NovelToon NovelToon

Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Bab 1: Pemain Tunggal

Langit Kota Zenith selalu menyala. Bahkan pada pukul tiga dini hari, lautan cahaya dari papan-papan iklan holografik raksasa dan jalur-jalur mobil terbang yang melesat di antara gedung pencakar langit membuat malam tak pernah benar-benar datang. Ibukota Federasi Astravan adalah monumen kemajuan umat manusia, sebuah kota yang tidak pernah tidur.

Di dalam salah satu unit apartemen sempit yang menjulang tinggi, Kenji tidak peduli dengan semua itu.

Baginya, satu-satunya dunia yang nyata saat ini adalah yang terpantul di ketiga monitornya. Cahaya biru dan ungu dari layar menjadi satu-satunya penerangan di kamarnya yang berantakan, menyoroti tumpukan kaleng minuman energi yang kosong, bungkus mi instan, dan kabel-kabel yang berserakan seperti ular logam. Udara terasa pengap, dipenuhi dengungan kipas pendingin dari rig komputernya yang bekerja keras. Di luar, tahun 2027 mungkin adalah puncak peradaban. Di sini, di dalam sangkarnya, Kenji sedang menaklukkan sebuah dunia yang telah lama mati.

Di monitor utama, sebuah pemandangan yang kacau balau terpampang. "Realms of Oblivion". Sebuah nama yang pernah membawa secercah harapan di kalangan penggemar MMORPG satu dekade lalu, kini telah menjadi lelucon—sebuah game "ampas" yang legendaris karena kegagalannya. Grafisnya kaku, animasinya sering kali patah, dan bug di dalamnya lebih banyak daripada jumlah pemain aktifnya.

Faktanya, jumlah pemain aktifnya saat ini adalah satu. Hanya Kenji.

"Lima tahun..." gumam Kenji pada dirinya sendiri, matanya yang kering dan memerah tak berkedip dari layar. Jari-jarinya menari di atas keyboard mekanis dengan kecepatan dan presisi yang menakutkan, sebuah simfoni klik-klak yang menjadi musik pengiring hidupnya. "Lima tahun grinding, eksploitasi bug, dan penderitaan. Semua untuk hari ini."

Prinsipnya sederhana, sebuah aturan yang ia tanamkan pada dirinya sendiri sejak pertama kali memegang controller game: apa yang sudah dimulai, harus diselesaikan. Prinsip konyol itulah yang menahannya di sini, di server kosong "Realms of Oblivion", jauh setelah semua temannya, semua guild, dan bahkan mungkin beberapa developernya sendiri, telah menyerah.

Di layar, karakternya, seorang prajurit raksasa bernama 'Ken'—nama yang tidak kreatif, ia akui—berdiri di depan gerbang takhta yang retak. Zirahnya adalah pemandangan yang aneh, gabungan dari berbagai set yang tidak serasi. Ada pelindung bahu dari set raid level 60 yang memiliki bug statistik pertahanan, helm dari quest level 45 yang secara tidak sengaja memberikan resistensi sihir yang abnormal, dan sepatu bot dari event musiman yang sudah terlupakan yang memungkinkannya melompat menembus tekstur dinding jika dilakukan dengan sudut yang tepat. Itu bukan set zirah yang indah, tapi bagi Kenji, itu adalah mahakarya efisiensi yang lahir dari ribuan jam penelitian.

Di hadapannya, duduk di atas takhta yang terbuat dari batu kosmik yang pecah, adalah tujuannya.

[Malakor, Sang Raja Glitch dari Kehampaan]

Bos terakhir dari "Realms of Oblivion". Entitas yang menurut rumor di forum-forum lama, tidak pernah benar-benar dimaksudkan untuk bisa dikalahkan. Desainnya adalah mimpi buruk. Sosok humanoid setinggi sepuluh meter yang diselimuti zirah hitam legam, tetapi teksturnya sering berkedip dan terkadang beberapa bagian tubuhnya menghilang sesaat. Di tangannya ada sebuah pedang besar yang mengeluarkan partikel-partikel data yang rusak alih-alih api neraka.

"Oke, Malakor," Kenji meregangkan jari-jarinya. "Mari kita selesaikan ini untuk selamanya."

Pertarungan dimulai. Malakor bangkit dari takhtanya dengan gerakan kaku yang tidak wajar. Ia mengangkat pedangnya, dan sebuah serangan proyektil ungu melesat ke arah Ken. Kenji tidak menghindar. Ia justru berlari ke kiri, ke sebuah pilar yang separuh hancur, dan berdiri di atas satu piksel spesifik di lantai. Proyektil itu menembus pilar seolah-olah pilar itu tidak ada, dan melewati tepat di atas kepala karakternya tanpa menimbulkan kerusakan.

