NovelToon NovelToon

Revano, Posesif Badboy

Cinta Pandangan Pertama

"Pegangan yang kenceng yank."

Bukan di arena balap tetapi di jalan umum entah mengapa tiba-tiba akan terjadi balapan liar yang tentunya ini tidak direncanakan.

"Kamu mau sekolah atau mau tawuran atau mau balapan?"

Renata gadis cantik yang sudah dibonceng oleh Radit, kekasihnya tentu saja menoleh ke belakang di mana di belakangnya itu ada beberapa motor besar dengan suara yang sangat kencang mengikutinya bahkan hampir sejajar dengan motor yang ditumpangi oleh Radit.

"Sekolah lah yank ngapain juga aku tawuran atau balapan di jalan umum, lagian ngapain juga ngajak kamu."

"Lah itu tahu, kenapa mereka seakan-akan ngejar kita?"

"Maka dari itu pegangan yang kenceng Aku mau ngebut. Bukannya aku pengecut yank tetapi aku nggak mau terjadi sesuatu sama kamu. Urusanku sama dia tetapi bukan kamu nanti yang akan jadi sasarannya."

Renata menganggukkan kepalanya meskipun sang kekasih tidak melihat ke arahnya dan mulailah Renata berpegangan kencang ke perut Radit yang saat ini sudah sedikit ngebut.

Bukan tidak tahu kelakuan kekasihnya itu bahkan Renata juga pernah ikut balapan liar kekasihnya, ada menang ada kalanya juga kalah namun pagi ini kenapa tiba-tiba ada beberapa motor di belakangnya seolah-olah ingin menyerang.

Brum...Brum...

Suara beberapa motor di belakang terus saja membuat Radit melajukan motornya dengan kencang beruntung sekali meskipun ini di jalan umum tetapi jalanannya masih sepi bukan tidak ada kendaraan yang berlalu lalang namun juga bisa dikatakan sangat lengah bisa untuk melajukan motornya jangan kecepatan tinggi bahkan mungkin untuk balapan pun bisa namun hati tidak mau itu ia tidak mau balapan dengan membawa kekasihnya.

"Lo serius mau ngajakin balapan si Radit?"

Sementara di belakang seorang laki-laki tampan menggunakan helm full facenya namun dibuka yang tampaknya memang aura laki-laki itu benar-benar menakutkan jika tidak mengenal seorang Revano maka orang akan beranggapan bahwa Revano itu adalah orang yang kejam ia bagaimana tidak Revano adalah ketua geng motor yang di takuti di kota ini bisa dibilang ini adalah kawasannya. Jadi siapa yang berurusan dengan Revano maka tamatlah riwayatnya.

Dan pagi ini entah mengapa Revano malah mengincar Radit musuh bebuyutan kala balapan.

"Gue bukan pengecut. Nggak mungkin juga Gue tiba-tiba nyerang dia pagi buta seperti ini."

Jawab Revano yang memang benar dirinya bukanlah pengecut lagi pula sudah ada jadwal untuk dirinya nanti balapan dengan Radit bukan di tempat seperti ini.

"Lalu ngapain juga lo seakan-akan ngikutin dan mau ngajakin Dia tawuran? apa lo mau nyerang dia rame-rame sementara dia sendirian?"

"Sekali lagi gue bukan pengecut!! dan mata lo buta dia nggak sendirian dia boncengin cewek..."

Mahesa, sahabat Revano juga menjabat sebagai wakil ketua geng Lion yang tentunya saat ini motornya beriringan dengan motor Revano tiba-tiba juga kaget mengapa Revano malah seakan-akan ingin mengikuti Di mana keberadaan Radit berada padahal sekolah mereka itu tidak satu sekolahan meskipun juga masih satu jalur.

Sementara Mahesa hanya diam karena memang benar kalau si Radit itu bukan sendirian melainkan dengan cewek yang merupakan kekasihnya.

Hingga akhirnya Revano ngegas motornya dan kini posisinya sudah di samping motor Radit dengan kecepatan yang sama-sama tinggi.

Cantik banget...

Begitu motornya sejajar dengan motor Radit, Revano begitu terpana ketika melihat kecantikan dari Renata pacar Radit sekaligus musuh bebuyutannya.

