“ Zevana Willen? “
Terdengar suara lantang seorang guru yang tengah memanggil salah satu murid yang berada di dalam kelasnya.
“ Hadir bu…”
Ya…Zevana Willen, gadis remaja berusia 17 tahun itu begitu berprestasi, dia menjadi murid favorit para guru. Bahkan setiap guru selalu memuji prestasi nya.
Namun ada satu hal yang membuatnya sangat terpuruk dan menjadi murid yang selalu menyendiri selama belasan tahun sejak dirinya duduk di bangku SD sampai saat ini.
Itu semua karena parasnya, Zevana sebenarnya memiliki wajah yang cantik, hanya saja dia tidak begitu peduli dengan penampilannya, dan tidak memiliki niat untuk merubah penampilannya saat ini.
Zevana merasa nyaman berpenampilan seperti itu, dengan kacamata tebal, rambut panjang yang terurai dan jepit rambut merah yang selalu ia kenakan untuk menjepit poninya. Ya penampilan itu yang menjadi ciri khas nya.
Zevana selama ini sangat pendiam dan tidak banyak berbicara dengan teman sekelasnya. Ia juga sering sekali dijuluki gadis cupu dari zaman kuno oleh beberapa temannya.
Zevana memilih untuk menjalani hidupnya selama belasan tahun seperti itu. Bagi Zevana, prestasinya jauh lebih penting dibandingkan dengan penampilannya. Zevana juga tidak terlalu keberatan jika teman-teman di kelasnya sering mengolok-ngoloknya.
Dia bahkan tidak membalas perkataan teman-temannya yang terkadang begitu menyakitkan. Zevana tidak ingin memperumit hidupnya dan hanya membiarkannya begitu saja.
Hingga hari ini tiba…
Hari ini adalah hari kenaikan kelas, dan mulai besok Zevana akan menjadi murid kelas tiga SMA. Saat pembagian kelas, Zevana kebetulan mendapatkan kelas yang sama dengan pria yang selama ini di sukainya. Mereka sama-sama berada di kelas XII IPA 1.
Pria itu adalah Zayn Arthala, pria yang sangat populer di sekolahnya, kepopuleran Zayn bukan hanya karena ketampanannya saja, ia juga terkenal karena sikapnya yang begitu berani. Bahkan tidak ada satu orang pun yang ditakutinya di sekolah, termasuk kepala sekolah sekalipun.
Kedua orang tua Zayn adalah pemilik sekolah dan karena hal itu Zayn begitu arogan, Zayn merasa semua yang ada di sekolah adalah miliknya, begitu juga dengan para guru.
Ada alasan juga mengapa Zevana bisa jatuh cinta dengan Zayn, saat itu sedang hujan deras. Zevana masih duduk di bangku kelas satu SMA, saat sedang menunggu supir yang menjemputnya, kebetulan Zayn yang masih berada di sekolah itu menghampiri Zevana.
Zayn bertanya pada Zevana apakah dia juga murid baru sama seperti dirinya, lalu kemudian mereka pun berbicara tentang banyak hal. Zevana merasa jika saat itu Zayn terlihat begitu ramah dan sangat humble, bahkan Zayn tidak terpengaruh dengan penampilan Zevana.
Dan setelah obrolan panjang mereka, mobil yang akan menjemput Zevana pun akhirnya tiba, sehingga Zevana pun akhirnya mengakhiri obrolannya dengan Zayn dan harus segera pulang.
Tapi, setelah beberapa minggu, Zevana selalu menunggu Zayn di tempat pertama kali mereka bertemu, namun Zevana tidak pernah menjumpai Zayn, Zevana juga sudah mencari ke setiap kelas, namun tidak ada yang melihat Zayn.
Dan kemudian Zevana bertemu dengan Dandy Satnaranza, sahabat Zayn yang kebetulan sedang piket pada hari itu. Zevana bertanya pada Dandy, dan Dandy memberitahunya jika selama beberapa minggu ini Zayn sakit dan tidak masuk sekolah.
Setelah itu Zevana pun berhenti mencari Zayn, dan saat Zayn sudah kembali ke sekolahnya. Sikap dan juga kepribadian Zayn tiba-tiba saja berubah dan Zayn tidak seramah dan sehumble saat mereka pertama kali bertemu.