"Hitbox bodoh," cibir Kenji. Itulah pesona "Realms of Oblivion". Pertarungan ini bukan tentang refleks atau strategi yang brilian. Ini adalah tentang menghafal cacat dalam program.

Selama satu jam berikutnya, ruang takhta itu dipenuhi oleh suara dentingan logam digital, ledakan sihir yang salah sasaran, dan geraman bos yang suaranya terkadang menjadi statis. Kenji bergerak seperti seorang penari yang hafal setiap langkah. Ia tahu bahwa serangan tebasan horizontal Malakor memiliki jangkauan yang lebih pendek dari yang terlihat. Ia tahu bahwa mantra hujan meteornya akan selalu jatuh di area yang sama jika ia memancing bos untuk bergerak ke koordinat tertentu. Ia bahkan tahu bahwa jika ia menggunakan "Potion Kekuatan Minor" tepat saat Malakor memulai animasi serangan pamungkasnya, AI bos akan mengalami error selama 1,7 detik—jendela waktu yang cukup untuk mendaratkan tiga serangan kritis.

Ini bukanlah pertarungan yang epik. Ini adalah eksekusi yang dingin dan terhitung. Setiap gerakan Kenji adalah hasil dari lima tahun penderitaan, lima tahun menjelajahi dunia kosong, melawan monster yang sama berulang kali, dan membaca ribuan baris kode permainan yang bocor di forum-forum lama. Dia bukan sekadar pemain; dia adalah arkeolog dari sebuah peradaban digital yang gagal.

HP Malakor perlahan-lahan terkuras. 90%... 75%... 50%...

Saat bar kesehatannya mencapai 40%, fase kedua dimulai. Tubuh Malakor mulai berkedip-kedip tak menentu, dan ia mulai berteleportasi secara acak ke seluruh ruangan. Bagi pemain normal, ini akan menjadi fase yang mustahil. Tapi Kenji sudah siap.

"Tiga teleportasi acak, diikuti satu ke tengah ruangan. Selalu begitu," desisnya, matanya melesat mengikuti pergerakan bos yang kacau.

Seperti yang diperkirakan, setelah tiga kali berpindah tempat secara gila, Malakor muncul kembali di tengah ruangan, meraung dengan suara yang terdistorsi. Inilah saatnya.

Kenji membuka inventarisnya dengan cepat. Ia tidak menggunakan pedang utamanya. Sebaliknya, ia mengeluarkan sebuah item yang tampak konyol: [Palu Karet Bugged]. Item dari event April Mop bertahun-tahun lalu yang seharusnya tidak memiliki nilai kerusakan sama sekali. Tapi Kenji tahu rahasianya. Jika item ini digunakan untuk menyerang target yang memiliki status 'Overload'—sebuah status debuff yang hanya bisa dipicu oleh Malakor pada fase keduanya—program game akan mengalami kebingungan perhitungan dan menganggap kerusakan palu itu sebagai nilai negatif, yang kemudian dibaca oleh sistem sebagai kerusakan maksimum.

Itu adalah eksploitasi paling konyol yang pernah ia temukan, tersembunyi di utas forum yang sudah mati selama delapan tahun.

Karakternya, Ken, berlari ke depan saat Malakor masih dalam animasi raungannya. Dengan satu ayunan yang tampak lemah, Palu Karet itu mengenai tulang kering sang Raja Glitch.

-9,999,999

Sebuah angka kerusakan berwarna merah darah memenuhi layar. Bar kesehatan Malakor yang tadinya masih 40% langsung anjlok ke 1%.

Bos itu terhuyung, seolah-olah sistem di belakangnya berteriak kesakitan. Animasinya menjadi sangat lambat. Kenji dengan cepat mengganti senjatanya kembali ke pedang utamanya. Ini adalah kesempatan terakhirnya. Ia mengaktifkan semua skill buff-nya, menuangkan sisa MP-nya yang terakhir ke dalam satu serangan pamungkas.

"Final Strike!"

Pedang di layar bersinar terang, dan dengan satu tebasan kuat, ia menghantam dada Malakor.

0 HP

Keheningan total.

Tubuh raksasa Malakor membeku di tempat. Selama beberapa detik, tidak ada yang terjadi. Kemudian, seperti kaca yang retak, teksturnya mulai pecah. Garis-garis kode hijau muncul di sekujur tubuhnya. Ia hancur menjadi jutaan partikel digital, meninggalkan ruang takhta yang kosong dan sunyi.

