NovelToon NovelToon

Aku Kembali

VicRos 1

Kehidupan yang bahagia, dengan satu anak perempuan yang ada dalam pelukannya, menyusuri jalanan dengan banyaknya celoteh yang keluar dari mulutnya dengan mimik wajahnya yang lucu.

"Jadi Sella suka diantar mommy tiap hari?" Tanya seorang wanita dengan rambut panjang tergerai indah yang bernama Victoria.

Gadis kecil itu mengangguk lucu, senyuman lebarnya membuat pipi tembem nya makin menggemaskan, hingga tangan sang Mommy terjulur dan mencubitnya pelan.

"Mom, kapan Daddy jalan-jalan lagi bersama kita?, apa hari minggu besok bisa?"

Victoria tersenyum lagi, sambil melanjutkan langkah kaki bersama sang Putri kecilnya, "Mungkin, nanti akan mommy tanyakan oke?"

Kembali Sella mengangguk dengan wajah ceria, tak lama keduanya sampai di sekolah dasar Elite yang di tuju.

"Thanks Mommy, Love you!" Teriak gadis itu setelah memasuki gerbang dan melambaikan tangan ke Victoria yang tertawa bahagia melihat bagaimana wajah riang itu akan belajar seharian di sekolahnya.

Victoria akhirnya berbalik setelah putri kecilnya tak nampak lagi, dengan langkah kaki yang tidak terlalu cepat menuju ke mobil mewah yang diparkir di sebrang jalan.

Nampak beberapa wali murid lain yang berpapasan menyapa dan menanyakan kabarnya, maklum sosok Victoria memang cukup di kenal sebagai salah satu istri dari seorang donatur tetap di sekolah itu.

Percakapan yang singkat dan hangat, Kemudian Victoria kembali melangkah hingga berada di dekat mobil mewahnya kini.

Tangannya yang akan membuka pintu mobil terhenti, disaat merasakan ada getaran dari ponsel yang berada di dalam tas kecilnya.

"Hallo honey?" Victoria segera menjawab panggilannya.

"Langsung pulang ke rumah ya" jawaban dari sang suami yang tak lain adalah pemilik Restoran terbesar saat ini, Ricardo Casella.

Akhir-akhir ini memang Victoria merasakan sesuatu yang berbeda, sang suami seperti lebih protektif pada keluarga, bukan hanya Victoria tapi juga putri kecilnya Sella.

Perjalanan di tempuh dalam waktu lima belas menitan, sampai di sebuah hunian mewah dengan gerbang raksasa di depannya, seorang security yang bertugas memberikan hormat sebelum akhirnya membuka gerbang mempersiapkan sang majikan masuk.

Victoria bergegas keluar dari mobilnya, memastikan semua sudah terkunci dan kemudian melangkahkan kaki.

Saat pintu terbuka, disana ada seorang pelayanan yang sudah menyambutnya.

"Nyonya sudah datang?"

"Hem, ada apa?" Tanya Victoria merasa aneh akan pertanyaan yang di lontarkan.

"Tidak ada nyonya, saya hanya harus melaporkan ke Tuan kalau nyonya sudah berada dirumah"

"Oh ya?" Victoria mengerutkan keningnya, namun tak jadi bertanya, hanya melanjutkan langkah menuju ke lantai atas, kamar utama menjadi tujuannya untuk berganti pakaian.

AC dalam kamar dimatikan, udara segar membuatnya terpikat untuk dinikmati pagi ini, mungkin otot kepala yang dari tadi sedikit tegang butuh di rileks kan.

Hampir tiga tahun pernikahan, tak sekalipun Victoria mendapati kesusahan ataupun kekurangan, baik berupa materi dan juga perhatian.

Pernikahan yang bisa di bilang tanpa cinta yang diinginkan, namun nyatanya seorang Ricardo Casella mampu meluluhkan hatinya, hampir satu tahun ini Victoria merasakan getaran hati yang lama menghilang.

Ada senyuman di sudut bibirnya, mengingat bagaimana sang suami begitu sabar dan selalu mengalah padanya.

"Ricardo Casella, terimakasih untuk semuanya" begitulah bibir Victoria meyebut nama sang suami, dengan semua rasa syukur dalam hatinya.

Baru saja, Victoria menikmati teh hangatnya, terdengar ponsel di atas meja berbunyi.

"Hallo honey?" Ucap Victoria dengan senyumannya.

