“Tubuhku terasa sakit semua,” gumam Selina saat membuka matanya.
Selina mengerjapkan matanya beberapa kali, karena cahaya terang membuat matanya terasa silau.
“Ini di mana?” Selina terkejut saat sadar di ruangan yang sangat kotor.
Ia merubah posisinya menjadi duduk, tetapi ada yang aneh dengan tubuhnya. Selina menunduk untuk melihat tubuhnya yang ternyata menyusut menjadi kecil.
“Pantas saja suaraku terdengar berbeda, seperti anak kecil,” Selina menatap kedua tangannya yang begitu kecil, begitupun dengan tubuhnya yang juga ikutan menyusut.
“Apa yang terjadi kepadaku? Kenapa aku bisa jadi anak kecil?” Bingungnya.
Seingat Selina, ia mengalami kecelakaan setelah mengantar kakaknya. Bukan terbangun di rumah sakit, Selina malah terbangun di sebuah ruangan yang mirip seperti gudang. Namun yang paling mengejutkan adalah tubuhnya yang tiba-tiba menyusut, seperti anak berumur tiga tahun.
“Ini bukan mimpi!” Kata Selina yang baru saja mencubit pipinya sendiri.
“Sebenarnya ini di mana?” Teriak Selina yang menggema di ruangan tersebut.
“Suaraku sangat imut,” gumamnya yang baru sadar kalau suara barunya sangat imut.
System loading…
“A-apa ini? Kenapa tiba-tiba ada kotak aneh?” Kaget Selina sambil menyentuh sebuah kotak yang tiba-tiba muncul di hadapannya, tetapi kotak tersebut tidak bisa disentuh, tangannya menembus kotak yang kini mulai menunjukkan angka 1% sampai 100%
[SELAMAT DATANG DI DUNIA NOVEL]
Selina membulatkan matanya, saat tulisan di kotak tersebut sudah berganti.
“Apa kotak ini adalah hantu penunggu?” Takutnya.
[SISTEM MENYAPA MASTER! SELAMAT DATANG DI DUNIA NOVEL BELOVED LUMIRE]
“Lumire? Seperti tidak asing,” Selina merasa pernah membaca judul tersebut.
[MASTER SAAT INI BERADA DI DALAM RAGA ANTAGONIS YANG BERNAMA SELENA SAPHIRE CESSALIE]
“Aku mengingatnya sekarang!” Seru Selina yang langsung mengingat semua isi dari novel yang sempat dibacanya satu bulan yang lalu.
“Aku menjadi Selena? Itu artinya aku akan mati saat usiaku delapan belas tahun?” Tanya Selina yang memastikan ingatannya tentang novel BELOVED LUMIRE.
[BENAR]
“Aku mengalami kecelakaan diusia delapan belas tahun, lalu sekarang aku memasuki raga Selena yang akan mati diusia delapan belas tahun juga?” Selina mengerang frustasi saat menyadari kalau hidupnya hanya bertahan sampai delapan belas tahun saja.
[MASTER BISA HIDUP LEBIH LAMA, TETAPI ADA MISI-MISI YANG HARUS MASTER SELESAIKAN UNTUK MENDAPATKAN POIN YANG BISA DITUKAR MENJADI RAMUAN KEHIDUPAN]
Selina membaca semuanya, ia membacanya sampai tiga kali.
“Berapa poin untuk mendapatkan ramuan kehidupan?” Tanyanya.
[10.000 POIN UNTUK SATU BOTOL KECIL]
“Ternyata sangat banyak,” Selina benar-benar terkejut saat melihat jumlah poin untuk ditukar untuk menjadi ramuan kehidupan.
“Satu botol kecil, berarti ada botol besar juga?” Selina kembali bertanya.
[50.000 POIN UNTUK SATU BOTOL BESAR]
[BOTOL KECIL \= 2 TAHUN]
[BOTOL BESAR \= 10 TAHUN]
“Apa tidak ada yang seumur hidup? Kenapa ada batas waktunya?” Tanya Selina yang sempat mengira kalau ramuan kehidupan tidak ada batas waktunya.