Kenji terengah-engah, lalu menyandarkan punggungnya di kursi dengan keras. Jantungnya berdebar kencang karena adrenalin dan kafein. Ia berhasil.

Ia benar-benar berhasil.

Sebuah senyum tipis yang langka terukir di wajahnya. Ia menunggu. Menunggu layar kemenangan, cutscene penutup, atau setidaknya credits yang berisi nama-nama developer yang telah menciptakan mahakarya gagal ini.

Satu menit berlalu. Tidak ada apa-apa. Layar hanya menampilkan ruang takhta yang kosong dan sedikit berkedip.

"Jangan bilang..." Kenji merasakan kekecewaan pahit menjalari dirinya. "Game ini настолько ampas sampai tidak punya layar penutup?"

Semua usahanya selama lima tahun... untuk ini? Untuk layar kosong? Ia merasakan gelombang tawa getir yang nyaris keluar dari tenggorokannya. Tentu saja. Ini adalah akhir yang paling pas untuk "Realms of Oblivion". Sebuah akhir yang sama kosongnya dengan dunianya.

Ia hendak menekan Alt+F4 untuk menutup program itu selamanya saat sebuah jendela baru tiba-tiba muncul di tengah layar. Jendela itu berbeda. Desainnya bersih, modern, dan sama sekali tidak cocok dengan antarmuka kuno game itu. Teks putih muncul dengan font yang tajam dan elegan.

[GAME TELAH DISELESAIKAN.]

Kenji mengerutkan kening. "Apa ini?"

Sebuah baris teks baru muncul di bawahnya.

[SELAMAT, PEMAIN TUNGGAL.]

'Pemain Tunggal'? Jantung Kenji berdetak sedikit lebih cepat. Sistem ini... tahu bahwa hanya dia yang tersisa? Ini bukan bagian dari game. Ini terasa seperti sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih... nyata.

BRMMMMMM....

Getaran halus mulai terasa dari lantai apartemennya. Lampu di kamarnya berkedip-kedip sebelum padam total, meninggalkan hanya cahaya dari monitornya. Dengungan aneh dan bernada rendah mulai memenuhi udara, seolah-olah berasal dari segala arah sekaligus.

Dengan firasat buruk, Kenji menoleh ke jendela. Pemandangan Kota Zenith di luar sana sedang mengalami kekacauan. Papan-papan iklan holografik raksasa berkedip-kedip dengan liar, menampilkan baris-baris kode acak sebelum lenyap menjadi statis. Mobil-mobil terbang mulai berjatuhan dari jalurnya seperti lalat mati.

Langit. Sesuatu yang aneh terjadi pada langit. Langit malam yang diterangi cahaya kota itu tampak... retak. Seperti kaca raksasa yang dihantam oleh sesuatu yang tak terlihat. Retakan-retakan itu memancarkan cahaya ungu yang menakutkan.

Kenji kembali menatap monitornya dengan ngeri, tetapi pesan di sana telah hilang. Sebagai gantinya, sebuah pesan baru yang lebih besar dan lebih mengerikan muncul, tidak hanya di layarnya, tetapi juga membakar dirinya di dalam retina matanya, seolah-olah itu diproyeksikan langsung ke otaknya.

Sebuah pesan yang dilihat oleh setiap manusia di planet ini.

[SINKRONISASI BESAR DIMULAI.]

Bab 2: Hadiah Sang Penguasa Kehampaan

Getaran itu bukanlah getaran gempa bumi biasa. Rasanya lebih dalam, lebih fundamental. Seolah-olah seluruh struktur realitas sedang dihancurkan dan disusun ulang. Kenji mencengkeram mejanya erat-erat, matanya terpaku pada pemandangan di luar jendela yang semakin kacau. Dengungan bernada rendah itu kini terasa seperti menekan gendang telinganya, sebuah frekuensi yang tidak seharusnya bisa didengar oleh manusia.

Di apartemen sebelah, ia bisa mendengar teriakan panik. Di bawah, di jalanan, klakson mobil yang awalnya meraung-raung kini perlahan senyap, digantikan oleh jeritan ketakutan murni. Untuk sesaat, pikiran Kenji mencoba mencari penjelasan logis. Serangan teroris siber berskala global? Proyek senjata realitas virtual yang lepas kendali? Atau mungkin... ia hanya tertidur di depan komputernya dan ini semua adalah mimpi buruk yang sangat nyata.

Proses itu terasa berlangsung selamanya, namun mungkin hanya berlangsung beberapa menit. Getaran hebat itu perlahan mereda, dan dengungan yang memekakkan telinga memudar menjadi keheningan yang mencekam. Keheningan itu sendiri terasa salah. Suara latar Kota Zenith—dengungan lalu lintas, obrolan orang-orang, musik dari toko-toko—semuanya lenyap.

