NovelToon NovelToon

Krono-pencuri

bab 1 : sentuhan tujuh detik

Neo-Arcadia tidak pernah tidur. Namun, bagi Elara, kota itu adalah penjara raksasa yang diwarnai oleh cahaya neon dan dipenuhi oleh ingatan yang berbisik.

Dia berada di teras sempit, menjulang tinggi di atas Distrik Bawah—labirin besi tua dan saluran ventilasi yang menampung 80% populasi. Di bawahnya, cahaya dingin dari skema pengiklan Aether Corp memantul dari kubah kristal Kota Kaca, tempat para elite hidup. Kota Kaca adalah tempat ingatan dibeli dan dijual; tempat di mana orang kaya bisa menikmati sensasi terjun bebas dari puncak Gunung Everest atau rasa cinta pertama tanpa pernah meninggalkan sofa kulit sintetis mereka.

Elara membenci Kota Kaca. Bukan karena ketimpangannya, tapi karena mereka menjadikan hal yang paling suci, Memori, menjadi komoditas pasar yang kotor.

Malam itu, di bawah kerlipan iklan hologram yang menjanjikan "Ketenangan Abadi seharga 150 Kredit Ingatan," Elara sedang menunggu. Angin cyber bertiup kencang, membawa aroma ozon yang terbakar dan logam yang panas. Dia membetulkan posisi hoodie-nya yang usang dan merapatkan Neuro-Glove—sarung tangan kulit yang dimodifikasi Kael, satu-satunya penghalang antara kulitnya dan dunia luar. Tanpa sarung tangan itu, dia adalah senjata yang tak terkendali.

Setiap sentuhan kulitnya akan melepaskan apa yang ia sebut Kronometri: kemampuan untuk mencuri, melihat, atau bahkan menghapus ingatan orang lain. Itu adalah kutukan yang ia temukan saat ia berusia delapan tahun, tak sengaja menghapus tiga tahun hidup seorang wanita tua di panti asuhan, meninggalkannya dengan tatapan kosong dan bisikan.

"Elara, lima menit lagi."

Suara Kael berderak pelan di earpiece kecil di telinganya.

"Aku tahu, Kael. Jaringan visualmu tidak pernah meleset." Elara menyahut. Di bawahnya, di jalur monorel pribadi yang hanya digunakan oleh eksekutif Aether Corp, kereta peluru perak berkilauan mendekat. Itu adalah targetnya: Eksekutif Divisi Logistik Aether Corp, Tuan Vance.

Tugasnya sederhana: sentuh, ambil informasi kode akses gerbang bawah tanah, dan lenyap. Aether Corp memiliki sistem keamanan yang bergantung pada sensor biometrik dan pemindai ingatan. Jika seseorang memiliki kode yang salah, atau lebih buruk, ingatan yang salah, alarm akan berbunyi.

"Ingat, Elara, lima detik. Lebih dari itu, dan kau tidak hanya mengambil kode. Kau mengambil bagian dari jiwanya. Dan kita sudah sepakat. Kita bukan Aether Corp."

"Aku tahu aturannya, Kael," bisik Elara. Lima detik. Itu adalah mantra yang ia ciptakan: Satu detik untuk sentuhan. Satu detik untuk penetrasi. Tiga detik untuk ekstraksi data. Dua detik untuk memutuskan koneksi. Tujuh detik adalah batas atas yang aman.

Monorel Vance melambat di platform pribadi, dua level di bawah tempat Elara bersembunyi. Dua pengawal Synthetics dengan rompi karbon-serat berdiri di samping pintu. Tuan Vance keluar, seorang pria gemuk berkulit pucat yang memakai cincin Neuro-Link di setiap jari.

Elara melompat.

Bukan dengan tali atau jetpack; dia melompat ke bawah, ke sela-sela gedung, menggunakan ceruk-ceruk pembersih jendela sebagai pijakan darurat. Pergerakannya cepat, nyaris tidak terdengar, seperti bayangan yang terbuat dari debu industri.

Dia mendarat di atas atap monorel.

"Perimeter aman, Tuan," kata salah satu pengawal, suara sintetiknya datar.

Elara meluncur turun, menjatuhkan dirinya di belakang Vance saat dia memasukkan sidik jarinya ke panel akses. Sarung tangan Neuro-Glove Kael bergesekan dengan pergelangan tangannya.

Lepaskan.

Dengan tarikan napas pendek, Elara melepaskan sarung tangan dari tangan kanannya. Kulitnya yang dingin dan telanjang terpapar pada udara. Dalam sepersekian detik, dia mengulurkan tangan.

Sentuhan.

Kontak kulit. Itu seperti menyentuh air yang bergetar. Sebuah banjir data dan sensasi segera memenuhi pikiran Elara.

Detik 1: Dia melihat kantor Vance, angka-angka di layar.

Detik 2: Dia menembus pertahanan ingatan Vance—lapisan-lapisan kemarahan kecil pada bawahan, kebanggaan pada jas baru.

Detik 3: Dia menemukan kodenya: serangkaian simbol numerik-visual.

Detik 4: Dia menarik kode itu, menyimpannya di lapisan paling dangkal dari memorinya.

Detik 5—

Tiba-tiba, ada getaran. Bukan getaran kereta, melainkan getaran ingatan yang asing dan gelap.

Elara melihat sesuatu yang bukan kode: sebuah ingatan yang tersembunyi jauh di dalam pikiran Vance, ingatan yang bukan miliknya, ingatan yang dijaga ketat.

Dia melihat: Sebuah ruangan putih. Jeritan yang jauh. Seorang wanita—ibunya? Tidak, itu… Direktur Neva. Dan sebuah peta yang berkelip. Sebuah peta menuju The Nexus.