Semenjak itu Zevana pun memutuskan untuk terus memperhatikan Zayn dari jarak jauh, ia tidak berani menyapa ataupun menegur Zayn. Zevana hanya bisa memandangnya dari kejauhan sesekali.
Sampai hari ini pun tiba, Zevana sangat senang karena ia berada di kelas yang sama dengan Zayn, walaupun semua siswa merasa takut dan selalu mengatakan jika Zayn adalah pria yang kasar. Tapi tidak dengan Zevana, ia sudah melihat sisi baik Zayn, dan Zevana yakin, ada alasan di balik sikap Zayn yang tiba-tiba berubah seperti itu.
“ Zevana, boleh ibu mengganti posisi dudukmu? “ Tanya seorang guru pada Zevana.
Zevana mengangguk dan mengizinkan guru itu untuk mengganti posisi duduknya saat ini.
“ Terima kasih Zevana, tolong kamu bertukar tempat duduk dengan Clarie. “ Pinta guru itu.
Kedua mata Zevana langsung terbelalak, Zevana sangat senang ketika tahu posisi duduknya di tukar dengan Clarie yang saat ini duduk tepat di depan Zayn.
Alasan Clarie meminta pindah posisi duduk tidak lain karena Zayn, Clarie takut jika Zayn akan menjahili nya selama jam pelajaran. Dan dia tidak ingin itu terjadi sehingga dia meminta bertukar posisi dengan Zevana.
Setelah selesai membagikan posisi duduk, guru itu pun keluar dari kelas. Karena belum ada mata pelajaran yang akan diajarkan, hari ini pun menjadi hari bebas bagi para murid.
“ Hei, kamu gadis berkacamata tebal, aku sepertinya pernah melihatmu. “ Tegur Zayn.
Jantung Zevana berdegup begitu kencang, ia sangat senang karena Zayn ternyata masih mengingatnya.
“ A…aku Zevana…kita pernah mengobrol di dekat halaman sekolah saat masih menjadi anak baru. Apa kamu mengingatnya? “
“ Ah iya…aku ingat, ternyata kamu gadis itu. “ Ucapnya sambil tersenyum menyeringai ke arah Zevana.
Zevana semakin tidak bisa mengendalikan perasaannya, bahkan Zayn yang menegurnya terlebih dahulu, dan sikapnya pada Zevana tidak sekasar sikapnya pada murid sekelasnya yang lain.
“ Iya…senang bisa sekelas denganmu. “ Ucap Zevana kemudian mengulurkan tangannya.
Zayn tanpa berpikir panjang juga langsung meraih tangan Zevana dan menjabatnya.
“ Aku juga senang bisa sekelas denganmu. “
Mereka pun saling melemparkan senyum, Dandy sahabat Zayn yang berada satu kelas dengan mereka merasa aneh dengan sikap Zayn yang tiba-tiba melunak saat bersama dengan Zevana.
Lalu kemudian Dandy berjalan menghampiri Zayn dan Zevana. “ Wah…pemandangan langka apa ini? Siapa dia? Kalian terlihat begitu akrab. “ Tanya Dandy heran.
“ Dia…siapa namamu tadi? Aku lupa? “
Zayn pun kembali bertanya pada Zevana saat dia ingin memperkenalkan Zevana pada Dandy.
“ Zevana, aku Zevana Willen. “ Ucapnya dengan tangan yang kembali terulur.
Dandy pun dengan segera meraih uluran tangan Zevana dan menjabatnya. Seisi kelas juga terlihat heran melihat Zevana, gadis cupu yang begitu pendiam itu bisa berkomunikasi dengan Zayn, dan mereka terlihat begitu akrab.
“ Zevana, nama yang bagus. Apa kalian baru saling kenal? Tapi kalian tampak sangat akrab. “
“ Tidak Dandy, aku sudah lama mengenalnya, hanya saja dulu saat aku masih menjadi anak baru di sekolah ini. Tapi setelah itu aku tidak pernah melihatnya lagi, dia gadis pertama yang berbicara santai denganku di sekolah ini. Dan sepertinya saat itu dia juga tidak tahu siapa diriku. “ Jelas Zayn yang terlihat begitu senang memperkenalkan Zevana pada Dandy.