"Hai honey, apa kamu ingin keluar rumah hari ini?" Tanya Ricardo.

"Emm, aku rasa tidak, ada apa?"

"Tidak ada, aku ingin kamu menungguku jika ingin kemanapun, mulai saat ini"

"Kenapa?, bukankah kamu sibuk, apa tidak menganggu waktu mu honey?" Tanya Victoria.

"No, aku milikmu honey, apa kau lupa?"

Lalu ada suara tawa dari keduanya, perbincangan ringan pun terjadi, tidak biasanya sang suami punya waktu lebih untuk sekedar bercanda di dalam panggilan ponselnya.

Hampir satu jam lamanya, keduanya lalu sepakat untuk mengakhiri, karena sang suami juga harus bertemu dengan seseorang untuk membicarakan bisnisnya.

Kembali Victoria mempunyai waktu untuk membuka laptopnya, melihat email masuk dan tersenyum saat sebuah pesan didapati.

"Akhirnya" ucap lirih Victoria saat sebuah perusahaan menerima kerjasama bisnis online penjualan perhiasan.

Langkah awal yang di impikan, karena sudah mendapat kan ijin dari Ricardo sebelum memulai semuanya.

Akhirnya terjadilah perbincangan di dalam email, Victoria melihat beberapa berkas kontrak yang sudah dikirimkan untuk ditandatangani.

"Okey, ini yang kau tunggu" ucap Victoria dengan semangat mengerjakan semuanya dengan cepat.

Dalam sehari, urusan bisnis online yang akan di mulai telah selesai, Victoria merasa lega.

Saat konsentrasi nya di curahkan kembali, tiba-tiba saja pintu di ketuk.

"Iya, masuk!" Ucap Victoria.

"Maaf nyonya, apa nyonya lupa waktunya menjemput Nona Sella?"

"Oh my God!" Victoria langsung berdiri dan berlari masuk ke dalam kamar mandi.

"Siapkan mobilku!" Teriaknya.

"Baik Nyonya" jawab Pelayan yang kemudian menutup pintu kamar majikannya.

Victoria berlarian kesana kemari untuk menyiapkan diri, lalu kemudian keluar dengan tergesa-gesa dari kamarnya, berlarian menuruni tangga.

"Nyonya hati-hati!" Teriak salah satu pelayan yang melihat tubuh gesit majikannya melesat cepat.

Memang Victoria adalah wanita yang penuh dengan semangat menjalani hari-harinya, semua orang yang bekerja di rumahnya terkadang merasa heran, seolah sang majikan wanitanya tak pernah lelah mengerjakan semuanya.

Keceriaan yang di bawa membawa aura positif, hingga rumah itu kembali hidup setelah hampir lima tahun tanpa seorang nyonya karena istri Ricardo sebelumya meninggal dunia.

Jalanan siang hari memang selalu ramai di kota Belanda ini, Victoria yang tak pernah mau memakai sopir pribadi harus tetap waspada mengendari kendaraanya sampai di tujuan.

Tiba di sekolah, terlihat ada sesuatu yang aneh di pandangan Victoria, tampak di sana lebih ramai dan sepertinya ada sesuatu yang tengah terjadi.

Victoria segera memarkir mobil dan kemudian berlari menuju ke gerbang sekolah yang di penuhi oleh banyak orang.

"Permisi, ada apa ini?" Victoria berusaha masuk dan melewati, namu nampak sangat susah.

Beruntung salah satu guru melihat kedatangannya dan segera berteriak memanggilnya.

"Nyonya Victoria!"

Victoria segera mencari sumber suara, lalu mengikuti arahan untuk melewati pintu khusus di sebelah gerbang.

"Ada apa pak?" Tanya Victoria terlihat masih bingung.

"Nanti akan kami ceritakan di dalam, Anak anda sudah menunggu di dalam, sepertinya perlu anda tenangkan"

"Apa?!" Victoria terkejut, tanpa bertanya langsung berjalan cepat dan bahkan hampir berlari menuju ke dalam ruangan khusus yang di beritahukan.

"Sella sayang!" Teriaknya, berlari menghampiri putrinya yang tengah menangis.

Pelukan sella begitu erat di perut sang Mommy, Victoria sampai terkejut melihat hal ini.

"Ada apa sayang, Mommy sudah disini, apa ada yang menyakitimu Hem?" Tanya Victoria berusaha tenang di mata putrinya.

"Aku mau pulang" hanya itu jawabannya, dan Victoria segera tersenyum dan memeluknya.