Getaran itu begitu kuat, begitu dingin. Itu adalah ingatan tentang kekejaman murni dan ambisi tak terbatas, bukan hanya korupsi logistik biasa. Ingatan ini terasa asing, dicangkokkan, dan dilindungi oleh semacam perlindungan mental.

Detik 6: Elara menarik tangannya, tetapi sudah terlambat. Kael menjerit di earpiece-nya. "Elara! Kau sudah melewati batas! Matikan!"

Vance tersentak, tatapannya kosong sesaat. Dia tidak pingsan. Dia hanya terlihat bingung, seperti baru bangun dari tidur yang buruk. Dia ingat kode itu, tapi dia lupa mengapa dia harus merahasiakannya.

"Aku… aku harus membeli krim malam. Ya. Itu saja." Vance bergumam.

Overload memori.

Elara tersentak mundur, Neuro-Glove ditarik dengan tergesa-gesa. Pergelangan tangannya terasa seperti terbakar. Dia telah melakukan pelanggaran: mengambil lebih dari yang diizinkan.

Lebih buruk, saat dia mengambil kode gerbang bawah tanah, dia juga mengambil sekilas ingatan Neva. Dan Neva bukan Vance. Neva adalah monster Aether Corp.

"Aku dapat kodenya," kata Elara, napasnya memburu. "Tapi ada yang salah. Vance menyimpan ingatan yang dicangkok. Ingatan Neva. Tentang Nexus."

"Nexus?" Kael terdengar cemas. "Itu hanya mitos, Elara. Fokus! Kodenya?"

Elara mengulang kode itu ke earpiece. Kael mendesah lega, kemudian tegang lagi. "Agen keamanan bergerak ke arahmu. Mereka melihat fluktuasi Neuro-Sensor Vance. Pergi! Sekarang!"

Elara tidak perlu disuruh dua kali. Dia sudah melompat dari platform, berlari melintasi jaring kabel yang rumit di bawah.

Elara berlari melalui jaringan sub-level yang panas, mengikuti tanda digital Kael di lensanya. Akhirnya, dia sampai pada sebuah lubang ventilasi usang yang mengarah ke bagian terlarang di Distrik Bawah: Pasar Ingatan Gelap.

Di pasar ini, tanpa izin Aether Corp, ingatan diperdagangkan dalam bentuk kapsul kecil berwarna-warni. Ingatan sukacita berwarna emas, ingatan trauma (untuk terapi kejutan atau seni) berwarna ungu gelap. Di balik kebisingan tawar-menawar ilegal itulah Elara menemukan tempat aman.

Dia meluncur ke bawah saluran ventilasi dan mendarat di ruangan kecil yang tersembunyi di balik tumpukan hardware bekas. Kael menunggunya.

Kael adalah kontras sempurna dengan kekacauan Distrik Bawah: bersih, rapi, dengan rambut dicukur dan sepasang kacamata lensa-hijau yang membuatnya terlihat seperti seorang akademisi yang salah tempat. Dia memakai sarung tangan karet bahkan saat bekerja di keyboard untuk menghindari kontak dengan sirkuit bertegangan tinggi.

"Kau melanggar protokol, Elara. Tujuh detik. Itu hanya untuk hal-hal yang tidak penting. Kau menyentuh Vance selama delapan setengah detik," Kael segera menegur, tanpa basa-basi.

Elara menanggalkan sarung tangannya dan merendam tangan kanannya yang berdenyut dalam larutan pendingin biru di wadah kecil. "Aku tahu. Tapi itu bukan kesalahanku. Ingatan itu… terasa seperti perangkap. Itu ingatan yang dijaga. Sangat tajam. Dan itu memanggilku."

Kael memindai ingatan yang Elara ambil dari Vance. "Kode gerbang sudah masuk. Pekerjaan selesai. Tapi soal Neva…" Dia berhenti sejenak. "Neva adalah monster. Dia hanya peduli pada uang dan eksperimen. Ingatan tentang Nexus pasti penting, tapi kita tidak bisa gegabah."

"Kau salah. Itu bukan ingatan biasa. Aku melihat kilatan. Kilatan tempat. Dan aku merasa—" Elara berhenti. Dia jarang sekali berbicara tentang sensasi kekuatannya. "Aku merasa ingatan itu memiliki koneksi denganku. Dengan masa laluku."

Kael menoleh, matanya tajam. "Masa lalumu yang hilang? Elara, kita sudah membahasnya. Neva adalah orang yang menghapus ingatanmu waktu kecil, saat kau di panti asuhan Proyek Chronos. Dia tidak akan menyimpan petunjuk untuk dirimu sendiri."

"Bagaimana jika Nexus bukan petunjuk, tapi tujuan? Bagaimana jika dia akan menggunakannya untuk menghapus… segalanya?"

Perdebatan mereka terpotong. Lampu di markas kecil itu berkelip-kelip. Kael melihat ke monitor holographic yang menampilkan jaringan Distrik Bawah.

"Sial. Aether Corp. Cepat sekali."

"Mem-Hunters?" tanya Elara, tangannya sudah gemetar.

"Bukan. Lebih buruk. Unit Eksperimental Khusus (UEK). Mereka hanya bergerak jika ada pelanggaran tingkat tinggi." Kael menelan ludah. "Mereka tahu kau mengambil sesuatu yang berharga. Mereka mengejar Nexus itu, Elara. Atau mereka mengejar Kronometri milikmu."

Pintu baja markas mereka bergetar. Bunyi thrumming yang rendah dan dalam terdengar dari luar.