Kenji melepaskan cengkeramannya pada meja, napasnya terengah-engah. Ia memberanikan diri untuk melihat ke luar jendela sekali lagi.

Zenith masih di sana, tetapi sekaligus tidak. Kerangka kota itu tetap ada—gedung-gedung pencakar langit, jalan layang, dan taman-taman kota. Namun, detailnya telah ditulis ulang oleh kekuatan yang gila. Lumut berwarna hijau zamrud yang berpendar samar kini merambati dinding kaca sebuah menara perkantoran. Di kejauhan, di distrik taman pusat, sebuah pohon raksasa yang mustahil telah menembus awan, cabangnya yang besar seolah menopang langit. Aspal di jalanan di bawah retak di banyak tempat, ditumbuhi oleh tanaman-tanaman aneh dengan kelopak berwarna biru elektrik. Langit tidak lagi hitam pekat khas malam perkotaan, melainkan berwarna ungu tua, dengan dua bulan sabit menggantung berdampingan.

"Ini..." bisiknya, "...ini adalah Peta Dunia 'Realms of Oblivion'."

Ia mengenali kontur geografis yang dipaksakan ke kotanya. Pohon raksasa itu adalah Yggdrasil, the World Tree dari wilayah Elf. Langit dengan dua bulan adalah ciri khas dari Demon Continent. Realitas telah dirobek dan ditambal sulam dengan data dari game yang baru saja ia selesaikan.

Tepat saat pikirannya berputar mencoba memahami besarnya bencana ini, sebuah suara ding yang jernih terdengar di dalam kepalanya. Di depan matanya, sebuah panel transparan berwarna biru muda muncul, mengambang di udara.

[Selamat datang di Dunia yang Telah Disinkronkan.]

[Sistem Status dan Atribut telah diberikan kepada semua entitas yang layak.]

[Silakan konfirmasi Class awal Anda untuk memulai adaptasi.]

Kenji terkesiap dan mundur selangkah. Antarmuka pengguna (UI). Tentu saja, bahkan kiamat pun harus memiliki UI-nya. Panel itu mengikuti arah pandangannya, tetap berada di tengah visinya tidak peduli ke mana ia menoleh. Dengan keraguan, ia memikirkan kata 'Status'.

Panel lain segera muncul di samping yang pertama.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Kenji Tanaka

Level: 1

Class: [Menunggu Konfirmasi...]

HP: 100/100

MP: 50/50

Atribut:

Kekuatan (STR): 10

Kelincahan (AGI): 10

Kecerdasan (INT): 10

Daya Tahan (VIT): 10

Keberuntungan (LCK): 10

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Statistik yang sangat rata. Statistik seorang NPC level 1. Di bawah panel statusnya, sebuah pilihan muncul.

Pilih Class Awal Anda:

[Warrior] [Mage] [Archer] [Thief]

Teriakan dari apartemen sebelah menjadi lebih jelas. "Apa-apaan ini?! Kelas?! Seperti di game?! Tolong!"

Jadi, semua orang mendapatkan ini. Seluruh umat manusia secara paksa direkrut ke dalam MMORPG paling mematikan dalam sejarah. Mereka yang beruntung, atau mungkin yang lebih cepat beradaptasi, akan memilih kelas dan memulai perjuangan mereka. Yang lain akan menjadi mangsa pertama bagi monster-monster yang kini berkeliaran di jalanan.

Namun, sesuatu yang aneh terjadi pada panel Kenji. Tepat saat ia hendak menganalisis pilihan kelas dasar itu, teks [Menunggu Konfirmasi...] di sebelah Class-nya mulai berkedip-kedip dengan liar. Pilihan empat kelas dasar itu kemudian memudar dan menghilang.

Ding.

Suara notifikasi sistem kembali terdengar, tetapi kali ini terasa lebih personal, lebih bergema.

[Sinkronisasi Selesai. Menganalisis data pemain secara individual...]

[Pencarian database global... Ditemukan anomali.]

[Ditemukan: Satu (1) entitas manusia yang telah memenuhi 'Kondisi Akhir' dari sistem 'Realms of Oblivion'.]

[Memverifikasi pencapaian: 'Penamat Tunggal'.]

[Kondisi Terpenuhi. Hadiah Spesial sedang diberikan sebagai pengakuan atas komitmen absolut.]

