NovelToon NovelToon

Baktiku

bab 1

Sena wirajaya pemuda 22 tahun, baru saja di wisuda menjadi sarjana peternakan tadi siang.

Kini sedang duduk bersama kedua orang tuanya yang adalah kiyai pemangku pondok pesantren yang cukup besar di daerah kota S.

"Sena, kamu kini sudah jadi sarjana, dan ilmu keagamaanmu juga sudah mumpuni, saatnya abahmu dan umimu ini menyampaikan satu kebenaran, semoga dengan ini kamu tidak membenci abah dan umi." Kata abah farid memulai pembicaraan.

"Kebenaran bagaimana bah, apa ada rahasia yang sena tidak ketahui?" Kata sena balik bertanya.

"Biarkan abahmu bercerita dulu sena!" Ucap umi fatimah yang duduk disamping sena.

"Iya umi." Jawab sena.

Abah farid mengambil nafas dalam dalam kemudian mulai bercerita.

"19 tahun yang lalu usiamu masih 3 tahun, kebetulan abah sama umi ada acara mengisi pengajian di kota P tepatnya di desa banjarsari, waktu itu masmu mustofa ikut juga, sebab usianya masih 5 tahun, umi ga tega ninggalin masmu yang masih kecil." Abah mengambil nafas dalam lagi, kemudian melanjutkan ceeitannya.

"saat setelah mengisi pengajian kami dipersilahkan singgah di salah satu rumah panitia untuk makan dan istirahat sebelum pulang, tiba tiba mustofa masuk menggandeng anak kecil usia 3 tahun, yaitu kamu, saat kami mau pulang mas mus menangis keras ga mau berpisah dengan kamu, demikian juga kamu menangis keras ga mau ditinggal mas mus, jadilah kepulangan kami tertunda beberapa jam." Abah kembali menghela nafas panjang, lalu lanjut bercerita.

"Setelah bermusyawarah dengan kedua orang tuamu akhirnya mereka setuju kamu kami rawat sebagai adik dari anak kami mustofa." Kata abah yang bercerita dengan kedua matanya yang berkaca kaca.

"Maaf abah, umi, sena juga sebenarnya ingat ingat lupa, kalau sena aslinya bukan anak abah dan umi, maka dari itu sena selalu menolak kalau dipanggil dengan panggilan gus, tapi lepas dari itu semua sena akan selalu menganggap abah dan umi sebagai orang tua sena, yang merawat sena dari kecil sampai sekarang sena sudah lulus kuliah." Kata sena dengan kedua matanya sudah basah.

"Iya le, umi juga tau kamu sangat menyayangi kami, sebagaimana kami juga sayang sama kumu, umi ingat saat abah sakit dirawat dirumah sakit, kamu sendiri yang ngotot menunggui dan merawat abah sampai sembuh, sampai sampai kamu ketinggalan kuliah 1 bulan." Jawab umi fatimah yang juga sudah basah kedua matannya.

"Iya umi, abah, sena sangat menyayangi kalian, terutama mas mus, yang selalu ada kalo sena butuh bantuan, untuk selanjutnya sena harus bagaimana, sena mohon petunjuk dan perintah." Jawab sena lagi.

"Selanjutnya ya tetap jadi anak kami sen, namun ada tugas khusus dari abah buat kamu." Kata abah selanjutnya.

"Tugas apa bah, sena akan lakukan kalo sena mampu?" Tanya sena.

"Kamu sudah cukup berbakti pada abah dan umi dan sudah menjadi sodara yang baik buat kakak kakamu terutama kakamu mustofa, dan bukan abah dan umi mengusirmu, tapi ini tugas khusus dari abah, sekarang saatnya kamu berbakti pada kedua orang tua kandungmu dan juga jadi sodara yang baik bagi sodara kandungmu!" Kata abah kemudian.

Seketika sena terdiam, jujur ia sangat berat meninggalkan pesantren tempat ia tumbuh dalam kasih sayang abah, umi dan kakak kakaknya, namun ada perintah dan tugas khusus yang diberikan abah untuk dirinnya, dan apa yang dikatakan abahnya sangat benar, ia harus berbakti pada kedua orang tua kandungnnya.

"Gimana sen, apa kamu bisa?" Tanya abah lagi.

