NovelToon NovelToon

Sarah

mimpi buruk

"ahhhhh..." suara teriakan Rahmat yang terbangun karena mimpi buruk itu datang lagi.hening malam di kota Madinah ia berbaring di atas ranjang kecil di asrama tempat ia menimba ilmu dunia sekaligus akhirat ,sudah hampir 6 tahun ia menimba ilmu di sini satu bulan lagi ia akan pulang ke tanah air tapi beberapa minggu ini ia kerap di datangi mimpi buruk tentang sahabat dan juga mantan kekasihnya tapi ia bingung ini apakah pertanda atau hanya bunga tidur karena merindukan Sarah.

"hallo Nang" terdengar suara wanita paruh baya di seberang telepon,ia adalah Bu Ningsih ibu kandung dari Rahmat yang kini berbicara di balik telepon .seperti biasa Rahmat dan ibunya sering kali bertelepon hanya sekedar mendengarkan kabar satu sama lain.

" hallo buk, ibu apa kabarnya di sana"ujar Rahmat.

"Alhamdulillah baik nak, ibuk di sini baik bapakmu juga sehat"jawab Bu Ningsih.

"Alhamdulillah kalo ibu dan bapak sehat, ohh ya buk Rahmat ingin bertanya apa ibu tau kabar Sarah buk?"tanya Rahmat dengan hati-hati.

"tentu saja dia baik!.kenapa lagi kamu menanyakan tentang dia nak.lebih baiknya kamu tak usah lagi memikirkan dia."ujar Bu Ningsih.

"tidak Bu,aku hanya sekedar penasaran saja bagaimana keadaannya sekarang."jawab Rahmat.

ia sungguh berhati-hati bicara tentang Sarah pada keluarganya apa lagi kepergiannya ke Kairo bukan hanya sekedar menimba ilmu tapi juga salah satu pilihan agar ia bisa melupakan Sarah yang dulu rencana akan ia pinang menjadi istri tapi malah Sarah di jodohkan ke dua orang tuanya menikahi anak pak Kiai di pondok pesantren ternama tempat di mana ia bersekolah dulu.

Rahmat sangat menyukai Sarah, sedari kecil mereka hidup di kampung yang sama dan tumbuh bersama ketika memasuki SMP Sarah di pindahkan ke sekolah pesantren di kota lain sedangkan ia hanya bersekolah di MTS tak jauh dari rumahnya,Sarah merupakan anak ke dua dari berdua saudara .ayah dan ibu Sarah terkenal dan terpandang, golongan orang berada di kampungnya jadi mereka menyekolahkan Sarah di pondok ternama setiap liburan semester Sarah pulang dan sering menemui Rahmat. diam-diam mereka menjalin hubungan tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya Sarah, ini berlanjut sampai menginjak tamat SMA mereka masih menjalin hubungan. Sampai suatu saat kabar tentang Sarah akan di jodohkan menyebar ke seluruh penjuru kampung membuat Rahmat terkejut ia berusaha bertemu Sarah secara langsung tapi di halangi oleh keluarga Sarah yang tau tentang hubungan Sarah dan Rahmat .

tiga 7 tahun silam.

"paman saya mohon pertemukan saya dengan Sarah"ujar Rahmat yang masih mengenakan pakaian sekolah kini berlutut di hadapan pak Danu ayah dari Sarah.

"untuk apa kamu datang ke sini ,lebih baik kamu pergi dan jangan temui sarah lagi."ujar pak Danu dengan mata yang melotot.

"saya ingin bertanya pak,apakah Sarah benar akan menikah?"suara getir yang keluar dari mulutnya seakan tak percaya gadis yang selama ini ia nanti dan ingin ia perjuangkan kini akan menikah dengan laki-laki lain.

"kau benar. Dan nanti siang keluarga calon besan saya akan datang"jawab pak Danu dengan angkuhnya.

"tapi pak.."

"sudah tak perlu tapi-tapian bagai manapun saya sudah memutuskan bahwa Sarah akan di jodohkan dan saya tidak akan terima jika anak saya berjodoh dengan kamu anak keluarga orang miskin seperti kamu,! jangan kalian kira saya tidak tau kalau kamu dan Sarah selama ini menjalin hubungan! Mangkanya saya memilih supaya dia berjodoh dengan laki-laki yang memiliki masa depan lebih baik."ujar pak Danu dengan lantang dan tak sengaja di dengar oleh ibunya Rahmat yang kebetulan sedang lewat pulang dari berbelanja.

hati Rahmat begitu hancur mendengar apa yang di ucapkan oleh ayah Sarah ia hanya tertunduk diam dan tak menjawab sepatah kata pun lagi.

ibu Rahmat yang melihat kejadian itu langsung saja berlari menghampiri Rahmat yang tertunduk lesu di tanah.