"Okey, kita pulang sayang" Victoria lalu menuntun Sella yang masih memeluk pinggangnya dengan erat.

Bersambung.

Jangan lupa ditunggu Like, Vote, Komen dan tonton Iklannya.

VicRos 2

Sampai di dalam mobil, sengaja Victoria keluar sebentar.

"Sayang, bisakah kamu tunggu disini?, Mommy ada urusan sebentar dengan Guru Sella yang sudah menunggu di ruangannya"

Sella tak menjawab, hanya mengangguk berat.

"Mommy janji hanya sebentar, sepuluh menit saja okey?"

"Okey mom, aku menunggu disini" jawab Sella, dan Victoria segera melangkah cepat ke arah salah satu guru wali kelas yang sudah menunggu nya.

Brak

Terdengar suara pintu terbuka dengan kasar, dan Victoria dengan langkah cepat menatap tajam seorang laki-laki yang juga nampak tegang.

"Ceritakan apa yang terjadi dengan Putri ku!" sebuah intonasi yang tegas dan tajam di berikan.

"Kami tidak tau, Sella menjerit dan berada di dalam gedung kosong di belakang sekolah, kami sudah mengunci gedung itu sebelumnya, tapi entah bagaimana bisa terbuka dan Sella berada disana"

"Apa?!, lalu kenapa anakku menjerit?" tanya Victoria.

"Kami pastikan tidak terjadi apapun pada Sella, tapi entah mengapa dia seperti ketakutan, dan saat kami periksa bangunan tua itu, tidak ada apapun disana"

"Apa?!!, bukankah di semua sudut ada cctv?, aku minta tolong, cari tahu apa yang terjadi, dan aku juga akan mencari tau lewat Sella sendiri, mudah-mudahan dia segera mau bicara"

"I iya Nyonya, maafkan kami, sungguh, kami tidak menemukan apapun sampai detik ini"

Victoria hanya menghela nafas berat, sebelum akhirnya melihat jam di tangannya dan merasa sudah terlalu lama meninggalkan putrinya.

"Baik, saya permisi dan menunggu kabar dari pihak sekolah" Victoria segera pamit pergi, setelah perwakilan Guru itu mengangguk menyetujui.

Kini Victoria hanya terdiam, sesekali melihat ke arah Sella yang masih duduk diam dengan wajah yang tak biasa, rasanya tak tahan juga, hingga Victoria menghentikan mobil di tepian jalan.

"Mommy akan melindungi mu dari apapun Sella, tidak peduli se bahaya apa, dan kamu harus percaya sayang" ucap Victoria akhirnya.

Sella mengangguk, lalu menoleh ke arah Victoria yang masih menatap nya.

"Ada seseorang di sana Mom, dia membawa senjata dan mengarahkan ke sini" Sella menunjuk kepalanya sendiri.

Betapa terkejutnya Victoria, jantung nya terasa berhenti, lalu kemudian segera mengatur nafas agar berusaha tenang di depan putrinya.

"Okey, apa Sella mengenalnya?" tanya Victoria.

Sella menggeleng, dan kedua tangannya saling memilin, nampak sekali kecemasan yang tak biasa di wajahnya.

"Tidak, dia memakai cadar, Sella tidak tau dia itu pria atau wanita"

"Okey sayang, kita pulang dan membersihkan diri dulu okey?, nanti Sella bisa cerita semuanya"

"Hem" ada anggukan.

Sesampai di rumah, sosok laki-laki berwajah tegas dengan tergesa menyambut mereka.

"Apa Sella baik-baik saja sayang?"

"Aku baik Dad, tapi aku takut" Sella kini dengan erat memeluk Ricardo yang sudah berjongkok di depan putrinya.

"Tidak apa-apa sayang, ada Mommy dan juga Daddy yang akan melindungi mu, Sella akan baik-baik saja, okey?"

"Hem" Sella mengangguk dalam pelukan Deddy nya.

Victoria masih terdiam seribu bahasa, hanya melihat interaksi antar manusia yang mempunyai ikatan darah, jelas sekali disana, Ricardo menyembunyikan sesuatu saat ini.

"Baiklah, sekarang Mommy yang akan mengantar Sella ke atas, ganti baju dan bersihkan diri dulu, setelah itu makan siang dan tidur" Kini Victoria mengambil alih.

"Aku ingin tidur bersama Mommy, boleh?" ucap Sella penuh harap.