Sena mengambil nafas dalam, mencoba mecoba meneangkan hatinya.

"InsyaAllah sena sanggup bah, mohon doa dan bimbingan dari abah dan umi!" Jawab sena pada akhirnya.

"Iya, abah sama umi selalu mendoakanmu, semoga kamu menjadi anak yang selalu berbakti pada orang tua, serta berguna bagi sesama manusia dan semua mahluk Allah!" Kata abah sambil mengelus kepala sena.

"Sena harus berangkat kapan bah, dan sena minta alamat orang tua sena yang ada di kota P?" Tanya sena.

"Terserah kamu mau berangkat kapan, tapi pesan abah kamu harus menjalani dengan ikhlas, tanpa paksaan atau hanya tidak enak sama abah." Jawab abah lagi.

"Siap bah, sena ikhlas, dan sena juga sebenarnya sangat rindu dengan bapak ibu, meski sena lupa lupa ingat wajah mereka." Kata sena kemudian.

"Alhamdulillah kalau kamu memang merindukan mereka, dan abah sama umi minta maaf sama kamu, karena telah memisahkanmu dari orang tua kandungmu." Kata abah lagi.

"Tidak ada yang harus dimaafkan abah, umi, sena malah sangat berterimakasih sudah dibimbing dan dibesarkan oleh abah dan umi sampai sena besar dan sena juga dibiayai sekolah sampai lulus kuliah." Jawab sena kemudian memeluk kedua orang tua yang ada di samping kanan kirinnya.

"Pelukan ga ajak ajak!" Kata mustofa yang baru selesai mengajar kitab di pondok khusus laki laki.

"Yah ketahuan deh."kata sena kemudian.

"Udah selesai kelasnya mus?" Tanya umi pada mustofa.

"Sudah umi, dilanjut nanti habis isya." Jawab mustofa.

"Kamu ga ngajar sen?" Tanya abah pada sena.

"Ngajar bah, nanti stelah kang mus." Jawab sena.

"Kalo sena santrinya khusus bah, jadi paling cuma 7 atau 10 santri saja." Kata mustofa menimpali.

"Ya nanti kalo sena sudah jadi pergi kamu yang gantiin, biar ashrofi yang gantiin kamu sekalian belajar mulang!" Kata abah.

"Emang anak bandel ini mau kemana bah?" Tanya mustofa.

"Bandel tapi kan nurut dan tidak sombong!" Jawab sena.

"Awas takabur, sombongnya muncul!" Ucap mustofa meledek.

"Udah aku pites mas tadi sombongnya pas baru muncul sedikit!" Jawab sena lagi.

"Anak ini, ada aja jawabannya!" Kata abah sambil geleng heleng kepala.

"Ya udah bah, sena ke masjid dulu, mau adzan." Kata sena berpamitan.

"Eiittttt, tunggu dulu, pertanyaanku belum dijawab bocil!" Kata mustofa mencegah sena yang mau bangkit dari duduknya.

"Pertanyaan apa bulap?" Kata sena balik nanya.

"Apa itu bulap?" Tanya mustofa.

"Bujang lapuk!" Jawab sena.

"Waaahhh pelanggaran ini, ngatain masnya bujang lapuk!" Kata mustofa sambil memiting adiknya ( pitingan kasih sayang ).

"Waaaahhh main fisik ini, umi tolong, aku jadi korban kdrt!" Kata iman yang masih dalam pitingan mustofa.

"Bilang ampun 10 x baru aku lepsakan!" Kata mustofa.

"No! Makanya mas mus cariin aku kakak ipar ya!" Jawab iman masih dalam himpitan tangan mustofa.

"Eh, malah tambah ndadrah iki bocah, ampun apa tidak?" Kata mustofa lagi sambil sedikit mengencangkan pitingannya.

Semenatara abah dan umi hanya menyaksikan sambil tersenyum, sebab mereka tahu mustofa hanya bercanda begitu juga sena.

Merasa cape bergurau dengan kakaknya sena kemudian mengucap ampun sebanyak 10 x, seperti yang diminta kakaknya.

"Jawab dulu, pertanyaan mas tadi, kamu mau kemana?" Tanya mustofa setelah melepas pitingannya.