[100.000 POIN UNTUK BATAS WAKTU YANG BISA MASTER TENTUKAN SENDIRI]
Selina menganggukkan kepalanya, ia akan berusaha untuk mengumpulkan 100.000 poin.
“Sekarang poinku ada berapa?” Tanya Selina.
[MASTER MEMILIKI 0 POIN]
“APA?!” Selina kembali berteriak.
Jadi, Selina harus memulainya dari nol. Namun ia tidak akan menyerah, sudah cukup ia mati muda diusia delapan belas tahun. Selina ingin hidup lebih lama, meskipun ia harus menyelesaikan misi untuk bisa bertahan hidup.
“Berarti mulai sekarang namaku bukan lagi Selina, tapi Selena,” ucap Selina yang sekarang sudah menjadi Selena.
Ia mencoba mengingat tentang kehidupan Selena di dalam novel, Selena adalah putri bungsu dan satu-satunya dari Duke Alaric Cessalie dan Duchess Lania. Duchess mengalami pendarahan yang hebat saat melahirkan Selena, sehingga nyawa Duchess tidak bisa ditolong.
Duchess Lania adalah putri dari kerajaan Elf yang sudah hancur, lalu menikah dengan Duke Alaric yang berasal dari bangsa Dragon.
“Selena mirip dengan Duchess Lania, memiliki warna mata hijau dan rambut hijau,” Selena menyentuh rambut sepunggungnya yang ternyata berwarna hijau.
“Sedangkan ketiga kakak Selena mirip dengan Duke Alaric, memiliki mata merah dan rambut hitam.”
Itu hanya sebagian cerita tentang keluarga sang antagonis yang diceritakan di dalam novel, selebihnya cerita lebih fokus pada kedua pemeran utama.
Selena menjadi antagonis, karena ia mencintai Putra Mahkota Liam dan terobsesi untuk menjadi Ratu di masa depan. Namun Putra Mahkota Liam merasa risih dengan Selena yang selalu mengganggunya. Lalu saat upacara hari kedewasaan Putra Mahkota Liam, sang protagonis wanita muncul… ia adalah Lumire Quillana, putri dari Count Bastian.
Tidak hanya Putra Mahkota yang mencintai Lumire pada pandangan pertama, tetapi juga ketiga kakak Selena yang jatuh cinta kepada Lumire yang merupakan satu-satunya keturunan bangsa kelinci yang sangat disayangi oleh Dewa.
Lumire tidak hanya cantik, tetapi ia memiliki kekuatan penyembuh yang mirip dengan bangsa Elf. Sedangkan Selena yan merupakan ketukan asli Elf, malah tidak memiliki kekuatan apapun.
“Selena terlahir dengan kekurangan, tidak memiliki kekuatan, dianggap pembawa sial oleh ayah dan ketiga kakaknya. Kenapa antagonis selalu menderita?” Kesalnya.
Brak!
Pintu dibuka dengan kasar, membuatnya terperanjat kaget. Seorang pelayan masuk ke dalam dan menaruh sebuah piring dengan kasar.
“Makan!” Seru sang pelayan dengan nada kasarnya.
Setelah itu, pelayan tersebut kembali keluar dan mengunci pintu dari luar.
“Ini apa? Makanan basi?” Selena menatap makanan yang dibawa oleh pelayan tadi.
Anak perempuan itu mendorong piring yang berisi makanan yang sudah basi, pantas saja tubuh kecilnya terasa lemas dan sangat kurus… ternyata makanan yang dikonsumsinya tidak layak untuk dimakan.
“Sistem, apa kau tidak bisa memberikanku makanan yang layak?” Tanya Selena yang benar-benar kelaparan.