"kenapa bapak menghina anak saya,?jangan anda pikir karena keluarga kalian berada saya akan setuju jika anak saya berjodoh dengan anak saya.rahmat anak yang cerdas ia berprestasi dan juga berbakti pada orang tuanya jadi bapak tidak pantas menghina anak saya"teriak Bu Ningsih penuh emosi .

"ini lagi ibunya malah datang juga.hey Bu Ningsih apa ibu pikir kecerdasan anak ibu itu bisa menjamin masa depan anak saya! Belum tentu saya memilihkan calon suami yang terbaik untuk anak saya!!"

Ningsih yang mendengar itu tambah emosi ia tak tahan jika anak semata wayangnya di hina orang lain,tapi sebelum emosi Ningsih memuncak tangan Rahmat meraih kaki ibunya dan menggenggam tangannya.

"buk sudah ,ayo kita pulang!" ujar Rahmat dengan lirih.seketika Bu Ningsih langsung menengok Rahmat yang mulai bangun dari duduknya.

"tapi nak.."air mata Bu Ningsih tak tertahankan,kini jatuh membasahi pipinya melihat putra kesayangannya yang di hina malah tak membalas dan memilih untuk mengalah.

"sudah buk,!!kita harus pulang"ujar Rahmat yang kini merangkul bahu ibunya berjalan menjauhi pekarangan rumah Sarah.

Di dalam rumah Sarah yang yang melihat di balik jendela hanya bisa meneteskan air matanya ia tak bisa berbuat apa-apa ia sangat mencintai Rahmat tapi ia juga tak bisa menjadi anak durhaka kepada orang tuanya.sebulan dari kejadian itu kini pesta pernikahan Sarah begitu mewah dan ramai banyak tamu undangan yang datang termasuk orang-orang penting seluruh desa merayakan tapi tidak dengan Rahmat ia hanya mengurung diri di kamarnya dan keluar sebentar sekedar hanya melihat Sarah di pelaminan bersanding dengan lelaki lain ia hanya bisa menatap dari kejauhan dengan tatapan kosongnya.

***

(jadwal penerbangan dari Saudi Arabia tujuan Indonesia sudah di buka) terdengar suara mikrofon berbunyi menggema di seluruh ruangan bandara .kini Rahmat sudah siap dengan koper yang di bawanya untuk kembali ke tanah air tempat yang ia tinggalkan 6 tahu silam, tak terasa waktu berlalu begitu cepat Rahmat dengan penampilan barunya kini bersiap menuju ke tanah kelahirannya.perasaan bahagia sedih dan semangat bercampur aduk dalam dirinya kini ia kembali dengan wajah yang baru dengan membawa ilmu yang ia miliki selama berkuliah di Mesir .

"hallo buk , ini Rahmat sebentar lagi keluar kalian ada bagian mana?"ujar Rahmat yang sedang berjalan menarik kopernya dengan ponsel yang sedang menelepon.

"mas Rahmat" teriakan Lili yang begitu kencang membuat Rahmat yang mendengarnya langsung menoleh ,dan ternyata keluarga besarnya sudah menunggu kedatangan hari pada hari ini.

surat misterius

Sesampainya di rumah keluarga besar Rahmat sudah menunggu. pertemuan yang hangat begitu terasa malam itu apa lagi sejak kepergian Rahmat 6 tahun silam ia tak pernah pulang dan ini kepulangan pertamanya kembali ke rumah.

"mas Rahmat sekarang tambah ganteng ya buk" ujar Lili di iringi canda tawa bersama keluarganya.

"ahhh kamu bisa aja Lik, bilang aja kamu oleh-oleh yang lebih banyak! Sampai puji-puji mas kaya gitu"ujar Rahmat membalas candaan Lilik.

"enggak kok...tapi yah kalo mas ngasih oleh-olehnya lebih banyak Lilik mah terima dengan ikhlas." semua keluarga yang ada di sana pun ikut tertawa mendengar candaan dua anak muda itu.

"ohhh ya.. mas dengar kamu sekarang masuk pondok Lik"tanya Rahmat di sela-sela obrolan mereka.

"iya dong mas!! Lili nantinya juga mau bisa kuliah di Kairo kaya mas"jawab lili yang membuat Rahmat dan juga paman dan keluarga lain tersenyum senang.

"ehhh mas mu nggak mondok aja bisa loh kuliah di sana"jawab ibunya Lilik.

"kan beda buk,! Mas ku yang ganteng ini punya otak di atas rata-rata sedangkan anak mu yang cantik dan manis ini otaknya standar buk jadi kalo nggak masuk pondok nggak nyampai otak ku ini loh"jawab spontan Lilik membuat yang lain tak bisa menahan tawa.