"Tapi sayang, rumah kita ini aman, tidak akan ada yang_"

"Boleh sayang, Mommy akan menemani mu tidur siang ini" sahut Victoria hingga membuat sang suami menghentikan kalimatnya.

Sella akhirnya memperlihatkan senyumnya, dan Victoria seketika merasa lega, setidaknya rasa trauma yang di alami Sella besar kemungkinan akan segera teratasi dengan hati yang senang dan bahagia.

Ricardo membiarkan kedua wanita yang sangat di sayanginya meninggalkan dirinya ke sebuah kamar di lantai atas, ada kecemasan yang tersisa sebelum akhirnya Ricardo berjalan masuk ke sebuah ruangan yang di gunakan untuk bekerja.

Tak lama berada di ruangan itu, Ricardo mendapati pintu diketuk perlahan.

"Masuklah honey" jawabnya.

Terbuka perlahan, di sana sudah ada Victoria yang berjalan masuk sambil tak melepaskan tatapan.

"Maaf, kejadian hari ini, apa aku bisa meminta penjelasannya?" ucap Victoria yang masih berdiri tepat di depan meja kerja suaminya.

Ricardo tak segera menjawab, hanya menghela nafas berat, lalu beranjak dan menggandeng tangan Victoria menuju sofa yang ada di pojok ruangan.

"Maafkan aku" ucap lirih Ricardo.

"Maaf, untuk apa, ada apa honey?" Victoria semakin cemas karena bisa menangkap signal pasti dari besarnya masalah yang di hadapi sng suami.

"Aku mendapatkan ancaman"

"Ancaman?, ancaman apa? Dan itu juga terjadi pada Sella honey" tentu saja Victoria sangat terkejut, karena selama ini tak ada kabar berita apapun, dan bahkan bisnis restoran bertambah besar, lalu bagaimana mungkin suaminya terlibat masalah dan bahkan mendapat ancaman?, rasanya tidak masuk akal.

Ricardo terdiam sesaat, lalu menggenggam tangan Victoria dan tersenyum.

"Aku sangat mencintaimu honey" kata yang diucapkan tidak sesuai dengan pertanyaan yang di lontarkan.

Senyuman di berikan, Victoria sangat tau akan hal itu, besarnya cinta Ricardo tak pernah di ragukan sama sekali, tapi bukan itu saat ini yang ingin di dengarkan.

"Aku hanya ingin tau, ada apa sebenarnya?, ancaman apa?, dan kenapa tidak pernah bercerita?" Victoria memberikan penegasan.

"Saat ini aku belum siap menceritakan honey, aku butuh waktu, aku tidak ingin membebani siapapun, apalagi wanita yang sangat aku cintai" Ricardo membingkai lembut wajah Victoria yang di penuhi dengan kecemasan.

"Honey, please?" Victoria berharap suaminya mau mengerti, namun hanya senyuman dan ciuman yang dalam di berikan oleh Ricardo.

Kulit lembut Victoria terasa begitu hangat, membuat Ricardo semakin meluaskan usapan lembut di beberapa tempat Favoritnya.

"Honey?" suara lembut Victoria.

"Please, aku merindukanmu" ucap Ricardo dengan tatapan mata yang sendu.

Victoria tersenyum, lalu melanjutkan kembali sesuatu yang sudah di mulai, mencium lembut bibir Ricardo perlahan, lalu melumatnya dengan dalam.

Mungkin sebenarnya bukan ini yang diinginkan, tapi Victoria tak pernah mampu menahan hasratnya saat Ricardo sudah memulai memanjakan tubuhnya.

Sehelai benangpun sudah tak ada di tubuhnya, Victoria mende-sah berkali-kali saat Ricardo menikmati, kini keduanya berada di atas sofa lembut, dengan pelan dan pasti Ricardo menyamankan posisi sang istri.

"I love you" ucapan lembut di berikan sebelum akhirnya suara teriakan Victoria di dengar.

Hangat tubuhnya begitu terasa, Victoria kini sudah membenamkan diri dalam pelukan sang suami, entah kenapa rasanya sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya, seolah Victoria merasakan ketakutan akan kehilangan sesuatu.

"Kenapa hem?" tanya Ricardo, sambil membenarkan anak rambut sang istri yang basah akan peluh nya.

"Tidak ada" jawab Victoria yang kini semakin mengeratkan pelukannya

Jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.

Bersambung.