Memang berulang kali Revano melihat Renata waktu balapan tetapi ia tidak mengamati gadis cantik itu hanya sekilas saja namun kali ini benar-benar dalam jarak yang dekat walaupun di atas motor walaupun di jalanan namun Revano bisa melihat aura kecantikan Renata yang benar-benar cantik.

Shitt!!

Kenapa tiba-tiba gue tegang Kenapa tiba-tiba sesak seperti ini dan jantung gue?

Gila dari sekian banyak perempuan hanya dia yang bisa mengobrak abrik si Uno.

Revano mengumpat kasar bagaimana tidak dirinya belum pernah jatuh cinta meskipun banyak sekali perempuan-perempuan gila yang sengaja bermanja-manja padanya mendekatinya bahkan menyerahkan tubuhnya secara gratisan tetapi Revano tidak menggubris bahkan pernah Revano langsung saja mendorong perempuan itu Revano begitu risih ketika didekati apalagi tubuhnya di situ sentuh namun kali ini benar-benar bukan hanya ketertarikan dari wajah cantik Renata bukan hanya mata Revano yang serasa dimanjakan dengan kecantikan Renata tetapi si Uno, sesuatu di bawah sana itu sudah berubah bentuk dan ukurannya yang membuat Revano bener-bener kerempongan benar-benar dibuat mati kutu tidak berdaya.

"Ckkk... pengecut bisanya main keroyokan kalau lo berani jangan di sini nanti malam, nggak usah nunggu besok malam!"

Bukannya takut tetapi memang Radit tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Revano dan teman-temannya dan tentunya juga tidak mau jika sampai kekasihnya itu terlibat dalam urusan ini.

"Pengecut... siapa yang pengecut?"

Jawab Revano tidak terima karena memang kenyataannya dirinya bukan pengecut hanya ingin tahu saja lebih dekat lagi siapa perempuan yang dibonceng oleh Revano apakah sama dengan perempuan yang sering dibawanya waktu balapan yang katanya pacarnya Revano atau berbeda lagi.

Mengingat bagaimana sepak terjang laki-laki itu yang tentunya itu juga akan menjadikan senjata buat Revano untuk menjatuhkan Radit.

"Lo! siapa lagi buktinya lo main keroyokan lo bukan hanya sekedar ingin balapan tetapi juga tawuran Kalau lo nggak pengecut ngapain juga lo ngikutin gue sama temen-temen lo itu!!"

"Ckk... gue tunggu besok malam!!"

Setelah mengatakan itu Revano menetap sekilas ke arah Renata di mana gadis cantik itu tidak memakai helm sama sekali dengan rambut dibiarkan terurai wajahnya sangat cantik tanpa polesan tebal hanya bedak dan juga sedikit lipgloss yang dioleskan ke bibirnya benar-benar pagi ini Revano seakan-akan mendapatkan vitamin yang membuat dirinya bersemangat.

Apa benar rumput tetangga itu lebih hijau... apalagi punyanya musuh lebih menarik?

Revano bergumam sendiri setelah itu ia langsung tancap gas meninggalkan Radit tidak mau juga sampai dirinya dicap pengecut padahal memang kenyataannya Revano itu bukan pengecut Revano hanya ingin memastikan saja dan ingin melihat lebih dekat sang kekasih dari musuh bebuyutannya itu yang katanya merupakan princess paling cantik di SMA Kesuma.

Sial!! benar-benar Revano begitu terpikat dengan kecantikan Renata mengapa sosok gadis itu mampu mengobrak-abrik isi di dalam hati Revano benar-benar ya pacar orang begitu menarik.

"Kenapa nggak yang lain aja?"

Mahesa yang melihat tatapan Revano meskipun Mahesa melihatnya dari belakang tapi Mahesa tahu apa artinya karena ia sudah berteman lama dengan Revano itu sejak kecil dan tahu betul bagaimana seluk beluk sahabatnya bagaimana sahabatnya itu jika menghadapi seorang perempuan.

"Dia beda."

Jawab Revano singkat yang langsung saja meninggalkan Mahesa yang masih tertinggal di belakang tidak mau sampai di kuliti habis mengenai isi hatinya itu yang mana memang benar Revano benar-benar terpana terpikat lebih tepatnya terpesona dengan kecantikan Renata.

Siapa Dia??

"Besok balapan yank?"