[MASTER BISA MENGGUNAKAN POIN UNTUK DITUKAR MENJADI MAKANAN, HANYA MEMBUTUHKAN 10 POIN]
“Bagaimana aku bisa mendapatkan poin? Bukannya kau bilang kalau aku tidak memiliki poin sama sekali?” Tanya anak perempuan itu dengan ekspresi kesalnya.
[MASTER BISA MENJALANKAN MISI PERTAMA]
[MISI: MEMBERSIHKAN RUANGAN INI]
[HADIAH: 10 POIN]
[HUKUMAN: BATUK SELAMA SATU HARI]
“Apa? Kenapa ada hukumannya juga?” Kaget Selena saat membaca kotak yang merupakan layar monitor sistem.
[SETIAP MISI AKAN MENDAPATKAN HADIAH SAAT BERHASIL DISELESAIKAN, JIKA GAGAL AKAN MENDAPATKAN HUKUMAN]
Selena mengira kalau dirinya akan mudah mendapatkan poin, ternyata dugaannya meleset jauh.
“Aku merasa tertipu,” gumam Selena yang sebelumnya sudah senang, karena menganggap semuanya akan mudah.
“Baiklah, demi poin untuk makan… aku akan membersihkan tempat yang tidak terlalu luas ini,” anak perempuan itu beranjak dari duduknya.
Beruntungnya ruangan yang ditempatinya tidak luas, dan tidak ada banyak barang yang harus ia bereskan. Jadi, Selena bisa menyelesaikan misinya dalam waktu lima belas menit saja.
“Akhirnya aku bisa makan!” Serunya yang menatap piring yang penuh dengan makanan lezat.
[MASTER MENDAPATKAN MISI KEDUA]
Bersambung.
“Aku baru mau makan, kau sudah memberiku misi kedua. Apa kau tidak mengizinkanku untuk beristirahat?” Kesal Selena yang baru makan sesuap.
[MASTER AKAN MEMDAPATKAN 3 MISI DALAM SEHARI]
Selena hampir tersedak saat melihat apa yang baru saja diberitahu oleh sistem, dengan tubuhnya yang masih kecil dan kurus ini… ia harus menyelesaikan 3 misi dalam satu hari?
“Aku memang sangat membutuhkan poin, tetapi dengan tubuh yang seperti ini? Rasanya aku akan mati lebih cepat,” Selena menelan makanannya dengan susah payah.
[UNTUK SEKARANG, MISINYA MASIH MUDAH KARENA MENYESUAIKAN DENGAN USIA DAN KEADAAN TUBUH MASTER. JADI, MASTER TIDAK PERLU KHAWATIR]
“Syukurlah, aku mengira kalau umurku tidak lebih dari tiga tahun,” ujar Selena yang akhirnya bisa makan dengan tenang.
[MISI: KELUAR DARI GUDANG]
[HADIAH: 15 POIN]
[HUKUMAN: SAKIT PERUT SELAMA SATU HARI]
“Misinya memang mudah, tapi pintunya terkunci dan jendelanya cukup tinggi,” Selena melihat ada satu jendela yang cukup tinggi untuknya.
“Apa ada batas waktu untuk menyelesaikan misi?” Tanya anak perempuan itu.
[UNTUK MISI YANG KEDUA INI TIDAK ADA, TETAPI ADA MISI TERTENTU YANG MEMILIKI BATAS WAKTU YANG SUDAH DITENTUKAN]
“Baiklah, aku akan menyelesaikan makan lebih dulu. Nanti aku akan memikirkan cara untuk bisa keluar dari sini.”
Selena melanjutkan makannya, perjuangannya menyelesaikan misi ternyata bisa membuat perut kecilnya kenyang.
“Pantas saja Selena cepat mati, dari kecil dia tidak diberi makanan yang layak. Ternyata keluarga Duke Cessalie sangat kejam,” anak perempuan itu menatap lurus ke arah makanan yang sedang dinikmatinya.
“Anak sekecil ini harus menderita dengan kejam,” Selena tiba-tiba menangis, karena merasa dunia tidak adil bagi anak kecil sepertinya.