"Melaksanakan misi khusus yang diperintahkan abah." Jawab sena.

"Misi khusus apa?" Tanya mustofa lagi.

""Rahasia!" Jawab sena kemudian berlari keluar ke arah masjid.

"Ih, bocah memang!" Kesal mustofa.

"Nanti abah critakan, sekarang kita siap siap mghrib dulu!" Kata abah.

"Iya bah." Jawab mustofa.

Setelah sholat maghrib keluarga abah yai menikmati makan malam bersama di ruang makan ndalem.

"Mumpung kalian lagi ngumpul abah mau menyampaikan sesuatu." Kata abah pada anak anaknya setelah selesai makan malam.

Kemudian mereka berkumpul di ruang keluarga.

"Kalian kan tahu adik kalian sena sebenarnya bukan adik kandung kalian, dan ternyata sena juga tahu hal itu, meski saat sena abah bawa pulang masih umur 3 tahun, tapi ingatanya ternyata bagus." Kata abah membuka pembicaraan.

"Terus maksud abah bagaimana, walaupun sena bukan adik kandung kami, tapi kami sangat menyayangi sena seperti adik kandung kami sendiri bah?" Kata gus rofik anak tertua dari abah farid.

"Ya ngga bagaimana bagaimana fik, adikmu ini kan sudah jadi sarjana peternakan, maka akan abah kasih tugas khusus sekarang." Jawab abah.

"Tugas khusus apa bah?" Kali ini gus mustofa yang bertanya.

bab 2

"Tugas khusus yang mulia, sena abah suruh untuk berbakti pada orang tua kandungnya." Jawab abah.

"Jadi sena akan pergi dari pondok bah, trus yang ngajar anak santri ilmu hizib siapa bah?" Tanya gus rofik lagi.

"Mustofa yang gantiin, nanti asrhofi yang gantiin mustofa, lagian abah juga bisa sekali kali nanti kalo waktu senggang." Jawab abah.

"Kamu siap dek?" Tanya gus rofik pada sena.

"InsyaAllah mas, sena siap dan memang ini kewajiban sena!" Jawab sena.

"Ya udah kalo kamu siap, nanti kalo butuh apa apa kabari mas ya!" Kata gus rofik.

"Siap mas, sena lagi butuh kakak ipar 1 lagi." Jawab sena sambil melirik pada mustofa.

Sontak semuanya jadi tertawa.

"Ha ha ha ha .... kamu ini, bisa aja bikin semua ketawa." Kata gus rofik.

"Aku ga ketawa ya mas!" Kata mustofa, kemudian memiting sena lagi.

"Ha ha ha ha....ampun mas ampun!!!" Kata sena dalam dekapan mustofa.

"Ini yang akan aku rindukan dari kamu dek!" Kata mustofa kemudian memeluk sena.

Pantaslah mustofa menjadi orang yang akan sangat kehilangan sena nantinya setelah sena pergi, sebab yang menginginkan sena untuk jadi adiknya adalah mustafa sendiri.

Walau saat itu ia masih umur 5 tahun, tapi rasa sayangnya pada sena sampai sekarang mereka beranjak dewasa, mustofa lah orang pertama yang akan bersedih jika sena sakit atau terluka karena jatuh saat bermain.

"Heiii, bukankah aku pergi juga bisa kembali nantinya?" Kata sena kemudian.

"Tentu saja, kamu bisa kembali kapan saja sen, disini adalah rumahmu juga, dan kami adalah keluargamu juga." Kata umi.

Mereka sekeluarga lanjut ngobrol, mengingat masa lalu saat anak anak abah dan umi masih kecil, saat rofik smp, mustofa kelas 2 SD dan sena baru masuk TK.

Sampai adzan isya berkumandang, abi mengajak 3 anaknya ke masjid, umi akan sholat di rumah.

Selepas isya sena masuk kamar sebentar mengambil kitab hizib nawawi, untuk bahan mengajar para santri santri yang secara ilmu memang sudah mumpuni.

Sena mengajar ilmu hizib di gasebo pondok paling belakang, dan jarang para santri pergi kesana kecuali santri senior yang memang mengaji pada iman.

Tempatnya memang di buat sedikit remang, agar para santri fokus saat wirid tidak terganggu cahaya.