VicRos 3

Keesokan hari, Victoria sudah bersiap disamping sang putri, sementara Ricardo yang baru saja turun segera menyapa hangat dan tersenyum.

"Kita sarapan pagi"

"Siap Daddy" sahut Sella kecil yang kini nampak segar di pagi hari.

Ricardo tersenyum melihat keceriaan anaknya kembali, menatap Victoria lalu mendekat dan mencium pipinya.

"Terimakasih honey" ucap Ricardo yang merasa bahagia karena Victoria bisa membuat Sella kembali ceria.

"Aku akan menemani Sella di sekolahnya, mungkin untuk beberapa hari kedepan" ucap Victoria.

"Hem, aku setuju" sahut Ricardo.

"Aku senang Mom" sahut Sella sangat gembira akan keputusan Mommy nya.

Sella pun segera pergi dan bergegas ke kamar untuk mengambil tas sekolah setelah sarapan di habiskan.

Sementara Victoria masih berada di depan Ricardo yang menyelesaikan sarapan paginya

"Jadi hari ini aku akan tau sesuatu?" tanya Victoria menagih janji Ricardo akan masalah yang masih belum siap di beritahukan.

"Aku janji, setelah pulang kerja nanti honey" jawab Ricardo, lalu mengambil air minum dan merapikan dirinya.

Sebuah kecupan di bibir di dapatkan, dan Victoria tersenyum saat Ricardo kini beralih memeluknya sedikit lama.

"Aku mencintaimu honey" ucap Ricardo.

"Sepertinya sudah puluhan kali kamu mengatakan hal itu sejak kemaren" jawab Victoria merasa sedikit aneh akan apa yang dilakukan sang suami.

"Dan mungkin aku akan menambah menjadi ratusan kali" goda Ricardo sambil tertawa kecil sebelum akhirnya melepaskan pelukannya.

Lalu Ricardo sekali lagi mencium Victoria, kali ini di keningnya, dan tidak biasanya, kecupan itu sangat lama, dan bahkan diulangi beberapa kali.

"Stop honey, nanti terlambat masuk kerja" cegah Victoria.

Ricardo tersenyum, lalu terakhir memeluk sang istri sebelum akhirnya meninggalkan ruangan tengah hingga hilang dari pandangan Victoria.

Tak lama, Sella datang, sudah menyiapkan segala perlengkapan sekolah dengan semangat.

"Ayo mom, kita berangkat!" teriaknya.

Victoria tertawa melihat hal lucu yang dilakukan oleh putrinya, lalu kemudian segera bersiap dan berlari kecil menuju mobil di mana didalamnya sudah ada Sella.

Akhirnya meluncur dijalanan, seperti biasa kegiatan pagi yang cukup membuat jalanan padat merayap, dan tak berapa lama akhirnya sampai juga di tujuan.

"Mommy akan menunggu di luar pagar, jika terjadi sesuatu lagi, panggil Mommy okey?"

"Hem" Sella mengangguk, lalu mengucapkan salam dan mencium tangan sang Mommy sebelum akhirnya masuk ke dalam kelasnya.

Sementara Victoria kini sudah berada di dalam mobil mewahnya, meneliti jalanan barangkali ada gerak gerik yang mencurigakan, namun beberapa menit berlalu, semua masih nampak biasa saja.

Mungkin suasana yang nyaman dan merasa kelelahan, Victoria tertidur di dalam mobilnya, tepat di jam sebelas siang, Victoria terbangun, suara ponsel membuatnya terkejut.

"Gracia?" ucap lirih Victoria saat nomer Sekretaris suami sekaligus sahabatnya Gracia Worsha muncul di panggilan ponselnya.

"Halo Gracia"

Terdengar suara Isak tangis disana, Victoria seketika menegakkan tubuhnya, dengan cepat raut wajah cemas langsung terlihat.

"Hallo, Gracia ada apa?" ulang Victoria.

"Ricardo" ucapnya terputus dan menangis lagi.

"Ricardo?, ada apa dengan suami ku?" tanya Victoria seketika jantungnya berdetak kencang.

"Dia ada di Rumah Sakit, Ricardo _" Gracia tak sanggup melanjutkan kata-katanya, lalu kemudian ponselnya terputus dan segera sebuah pesan di dapatkan.

Pesan yang menuliskan di mana Ricardo saat ini berada.

Victoria segera menginjak gas mobilnya, yang ada di pikirannya saat ini hanya wajah sang suami, beberapa kali bahkan klakson di bunyikan untuk membelah jalanan, hingga akhirnya tiba di Rumah Sakit yang telah di sebutkan.