"Pintu ini tidak akan bertahan lama. Neuro-Glove-mu, cepat!" Kael melempar Neuro-Glove itu ke Elara.

Elara memakainya. Tangannya terasa beku, tapi aman.

"Kita punya dua pilihan," kata Kael, jarinya menari di keyboard untuk mengalihkan daya. "Jalur evakuasi ventilasi, itu terlalu sempit. Atau—" Kael menunjuk ke pintu kecil yang tersembunyi di balik rak peralatan. "—kita langsung ke Gerbang Bawah Tanah. Kita harus menggunakan kode Vance untuk kabur dari Distrik ini, masuk ke jaringan Aether Corp, dan hilang di jalur logistik mereka."

"Masuk ke jantung masalah? Kau gila, Kael," Elara berbisik.

Pintu baja itu berderit, ditekuk oleh alat berat di sisi lain.

"Lebih baik gila di dalam markas mereka daripada mati di sini!" Kael menarik Elara. "Aku akan mengalihkan sensor mereka selama sepuluh menit. Kau harus sampai di platform logistik utama, gunakan kodenya, dan pergi."

"Kau ikut!"

"Aku butuh waktu di sini untuk menghapus jejak digital kita. Aku akan menyusul, aku janji. Tapi kau harus bergerak. Sekarang!"

Pintu baja itu melengkung ke dalam. Retakan pertama muncul di permukaannya.

Elara menatap Kael sejenak, tatapannya penuh ketakutan dan keyakinan. Dia tahu ini adalah perpisahan yang disengaja.

"Baiklah. Aku akan menunggumu di gerbang," kata Elara.

Dia berbalik, membuka pintu tersembunyi, dan meluncur masuk ke lorong gelap yang menuju ke kedalaman perut Neo-Arcadia, menuju markas Aether Corp.

Lorong itu sempit dan gelap, berbau karat dan air limbah. Elara berlari, setiap langkahnya menggemakan detak jantungnya yang cepat. Dia menyalakan visor di hoodie-nya; cahaya redup berwarna merah menunjukkan peta yang baru dimuat Kael.

"Jalur Beta-9 adalah yang tercepat. Tapi ada satu UEK yang mendekat dari sana. Hati-hati, Elara, mereka tidak membawa Neuro-Dampener. Mereka akan menembak untuk membunuh," suara Kael kembali terdengar, suaranya terengah-engah.

Elara mempercepat langkahnya. Dia tahu apa yang Kael maksud dengan "Neuro-Dampener." Mem-Hunters biasa menggunakan alat itu untuk menonaktifkan kemampuan Kronometri sebelum menangkapnya. Unit Eksperimental Khusus ini jelas tidak ingin menangkapnya; mereka ingin memastikan dia tidak bisa kabur.

Dia sampai di persimpangan besar. Lampu darurat berkedip-kedip. Di ujung lorong, siluet unit UEK terlihat—tinggi, dengan lapis baja tebal dan senjata berat yang tidak terlihat seperti penangkap.

Tidak ada waktu untuk berpikir. Elara melompat ke sisi lorong, menempel di dinding, dan mulai merangkak di antara pipa-pipa utama.

Dia harus menciptakan gangguan.

Elara melihat sebuah panel pemeliharaan besar di bawahnya, tempat kabel-kabel logistik utama melewati. Dia melepaskan Neuro-Glove-nya lagi, tangannya gemetar. Kontak dengan logam pipa kotor ini berisiko, tapi dia tidak punya pilihan.

Dia menyentuh salah satu pipa yang dialiri listrik.

Kronometri menyebar. Bukan untuk mencuri ingatan, tapi untuk menyuntikkan kekacauan. Dia memaksa pipa itu untuk "melupakan" tugasnya untuk sesaat.

KABOOM!

Sirkuit pendek meledak. Percikan api membakar udara. Seluruh area diselimuti kegelapan total, kecuali dari tembakan yang datang dari unit UEK.

"Dia ada di sana! Jangan biarkan dia menyentuhmu!" teriak salah satu unit UEK.

Elara menggunakan momen kekacauan itu untuk meluncur ke bawah dan terus berlari. Dia tahu ledakan itu akan memancing lebih banyak unit, tapi setidaknya, dia mengulur waktu.

Elara akhirnya sampai di Gerbang Logistik Utama Aether Corp. Itu adalah ruangan besar dengan lantai baja yang bersih, kontras mencolok dengan Distrik Bawah yang kotor. Ada dua platform besar. Satu untuk kereta api logistik, satu lagi untuk monorel eksekutif.

Di tengah ruangan, ada satu panel kontrol besar, tempat dia harus memasukkan kode Vance.

"Elara, aku berhasil mengalihkan mereka. Aku punya lima menit sebelum mereka menyadari aku mengendalikan firewall logistik. Cepat!" suara Kael sangat mendesak.

Elara berlari ke panel. Tangannya, meskipun terlindungi oleh Neuro-Glove, masih terasa perih akibat overload tadi. Dia melepaskan sarung tangan, mengabaikan rasa takut.

Dia menekan kode yang ia curi dari Vance.

Akses Diberikan.

Gerbang di jalur monorel eksekutif terbuka. Monorel itu masih di sana, menunggu. Itu adalah kunci kebebasan, atau setidaknya, perjalanan ke bagian Kota Kaca.

Namun, sebelum dia bisa menarik napas lega, sensor di ruangan itu berbunyi.

"Peringatan. Akses tidak sah terdeteksi di Sektor Gamma."

Dan kemudian, dari platform logistik yang gelap, muncul tiga sosok yang membuatnya merinding bahkan lebih dari UEK. Mereka mengenakan jubah abu-abu tanpa lencana dan bergerak dengan keheningan mematikan.