Dirasa sedikit aman hingga akhirnya Radit memelankan laju motornya itu dan memang jika membonceng Renata, Radit itu akan melajukan motornya dan kecepatan sedang bahkan cenderung pelan.

"Iya. Temenin aku ya?"

"Males sih sebenarnya. Kenapa juga pakai balapan segala."

Protes Renata yang nyatanya meskipun kerap kali Renata ikut menonton pacarnya balapan tetapi ia juga kerap kali protes tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh pacarnya itu.

"Dia nantangin aku yank, mana mungkin aku nggak terima tantangan."

"Ckkk...."

Renata hanya berdecak kesal malas rasanya kalau sudah membahas masalah balapan dan tawuran antara kedua geng itu.

Memang Renata sudah tahu siapa pacarnya dan juga lawannya bahkan kerap kali mereka itu tawuran bukan di depan sekolahan melainkan di tempat yang lainnya.

"Besok malam aku jemput, nggak usah ngambek dong nanti cantiknya ilang..."

Keduanya sudah sampai di sekolahan dan keduanya pun langsung saja masuk ke kelas masing-masing di mana Renata dan Radit itu berbeda kelas tidak satu kelas.

Sementara di tempat yang lain Revano dan juga sahabat-sahabatnya termasuk anggota dari geng Lion itu baru saja sampai di sekolahan.

Sekolahan Revano dengan Renata itu memang tidak dekat lumayan jauh tetapi masih satu jalur.

Dan ya memang sesekali mereka terlibat tawuran meskipun tidak mereka berdua yang ngetuain kalau tawuran tetapi tetap sama mereka laki-laki jiwa laki-lakinya meronta-ronta kalau ada tindakan seperti itu dan selebihnya Revano dengan Radit itu kebiasaan balapan saja dan entah sudah terhitung berapa kali mereka melakukan aksi balapan liar.

"Van, tuh cupu sepertinya nantangin kita deh kalau kita hajar rame-rame gimana atau kita buli saja."

Revano melihat ke arah seorang laki-laki yang memakai kacamata, ya ia kenal betul siapa laki-laki itu laki-laki itu adalah target buruan dari Revano dan geng nya, kalau tidak dihajar tentunya juga di-bully.

Tetapi kali ini benar-benar Revano tidak ingin terlibat apapun juga, hidupnya terlalu senang semangatnya ada dan ia mendapatkan vitamin yang luar biasa yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan.

"Nggak perlu!"

"Hah serius Van? nggak perlu? biasanya lo paling seneng kalau ngebully si cupu, minimal lo deketin dia biar dia takut..."

"Nggak ada gunanya buang-buang waktu aja..."

Jawab Revano lagi yang mana hari ini ia benar-benar tidak ingin berbuat kasar hatinya sudah cukup tenang.

"Lah tumben, lo kenapa? kesambet apa? tiba-tiba mendadak kalem seperti ini biasanya kalau soal bully orang, tawuran lo paling maju ke depan nggak sungkan-sungkan nggak pandang bulu."

Ujar salah satu teman Revano lagi di mana mendadak kali ini Revano tiba-tiba di luar kebiasaannya bahkan sedikit terlihat kalem dan bila diperhatikan Revano itu nampak senyum-senyum sendiri.

"Nggak usah ganggu, dia lagi jatuh cinta."

Mahesa berkomentar yang tahu tentang bagaimana isi hati dan juga ekspresi wajah Revano itu hanyalah Mahesa yang pastinya perlakuan Revano hari ini itu didukung oleh pertemuannya dengan Renata tadi.

Dan yang menjadi pertanyaan Mahesa itu kenapa harus Renata, kenapa harus pacar orang? apa nggak ada perempuan lain di dunia ini yang masih single atau jangan-jangan malahan Revano sengaja mengincar Renata supaya musuhnya itu nanti akan bertekuk lutut...

Gila Vano jika bener-bener dia cuma manfaatin Renata tahu sendiri kan Renata itu perempuan yang baik meskipun sifatnya juga barbar petakilan tetapi hatinya sebenarnya baik.

"Jatuh cinta? yang benar? sama siapa? bisa-bisanya si bos itu bisa jatuh cinta m, perasaan lempeng seperti ini bahkan Gue juga penasaran siapa perempuan yang bisa menarik hati si Bos."