“ Ah, jadi begitu, apa kamu benar-benar tidak tahu siapa Zayn saat kalian pertama kali bertemu? “ Tanya Dandy menyelidik.
Zevana hanya menggelengkan kepalanya, ia memang tidak tahu jika Zayn adalah anak tunggal dari pemilik sekolah saat itu, dan saat tahu jika Zayn adalah putra tunggal dari pemilik sekolah, Zevana tidak berani mendekati Zayn, terlebih lagi dengan sikap Zayn yang sudah berubah.
“ Pantas saja kamu bisa berbicara santai dengannya, kamu tahu? Selama ini hanya aku yang bisa mengajaknya berbicara santai seperti ini, dan ternyata ada orang lain selain diriku, itu benar-benar hal yang langka. Apa kamu tidak takut dengannya? “
“ Tidak, untuk apa aku takut, dia sama dengan murid lainnya di mataku. “ Jawab Zevana dengan begitu santainya.
“ Assa…aku menyukai jawabanmu, mulai hari ini, kamu adalah salah satu temanku. Bagaimana? Jika ada yang mengganggumu, kamu bilang saja padaku. “ Ucap Zayn dengan tangan yang sudah melingkar di bahu Zevana.
Perasaan Zevana semakin tidak karuan, bukan hanya senang karena Zayn masih mengingatnya, Zevana juga senang karena Zayn mengatakan jika dia menyukainya dan mau berteman dengannya saat ini.
“ Terimakasih Zayn, tapi…apa kamu tidak malu berteman dengan gadis cupu sepertiku? “ Tanyanya sedikit ragu-ragu.
“ Tidak, kamu saja tidak takut denganku dan tidak peduli dengan latar belakangku, jadi untuk apa aku malu berteman denganmu, benarkan Dandy? “
“ Ya, benar sekali, Zayn sangat pemilih dalam berteman, dan kamu salah satu gadis yang beruntung, Zayn sangat membenci orang yang munafik, dan kebanyakan para murid di sekolah ini sangat munafik sehingga Zayn tidak menyukai mereka. “ Jawab Dandy.
“ Ah…benarkah? Kenapa kamu bisa mengatakan mereka munafik? Memang apa yang mereka lakukan? “
Lalu Dandy pun menceritakan semua kejadian yang terjadi sebelum Zayn menghilang selama berminggu-minggu setelah bertemu dengannya pada saat itu.
Awalnya Zayn menjalani aktivitas sekolahnya seperti biasa, hingga suatu ketika Zayn melihat ada sekelompok preman yang terdiri dari beberapa kakak kelas nya yang sedang membully salah satu teman sekelas Zayn.
Zayn hanya berniat menegur para preman itu, dan kemudian ia melaporkannya pada para guru. Para preman itu akhirnya ditegur oleh guru, lalu setelah itu saat Zayn pulang sekolah, para preman itu menghadang Zayn dan memukulinya sampai dia babak belur.
Dan setelah kejadian itu, para preman itu langsung dikeluarkan dari sekolah, semua murid juga langsung mengetahui identitas Zayn. Dan karena hal itu juga Zayn mulai berubah sikapnya, dia tidak membiarkan ada seorang pun yang mendekatinya dengan maksud lain ataupun mencoba menjilatnya hanya untuk berteman dengannya.
Zayn sangat muak dengan kepura-puraan, semua yang ingin berteman dengannya hanya ingin mendapatkan dukungan besar dari para guru. Dan Zayn sangat membencinya, bahkan Zayn juga membenci guru yang mencoba bersikap baik padanya hanya untuk melancarkan rencana supaya dia bisa terlihat baik di depan orang tua Zayn.
Setelah mendengarkan cerita dari Dandy, Zevana pun tau alasan mengapa Zayn berubah menjadi seperti sekarang ini.
Kring Kring Kring !!!!
Tidak lama setelah itu bel sekolah dibunyikan, para siswa berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing dengan membawa ransel di punggung mereka.
“ Ayo pulang, kamu mau aku antar? “
Tiba-tiba saja Zayn menawarkan dirinya untuk mengantar Zevana, tapi selama ini Zevana tidak diizinkan untuk pulang sendiri dan selalu ada supir yang menjemputnya.