Mem-Hunters Elit.

Mereka berbeda dari yang ia lihat sebelumnya. Mereka membawa Neuro-Dampener yang lebih besar dan sarung tangan yang bersinar redup dengan energi biru.

"Berhenti, Chrono-Kid," suara wanita yang dingin dan penuh otoritas terdengar.

Elara tahu suara itu. Itu adalah suara yang ia dengar dalam ingatan Vance.

Direktur Neva.

Dia ada di sana. Berdiri di antara para Mem-Hunters, tatapan matanya seperti laser, tidak ada emosi, hanya perhitungan yang dingin.

"Kau mengambil sesuatu yang bukan milikmu. Dan kau pikir kau bisa lari di kereta kecil itu?" Neva tersenyum kecil. "Ingatan itu. Ingatan Nexus. Itu milikku. Dan kekuatanmu, Chrono-Kid? Itu adalah warisan yang akan kau kembalikan."

Neva mengangkat tangan. Di pergelangan tangannya, cincin Neuro-Link Vance yang dicuri bersinar. Itu bukan hanya cincin. Itu adalah penyalur.

"Aku akan mengambilnya kembali. Semuanya."

Saat Neva menggerakkan tangannya, Elara merasakan gelombang kejut yang murni, bukan fisik, tapi kejut Memori. Itu menyerang pikirannya, mengancam untuk merobek semua yang ia simpan. Itu adalah kekuatan yang jauh lebih besar dari yang pernah ia rasakan.

Elara tidak punya waktu untuk naik kereta. Dia harus melawan. Dengan tarikan napas terakhir, dia meremas sarung tangan Neuro-Glove Kael, dan berlari ke arah Neva.

Pertarungan memori telah dimulai.

bab 2: Echoes of the Nexus

Gelombang kejut memori yang diluncurkan Direktur Neva terasa seperti palu yang terbuat dari kristal pecah menghantam tempurung kepala Elara. Itu bukan serangan fisik, melainkan penolakan kejam; upaya untuk mengusir ingatan Nexus yang telah dicuri Elara dari pikiran Tuan Vance.

Elara tersungkur, Lututnya mencium lantai baja yang dingin, seluruh sistem sarafnya menjerit menolak invasi yang kejam ini. Neuro-Glove di tangan kirinya mendesis, nyaris tidak mampu menahan gelombang psionik yang dipancarkan Neva melalui cincin Neuro-Link curian.

"Mengapa kau menolaknya, Chrono-Kid?" Suara Neva menusuk, bergema di ruang Gerbang Logistik Utama yang luas. "Ingatan itu terlalu besar untuk wadah sepertimu. Kembalikan. Atau aku akan mengambilnya secara paksa, bersama dengan sisanya."

Tiga Mem-Hunters Elit berjubah abu-abu mulai bergerak, membentuk formasi setengah lingkaran yang terencana, Neuro-Dampener mereka mengarah ke Elara. Mereka tidak perlu menembak jika Neva berhasil memecah pertahanan mentalnya.

Elara tahu dia tidak punya waktu untuk memikirkan skema Kael. Kael sudah menjanjikan evakuasi logistik, tapi Neva sudah ada di sini, secara harfiah berdiri di antara Elara dan kereta monorel.

Aku tidak bisa membiarkannya menyentuhku. Bukan dengan kekuatan penuhnya.

Elara mendorong dirinya berdiri. Dia harus bertindak sekarang.

"Kau ingin ingatan?" teriak Elara, suaranya parau. "Ambil sendiri!"

Dia membuka Neuro-Glove.

Kontak kulit. Tangan kanannya, yang telah dia rendam dalam larutan pendingin dan masih memancarkan panas yang tersisa dari overload, menyentuh panel kontrol di sampingnya—panel yang baru saja dia gunakan untuk memasukkan kode Vance.

Itu adalah tindakan gila. Itu bukan kulit manusia, hanya logam dan sirkuit. Namun, dengan kemampuannya yang sudah melampaui batas, Elara memaksa Kronometri-nya untuk bekerja pada benda mati.

Ingatan Panel: Kode Akses. Data Logistik. Jadwal Shift.

Elara menyuntikkan kekacauan. Dia tidak mencuri data, dia mengacaukannya.

Seketika, seluruh Gerbang Logistik Utama menjadi gila.

Lampu neon yang tadinya tenang berubah menjadi merah dan berkedip-kedip tak beraturan. Panel kontrol mengeluarkan percikan api dan berteriak dengan suara sirene yang terdistorsi, seperti robot yang sedang sekarat. Pintu-pintu baja di sekitar ruangan bergeser secara acak, membuka dan menutup dengan bunyi tabrakan keras.

Bahkan Neva pun terkejut.

"Dia menyuntikkan glitch memori ke dalam sistem!" teriak Neva, suaranya sedikit panik. "Blokir output eksternal! Jangan biarkan dia—"

Neva tidak menyelesaikan kalimatnya. Elara, menggunakan kekacauan sebagai penyamaran, sudah meluncur.

Mem-Hunters Elit, yang terlatih untuk membekukan target, kini terpaku, bingung oleh lonceng alarm dan pintu yang bertabrakan.

Elara tidak lari ke kereta. Dia tahu Neva akan memprediksi itu.

Dia berlari menuju tumpukan besar Kapsul Ingatan Kargo yang dijadwalkan untuk pengiriman. Kapsul-kapsul itu dikemas dalam peti-peti metalik yang tingginya mencapai langit-langit.

"Kael! Buka pintu logistik di dekat Zona Merah! Sekarang!" teriak Elara melalui earpiece-nya.

"Gila! Itu jalur pembuangan sisa bahan bakar plasma! Elara, kau akan mati terpanggang!"