Mata Kenji melebar. Jantungnya yang tadinya berdebar karena takut kini berpacu karena alasan yang sama sekali berbeda. Penamat Tunggal... Hadiah Spesial? Apakah ini berarti dedikasinya yang konyol pada game ampas itu... akan memberinya sesuatu?

Teks di panel itu menghilang, digantikan oleh satu baris kalimat yang bersinar dengan cahaya keemasan yang agung.

[Anda telah dianugerahi Job Class tingkat Mythical: Void Sovereign (Penguasa Kehampaan).]

Kenji menahan napas. Mythical. Di "Realms of Oblivion", tingkatan kelangkaan tertinggi yang diketahui pemain adalah Legendary. Mythical adalah sesuatu yang hanya ada dalam file-file data tersembunyi, sebuah tingkatan yang dianggap sebagai mitos, sesuatu yang dicadangkan untuk para dewa dan bos terakhir. Dan sekarang, itu adalah Job Class-nya.

Rasa lelah, takut, dan kebingungan yang menyelimutinya tersapu oleh gelombang adrenalin yang luar biasa. Ini bukan hanya sebuah keuntungan. Ini adalah sebuah pelanggaran aturan. Sebuah cheat yang diberikan langsung oleh sistem dunia baru ini.

Ia dengan cepat membuka kembali jendela statusnya. Tampilannya telah berubah drastis.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Kenji Tanaka

Level: 1

Class: Void Sovereign

HP: 250/250

MP: 300/300

Atribut:

Kekuatan (STR): 25

Kelincahan (AGI): 25

Kecerdasan (INT): 40

Daya Tahan (VIT): 25

Keberuntungan (LCK): 20

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Statistiknya... tidak masuk akal untuk level 1. HP dan MP-nya lebih dari dua kali lipat dari status awal, dan atributnya, terutama Kecerdasan, sudah berada di level yang mungkin baru bisa dicapai pemain lain setelah mencapai level 10 atau 15.

Kemudian, ia melihat daftar skill-nya.

[Daftar Skill Aktif:]

* Void Pulse (Level 1): Mengumpulkan energi kehampaan dan menembakkannya sebagai proyektil gelap. Memberikan kerusakan berdasarkan INT. Konsumsi MP: 20.

* Void Storage (Level MAX): Membuka sebuah ruang sub-dimensi pribadi untuk penyimpanan. Kapasitas tidak terbatas.

[Daftar Skill Pasif:]

* Observer's Eye (Level 1): Mata Anda dapat melihat esensi data dari segala sesuatu. Memungkinkan Anda untuk melihat jendela status, level, atribut, dan potensi kelemahan dari target yang Anda lihat.

* Mana Affinity (Level 1): Jiwa Anda selaras dengan kehampaan, meningkatkan regenerasi MP sebesar 50%.

Kenji hampir tertawa terbahak-bahak. Ini terlalu kuat. Observer's Eye saja sudah cukup untuk memberinya keuntungan absolut. Sementara pemain lain akan bertarung buta, tidak tahu seberapa kuat monster di depan mereka, ia bisa melihat semuanya. Void Storage dengan kapasitas tak terbatas adalah kemewahan yang luar biasa. Dan Mana Affinity akan membuatnya menjadi mesin sihir yang tak kenal lelah.

"Oke, Kenji," ia berbicara pada dirinya sendiri, suaranya mantap untuk pertama kalinya sejak kekacauan dimulai. "Panik sudah selesai. Sekarang saatnya berpikir seperti gamer."

Dunia ini adalah "Realms of Oblivion" yang menjadi nyata. Sebuah game hardcore tanpa tombol respawn. Bagi 8 miliar orang lain, ini adalah kiamat. Bagi Kenji, ini adalah New Game Plus di mana ia menjadi satu-satunya pemain yang membawa semua pengetahuannya dari permainan sebelumnya.

Ia tahu di mana monster-monster level rendah berkumpul. Ia tahu item-item berguna yang tersembunyi di tempat-tempat yang tidak akan pernah terpikirkan oleh orang normal. Ia tahu quest mana yang harus diambil dan mana yang merupakan jebakan.

"Langkah pertama," gumamnya, "adalah bertahan hidup dan menaikkan level. Jendela apartemen ini tidak akan bisa menahan Goblin selamanya."

Pikirannya langsung bekerja, memindai apartemennya untuk mencari senjata darurat. Ia melirik rak bukunya, lalu ke dapur. Matanya tertuju pada sebuah pemukul bisbol aluminium yang ia beli untuk iseng bertahun-tahun lalu dan kini tergeletak berdebu di sudut ruangan.

Ia mengambil pemukul itu. Rasanya berat dan mantap di tangannya. Menggunakan Observer's Eye pada pemukul itu, sebuah jendela informasi kecil muncul di sampingnya.