“ Maaf Zayn, aku terpaksa harus menolak tawaran mu, aku harus pulang dengan supirku. “ Tolak Zevana dengan raut wajah nya yang sudah tampak kecewa karena sebenarnya ia sangat ingin pulang bersama dengan Zayn.
“ Ini yang aku suka darimu, kalau wanita lain pasti akan sangat senang saat aku berikan tawaran seperti ini, dan mereka pasti tidak akan menolaknya, mereka akan memanfaatkannya untuk mendekatiku lalu kemudian berusaha untuk mengambil hatiku, kamu memang berbeda Ze…”
Mendengar pujian yang baru saja dikatakan oleh Zayn, perasaan Zevana semakin tidak karuan. Zevana merasa sangat beruntung karena Zayn mengatakan jika dia menyukainya, bahkan dengan penolakan yang baru saja dikatakannya, Zayn juga menyukainya.
Zevana hanya bisa tersenyum lebar tanpa berkata-kata, lalu ia meraih ranselnya dan berjalan keluar dari kelas bersama dengan Zayn dan Dandy.
Saat mereka berjalan bersamaan seperti itu, Zevana pun kini menjadi pusat perhatian, semua pandangan mata tertuju ke arahnya dengan tatapan yang begitu tajam.
Tatapan mereka terlihat sangat menusuk, bahkan dari tatapan mereka Zevana bisa mengartikannya dengan sangat jelas.
( Wanita cupu itu berani sekali berjalan bersama dengan Zayn dan Dandy )
( Dasar wanita cupu tidak punya malu, dia terlihat seperti kotoran saat berada di antara pria tampan seperti Zayn dan Dandy)
( Tidak tau malu, sepertinya dia menggunakan ilmu sihir untuk mendekyati Zayn dan Dandy, mana mungkin wanita cupu sepertinya bisa bergaul dengan mereka. )
( Lihat saja, aku akan memberimu pelajaran…dasar cupu kurang ajar. )
Kurang lebih seperti itu isi hati setiap siswa yang melihat ke arah Zevana dan juga Zayn saat ini.
Zevana hanya bisa berjalan tertunduk sambil sesekali membenahi kacamata tebal miliknya. Ia tidak berani menengadahkan kepalanya saat ini. Tatapan itu membuatnya berkecil hati dan Zevana tidak ingin bertatapan dengan sepasang mata para siswa yang melihatnya dengan begitu menusuk.
“ Za…Zayn…sepertinya kalian jalan duluan saja, semua orang menatap ke arahku, mereka sepertinya tidak menyukai ku karena aku saat ini sedang jalan bersama denganmu dan Dandy. “
Zevana menghentikan langkah kakinya lalu kemudian meminta Zayn dan Dandy untuk meninggalkannya saja.
Zayn dan Dandy menghentikan langkah kaki mereka dan berbalik lalu melihat ke arah Zevana yang kini sudah tertunduk dan tidak berani menengadahkan kepalanya.
“ Angkat kepalamu Zevana, kenapa kamu harus takut? Kalau ada yang berani macam-macam, kamu tenang saja, aku akan membelamu. “ Ucap Zayn dengan wajah kesalnya.
Zevana mulai mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Zayn dengan sedikit rasa takut. Lalu ia melihat ke arah sekelilingnya, dan semua yang menatapnya membuatnya kembali tertunduk.
Zayn yang menyaksikannya pun langsung melihat ke arah sekelilingnya dengan tatapan mata yang sudah menyala. “ Apa yang sedang kalian lihat? Kalau kalian berani menatap temanku dengan tatapan tajam kalian, aku tidak akan membiarkan kalian lolos, kalian lihat saja!! “ Bentak Zayn pada setiap siswa yang menatap Zevana dengan tatapan yang menusuk itu.
Mereka yang awalnya menatap Zevana dengan tatapan menusuk itu pun langsung mengalihkan pandangan mereka setelah Zayn berkata seperti itu, lalu Zevana pun kembali melanjutkan langkah kakinya.
“ Terimakasih Zayn, tapi kamu tidak perlu sampai seperti itu. “
“ Tidak apa-apa, mereka harus diberi pelajaran jika mereka berani mengganggu temanku. “ Ucapnya.
Zevana pun tersenyum samar lalu kembali melangkahkan kakinya bersama dengan Zayn dan Dandy. Setelah sampai di halaman sekolah, mereka pun berpisah, Zayn langsung menuju mobilnya, begitu juga dengan Dandy, sementara Zevana…ia masih harus berjalan sampai depan gerbang sekolahnya untuk menunggu supir yang menjemputnya.