"Tidak ada pilihan!"

Elara melompati tumpukan kapsul, tangannya yang telanjang sesekali menyentuh peti-peti kargo. Setiap sentuhan memicu reaksi kecil: beberapa peti mengeluarkan suara mendesis aneh; yang lain mulai bergetar karena lupa tujuan pengirimannya.

Neva pulih lebih cepat dari yang lain. Dia sadar bahwa ini bukan hanya pelarian; ini adalah serangan balik yang dilakukan oleh bocah yang dia anggap remeh.

Neva menggerakkan tangannya ke arah Elara, dan kali ini, dia tidak mengirimkan gelombang kejut memori, melainkan menarik ingatan dari Mem-Hunters di dekatnya untuk memperkuat dirinya.

Elara melihatnya: Ingatan tentang disiplin yang menyakitkan, kesetiaan buta, dan pelatihan brutal mengalir dari Mem-Hunters ke Neva, membuatnya terlihat lebih kuat.

"Kemampuanmu adalah milikku, Elara. Kau adalah kecelakaan yang cantik. Tapi aku akan memanenmu!"

Neva menerjang. Gerakannya terlalu cepat untuk seorang eksekutif.

Elara menghindar di balik peti kargo. Neva menghentakkan tangan Neuro-Link-nya. Peti itu meledak, bukan oleh bahan peledak, tapi oleh tekanan mental yang sangat besar, memuntahkan ratusan kapsul memori kecil ke lantai.

Neva tahu bahwa sentuhan fisik adalah keunggulan Elara.

"Jaga jarak!" Neva berteriak kepada anak buahnya, yang mulai menembakkan jaring Neuro-Web yang dirancang untuk melumpuhkan.

Elara, dalam kondisi kekacauan mental yang ekstrem, melakukan hal yang paling berbahaya. Dia melompat ke tumpukan kapsul ingatan yang berserakan di lantai dan membiarkan kulitnya bersentuhan dengan mereka.

Kontak. Kontak. Kontak.

Dia menyerap lusinan ingatan kecil dalam sepersekian detik: Rasa takut pada ketinggian. Bau kopi pagi. Suara tawa anak kecil. Kemarahan pada bos.

Banjir data ini nyaris membuatnya muntah, tetapi dia menggunakannya sebagai perisai mental.

Ketika Neva meluncurkan serangan memori berikutnya, itu tidak mengenai satu target, melainkan puluhan ingatan yang bergejolak dan kacau. Kekuatan Neva terpecah, kewalahan oleh noise ingatan acak.

"Apa yang kau lakukan?!" Neva berteriak, mundur selangkah.

Elara menggunakan satu ingatan yang paling kuat yang dia dapatkan—ingatan tentang kelincahan seorang parkour profesional yang menjual bakatnya—dan melompat. Dia mendarat di atas bahu salah satu Mem-Hunter, kakinya menendang Neural-Dampener-nya hingga terpental.

Tangan Elara yang telanjang kini mendarat di leher Mem-Hunter yang lain.

Ekstraksi Total.

Dia tidak hanya mengambil ingatan, dia mengambil identitas. Elara melihat sekilas kehidupan agen itu, ingatan tentang pelatihan, dan lokasi semua gerbang keamanan. Kemudian, dia mengosongkannya.

Mem-Hunter itu jatuh ke lantai, matanya kosong, kini hanyalah sebuah cangkang tanpa kesadaran diri.

"Dia menghapusnya! Tangkap dia! Hidup atau mati!" Neva memerintahkan, matanya berkilat marah.

"Pintu logistik terbuka, Elara! Tapi kau hanya punya satu menit! Sistem akan mengunci otomatis!" teriak Kael, suaranya putus-putus.

Zona Merah. Jalur Pembuangan Bahan Bakar Plasma. Elara melompat dari peti ke peti kargo menuju pintu yang terbuka. Di belakangnya, Neva dan dua Mem-Hunters lainnya menembakkan Neuro-Web, jaring energi biru yang bisa menahan dan memblokir kemampuan Kronometri-nya.

Satu jaring nyaris mengenainya. Elara berguling, tangannya menyentuh lantai. Dia menyuntikkan glitch terakhir: Ingatan Kebohongan.

Dia memaksa lantai baja itu untuk "mengingat" bahwa ada lubang pembuangan yang terbuka tepat di bawah Neva.

Meskipun Neva adalah seorang jenius mental, dia adalah manusia. Otaknya secara naluriah bereaksi terhadap sinyal bahaya. Neva tersandung, kakinya mencari pijakan yang tidak stabil. Momen itu cukup.

Elara merangkak masuk melalui pintu yang terbuka itu, hanya untuk dihadapkan pada panas terik dan jeritan mesin.

Dia berada di terowongan pembuangan sisa bahan bakar plasma. Itu adalah sebuah tabung logam besar, melengkung dan berminyak, dengan aliran cahaya oranye kemerahan yang melintas di depannya setiap beberapa detik—sisa bahan bakar yang dibuang. Jika salah langkah, dia akan menjadi abu.

"Kael, kau menjijikkan. Ini benar-benar Zona Merah," gerutu Elara, meskipun dia bersyukur masih hidup.

"Maaf! Hanya ini yang tidak akan diprediksi Neva!"

Di belakangnya, pintu mulai menutup. Sebuah tangan—tangan Neva—mencoba meraihnya, sarung tangan Neuro-Link yang bersinar nyaris menyentuh tumit Elara.

"Kau pikir kau bisa lolos dariku?! Kau tidak tahu apa yang kau miliki, Chrono-Kid! Nexus adalah kunci yang akan menghancurkan Neo-Arcadia!" Neva menjerit, suaranya teredam oleh pintu yang menutup.