[Pemukul Bisbol Aluminium]

Tingkat: Common

Jenis: Senjata Hantam (Blunt Weapon)

Kerusakan: 3-5

Deskripsi: Sebuah alat olahraga dari dunia lama. Lebih baik daripada tangan kosong.

Kenji tersenyum tipis. Sempurna.

Ia berjalan ke pintu depan apartemennya. Pintu kayu sederhana itu kini terasa seperti gerbang menuju area tutorial. Di baliknya, di lorong apartemen yang sunyi, petualangannya yang sesungguhnya akan dimulai. Suara-suara aneh—geraman rendah, suara cakaran di dinding—mulai terdengar dari luar, menandakan bahwa para penghuni baru dunia ini sudah mulai aktif.

Rasa takut masih ada, bersemayam di perutnya, tetapi kini tertutupi oleh sesuatu yang jauh lebih kuat: rasa antisipasi yang familier. Perasaan yang selalu ia dapatkan setiap kali memulai game baru.

"Baiklah," bisiknya sambil mencengkeram pemukul bisbol itu lebih erat. "Dunia baru, aturan lama. Mari kita mulai... dari Tutorial."

Bab 3: Perburuan Pertama di Zona Tutorial

Pintu apartemenku, yang selama ini menjadi batas antara diriku dan dunia luar, kini terasa seperti gerbang dungeon. Aku menarik napas dalam-dalam, aroma ozon dan tanah basah yang aneh memenuhi paru-paruku. Dengan satu tangan mencengkeram pemukul bisbol aluminium dan tangan lainnya siap di gagang pintu, aku membukanya perlahan.

Lorong apartemen yang familier kini tampak asing dan mengancam. Lampu neon di langit-langit berkedip-kedip tak menentu, beberapa sudah padam total, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari-nari. Dinding beton yang dulu bersih kini ditumbuhi lumut hijau yang berpendar samar, dan di lantai, genangan cairan kental yang lengket memantulkan cahaya redup. Keheningan yang tadinya mencekam kini pecah oleh suara tetesan air yang ritmis dan suara garukan pelan dari ujung lorong.

Secara naluriah, aku mengaktifkan skill-ku.

[Observer's Eye].

Seketika, duniaku dipenuhi oleh data. Panel-panel informasi transparan muncul di atas setiap objek yang kulihat.

[Lumut Pendar]

Jenis: Material Umum

Deskripsi: Lumut yang beradaptasi dengan mana. Dapat digunakan sebagai sumber cahaya redup atau bahan dasar Potion Pelihat Malam tingkat rendah.

[Sisa-sisa Slime]

Jenis: Jejak Monster

Deskripsi: Cairan asam yang ditinggalkan oleh monster jenis Slime. Korosif jika disentuh tanpa pelindung.

Bahkan pintu apartemen tetanggaku yang tertutup rapat kini memiliki bar HP di atasnya: [Pintu Kayu Biasa - HP: 50/50].

Ini luar biasa. Aku bukan lagi melihat dunia; aku membacanya. Setiap elemen di sekitarku kini memiliki atribut, tujuan, dan potensi kelemahan. Pengetahuan adalah kekuatan, dan skill ini baru saja memberiku kamus untuk bahasa baru realitas ini.

Suara garukan itu semakin jelas. Aku mengalihkan perhatianku ke sumbernya di ujung lorong yang remang-remang. Sesosok makhluk kecil, bungkuk, dengan kulit hijau kusam sedang mencakar-cakar dengan panik pintu unit 307. Telinganya panjang dan runcing, matanya yang besar bersinar buas, dan di tangannya ada sepotong gagang pel yang patah, digunakan sebagai gada darurat.

Aku langsung mengenalinya. Monster level 1 yang paling ikonik di setiap game fantasi.

[Observer's Eye] aktif.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Goblin Scout

Level: 1

HP: 60/60

Skill: [Scratch]

Kelemahan: Kepala, Api.

Deskripsi: Monster lemah namun ganas yang biasanya bergerak dalam kelompok. Individu ini tampaknya tersesat dari kelompoknya dan sedang kebingungan.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sempurna. Target pertamaku. Sendirian, level rendah, dan yang terpenting, ia sedang membelakangiku, terlalu sibuk mencoba mendobrak pintu. Statistik dasarku, bahkan di level 1, jauh melampaui miliknya. STR 25 milikku seharusnya lebih dari cukup untuk menghadapi makhluk ini.