“ Zevana…” Teriak seorang wanita dari kejauhan.
Wanita itu tidak sendiri, dia membawa tiga orang temannya di belakangnya, lalu ia berjalan menghampiri Zevana.
“ Kamu Zevana kan? “ Tanyanya setelah berada tepat di hadapan Zevana.
Zevana pun mengangguk. “ Iya, maaf…tapi kamu siapa? “ Tanya Zevana bingung.
“ Kamu tidak mengenalku? “ Tanyanya lagi.
Zevana menggelengkan kepalanya karena dia memang tidak mengenal wanita yang menghampirinya itu.
“ Kita perlu bicara, ikut aku. “
“ Tapi, aku tidak bisa, supirku sudah di depan. “
“ Oke, kalau begitu, besok sepulang sekolah aku tunggu di belakang sekolah, bagaimana? Dan ingat, tidak ada yang boleh tahu mengenai pertemuan kita, aku ingin memberitahu sesuatu yang sangat penting dan rahasia padamu. “ Ucapnya.
Zevana hanya mengangguk, lalu kemudian wanita itu pun berlalu pergi begitu saja dengan teman-temannya.
…..
Rumah Zevana.
Zevana masuk ke dalam rumahnya dengan wajahnya yang sudah terlihat lelah, lalu kemudian ia kembali teringat dengan perlakuan spesial dari Zayn untuknya.
Zevana pun tersenyum seorang diri sambil menjatuhkan tubuhnya di atas sofa panjang yang sudah ada di ruang tengah rumahnya.
“ Wah…lihat? Adikku sepertinya dalam suasana hati yang sangat bagus, apa yang membuatmu senyum-senyum seperti itu Ze? “ Tanya seseorang yang saat ini terlihat sedang menuruni anak tangga.
Zevana langsung mencari ke arah suara yang sudah tidak asing di telinganya itu, ia menoleh dan kemudian melihat ke arah tangga rumahnya, dan betapa senangnya Zevana saat mengetahui siapa yang sedang berbicara padanya.
“ Kak Lian? Kapan kakak kembali? “ Pekiknya lalu kemudian dengan segera beranjak dari duduknya.
Ya…ternyata Alian Willen, kakak dari Zevana yang baru saja tiba dari luar negeri.
“ Surprise…!!! “
“ Kakak…aku sangat merindukanmu. “
Zevana langsung memeluk kakak kesayangannya itu, mereka memang sangat dekat dan saling menyayangi satu sama lainnya sejak mereka kecil.
Alian juga tahu kalau Zevana bukanlah adik kandungnya, walau demikian, Alian sangat menyayangi Zevana layaknya seperti adik kandungnya sendiri.
Saat itu usia Alian baru menginjak delapan tahun, dan di usianya itu dia mendapatkan seorang adik perempuan, kedua orang tuanya menjelaskan pada Alian jika kedua orang tua Zevana meninggal karena kecelakaan mobil.
Tidak ada sanak saudara, dan tidak ada yang mau menerima Zevana saat itu. Orang tua Zevana menikah tanpa restu dari kedua orang tua mereka, jadi…saat Zevana lahir dan setelah itu mereka mengalami kecelakaan, tidak ada dari salah satu keluarga nya yang mau mengasuh Zevana.
Dan dalam keadaan kritis, ibu Zevana meminta sahabatnya, Sania Aury untuk merawat Zevana dan membesarkan Zevana layaknya seperti putri mereka sendiri.
Sania adalah saksi hidup dan mati kedua orang tua Zevana, dan perusahaan yang dikelolanya saat ini juga hasil kerjasama antara kedua orang tua Zevana dan juga Sania.
Kedua orang tua Zevana sangat mempercayai Sania dan berharap Sania bisa mengabulkan permintaan terakhirnya sebagai sahabat satu-satunya yang mereka miliki. Dan dari situlah, akhirnya Sania dan Langga memutuskan untuk mengadopsi Zevana sampai saat ini.
Pada saat pertama kali melihat bayi mungil yang terus menangis di hadapannya, Alian sudah sangat menyukainya, ia bahkan senang karena memiliki adik di usianya itu. Alian sangat menyayangi Zevana, dan selalu menuruti permintaan adiknya itu.