Aldo salah satu anggota geng Lion langsung nyeletuk begitu saja pasalnya semua orang kaget mengenai apa yang baru saja diucapkan oleh Mahesa tadi yang mengatakan jika Revano itu sudah jatuh cinta lalu jatuh cinta sama siapa? siapa perempuan yang berhasil mengobrak-abrik hati sekeras batu itu.

Siapa perempuan yang bisa meluluhkan hati Revano, sementara selama ini banyak perempuan-perempuan yang mendekati Revano tetapi tetap saja Revano tidak bergeming bahkan melirik pun tidak seolah-olah jijik dengan perempuan-perempuan yang mendekatinya.

"Wah gila!! bisa jadi berita heboh ini, seorang Revano jatuh cinta.."

"Dan gue jadi penasaran siapa perempuannya?"

"Kasih tahu sama siapa perempuan yang beruntung mendapatkan hati Revano , Sa.."

"Beruntung apaan? malahan si perempuan itu yang tidak beruntung, lihatlah mukanya aja datar nggak pernah senyum kalau ngomong aja nyakitin, ucapannya kadang-kadang kasar tetapi lebih banyak kasarnya daripada lembutnya, lalu bagaimana dia bisa menarik perempuan? bagaimana bisa dia meluluhkan hati perempuan?"

"Sialan!! b@ngsat kalian ... bacot, banyak omong juga!!"

Revano yang menatap satu persatu teman-temannya itu langsung saja berjalan meninggalkan mereka semua di mana mereka semua lagi ngeledekin Revano dan memang kenyataannya seperti itu mereka penasaran siapa perempuan yang beruntung sekaligus tidak beruntung ketemu dengan sosok Revano.

"Siapa perempuan itu Sa? kasih tahu sama gue ..gue penasaran banget, sumpah deh!"

Mahesa mengedikkan bahunya meskipun ia tahu meskipun ia kenal tetapi ia tidak mungkin membocorkan semuanya biarkanlah nanti mereka semua melihat sendiri bagaimana perjuangan Revano meluluhkan seorang gadis yang nyata-nyatanya sudah menjadi milik orang lain.

"Lah nggak asik lo, Sa...bisa bisa nya nyembunyiin itu dari kita-kita, gue yakin lo pasti tahu banyak soal si perempuan itu."

Salah seorang anggota geng Lion nyeletuk lagi di mana mereka benar-benar penasaran dan tidak mungkin kalau Mahesa tidak tahu.

"Ntar kalian juga tahu sendiri, pokoknya jangan ganggu dia, mood nya lagi baik, nggak usah nyenggol-nyenggol dia ataupun ngajakin ngebully atau tawuran."

Dan akhirnya Mahesa pun meninggalkan teman-temannya menyusul Revano yang kini menuju ke kelasnya. Dan ini juga menjadi sejarah bagi Revano yang jam pelajaran pertama itu langsung masuk tidak bolos duluan.

Revano berada di kelasnya duduk sendiri bukan karena ia tidak mempunyai teman sebangku tetapi teman sebangkunya adalah Mahesa dan Mahesa kini masih bersama dengan teman-teman yang lainnya.

Siapa sih dia..

Revano penasaran

Dia benar-benar penasaran

Karena rasa penasaran yang begitu memuncak, Revano langsung mengambil ponselnya ia seolah-olah menjadi sosok stalker bukan mencari tahu seorang Renata tetapi mengenai Radit, musuh bebuyutannya, mencari tahu siapa pacar Radit itu, bahkan nama gadis cantik yang sudah mengobrak-nabrik hatinya pun dan Revano belum tahu.

Sementara Mahesa sudah sampai di kelas, ia melihat Revano yang duduk dan tangannya memegang ponsel.

Tumben-tumbenan tuh anak. Apa sih yang dikerjakannya sepertinya serius banget, gue jadi penasaran...

Mahesa duduk di sebelah Revano dan revano pun tidak ngeh, karena asik berselancar dunia maya lebih tepatnya masih membuka akun di mana ada sebuah nama bukan nama perempuan tetapi nama laki-laki.

Raditya Pratama...

Ya sosok Radit yang dari tadi diincar oleh Revano karena Revano tidak tahu siapa nama pacar Radit jadi Revano memutuskan untuk mencari tahu lewat medsos, tidak mungkin kan Radit tidak menyimpan nama ataupun identitas dari Renata itu.