Aku mengambil langkah pertama, berusaha tidak menimbulkan suara. Sepatu ketsku mendarat tanpa suara di lantai yang lembap. Jarak sepuluh meter. Lima meter. Goblin itu masih belum menyadari kehadiranku. Aku mengangkat pemukul bisbolku tinggi-tinggi, mengayunkannya dengan seluruh kekuatan dari STR 25-ku.

THWACK!

Suara benturan yang tumpul dan memuakkan bergema di lorong. Pemukul itu menghantam bagian belakang tengkorak si Goblin dengan kekuatan yang mengejutkan. Makhluk itu menjerit melengking kesakitan dan terlempar ke depan, menabrak pintu sebelum jatuh tersungkur. Bar HP-nya langsung anjlok menjadi [HP: 15/60].

Satu pukulan hampir membunuhnya.

Goblin itu berbalik dengan cepat, matanya yang penuh kebencian menatapku. Ia mengabaikan rasa sakitnya dan menerjang ke depan, cakar-cakarnya yang kotor teracung siap merobekku. Gerakannya cepat untuk ukuran manusia normal, tapi bagiku yang memiliki AGI 25, gerakannya terasa seperti dalam gerakan lambat. Aku dengan mudah melangkah ke samping, membiarkannya lewat. Cakar-cakarnya hanya menggores udara kosong.

Saat ia kehilangan keseimbangan, aku melihat sebuah celah. Mengikuti informasi dari Observer's Eye, aku mengayunkan pemukulku sekali lagi, kali ini mengarah tepat ke kepalanya.

CRACK!

Suara yang lebih mengerikan terdengar. Kepala si Goblin penyok, dan jeritannya terpotong seketika. Matanya yang buas meredup, dan tubuhnya membeku. Sesaat kemudian, seperti karakter game yang kalah, tubuhnya hancur menjadi ribuan partikel cahaya biru sebelum lenyap sepenuhnya, hanya menyisakan beberapa benda kecil yang jatuh ke lantai dengan suara denting pelan.

Keheningan kembali menyelimuti lorong. Aku berdiri di sana, terengah-engah, bukan karena lelah, tapi karena adrenalin. Pertarungan pertamaku. Kemenangan pertamaku.

Sebuah notifikasi sistem muncul di hadapanku.

[Anda telah mengalahkan Goblin Scout. Anda mendapatkan 10 EXP.]

[Anda telah mendapatkan: 2 Koin Perunggu.]

Aku tersenyum. Sistem ini bekerja persis seperti yang kuharapkan. Aku membungkuk dan mengambil dua koin perunggu yang berkilauan. Rasanya dingin dan nyata di tanganku. Ini adalah fondasi dari ekonomi dunia baru.

Sepuluh EXP tidak cukup untuk naik level. Aku butuh lebih banyak. Deskripsi tadi menyebutkan bahwa Goblin biasanya bergerak dalam kelompok. Scout ini kemungkinan besar adalah pengintai yang terpisah. Sarang utamanya pasti ada di dekat sini. Dalam struktur bangunan seperti ini, tempat yang paling mungkin menjadi titik kumpul monster adalah area komunal yang jarang dilalui. Tangga darurat.

Aku bergerak menuju pintu tangga darurat di ujung koridor. Saat aku membukanya, udara yang lebih dingin dan lebih lembap menyambutku. Di dalam, remang-remang, hanya diterangi oleh pendaran sporadis dari [Lumut Pendar] di dinding. Di bawah, di pendaratan tangga berikutnya, aku melihat dua pasang mata buas yang bersinar dalam gelap. Dua Goblin lagi.

"Babak kedua," gumamku.

Kali ini, aku lebih percaya diri. Aku menuruni tangga dengan sengaja membuat sedikit suara untuk menarik perhatian mereka. Keduanya mendesis dan langsung menerjang ke atas. Aku sudah siap. Aku mengayunkan pemukulku ke Goblin pertama yang mencapai jangkauan, memukulnya di dada dan membuatnya terhuyung ke belakang, menabrak temannya.

Sebelum mereka bisa pulih, aku melompat turun, mendarat di antara keduanya. Aku memutar tubuhku, menggunakan momentum untuk mengayunkan pemukul secara horizontal, mengenai kepala mereka berdua secara bergantian. Dua suara retak yang memuaskan terdengar hampir bersamaan. Keduanya hancur menjadi partikel cahaya.

[Anda telah mengalahkan Goblin Scout. Anda mendapatkan 10 EXP.]

[Anda telah mendapatkan: 3 Koin Perunggu.]

[Anda telah mengalahkan Goblin Scout. Anda mendapatkan 10 EXP.]

[Anda telah mendapatkan: 1 Koin Perunggu.]