KLANG!

Pintu baja menutup, memotong teriakan Neva. Elara sendirian dalam kegelapan yang panas, hanya ditemani oleh cahaya oranye yang melintas.

Elara berjalan berjongkok, mencoba menghindari aliran bahan bakar yang panas. Kael memberinya petunjuk arah.

"Sekitar seratus meter lagi. Akan ada pintu keluar darurat yang menuju ke Jaringan Tua. Dari sana, kau bisa sampai ke Sektor Tua di Distrik Perdagangan. Aku akan bertemu denganmu di sana."

"Kau aman?" tanya Elara.

"Untuk saat ini. Aku memasukkan ingatan Neva tentang kue ulang tahun masa kecilnya ke dalam sistem keamanan Aether Corp. Mereka semua sibuk mencari kue," Kael menyahut, ada sedikit kebanggaan dalam nada suaranya.

Elara tersenyum kecil. Itu adalah tipikal Kael.

Saat dia berjalan, tangan kanannya terasa sangat gatal. Overload tadi tidak hilang. Sentuhan paksa pada ingatan Nexus Vance telah meninggalkan residu.

Dia berhenti sejenak, menempel di dinding. Dia memejamkan mata dan memfokuskan pikirannya pada residu ingatan itu, mencoba memisahkan pecahan Nexus dari kekacauan Mem-Hunter dan Vance.

Dia melihat lagi: peta itu. Tapi sekarang, lebih jelas.

Itu bukan peta tempat di Neo-Arcadia. Itu peta tempat di antara tempat. Sebuah peta yang menunjukkan titik-titik di luar tiga dimensi: titik-titik di mana realitas bergesekan.

Dan dia melihat sebuah simbol. Simbol yang sama yang ia ukir di lengan kirinya sejak kecil, tanpa tahu mengapa: sebuah spiral dengan tiga lingkaran di sekelilingnya.

Lalu, sebuah suara. Bukan suara Neva, tapi suara seorang wanita yang jauh, lembut, dan asing.

"Jaga Spiralnya, Elara. Itu adalah kunci. Ingatanmu ada di sana. Di tempat Gema bertemu."

Napas Elara tercekat. Gema. The Echoes.

Ini bukan mitos. Ini bukan taktik Neva. Ingatan Nexus itu benar-benar terhubung dengan dirinya, dengan masa lalunya yang hilang. Neva tahu. Neva menginginkan kunci yang ada dalam ingatan Elara.

Tiba-tiba, suara Kael terdengar lagi, kali ini dalam nada yang sangat berbeda.

"Elara! Sialan! Aku tidak bisa menahan firewall! Mereka menggunakan Protokol Darurat Omega! Mereka tahu kau menuju Zona Merah. Aku harus memutuskan koneksi dan lari! Ingat petanya! Temui aku di Jaringan Tua. Aku akan mencari jalan lain!"

Sambungan terputus.

Elara sendirian. Dalam terowongan panas di bawah kota yang kini memburunya, dengan sebuah peta dimensi paralel yang tertanam di kepalanya, dan simbol aneh di lengannya yang merupakan satu-satunya petunjuk.

Dia melihat ke depan, ke pintu keluar darurat di ujung lorong yang gelap, dan dia tahu: petualangan barunya, yang terpisah dari Kael, baru saja dimulai. Dia tidak hanya harus bertahan hidup; dia harus menemukan The Nexus sebelum Neva menemukan cara untuk mengambilnya.

Elara mempererat hoodie-nya dan berlari.

bab 3: Garis Batas dan Pengejaran di Jaringan Tua

Elara keluar dari Pintu Darurat Zona Merah ke dunia yang sama sekali berbeda: Sektor Tua.

Di bawah Neo-Arcadia yang berkilauan, Sektor Tua adalah museum hidup yang penuh debu dan karat. Ini adalah labirin ditinggalkan yang pernah menjadi jantung industri kota seratus tahun lalu, sebelum Aether Corp memindahkan segala sesuatu yang 'berharga' ke atas.

Dia mendarat di atas tumpukan jeruji besi yang mengeluarkan bunyi berderit tajam, kakinya terasa sakit. Bau ozon panas dari Zona Merah dengan cepat digantikan oleh aroma jamur, minyak mesin tua, dan beton basah.

Kepalanya masih berdenyut. Gelombang kejut memori Neva telah merobek pertahanan mentalnya, dan meskipun ia berhasil mengalihkan Neva dengan glitch memori, residu Nexus di pikirannya kini terasa lebih nyata, lebih mendesak.

Jaga Spiralnya, Elara. Itu adalah kunci. Ingatanmu ada di sana. Di tempat Gema bertemu.

Suara wanita itu berputar di benaknya. Ia menolehkan pandangan ke lengan kirinya. Di sana, tertutup oleh Neuro-Glove yang ditekuk, ada tato kecil yang ia buat saat kecil—tato spiral dengan tiga lingkaran. Simbol yang sama persis dengan yang dilihatnya di peta Nexus.

"Elara? Jawab aku. Kau berhasil keluar?"

Suara Kael tiba-tiba memecah keheningan yang mencekam. Suaranya lemah, datang dari earpiece lain yang tersembunyi di dalam lapisan hoodie-nya, bukan dari saluran biasa.

"Aku keluar," bisik Elara, bersandar di dinding. "Aku ada di Sektor Tua. Aku berhasil mengunci Neva—tapi dia mengambil alih kendali sistem dengan sangat cepat."