Sena mengajar sampai sebosannya, kadang sampai subuh, kadang juga hanya duduk ngobrol ringan tapi penuh makna.

Seperti malam ini sena hanya mengajak para santri ngobrol.

"Kang fuad, aslinya sampean mana kang?" Tanya sena pada fuad salah satu santrinya.

"Kulo asli kabupaten K gus." Jawab fuad.

"Cek, sudah dibilangin jangan panggil saya gus, masih ngeyel aja." Kata sena.

"He he he he.... maaf kang sena, suka kelupaan." Jawab fuad.

"Di kabupaten K ada makam wali kan?" Tanya sena lagi.

"Ada kang, tapi yang ziaroh kadang suka aneh aneh." Jawab fuad lagi.

"Ya itu kan tergantung niat masing masing kang, kita juga ga berhak menghakimi, mau aneh apa engga itu urusan mereka sama GustiAlloh, yang penting saat kita ziaroh niat kita mendoakan yang kita zuarohi, dan kalaupun ada permohonan ya mintanya sama Alloh." Kata sena menjelaskan.

Para santri menyimak setiap yang di ucapkan sena, sebab tak jarang inti pelajaran muncul dari obrolan ringan.

"Nur, bikin kopi!" Perintah sena pada santri yang bernama nur rohim.

"Siap kang!" Jawab nur.

"Kamu beli rokok nang, 3 bungkus!" Lanjut sena.

Santri yang bernama nanang langsung berangkat beli rokok setelah terima uang dari sena.

"Ngapunten maaf kang, mau tanya, kalo saya pas pulang ke desa kadang ada saja tetangga yang minta air doa sama saya, kadang saya merasa risih dan takut kalo nanti kemudian saya di sebut dukun, padahal saya ga bisa apa apa, cara ngadepinnya gimana ya kang?" Tanya seorang santri yang bernama badri.

"He he he he....aku nanya dulu sama sampean kang, awal mulanya tetangga sampean tau kalo mau minta air doa pada sampean itu gimana?" Tanya sena balik.

"Awalnya ada tetangga saya kesurupan, lalu saya menyembuhkannya dan alhamdulillah berhasil, dengan metode yang kang sena ajarkan." Jawab badri.

"Lah itu, karena bisa menyembuhkan kesurupan jadi kang badri dianggap orang pinter sama tetangga kang badri, jadi ya dilayani saja! He he he..." jawab sena.

"Tapi saya merasa takut kang, kalo nanti ga di ijabah Alloh saya yang disalahin." Kata badri kemudian.

"Ya itulah manusia kang, saking gampangnya menyalahkan pada yang seharusnya tidak disalahkan, padahal harusnya melihat diri sendiri dulu." Jawab sena.

"Jadi dilayani saja ya kang?" Tanya badri lagi.

"Iya dilayani sambil meningkatkan diri dan hati kita lebih dekat dengan Alloh, setiap waktu, setiap laku diusahakan ingat Allah, dengan apa? Ya dengan berzikir lesan maupun dalam hati." Jawab sena kemudian.

Obrolan diselingi tanya jawab terus berlanjut, tak terasa rokok tinggal beberapa batang dan kopi telah tandas habis, pas saat bacaan ayat ayat suci Al Quran berkumandang dari masjid, menandakan memasuki waktu subuh.

Sena mengakhiri perbincangan dan kajian malam ini, semua santri pondok telah bangun bersiap sholat subuh berjamaah.

Setelah sholat subuh sena menuju kamarnya, ia duduk di sofa kamarnya, mencoba mencerna dan memahami maksud abi farid yang menyuruhnya kembali pada orang tua kandungnya.

"Jujur aku merindukan mereka, dan apakah mereka merindukanku?

Ah!  Ya Alloh jauhkan aku dari sifat dendam dan benci, jauhkan aku dari keragu raguan." Ucap sena bermonolog sendiri.

"Sena, sarapan dulu le!" Umi memanggil dari balik pintu kamar sena.

"Nggih umi, sebentar lagi sena keluar." Jawab sena dari dalam kamar.

Sekeluarga sarapan bersama dengan menu yang sama juga untuk para santriwan dan santriwati.