“ Kakak juga sangat merindukanmu, kamu harus melihat kamarmu, kakak sudah membelikanmu banyak barang. “
“ Benarkah? Apa yang kakak beli? Mama semalam memberitahuku kalau kakak akan pulang, tapi mama bilang kakak akan pulang minggu depan, apa kakak sengaja merencanakan ini semua dengan mama? “
“ Tidak, mama juga tidak tau kalau kakak pulang hari ini, kakak sengaja tidak memberitahu kalian karena kakak ingin memberi kejutan. “
“ Kakak…” Ucap Zevana lalu kembali memeluk kakak kesayangannya itu.
Alian juga membalas pelukan dari Zevana, mereka berdua terlihat saling merindukan satu sama lainnya.
“ Apa kamu mau lihat apa yang kakak beli untukmu? “
Zevana pun mengangguk dan mereka berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Zevana yang saat ini berada di lantai dua.
Zevana membuka pintu kamarnya, dan betapa senangnya Zevana saat melihat beberapa barang yang sudah di belikan Alian untuknya.
“ Kakak membelikan ku laptop baru? Dan itu? Itu kamera yang sudah lama aku inginkan, ah…kakak…makasih kak…aku sayang kakak. “
Zevana kembali memeluk Alian sambil memejamkan kedua matanya.
“ Lihat itu, ada lagi. “ Ucap Alian lalu menunjuk bagian belakang pintu kamar Zevana.
“ Tas, sepatu? Ah, kakak ku yang satu ini memang terbaik. “ Ucap Zevana sambil memberikan dua jempol yang ada di jarinya.
Alian hanya tersenyum sambil melihat tingkah adik kesayangannya itu. Alian memang sangat memanjakan Zevana, dan apapun keinginan Zevana selalu bisa diwujudkannya.
“ Ze…sebenarnya kakak sempet kepikiran buat beliin kamu gaun, tapi kakak takut kalau nanti malah gak kamu pakai. “
“ Gaun? Hmmmpp…untung kakak tidak jadi kan membelikanku gaun? Bagaimana caraku memakainya? Lagi pula aku juga tidak tahu harus digunakan untuk acara apa walaupun punya gaun. “ Keluhnya.
“ Ze…cobalah untuk merubah penampilanmu sedikit saja, setidaknya coba kenakan rok. “ Usul Alian.
Selama ini Zevana lebih sering, bahkan selalu mengunakan setelah celana jeans dan juga kaos, ataupun kemeja saja, dia tidak pernah berdandan feminim layaknya gadis seusianya.
Zevana tidak tomboy, hanya dia merasa tidak nyaman mengenakan pakaian-pakaian yang terlalu girly, Zevana merasa jika semua pakaian itu tidak cocok dengan image cupunya, dan dia takut kalau ditertawakan jika mengenakan pakaian seperti itu.
“ Tidak kak, aku nyaman dengan pakaian-pakaian yang aku kenakan. “
“ Baiklah, kakak tidak akan memaksa, tapi, kalau suatu hari nanti adik kesayangan kakak ini mulai berkencan dengan seseorang, kakak orang pertama yang akan memilihkan gaun untukmu. “
Zevana hanya tersenyum samar, bahkan dia sama sekali tidak memikirkan untuk berkencan dengan seseorang, walaupun Zevana memiliki pria yang disukainya, yaitu Zayn,namun dia merasa berkecil hati dan Zevana juga merasa tidak pantas untuk membayangkan dirinya berkencan dengan Zayn dengan wajahnya yang seperti itu.
“ Kenapa senyumanmu seperti itu? Apa kamu sudah memiliki pria yang kamu sukai? “ Tanya Alian menyelidik.
Alian sangat mengenal adiknya itu, dan hanya dengan melihat ekspresi wajah Zevana saat ini, Alian sudah bisa menebak jika Zevana memang sedang menyukai seseorang.
“ Kakak selalu saja bisa membaca isi pikiranku. “
“ Tentu saja, kakak adalah kakakmu, mana mungkin kakak tidak tahu kalau adik kakak ini sedang menyukai seseorang. Siapa orang itu? Dan ceritakan pada kakak seperti apa pria itu. “
Zevana pun mulai menceritakan pada Alian soal Zayn, dia bercerita dari pertemuan pertamanya dengan Zayn sampai saat ini.