Renata Adiguna

Ni anak rupanya diem-diem stalking sosmednya Radit pasti dia mau mencari tahu tentang Renata.

Mahesa, melirik sekilas ke arah Revano yang kini masih anteng. Revano juga tidak tahu jika Mahesa diam-diam melihat Apa yang dilakukannya.

Mahesa mengambil ponselnya ia membuka sosmed, bukan ikut-ikutan Revano tetapi ia memang berniat untuk memberitahukan Revano bukan tentang Radit tetapi tentang Renata.

"Nih, nggak usah susah-susah nyari data tentang Renata."

Dengan cepat Mahesa menyodorkan ponselnya itu ke arah Revano langsung, dan mengambil ponsel Revano lalu meletakkannya di meja.

"Apa-apaan sih siapa yang nyari tahu soal cewek itu."

Revano berkilah pastinya ia juga malu jika dituduh mencari tahu tentang pacar dari Radit yang ternyata malah kenyataannya itu memang benar sedari tadi Revano terus-menerus mengulik sesuatu di sosmed milik Radit.

"Udah... gue udah tahu semuanya ngapain juga malu. Ini silakan dilihat bro tapi kalau lo perlu tanya sesuatu tentang Renata gue siap jawab."

Renata ... berarti dia namanya Renata, manis banget namanya seperti orangnya...

Tadi aja pura-pura ogah-ogahan tetapi kini malahan Revano memegang ponsel Mahesa yang tentunya mata Revano menelisik tajam dengan jari-jarinya menekan kursor-kursor itu menarik turunkan dan berharap ia menemukan sesuatu mengenai Renata bukan hanya namanya saja.

"Namanya Renata Adiguna. dia Putri tunggal salah satu pemilik perusahaan Adi grup, perusahaan yang cukup terkemuka di kota ini, ya walaupun tidak sebesar perusahaan milik bokap Lo. Dan meskipun kabarnya perusahaan milik bokapnya Rere itu sedang mengalami krisis akhir-akhir ini tetapi masih bisa cukup berjalan dengan baik."

"Rere?"

Ujar Revano tiba-tiba menghentikan apa yang diucapkan oleh Mahesa seakan-akan panggilan itu adalah spesial dan kenapa sahabatnya itu sedikit tahu banyak mengenai Renata apalagi panggilan manisnya.

"Lo kenal dekat sama dia?"

Sahut Revano lagi di mana tiba-tiba ia meletakkan ponselnya sepertinya lebih tertarik mendengarkan cerita dari Mahesa daripada ia mencari tahu sendiri, kelamaan.

Dan tentunya Revano menyelidiki, penasaran... kenapa tiba-tiba sahabatnya itu seperti tahu semuanya, bukan hanya mengenai bokapnya Renata tetapi mungkin juga hampir ke semuanya tentang Renata, Mahesa tahu.

Apa jangan-jangan..

Mahesa ada hubungan dengan Renata

Atau Mahesa suka sama Renata

Shitt!! gila bagaimana kalau beneran...

Gue baru pertama kali jatuh cinta tapi kenapa sudah patah duluan...

"Lo nggak usah mikir yang aneh-aneh. Gue sama Renata nggak ada hubungan apa-apa."

Seperti dukun, Mahesa yang tahu persis apa yang dipikirkan oleh sahabatnya itu terlihat jelas dari ekspresi wajah Revano di mana mata Revano sudah melotot tajam dengan alis yang sangat menyeramkan seperti itu, sungguh ..m siapa sih yang tidak kenal dengan ekspresi Revano ketika ingin menghajar atau ingin memakan seseorang.

"Panggilannya memang Rere... dan lo nggak perlu curiga sama gue. Sekali lagi gue tegaskan gue nggak ada hubungan apa-apa. Dia dulu satu sekolah sama gue waktu SMP, adek kelas gue lebih tepatnya."

Revano mengeryitkan alisnya, ia menganggukkan kepalanya pelan sedikit lega tetapi ia belum tahu apa isi hati dari seorang Mahesa itu.

Yang mana sebenarnya Mahesa itu juga sebelas dua belas dengan dirinya sulit untuk jatuh cinta tetapi setelah ketemu seseorang yang sreg, tentunya akan mati-matian mendapatkannya.

Memang tidak ada hubungan tetapi belum tentukan Mahesa itu tidak tertarik dengan Renata apalagi tadi di Mahesa bilang kalau Renata itu satu sekolahan waktu SMP.