Abah farid dari dulu memang menerapkan seperti itu, tak ada yang berbeda, jika abah farid dan keluarga makan ayam, para santri pun sama akan makan ayam.

Kecuali abah dan keluarga makan diluar atau di restoran hal itu jelas berbeda dan juga jarang dilakukan.

"Kalo kamu belum siap abi ga maksa sen, tapi perlu kamu tahu, kedua orang tua kandungmu adalah orang yang sangat baik, kamu diperbolehkan kami bawa kesini bukan karena mereka tidak menginginkanmu, tapi karena menginginkan anaknya memiliki masa depan yang lebih baik." Kata abah setelah sarapan selesai dan bersantai di ruang keluarga.

"Sena siap abi, bahkan sena sudah sangat merindukan mereka." Jawab sena dengan senyum yang tulus.

"Syukur kalo kamu sudah siap, dan abi bangga padamu, ternyata pemikiranmu dan sikapmu jauh lebih dewasa dari usiamu." Kata abi membalas senyum sena.

"Itu semua karena didikan abi dan umi." Jawab sena.

"Kapan rencananya kamu berangkat le? Tanya umi.

"InsyaAllah besok pagi umi, sena belum pamitan sama para santri." Jawab sena.

"Kalo mau pake mobil pake aja sen, mau bawa yang mana!" Kata abi lagi.

"Ga perlu abi, sena pake vespa saja, kalo pake mobil ga bisa leluasa." Jawab sena.

"Yakin vespamu mampu jalan jauh?" Tanya abi lagi.

"InsyaAllah abi, kan perjalanan ga sampe 1 hari 1 malam bi, he he he he...." jawab sena sedikit bercanda.

"Ha ha ha ha.... kamu itu, bisa saja jawabnya!" Kata umi menepuk lengan sena.

"Sena nanti minta alamat dan nama asli orang tua kandung sena ya abi?" Kata sena selanjutnya.

"Sebentar umi masih nyimpen fotocopy KK orang tua kamu." Jawab umi kemudian bangkit jalan masuk kamar.

"Ini sen KK nya!" Kata umi menyerahkan selembar kertas fotocopy KK.

Sena menerimanya dan memandangi kertas itu.

"Berarti sena anak pertama ya abi?" Tanya sena pada abi farid setelah melihat di kertas KK hanya tertera nama bapak ibu dan dirinya.

"Iya, kamu anak pertama, itulah kenapa abi katakan orang tuamu adalah orang baik, rela terpisah dari anak pertama mereka untuk kami rawat, tentunya dengan harapan supaya kamu punya masa depan yang bagus." Jawab abi.

"Iya sena mengerti bi, kalo gitu sena permisi ke kamar dulu." Kata sena kemudian bangkit berjalan masuk kamarnya untuk istirahat, sebab semalaman ia tidak tidur.

Jam 11 siang sena sudah bangun, baginya tidur 2 jam sudah cukup untuk memulihkan tubuh, yang penting kualitas tidurnya bagus.

Sena segera mandi, setelahnya sambil menanti waktu dhuhur sena mengemas baju dan celana yang akan ia bawa besok, serta barang barang yang harus ia bawa, seperti handuk, parfum dan yang lainnya, ia masukan dalam tas ransel.

bab 3

Adzan berkumandang, sena langsung ke masjid, para santriwan dan santriwati sudah bedatangan untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, abi meminta sena untuk jadi imam.

"Sekali kali abi ingin jadi makmum, kamu yang jadi imam!" Kata abi pada sena.

Tanpa menolak sena maju menjadi imam sholat dhuhur setelah iqomah dikumandangkan.

sena juga memimpin dzikir dan doa sesudah sholat.

Sesudah makan siang sena pamit pada abi dan umi membawa vespanya ke bengkel khusus vespa, untuk mengecek kondisi mesin dan yang lainnya.

"Abah, umi, sena ijin ke bengkel, mau ngecek vespa, mungkin pulangnya agak sorean." Kata sena berpamitan.

"Iya, hati hati di jalannya, kalo butuh apa apa kabari abi atau masmu!" Jawab abi.

"Iya abi, assalamualaikum!" Kata sena menyalami abi dan umi kemudian pergi.