Dan kemudian, notifikasi yang kutunggu-tunggu pun tiba.

[Anda telah NAIK LEVEL! Anda sekarang Level 2!]

[Semua atribut dasar telah meningkat. HP dan MP telah pulih sepenuhnya.]

[Anda mendapatkan 5 Poin Atribut yang bisa didistribusikan.]

Sebuah perasaan hangat dan menyegarkan mengalir ke seluruh tubuhku, menghilangkan sedikit kelelahan yang mulai kurasakan. Aku membuka jendela statusku. Semua atributku telah naik beberapa poin, dan sekarang aku punya 5 poin tambahan untuk dialokasikan. Tanpa ragu, aku memasukkan kelima poin itu ke dalam Kecerdasan (INT). Skill-ku, Void Pulse, bergantung pada INT, dan aku tahu dalam jangka panjang, sihir akan jauh lebih kuat daripada pemukul bisbol ini. INT-ku sekarang melonjak menjadi 48.

Saatnya untuk uji coba. Di dasar tangga, satu Goblin lagi sedang mengendus-endus sesuatu di sudut. Ia belum menyadari kehadiranku. Aku tidak akan menggunakan pemukul kali ini. Aku mengulurkan tangan kananku ke arahnya.

Aku berkonsentrasi pada skill pertamaku: [Void Pulse].

Aku bisa merasakan energi dari sekitarku—atau mungkin dari dalam diriku, aku tidak yakin—terkumpul di telapak tanganku. Rasanya dingin, seperti memegang lubang hitam kecil. Sebuah bola energi berwarna ungu gelap seukuran bola tenis mulai terbentuk, berputar dengan desisan pelan. Rasanya begitu alami, seolah-olah aku telah melakukan ini ribuan kali.

"Pergi," bisikku.

Bola energi itu melesat maju dengan kecepatan kilat. Tidak ada suara ledakan. Hanya desisan singkat saat bola itu menghantam si Goblin tepat di punggungnya. Untuk sesaat, tidak ada yang terjadi. Kemudian, tubuh si Goblin mulai melengkung ke dalam, seolah-olah tersedot oleh kekuatan tak terlihat, sebelum akhirnya lenyap menjadi debu kegelapan. Bahkan partikel cahaya pun tidak tersisa.

[Anda telah mengalahkan Goblin Scout. Anda mendapatkan 10 EXP.]

Kerusakannya... jauh lebih besar dari yang kubayangkan. Itu adalah pembunuhan instan yang bersih. Pemukul bisbol ini memang berguna, tapi kekuatan sejatiku terletak pada Class ini.

Suara pertempuran, meskipun singkat, rupanya menarik perhatian. Sebuah pintu di lorong yang baru saja kubersihkan berderit terbuka dengan sangat perlahan. Seorang wanita tua dengan rambut putih dan piyama bunga-bunga mengintip keluar. Itu adalah pintu unit 307, pintu yang coba didobrak oleh Goblin pertama. Wajahnya pucat pasi karena ketakutan.

Matanya tertuju padaku, lalu ke tempat di mana para Goblin tadi lenyap, lalu kembali padaku. Mulutnya terbuka, tetapi tidak ada suara yang keluar.

Aku mengaktifkan Observer's Eye padanya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Sanae Ito

Level: 0

Class: Tidak Ada (Warga Sipil)

Status: Ketakutan, Lega, Bingung

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Level 0. Warga Sipil. Jadi, tidak semua orang menjadi "Pemain". Ada NPC di dunia ini. Orang-orang yang tidak memiliki kemampuan untuk melawan. Orang-orang yang perlu dilindungi. Kesadaran itu memberiku beban tanggung jawab baru.

Aku tidak tahu harus berkata apa padanya. Aku tidak pernah pandai berurusan dengan orang lain. Jadi, aku hanya memberinya anggukan singkat, berharap itu bisa menenangkannya, sebelum berbalik kembali ke tangga darurat.

Aku sudah menguji kekuatanku. Aku sudah naik level. Aku sudah memahami dasar-dasar dunia ini. Tujuan berikutnya adalah keluar dari gedung ini. Lantai dasar. Lobi adalah ruang terbuka yang luas, tempat yang sempurna bagi Sistem untuk menempatkan sekelompok monster yang lebih besar, atau mungkin... bos mini pertama.

Aku menatap ke bawah tangga yang gelap dan tak berujung. Pendaran [Lumut Pendar] di dinding menjadi satu-satunya pemandu jalanku. Di bawah sana, tantangan yang lebih besar menanti.

Tutorialku sudah berakhir. Saatnya game yang sebenarnya dimulai.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!