Revano masih penasaran....sangat penasaran

Sepertinya jawaban dari Mahesa barusan belum membuat nya lega.

"Lo suka dia?"

"Incarannya Alex waktu SMP."

Jawab Mahesa cepat, yang mana sudah menyiapkan jawaban dari pertanyaan Revano.

"Alex?"

Seperti mendengar sesuatu tetapi siapa namun rasa-rasanya nama itu tidak asing di telinga Revano.

"Iya si Alex ketua OSIS di sekolahan kita. Dia adik kelas kita dan dulunya satu angkatan sama Rere. Alex suka sama Rere dari SMP tetapi sayang sekali Rere lebih pilih Radit daripada Alex yang kini jadi pacarnya."

Jawab Mahesa lagi dengan cepat. Mahesa paham dong meskipun Mahesa itu kakak kelas dari Renata tetapi kabar heboh waktu SMP itu sudah sampai ke mana-mana apalagi si Alex waktu SMP juga menjabat sebagai ketua Osis sama seperti kini saat SMA dan Renata? siapa sih yang tidak mengenal gadis cantik itu. Renata itu sangat populer karena kecantikannya dan juga tingkahnya.

"San lo suka sama dia?"

sepertinya Revano belum puas dengan apa yang dikatakan oleh Mahesa terlebih lagi mengenai perasaan Mahesa terhadap Renata takut saja jika sahabat baiknya itu juga tertarik dengan Renata.

"Siapa sih yang nggak tertarik sama Rere, lo lihat sendiri anaknya cantik banget meskipun sedikit petakilan barbar tetapi itu yang disukai oleh kebanyakan cowok-cowok sekarang, nggak menye-menye apa adanya,..."

Mahesa sengaja menjeda kalimatnya kemudian menepuk pundak Revano dengan sangat pelan bahasa tahu apa yang dikhawatirkan oleh sahabatnya itu.

"Tapi tenang, gue nggak suka sama Rere. Gue akui, Rere memang cantik, menarik siapa sih yang nggak terpesona dengan kecantikannya tapi gue nggak ada rasa sama dia. Jadi lo nggak usah khawatir. Andai saja gue suka sama dia sudah sejak SMP gue deketin dan gue pacarin dia toh nyatanya gue sama pacarnya itu lebih baikan gue lebih gantengan gue..."

"Narsis lo!!"

"Tapi bikin lo tenang kan? Gue tahu lo tertarik sama dia."

Sudut bibit Revano terangkat senyuman tipis itu muncul di wajahnya benar-benar dirinya lega saat ini..

Bagaimana jadinya jika Mahesa juga suka sama Renata, tidak mungkinkah ia harus bersaing dengan sahabat baiknya sendiri.

"Tapi lo harus berjuang keras karena Rere sama Radit itu sudah pacaran lama. Ya meskipun lo tahu sendiri bagaimana sikap Radit itu..."

Revano tidak menjawab ia memilih diam sembari menopang kedua tangannya di dagu, sungguh pemandangan kali ini benar-benar sangat langka, andai saja anggota geng Lion melihat semuanya ini tentunya mereka akan menertawakan sikap dan tingkah Revano atau mungkin mereka akan mengatakan kalau Revano itu lagi kesambet,.ketemperan.

"Tapi gue dukung lo!!"

Ucap Mahesa sekali lagi berusaha memberikan semangat kepada Revano meskipun tindakannya salah karena pastinya nanti Revano harus berjuang keras untuk memisahkan Radit dengan Renata tetapi tak apalah demi sahabatnya, karena ini adalah pertama kali Revano jatuh cinta dan bisa tersenyum.

"Nggak usah senyum-senyum. Nggak perlu cari tahu tentang Renata sama orang suruhan lo. Gue yakin setelah ini lo pasti meminta Om Roni untuk mencari tahu tentang Renata. Kalau soal alamat rumahnya dan nomor telepon Renata, gue nanti yang tanyain sama temen gue waktu SMP."

"Sialan lo!! bener-bener lo sahabat yang b@ngsat!!"

"Hahaha gue paham apa yang ada di dalam pikiran lo. Kalau perlu lo langsung aja kawinin si Rere nggak usah pakai lama, nggak usah pakai pacaran-pacaran ...basi!!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!