"Waalaikumsalam!" Jawab abi dan umi.

Sena memacu vespanya dengan kecepatan sedang dijalanan kota S menuju bengkel langganannya.

"Service lengkap bro, sekalian cek semua, soalnya mau aku ajak jalan jauh!" Kata sena pada pemilik bengkel.

"Siap mas sena, memang mau touring kemana?" Kata pemilik bengkel yang bernama yuli.

"Mau ke kota P yul, insya Alloh menetap disana." Jawab sena sambil menghisap rokoknya.

"Waduh, kehilangan teman aku kalo gitu!" Jawab yuli yang wajahnya seketika dibuat sedih.

"Emang kamu temanku yul?" Kata sena kali ini sifat usilnya keluar.

"Jangan gitu mas, masa aku ga dianggap teman sama sampean, ga aku garap nih vespanya!" Jawab yuli merajuk.

"Ha ha ha ha.... baperan kamu yul, lagian kamu memang bukan temanku kok, kamu kan udah kaya sodaraku!" Kata sena selanjutnya.

Sementara orang orang dibengkel hanya memperhatikan interaksi keduanya dengan senyum senyum.

"Iya mas, aku juga anggap mas sena kaya sodaraku." Jawab yuli.

"Kalo sodara brarti servicenya gratis dong?" Kata sena mulai meledek lagi.

"Huffffff!!!!! Susah memang kalo ngomong sama orang cerdas, kalo gratis aku makan apa mas?" Jawab sena sedikit mulai kesal.

"Ya makan nasi, he he he he..." jawab sena sekenanya.

"Iya tau, makan nasi, lah belinya kan kudu pake duit! Trus duit darimana kalo ini gratis?" Kata yuli kai ini nadanya dibuat tinggi, sebab ia juga tau kalo sena sukanya bercanda dan sekenanya kalo ngomong.

"Ha ha ha ha.... yang di gas itu vespanya yul, bukan suaramu!" Kata sena lagi.

"Teresah mas sena, aku mau garap ini vespa, ga kelar kelar kalo ngobrol terus!" Kata yuli kemudian mulai fokus mengservice vespa sena.

"Terserah yul bukan teresah, teresah itu kamu kali, resah dan gelisah, ha ha ha ha.... " ucap sena lagi.

Yuli menanggapi hanya dengan cengiran saja, dan langsung fokus pada vespa lagi.

Sena jalan ke warung kecil samping bengkel.

"Mak kopi hitam 2 ya!" Kata sena pada mak romlah pemilik warung.

"Siap mas sena, nanti saya antar ke bengkel!" Jawab mak romlah.

Saat jalan kembali ke bengkel sena melihat ibu penjual jajanan pasar lewat, terlihat dagangannya masih banyak, raut wajahnya menggambarkan kegelisahan.

"Jualan apa bu?" Sapa sena pada ibu penjual.

"Jajanan pasar mas, ada kue cucur, klepon, pisang goreng sama risol." Kata ibu itu seketika menghentikan langkahnya.

"Coba lihat bu, sini turunin!" Kata sena sambil membantu menurunkan wadah dari atas kepala ibu penjual.

Sena mengambil 4 jajanan dari masing masing jenis, kebetulan 5 anak SD sedang jalan beriringan akan lewat depan sena.

"Kalian mau jajan ga dek?" Tanya sena pada ke 5 anak SD itu.

Anak anak saling pandang dan kemudian mengangguk kepada sena.

"Ya wis, ambil yang kalian mau, nanti mas yang bayarin!" Kata sena lagi.

Ke 5 anak itu langsung mengerumuni ibu penjual, ibu penjual juga antusias dan sangat senang melayani anak anak itu.

"Sudah mas, kami ambil ini!" Kata salah satu anak mewakili bicara pada sena.

"Ya udah, kalian pulang, ati ati dijalanya ya, jangan mampir mampir!" Jawab sena.

"Iya mas, terimakasih!" Jawab 5 anak kompak langsung balik kanan pulang.

"Berapa bu semaunya?" Tanya sena.

Ibu penjual menghitung jajan yang di ambil anak anak dan yang di ambil sena.

"Semuanya 54 ribu mas." Kata ibu penjual.