"Aku tahu. Aku harus memutuskan koneksiku sepenuhnya, hampir membakar rig utamaku," Kael menghela napas lega. "Bagus kau selamat. Neva tidak main-main, Elara. Dia mengeluarkan Protokol Omega hanya untuk satu pencuri memori. Itu berarti... Nexus itu sangat penting."

"Lebih penting daripada yang kita duga. Kael, itu bukan mitos. Dan itu terhubung denganku."

Elara menjelaskan tentang kilasan ingatan Neva, simbol di tangannya, dan suara wanita misterius yang menyebut Gema.

Terdengar keheningan panjang dari Kael.

"Kau melihatnya, Elara. Kau melihat The Echoes," suara Kael akhirnya terdengar, kini mengandung campuran antara kekaguman dan ketakutan. "Para konspirator selalu membicarakannya. Sebuah realitas paralel yang terbuat dari manifestasi ingatan kolektif. Kami pikir itu hanya cerita pengantar tidur untuk para hacker."

"Bagaimana Neva tahu tentang itu? Dan mengapa dia menghubungkannya dengan ingatan masa kecilku?"

"Neva adalah Direktur Eksperimental. Jika ada yang mencoba melintasi dimensi ingatan, itu pasti dia. Kita perlu bertemu. Sektor Tua adalah jebakan. Neuro-Dampener konvensional Aether Corp tidak akan berfungsi di sini, tapi mereka punya sensor panas dan suara yang sensitif. Kita tidak bisa bersembunyi lama."

"Di mana?"

"Lorong D-12. The Rust Chamber. Aku akan menggunakan saluran udara darurat."

"Baik."

Elara memulai perjalanannya melintasi Sektor Tua. Tidak seperti Distrik Bawah yang ramai dan bising, di sini ada keheningan yang menyesakkan, diperburuk oleh gema dari langkah kakinya yang mengkhianati keberadaannya.

Dia bergerak melewati lorong-lorong gelap yang dipenuhi mesin-mesin tua berkarat yang tingginya mencapai dua lantai. Roda gigi raksasa, tuas-tuas pemicu besar, dan rantai-rantai yang tertutup debu. Setiap objek tampak memegang ingatan tentang tenaga dan kerja keras yang telah lama berlalu.

Sentuhan Tujuh Detik. Elara teringat aturan yang telah ia langgar. Ia harus berhati-hati. Tubuhnya lelah, dan pertahanan mentalnya tipis. Jika dia melakukan kontak tanpa sengaja, dia bisa saja menyerap trauma kolektif dari Sektor Tua ini.

Dia tiba di Lorong D-12. Itu adalah lorong sempit yang ditutup oleh tirai plastik tebal untuk menahan debu. Di dalam, terdengar suara gemerisik logam.

"Kael?"

"Masuklah. Aku di sini," jawab Kael, suaranya teredam.

Elara menyingkap tirai plastik. Di dalamnya, ada ruangan kecil berkarat yang disebut Rust Chamber (Kamar Karat), tempat segala besi tua disortir. Kael sedang bekerja keras di depan panel kontrol yang rusak, dikelilingi oleh sirkuit-sirkuit terbuka dan asap tipis. Di sampingnya, ada tas ransel besar berisi perlengkapan teknologinya.

"Kau butuh ini," kata Kael, tanpa melihat ke atas. Dia melempar sebuah botol air kecil.

Elara menghabiskannya dalam sekali teguk. "Kau terluka?" tanyanya, melihat keringat dingin di dahi Kael.

"Tidak fisik. Aku hanya harus menghapus semua jejak kita dari database Aether Corp, termasuk semua yang berhubungan dengan Proyek Chronos," jelas Kael. "Itu melelahkan. Tapi, lihat."

Kael menunjuk ke layar holographic kecil yang ia tempelkan di panel. "Neva tidak mencari kita di sini dengan Neuro-Hunters. Dia menggunakan Scanners Kuantum. Mereka mencari fluktuasi medan energi, bukan ingatan. Mereka mencari Kronometri milikmu."

"Jadi, sarung tangan ini tidak cukup?" Elara mengangkat tangan kirinya.

"Tidak. Neva tahu Kronometri milikmu bereaksi terhadap fluktuasi dimensi. Kita harus keluar dari kota ini. Kita harus menemukan lokasi fisik The Nexus."

Kael mengeluarkan sebuah gulungan peta digital dari tasnya. Itu adalah peta Neo-Arcadia, tetapi dengan lapisan data yang rumit.

"Aku mengambil ini dari database rahasia Proyek Chronos sebelum aku lari. Ini adalah peta realitas yang ditinggalkan, titik-titik lemah di mana dimensi bertumpang tindih," jelas Kael. "Mereka menyebutnya Garis Batas."

Elara melihat peta itu, dan seketika, peta yang ia lihat dalam ingatan Neva tumpang tindih dengan data Kael.

"Itu dia," bisik Elara, menunjuk pada sebuah titik di peta yang ditandai dengan spiral kecil. "Itu Nexus. Itu persimpangan dimensional."

"Lokasinya di utara Neo-Arcadia. Di Reruntuhan Pabrik Energi Lama. Itu adalah lokasi yang sangat terisolasi. Kita butuh kendaraan," kata Kael.

"Tunggu, kita harus yakin dulu," ujar Elara. Dia mengeluarkan pecahan kecil dari kapsul ingatan yang ia ambil dari lantai Gerbang Logistik Utama—ingatan seorang teknisi Aether Corp tentang 'uji coba energi di utara'.

Dia melepaskan Neuro-Glove-nya, ragu-ragu sejenak, lalu menyentuh pecahan kapsul itu.