“Itu adalah takdir Ze, dan sepertinya kamu juga sudah menarik perhatiannya. Kamu juga bilang kalau Zayn tidak pernah memiliki hubungan percintaan di sekolah kan? Dia hanya sering menggoda tapi tidak pernah serius dengan wanita kan? “
“ Iya kak. “
“ Tapi tidak denganmu, kamu bilang dia berulang kali mengatakan jika dia menyukaimu? Apa ada perhatian kecil lainnya yang diberikan Zayn padamu? “ Tanya Alian kembali menyelidik.
“ Dia tadi bahkan memarahi setiap siswa yang melihatku dengan tatapan aneh mereka. Mereka seperti sangat membenciku karena aku jalan bersama Zayn dan Dandy tadi sepulang sekolah. “ Jelas Zevana.
“ Itu adalah lampu hijau, sepertinya Zayn juga tertarik padamu, Ze…kalau saran kakak, coba untuk beberapa hari ini kamu tunjukkan sisi manis mu pada Zayn, dan coba lihat reaksinya. “
“ Sisi manis? “
“ Iya, sisi manis, seperti perhatian misalnya…kalau dia menerima perhatian yang kamu berikan begitu saja, dan kemudian membalasnya, itu tandanya Zayn juga memang tertarik padamu. “
“ Tapi kak, aku dan Zayn baru saling mengenal hari ini, dan aku bahkan tidak tahu harus bersikap seperti apa besok saat bertemu dengannya lagi. “ Ungkapnya.
“ Tidak apa-apa Ze, tidak ada salahnya, lagipula kamu sudah menyukainya selama dua tahun. Jadi jangan buang kesempatan ini, saat ini, satu-satunya gadis yang ada di dekat dia hanya kamu, dan mungkin saja dia sengaja memilihmu karena dia juga memperhatikanmu selama ini, kamu juga bilang, kalau dia yang mengajakmu bicara terlebih dulu kan? Dan dia juga mengingat pertemuan pertama kalian. Itu adalah tanda Ze, tanda kalau sebenarnya Zayn juga memperhatikanmu. “
Setelah mendengar perkataan Alian, Zevana pun mulai memiliki rasa kepercayaan diri, dan apa yang dikatakan Alian menurutnya sangat masuk akal dan bisa saja Zayn juga tertarik padanya.
“ Baiklah, aku akan coba saran dari kakakku ini. “ Ucap Zevana sambil tersenyum lebar ke arah Alian.
Alian pun membalas senyuman adik kesayangannya itu, lalu setelah selesai melepas rindu dan kemudian membicarakan banyak hal. Alian pun kembali ke kamarnya dan membiarkan Zevana untuk beristirahat.
Zevana kembali menutup pintu kamarnya, lalu ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Zevana meraih ponselnya dan kemudian membuka akun sosial media milik Zayn.
Zevana memberi tanda suka pada beberapa postingan foto yang ada di akun sosial media Zayn, dan tidak lama setelah dia memberikan tanda suka, tiba-tiba saja ada pesan masuk pada akun sosial medianya.
{ ‘ Apa kamu Zevana? ‘ }
“ Zayn? Dia mengirimiku pesan? “ Gumam Zevana setelah melihat pesan dari Zayn dari akun sosial medianya.
{ ‘ Iya Zayn, aku Zevana…’}
{ ‘Jadi kamu mengikuti aku sosial mediaku?’ }
{ ‘ Iya…sudah sejak lama, tapi kamu tidak pernah mengikuti balik akunku. ‘ }
{ ‘ Ahahahaaha…maaf aku tidak tahu, baiklah aku akan ikuti balik. ‘ }
{ ‘ Terimakasih Zayn.’ }
{ ‘ Ya, sama-sama Ze.’ }
{ ‘ Oh ya, kenapa kamu bisa tahu kalau ini adalah akunku? Aku bahkan tidak menggunakan foto profilku sendiri? ‘ }
{ ‘ Aku hanya menebaknya saja, karena nama akun mu sangat familiar *JustZE_noFANA* ‘}
{ ‘Ah iya…pertanyaanku sepertinya terdengar konyol. Bahkan anak sekolah dasar juga pasti akan langsung mengetahuinya, jelas-jelas aku menggunakan huruf besar untuk namaku. Haha’}
{ ‘ Haha’ }
“ Sepertinya aku bukan hanya cupu, mungkin Zayn juga berpikir kalau aku ini membosankan, dia hanya tertawa dan tidak membahas soal hal lain. “ Gumam Zevana lalu meletakkan ponselnya.