Sena melihat dagangannya masih banyak, kemudian ia meminta ibu penjual untuk membungkus semaunya.

"Kalo semuanya dagangan yang ibu bawa total harganya berapa?" Tanya sena.

"300 ribu mas kalo semuanya." Jawab ibu penjual agak sedikit bingung.

"Ibu bikin sendiri apa setoran?" Tanya sena lagi sambil makan kue cucur.

"Setoran mas, 1 kueh setoran seribu, ibu cuma ambil 500 rupiah." Jawab ibu penjual lagi.

Sena mengambil dompetnya, diambilnya uang pecahan 100 ribu sebanyak 5 lebar kemudian diserahkan pada ibu penjual.

"Ini kebanyakan mas uangnya!" Kata ibu penjual.

"Itu rejeki ibu, saya borong semau kuehnya, tapi tolong di bagikan sama orang orang yang lewat ya!" Kata sena lagi.

"Alhamdulillah, terimakasih mas, iya saya bagikan sekarang." Ucap ibu penjual antusias langsung membagi kueh yang tersisa pada orang yang lagi ngantri di bengkel dan orang yang lewat.

Seketika dagangan ibu ludes habis, ibu penjual berulang kali mengucap hamdalah.

"Terimakasih mas baik, alhamdulillah dagangan ibu habis, ditambah harga lebih dari mas baik, jadi ibu bisa langsung setor dan pulang." Kata ibu penjual begitu bahagia.

"Sama sama ibu."jawab sena.

"Mudah mudahan mas baik lancar rizkinya, panjang umurnya, cepet dapat jodoh, aamiin!" Kata ibu penjual mendoakan sena.

Sena ikut mengamini saja sambil tersenyum, ibu penjual pamit untuk pulang.

Sena masuk ke bengkel, meletakan jajanannya diatas meja yang ada di dalam bengkel.

"Ngopi dulu yul, tuh udah mau dingin!" Kata sena pada yuli yang sedang membongkar karburator vespa sena.

"Iya mas, nanggung, tinggal cuci karbu ini." Jawab yuli.

"Kalo nanggung di smash yul." Jawab sena sekenanya.

"Wis mas, stop! Jangan mulai lagi, aku pusing nyari jawabannya!" Kata yuli dengan sedikit senyum.

Sena hanya nyengir, lalu melanjutkan ngudud dan ngopinya.

Tak menunggu lama vespa sudah selesai di service, yuli menyusul duduk di kursi depan kursi sena, setalah sebelumnya ia cuci tangan.

Sena meletakan uang 3 lembar 100 ribuan di atas meja.

"Ini ongkosnya yul, makasih ya selama ini sudah merawat vespa tua ku." Kata sena.

"Sama sama mas, terimakasih juga mas sena selalu baik pada saya, kalo disana sukses ajak ajak ya mas!" Ucap yuli sambil mengambil uang diatas meja kemudian ia simpan di laci.

"Lah kan kamu udah mantap disini, pelanggan banyak, nanti kalo kamu pergi pada kehilangan." Jawab sena.

"Mantap apanya mas, dari dulu gini gini aja, pengin rehab rumah emak aja sampai sekarang belum terlaksana, pengin nyari perubahan mas, sapa tau ikut mas sena jadi bisa mewujudkan keinginan." Jawab yuli lagi

"Perbanyak bersukur dan sedekah yul, terutama sholatmu lebih rajin lagi jangan bolong bolong, nanti semau rejekimu jadi berkah!" Kata sena menasehati yuli.

"He he he he.... tau aja mas sena kalo aku sholatnya sering loncat loncat." Kata yuli sambil nyengir.

"Ya wis, aku pamit dulu, bentar lagi ashar, kalo disini terus bisa bisa aku ketularan loncat sholat ashar." Kata sena sambil bangkit siap pulang ke pondok.

"He he he he, emangnya menular?c jawab yuli sambil nyengir.

Sena memacu vespanya menuju arah pondok, namun saat sampai lampu merah dekat alun alun sena memutuskan untuk sholat ashar di masjid agung saja.

Kemudian ia membelokan vespanya ke arah masjid, masuk halaman mencari parkiran yang masih kosong.

Setelah dapat tempat parkir sena melangkah ke tempat wudhu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!