“Tidak ada waktu untuk menangis, sekarang waktu yang tepat untuk menyelesaikan misi kedua!” Selena berdiri dari duduknya, ia sudah kenyang dan tiba-tiba saja ada ide muncul di kepalanya.
Selena mengambil beberapa meja kayu yang terdapat di gudang, lalu menyusunnya sampai tinggi. Setelah itu ia menaiki meja tersebut sampai kedua tangan kecilnya berhasil menyentuh jendela yang ukurannya cukup untuk tubuh kecilnya.
“Berhasil!” Serunya saat berhasil membuka jendela tersebut.
Selena sedikit mengangkat tubuhnya agar bisa naik lebih tinggi, dengan susah payah sampai kedua tangannya terasa sakit… akhirnya Selena berhasil.
“Astaga, ini cukup tinggi!” Kagetnya saat melihat keadaan di luar yang sangat tinggi untuk tubuhnya yang kecil.
“Aku pasti bisa!” Serunya sambil melompat ke bawah.
Brugh!
Kaki pendeknya berhasil mendarat dengan sempurna, senyuman lebar terbit di bibir tipisnya.
[MISI BERHASIL! 15 POIN SUDAH DITAMBAHKAN]
“Berarti sisa satu misi lagi,” mata hijaunya berbinar senang, karena ia berhasil menyelesaikan dua misi dalam waktu singkat.
[MISI KETIGA AKAN SEGERA DIPROSES, MASTER BISA MENUNGGUNYA]
Selena menganggukkan kepalanya, ia akan berjalan-jalan di taman yang tidak jauh dari tempatnya. Di luar terasa begitu menyegarkan, tidak seperti di dalam gudang yang sangat pengap dan begitu kotor.
“Bajuku jelek sekali,” Selena menatap bajunya yang sangat kotor dan terlihat sudah kusam.
Selena berhenti di depan kolam ikan, ia menatap pantulan dirinya lewat air yang sangat jernih itu. Akhirnya Selena tahu bentuk wajahnya yang ternyata sangat imut, tetapi kusam.
Selena mengambil air dari air mancur dari kolam tersebut, lalu ia membasuh wajahnya agar tidak kusam. Rasanya begitu menyegarkan, meskipun sedikit bau amis dari ikan-ikan yang berada di dalam kolam.
“Nasibku sangat buruk,” Selena duduk di dekat kolam, ia menatap sekitarnya dan matanya terjatuh pada pohon apel.
Anak perempuan itu langsung berdiri dan sedikit berlari ke pohon apel tersebut, Selena memanjat pohon tersebut. Ia tidak menyadari sepasang mata tajam yang sejak tadi memperhatikan, saat Selena memasuki area taman.
“Wah, apelnya sangat banyak!” Serunya yang memetik satu apel yang ukurannya sangat besar.
“Sangat segar!” Selena sangat menyukai rasa apel yang ternyata manis dan menyegarkan.
Tidak terasa, anak perempuan itu menghasilkan tiga buah apel sendirian. Ia mengusap perutnya yang kembali kekenyangan.
Mata hijaunya menatap pemandangan dari atas pohon apel, ternyata Mansion Cessalie sangat besar dan megah. Selena tersenyum miris, sebab ia berada di dalam gudang yang sangat sempit.
“Pencuri apel! Turun kau pencuri apel!” Seruan itu membuat Selena menoleh ke bawah.
Selena menatap anak laki-laki yang menatapnya dengan tajam, ia memperkirakan umur anak laki-laki itu sekitar enam tahunan.
“Kau tuli ya? Cepat turun dari pohon apel kesayangan Ibu!” Seru anak laki-laki itu.
Selena masih terdiam, ia mengamati ciri-ciri anak laki-laki tersebut. Rambut hitam yang berkilau dan mata merah yang sangat mengerikan.
“Apa dia salah satu kakakku?” Tanya Selena yang entah kepada siapa.
Anak laki-laki itu mendengarnya, ia semakin menajamkan tatapannya.
