bella tetap memaksa Claire untuk berganti pakaian.
“Beell.., tenanglah… ini bukan masalah besar!” ucap Claire lagi.
“Baiklah jika kau mengatakan demikian” akhirnya Bella pasrah dengan apa yang dikatakan oleh Claire.
Dengan sabar Bella menemani Claire membersihkan pakaiannya. “Mereka sungguh keterlaluan Clair” omel Bella. “Jujurlah, sebenarnya apa kejadian di balik foto yang tersebar di seluruh sekolah itu Clair?”
Claire diam seribu bahasa. Ia ragu – ragu untuk mengatakan semuanya kepada Bella karena ia tidak mau jika terjadi sesuatu dengan sahabatnya itu.
“Percayalah aku pasti akan diam” bujuk Bella lagi.
Setelah menimbang baik dan buruknya. Claire menuliskan dengan air apa yang ia lihat. Dirinya memang tidak mengatakan kepada siapa pun. Jadi Claire tetap memenuhi janjinya. Claire juga menuliskan tulisan agar Bella diam dan tidak mengatakan kepada siapa pun.
Bella langsung menutup mulut begitu membaca tulisan yang dituliskan Claire di dalam cermin. Ia sama sekali tidak bisa berkata apa – apa lagi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!