Kilasan. Dia melihat teknisi itu, berdiri di tengah gurun beton yang luas. Di depannya, ada perangkat aneh yang memancarkan cahaya ungu. Dan teknisi itu berkata: "Nexus akan segera terbuka. Kita hanya butuh energi yang cukup."

Elara menarik tangannya. Jantungnya berdebar kencang. "Neva tidak hanya mencari Nexus, dia mencoba membukanya. Dia membutuhkan sumber daya—energi, entah apa pun itu—dan dia menggunakan lokasi itu untuk uji coba."

"Itu berarti dia akan ke sana! Itu adalah perlombaan," Kael mulai mengemasi peralatannya dengan panik.

"Tidak. Dia tidak akan pergi secara fisik. Dia adalah Direktur. Dia akan mengirim tentaranya, dan dia akan mengawasi Nexus dari Kota Kaca, menggunakan kekuatan yang ia curi dariku," kata Elara. "Dia sedang mengumpulkan kekuatan mental, Kael. Dia ingin memimpin The Echoes."

Kael mengangguk, mengakui kebenaran itu. "Kita harus berada di sana sebelum dia menyelesaikan persiapannya. Tapi kita punya masalah. Kita tidak bisa berjalan kaki, dan semua jalur monorel diawasi."

"Apakah ada yang bisa terbang?" tanya Elara.

"Hanya Drone Kargo Aether Corp, dan mereka memiliki autopilot yang terkunci," jawab Kael.

"Apa kau yakin tidak ada celah?"

Kael menyipitkan mata, menatap panel yang rusak di depannya. "Hanya satu, dan itu gila. Jalur Drone Kargo Varian. Jalur logistik lama yang hanya digunakan untuk mengirim spare parts ke Reruntuhan Pabrik Energi Lama. Mereka menggunakan drone jenis lama. Aku mungkin bisa mengambil alih autopilot-nya, tapi kita harus melakukannya di stasiun transmisi."

"Di mana stasiun transmisi terdekat?"

"Tiga lorong dari sini. Tapi itu dijaga oleh... tunggu sebentar." Kael menyentuh earpiece kecil. "Aku mendeteksi Unit Eksperimental Khusus (UEK) yang bergerak ke arah kita. Mereka menggunakan sensor panas. Mereka tahu kita ada di sini."

Elara melihat kembali ke lorong di mana ia masuk. Tiga bayangan besar bergerak dengan cepat di antara mesin-mesin tua.

"Kita bagi tugas," putus Elara. "Aku akan mengalihkan mereka. Kau pergi ke stasiun transmisi, ambil alih drone itu."

Kael memprotes. "Tidak, Elara! Mereka punya senjata fisik! Kau hanya punya sentuhan!"

"Dan sentuhan itu adalah hal yang paling mereka takuti. Mereka akan ragu-ragu untuk mendekat. Mereka tidak ingin aku menghapus ingatan mereka dan kembali ke Neva dengan informasi itu. Aku akan memanfaatkan keraguan itu."

Kael menghela napas. Dia tahu tidak ada gunanya berdebat. Elara saat ini sedang berada dalam mode bertahan hidup yang didorong oleh adrenaline.

"Baiklah. Stasiun Transmisi ada di Sektor E-5. Aku akan memprogramnya sekarang. Tapi kau hanya punya sepuluh menit. Jangan biarkan mereka menyentuhmu. Neuro-Glove selalu terpasang, kecuali jika kau benar-benar harus menggunakannya."

"Aku mengerti."

Kael menyelinap pergi melalui saluran ventilasi yang tersembunyi. Elara mengenakan hoodie-nya lebih erat, Neuro-Glove terpasang, dan dia berjalan kembali ke lorong tempat ia masuk.

UEK, yang dilengkapi dengan baju besi tebal berwarna gelap, sudah berada di pintu masuk Rust Chamber.

"Di mana Chrono-Kid itu?!" teriak Pemimpin UEK, suaranya terdistorsi oleh pengeras suara helm.

Elara tidak menjawab. Dia melompat ke atas mesin press tua, menggunakan rantai sebagai pijakan.

Dia melakukan hal yang paling tidak terduga: dia tidak berlari ke arah yang berlawanan. Dia berlari ke arah mereka.

"Dia datang! Tembak Net!"

UEK menembakkan jaring Neuro-Web. Elara menghindar ke samping, meluncur di atas tumpukan besi tua. Dia menggunakan mesin tua berkarat sebagai penghalang.

Dia berhenti di belakang mesin bubut yang besar.

Lepaskan Neuro-Glove.

Jari-jarinya menyentuh permukaan mesin yang dingin. Dia tidak mencuri ingatan mesin. Dia memaksanya untuk bermimpi.

Dalam sekejap, mesin bubut itu "mengingat" saat ia beroperasi pada kecepatan maksimum, bergerak ke arah yang tidak terduga. Roda giginya yang besar dan berkarat mulai berputar dengan bunyi mengerikan.

KRIIIK! KRIEK!

Mesin tua itu hidup. Ia berputar di luar kendali.

UEK terkejut. "Apa-apaan?! Mundur! Mesin tua itu tidak aman!"

Kekacauan mesin itu memberi Elara waktu yang ia butuhkan. Dia melompat dari mesin bubut yang mulai bergerak acak dan berlari menuju Lorong E, tempat Stasiun Transmisi.

Dia tahu, dia bukan hanya pencuri ingatan. Dia adalah pembuat glitch realitas. Dan di dunia yang diatur oleh data, glitch adalah senjata pamungkas.

Kini, dia harus mencapai stasiun transmisi dan merebut Drone Kargo Varian, satu-satunya tiketnya keluar dari cengkeraman Aether Corp, dan satu-satunya jalan menuju misteri masa lalu di The Echoes.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!