“Aku bukan Kakakmu! Kau adalah pencuri!” Teriak Ezekiel, kakak ketiga Selena yang berumur enam tahun.
Selena tetap berada di atas, ia tidak ingin turun, karena di atas sangat menenangkan. Selena membiarkan Ezekiel terus berteriak dan menyebutnya sebagai pencuri apel.
“Aku akan memberitahu Kakak!” Ancam Ezekiel yang kini berlari keluar dari taman Duchess.
“Anak yang menyebalkan!” Kesal Selena yang tidak sadar kalau dirinya sekarang menjadi anak-anak.
Tiba-tiba saja perut Selena terasa melilit, sangat sakit dan membuat anak perempuan itu meringis kesakitan.
“Kenapa sangat sakit? Apa karena aku makan terlalu banyak?” Selena menekan perutnya yang terasa semakin menyakitkan.
Ezekiel kembali datang, tetapi anak laki-laki itu tidak datang sendirian. Ia membawa kedua kakaknya, Aland dan Cendric.
“Kakak, itu pencurinya!” Ezekiel menunjuk ke arah atas.
Cendric menatap ke atas, sedangkan Aland terlihat tidak berminat untuk melihatnya.
“Kau pencuri apel? Cepat turun!” Seru Cendric yang kini memanjat pohon apel.
“Tidak mau!” Jawab Selena sambil menahan ringisannya.
Kali ini Aland menoleh ke arah, anak laki-laki yang berumur sepuluh tahun itu terlihat sedikit terkejut saat melihat wajah dan rambut Selena.
Selena sendiri sudah tidak kuat menahan rasa sakit di perutnya, tubuhnya terasa dingin dan kesadarannya mulai menghilang.
“Kak Aland, si pencuri apel mau jatuh!” Seruan dari Ezekiel membuat Aland dan Cendric terkejut.
Tubuh Selena terjun ke bawah, tetapi Aland lebih sigap menangkap tubuh kecil itu. Sehingga, Selena tidak kenapa-napa.
“Apa dia sudah mati?” Tanya Ezekiel saat melihat wajah pucat Selena.
Aland tidak menjawabnya, ia dapat merasakan tubuh Selena yang begitu dingin. Aland berlari menggendong tubuh Selena ke Mansion utama, Cendric dan Ezekiel langsung menyusulnya.
“Panggilkan dokter!” Titah Aland kepada penjaga yang terkejut melihat sang tuan muda menggendong anak kecil.
Aland membawa Selena ke kamarnya, ia menatap lekat wajah yang terasa tidak asing itu.
“Kenapa wajahmu mirip dengan Ibu?”
Bersambung.
Dokter sedang memeriksa keadaan Selena, sedangkan Aland dan kedua adik laki-lakinya terus menatap wajah Selena yang masih pucat.
“Apa dia sudah mati?” Tanya Aland yang mengejutkan dokter pribadi keluarga Duke Cessalie.
“Ti-tidak, Tuan Muda.” Dokter menatap satu persatu putra dari sang duke.
“Nona Selena hanya mengalami gangguan pencernaan. Nanti setelah beristirahat dengan cukup, keadaan Nona Selena akan membaik,” jelasnya.
“Kau tahu nama si pencuri apel ini?” Tanya Ezekiel sambil menunjuk ke arah Selena yang masih belum sadarkan diri.
“Kau bisa pergi!” Aland menyuruh sang dokter untuk keluar dari kamarnya.
Sang dokter menganggukkan kepalanya, pria paruh baya itu terlihat menghela napas lega. Dokter tidak tahu harus menjelaskan dari mana tentang Selena, beruntungnya Aland yang sudah berumur sepuluh tahun sudah mengerti dan memiliki tingkat kepekaan yang tinggi.
Setelah kepergian dokter, Aland mendekati Selena dan menyentuh rambut berwarna hijau yang benar-benar mirip dengan ibunya.
“Kak Aland, sebenarnya siapa dia?” Tanya Cendric yang begitu penasaran.