Victoria memarkir sedikit berantakan, tak peduli lagi dengan teriakan security yang ada disana, bahkan meninggalkan kunci mobilnya dan berteriak meminta tolong untuk merapikan.

langkah cepat hingga akhirnya memilih untuk berlari, dan sesat kemudian terlihat Gracia tengah meringkuk di pojokan tempat duduk.

"Gracia!" teriak Victoria berlari untuk mendekat.

"Apa yang terjadi, ada apa?" tanya Victoria dengan wajah cemasnya.

Gracia langsung memeluk Victoria, dengan tubuh bergetar dan isakan tangisnya, belum juga Victoria mendapatkan jawaban, tiba-tiba saja seorang dokter membuka pintu ruang gawat darurat dan memanggil nama Victoria.

"Iya saya dokter"

Sang Dokter dengan wajah lelahnya, menarik nafas panjang dan menjelaskan.

"Kami sudah berusaha, tapi luka Tuan Ricardo sangat parah, dan tubuhnya tak bisa bertahan, dengan berat hati, kami mengabarkan jika Tuan Ricardo telah meninggal dunia"

BLAR

Bagai di sambar petir, Victoria sesaat terdiam, dunianya seolah beralih, otaknya terasa lama untuk mencerna, lalu kemudian _

Brug!

Victoria seketika tak sadarkan diri, petugas medis yang ada disana segera bertindak, membawa Victoria kedalam kamar perawatan, di bantu oleh Gracia.

Waktu berlalu, bulu mata lentik itu mulai bergerak, dan akhirnya kelopak mata itu pun terbuka, sesaat keadaan masih tenang, dan beberapa menit kemudian.

"Victoria tenanglah" sebuah kata mengagetkan Victoria yang akan beranjak dari tempat tidurnya.

"Berapa lama aku disini, dimana Ricardo?!" teriak Victoria mengejutkan beberapa orang yang ada di sana, rupanya bukan hanya Gracia, hingga kemudian Victoria tertegun saat melihat Sella putri kecilnya menyapa penuh kesedihan.

"Sayang?" Victory kini mengulurkan kedua tangannya, dan Sella pun berlari ber hambur ke tubuhnya, pelukan mereka sangat erat, menunjukkan bagaimana keduanya tengah terluka hebat.

"Mommy_" suara lirih Sella terdengar,

Kini dia mendapati tangisan lirih yang terdengar samar, dan dengan cepat Victoria menghapus jejak air matanya, untuk saat ini, ada hati yang harus di jaga.

"Tenanglah, ada Mommy, semua akan baik-baik saja sayang" ucap Victoria sambil mengusap-usap punggung Sella.

Akhirnya tak berapa lama Sella pun tenang, terdiam berada nyaman dalam pelukan sang Mommy yang masih diatas tempat tidurnya.

Tak ingin di ganggu untuk sementara waktu, Victoria meminta yang lain untuk keluar dan memberikan waktu berdua dengan putrinya.

Sepi, dan Victoria memejamkan mata sebelum akhirnya berusaha untuk tersenyum saat Sella mengurai pelukan.

"Daddy tidak akan kembali bukan?" tanya Sella.

Victoria tersenyum sambil mengangguk, menahan mati-matian air mata yang akan keluar dari pelupuk matanya, "Kuat lah Victoria, demi Sella, Kuat lah!" begitulah ungkapan kata hatinya saat ini, berusaha tegar demi sang putri tercinta.

"Tapi Mommy akan selalu bersamamu" jawab Victoria.

"Terimakasih Mommy, jangan tinggalkan Sella, aku takut"

"No, Mommy akan selalu bersamamu sayang, kita akan selalu bersama"

Sella memeluk kembali Victoria, begitu erat, dan Victoria tau sebesar apa ketakutan yang dialami oleh Putri nya.

Victoria mengangkat tubuh Sella, memangkunya diatas kasur dengan selang infus yang masih menancap di tangannya, lalu mereka saling berhadapan.

"Daddy tidak suka melihat kita lemah, jadi mulai sekarang, kita akan menjadi wanita yang kuat, demi Daddy yang sudah ada di surga, dia pasti tersenyum bahagia melihat semangat kita"

"Hem" Sella mengangguk cepat, mengusap air mata yang ada di pipinya.

Jangan lupa like, Vote, Komen dan tonton iklannya.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!