Zevana beranjak dari ranjangnya lalu berjalan ke arah kamar mandi, ia membasuh tubuhnya dan setelah selesai membersihkan tubuhnya, Zevana pun keluar dari dalam kamar mandi.
“ Segar sekali. “ Gumamnya.
Setelah selesai mengganti pakaiannya, Zevana berjalan keluar dari kamarnya, ia berjalan menuruni anak tangga, dan saat dirinya sedang menuruni anak tangga, Zevana seperti mendengar suara seseorang yang dikenalnya dari ruang tamu.
“ Dandy? “ Panggilnya.
Ya…ternyata tamu itu adalah Dandy dan juga kakaknya Ameera Satnaranza, kakak kandung Dandy sekaligus sahabat dari Alian.
“ Ze, kamu kenal Dandy? “ Tanya Alian yang terkejut karena adik mereka saling mengenal.
“ Iya, Dandy teman sekelasku kak. “ Jawab Zevana.
“ Ah, jadi kalian teman sekelas, baguslah kalau begitu. “ Celetuk Ameera yang juga senang setelah mengetahui jika Dandy adiknya mengenal Zevana adik Alian.
“ Aku tidak menyangka kalau Zevana ternyata adik kak Alian, kalian sama sekali tidak mirip. “ Ucap Dandy sambil menyipitkan kedua matanya.
“ Ahahaha…itu karena Ze tidak segirly kak Alian Dy…dia bahkan tidak suka berdandan, kalau kamu melihatnya berdandan dan berpenampilan seperti kakak, pasti kamu akan mengatakan kalau Ze adalah kembaranku, bukan adikku.” Ucap Alian sambil sesekali melihat ke arah Zevana.
Alian selalu berhati-hati setiap kali ada orang yang mengatakan bahwa mereka tidak mirip, Alian tidak ingin Zevana mengetahui yang sebenarnya soal hubungan nya selama ini.
Alian dan kedua orang tuanya hanya ingin Zevana menganggap mereka seperti keluarga kandungnya, dan karena hal itu juga semua keluarga tidak ada yang berani memberitahu Zevana mengenai siapa dirinya selama ini.
Kedua orang tua Alian hanya tidak ingin jika Zevana akan terguncang nantinya. Terlebih lagi, Zevana mudah sekali berkecil hati.
Zevana hanya tertunduk sambil tersenyum samar dengan tangan kanan yang selalu membenarkan posisi kacamata tebalnya itu.
“ Ah…sepertinya begitu, Ze? Kenapa kamu tidak berpenampilan seperti kak Lian? Kalau kamu berpenampilan seperti kak Lian, aku yakin, semua pria di sekolah akan tergila-gila padamu, kalau saja kak Lian seumuran denganku, mungkin aku sudah memacari nya. “ Ucap Dandy yang kemudian membuat semua yang berada di situ tertawa termasuk Zevana.
“ Dandy…kamu ini…ada-ada saja…” Tegur Alian dengan wajahnya yang sudah sangat memerah.
“ Coba Ze, sekali saja kamu berdandan seperti Alian, aku juga sangat ingin melihatnya. “ Ucap Ameera yang juga sangat penasaran dengan seperti apa wajah Zevana saat dia berdandan seperti Alian.
Zevana hanya menggelengkan kepalanya, sambil kembali membenahi kacamata tebalnya itu. Zevana tidak memiliki cukup kepercayaan diri untuk mengubah penampilannya dan dia memilih untuk bertahan dengan penampilannya saat ini.
“ Meer…aku sudah berulang kali bahkan mungkin sudah ribuan kali membujuk nya, tapi dia tidak pernah mau mendengarkanku, dia bilang dia sangat nyaman dengan penampilannya yang sekarang ini. Adikku tersayang ini memang sangat keras kepala. “ Ucap Alian lalu kemudian merangkul bahu Zevana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!