“Adik bungsu,” jawab Aland yang mengejutkan Cendric dan Ezekiel.
“Bukannya aku adalah anak terakhir?” Tanya Ezekiel yang tidak mengalihkan pandangannya dari Selena.
“Ceritanya cukup panjang, dan saat itu umur kalian masih terlalu kecil untuk mengerti. Ibu pernah melahirkan bayi perempuan yang memiliki warna rambut dan mata yang sama dengan Ibu,” Aland menatap kedua adiknya.
“Kekuatan Ibu yang tidak bisa dikendalikan waktu melahirkan anak ini, membuat Ibu kehilangan nyawanya. Saat itu umurku sudah tujuh tahun dan aku sudah mengerti apa yang terjadi,” lanjutnya.
“Berarti umur dia tiga tahun?” Tanya Cendric yang dibalas anggukan oleh sang kakak.
“Ayah sudah pergi berperang selama tiga tahun, apa dia alasan Ayah meninggalkan kediaman Cessalie?” Cendric kembali bertanya, tetapi tatapan anak berumur delapan tahun itu terlihat berbeda.
“Tenangkan dirimu!” Marah Aland yang tidak ingin Cendric mengeluarkan kekuatannya dan melukai Selena.
Cendric mengatur napasnya, mencoba untuk tetap tenang.
“Ayah pergi berperang, karena perintah dari Raja. Ayah langsung pergi begitu saja, setelah pemakaman Ibu. Dan selama ini, anak ini tinggal di Paviliun Barat dan dirawat oleh Kepala Pelayan,” jelas Aland.
“Dia yang sudah membuat Ibu mati!” Seru Ezekiel yang sudah berada di sisi Selena.
“Ezekiel hentikan!” Aland menahan tangan Ezekiel yang hendak mencekik Selena.
“Kenapa Kakak menghentikanku? Dia adalah penyebab Ibu mati, jadi dia harus mati!” Teriak Ezekiel dengan tatapan penuh kebencian.
“Tidak boleh! Ayah masih belum pulang, kita harus menunggu perintah dari Ayah untuk membiarkan anak ini tetap hidup atau membunuhnya,” ujar Aland.
“Bukannya Ayah selalu memberikan uang yang banyak kepada Kepala Pelayan, kenapa pakaiannya sangat jelek?” Pertanyaan Cendric membuat Aland tersadar.
“Dia juga makan apel seperti orang tidak makan sama sekali,” Ezekiel menimpalinya.
Aland menyentuh gaun yang dipakai oleh Selena, kainnya sangat tipis dan tidak layak untuk dipakai.
“Kalian keluar dulu! Dan panggilkan Kepala Pelayan ke sini!” Titah Aland yang diangguki oleh keduanya.
Setelah Cendric dan Ezekiel keluar, Aland menyingkap lengan gaun yang dipakai Selena.
“Ada bekas cubitan? Apa yang sebenarnya terjadi?” Bingungnya saat melihat beberapa bekas cubitan yang sudah berwarna ungu di lengan Selena.
“Dan kenapa dia bisa sekurus ini? Apa Kepala Pelayan tidak pernah memberinya makan?” Aland mencari luka yang lain, ternyata di kaki Selena juga ada bekas luka yang masih terlihat baru.
“Ada yang tidak beres.”
...***...
Kepala Pelayan keluarga Cessalie terlihat panik saat mendengar kabar kalau Selena tidak ada di dalam gudang.
“Anak nakal itu semakin kurang ajar!” Geramnya sambil menatap ke arah jendela yang terbuka.
“Kenapa dia bisa kabur? Tubuhnya begitu lemah, dia bahkan tidak memakan makanannya!” Marahnya kepada dua pelayan yang ditugaskan untuk menjaga Selena.
“Gawat!” Tiba-tiba pelayan senior memasuki gudang dengan wajah paniknya.
“Ada apa?” Tanya Anna, Kepala Pelayan yang sudah bekerja di kediaman Cessalie selama dua puluh tahun.
“Tuan Aland memanggil Anda, sepertinya Nona Selena berhasil bertemu dengan Tuan Muda,” jelasnya.
Anna menahan geramannya, tetapi ia tetap keluar dan memenuhi panggilan dari Aland yang memintanya ke Mansion utama.
Membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai ke Mansion utama, Anna langsung merubah ekspresinya saat melihat Aland berjalan ke arahnya.
“Anda memanggil saya, Tuan Aland?” Tanya Anna dengan sopan.
“Apa kau benar-benar menggunakan uang yang diberikan Ayah dengan baik?” Pertanyaan itu membuat Anna terkejut, tetapi wanita paruh baya itu bisa mengontrol emosinya dengan baik.
“Tentu saja. Saya menggunakan semua uangnya demi kesejahteraan keluarga Duke Cessalie,” jawab Anna.
“Angkat kepalamu!” Titah Aland.
Mata merah anak laki-laki itu terlihat berkilat, membuat Anna terperanjat kaget.
“Baiklah, kau bisa pergi sekarang!” Kata Aland yang kembali memasuki kamarnya.
Anna menghela napas lega, ia mengira dirinya akan ketahuan oleh putra sulung dari Duke Alaric itu. Sekarang Anna akan kembali ke Paviliun Barat untuk menugaskan para pelayan mencari keberadaan Selena, sebelum Selena berhasil ditemukan oleh Aland atau yang lain.
Sedangkan di dalam kamar Aland, anak laki-laki itu menatap Selena yang terlihat seperti tidak terurus.
“Beraninya dia membohongiku dan menggunakan uang Ayah sembarangan. Tunggu sampai Ayah datang, kau akan menerima hukuman yang setimpal!” Kesal Aland sambil melanjutkan kegiatannya untuk menyembuhkan luka di kaki Selena menggunakan kekuatannya yang tidak seberapa, karena ia menuruni darah Naga, bukan Elf seperti sang ibu.
“Aku akan mencarikan pelayan di Mansion utama,” Aland keluar dari kamarnya untuk mencarikan pelayan baru yang akan dijadikan pelayan pribadi Selena.
Sudah cukup waktu tiga tahun Selena disiksa dan tidak dirawat dengan baik, Aland akan menyelidik Kepala Pelayan.
“Sshh, aku berada di mana lagi?” Bingung Selena yang baru tersadar.
“Kamar?” Anak perempuan itu menatap kamar yang begitu luas, apalagi tempat tidurnya sangat empuk.
[MASTER BERADA DI MANSION UTAMA CESSALIE DAN MASTER MENDAPATKAN MISI KETIGA]
[MISI: TINGGAL DI MANSION UTAMA]
[HADIAH: 15 POIN]
[HUKUMAN: DEMAM SELAMA SATU HARI]
“Sebelumnya aku tinggal di mana?” Tanya Selena yang merasa tubuhnya masih lemas.
[PAVILIUN BARAT YANG DIANGGAP SEBAGAI TEMPAT PEMBUANGAN]
“Apa?” Kaget Selena.
“Mereka benar-benar sangat kejam kepada anak kecil sepertiku!” Kesalnya, sebelum terkejut saat mendengar suara langkah yang mendekat.
Pintu terbuka dari luar dan Selena melihat dua orang yang masuk ke dalam kamar tersebut.
“Ganti pakaiannya! Dan beri dia makanan yang enak!” Titah Aland kepada Mary, pelayan baru yang ditugaskan untk mengurus Selena.
“Tu-tunggu!” Seru Selena kepada Aland yang hendak keluar.
“Ada apa?” Tanya Aland yang mendekati adik bungsunya.
“Aku tidak ingin kembali ke Paviliun Barat, di sana aku dikurung di dalam gudang yang kotor dan aku juga diberi makanan basi. Izinkan aku tinggal di sini, aku bisa tidur di manapun… asal dibolehkan tetap berada di tempat ini!”
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!