"iya ..iya pokoknya apa yang menurut neng Lilik terbaik bapak mah ok ok aja"jawab pak Darmo ayah dari Lilik adik kandung dari buk Ningsih yang berarti paman Rahmat satu-satunya dari sebelah ibu.malam itu suasana yang haru ,hangat dan bahagia karena kepulangan Rahmat dan menjadi kabar cerita warga kampung apa lagi Rahmat yang sekarang berbeda jauh penampilannya dari yang dulu sekarang ia bukan hanya wajahnya yang memang dasarnya sudah tampan tapi akhlak dan juga sikapnya yang terkenal ramah membuat para gadis-gadis di kampungnya terpesona.

pagi itu Rahmat yang bangun di pagi hari memulai aktifitasnya dengan solat subuh berjemaah di masjid seperti biasa .sudah hampir satu Minggu ia tinggal di kampung halamannya kegiatannya hari-hari membatu pamannya mengajar anak-anak mengaji di masjid semenjak kedatangannya anak yang mengaji semakin banyak sehingga ia pun cukup kewalahan.

"mat rencananya paman akan menambah guru untuk mengajar anak-anak,setiap hari ada orang tua yang mengantarkan anak-anak ke masjid.! sepertinya paman juga kewalahan lagian kamu juga bukan guru tetap di sini kalo kamu sudah ada tempat kerja yang baru paman tidak sanggup jika sendirian."ucap pak Darmo.

"Rahmat sih setuju saja paman dan Alhamdulillah sekarang yang mengaji menjadi lebih banyak."ucap Rahmat sembari melihat nilai para anak murid.

"paman sih bersyukur banyak generasi baru yang gemar mengaji apa lagi semenjak kedatangan mu di sini.paman akui peningkatannya sangat drastis." Rahmat yang mendengarnya hanya tersenyum ia tak banyak berbicara lagi hanya melihat rapor para murid dan menulis beberapa anak baru yang masuk.

malam itu Rahmat kembali bermimpi tentang Sarah sekujur tubuhnya berkeringat ia mengigau tanpa sengaja di dengar oleh Bu Ningsih yang bangun karena ingin mengambil air minum .

"tidak ..aku tak bisa "teriakan Rahmat beberapa kali , mendengar itu Ningsih yang habis dari dapur menjadi penasaran suara yang berasal dari kamar Rahmat , sehingga ia mengetok pintu tapi tak ada jawaban tapi suara Rahmat tetap saja terdengar di balik pintu.

"mat.. Ini ibuk nak !ada apa kamu di dalam?"tanya Ningsih dari balik pintu yang tidak juga ada jawaban dari anaknya, karena ia semakin penasaran akhirnya ia membuka pintu dan mendapati Rahmat yang ada di kasur berteriak menggunakan kalimat yang sama"jangan pergi ku mohon".

"Rahmat...mat bangun kamu kenapa?"teriak Ningsih sembari menggoyangkan badan Rahmat berharap anaknya segera sadar.

Rahmat yang terbangun pun juga kaget melihat ibunya sedang berada di samping nya ,badannya kini sudah bermandikan keringat ia juga terheran melihatnya.

"astaghfirullah ibuk."ucap Rahmat dengan badan yang lemas.

"kamu kenapa nak..kamu mimpi buruk?"tanya Ningsih yang penasaran akan mimpi yang di alami Rahmat .

"iya buk..!!aku bermimpi tentang Sarah"Jawab Rahmat. Ningsih yang mendengar itupun langsung memberengut kesal mendengarnya ternyata anaknya masih memikirkan Sarah.

"apa kamu sering bermimpi seperti ini nak?"tanya Ningsih lembut .

"iya buk!! Apa lagi beberapa bulan terakhir ini, tapi sebelumnya tidak buk."jawab Rahmat tertunduk.

"apa kita perlu ke dokter saja nak?"tanya Ningsih hati-hati ia tak mau melukai perasaan anaknya ,ia takut nanti Rahmat tersinggung dengan pertanyaan.

"ku rasa tidak perlu buk.tapi perasaan ku tidak enak buk!apa ibuk tidak tau kabarnya Sarah sedikit pun?"tanya Rahmat menatap ibunya.

"setahu ibu dia baik-baik saja . biasanya setiap tahun ia pulang bersama suaminya seperti biasa.tapi tiga tahun ini yang ibu dengar dia jarang pulang, warga ada yang bilang karena sekarang suaminya sudah menjadi pimpinan pondok menggantikan ayahnya yang pak kyai itu."ujar Bu Ningsih.

"begitu buk. Rahmat juga heran buk setiap kali ia datang dalam mimpi Rahmat ia seperti ingin meninggalkan Rahmat. tapi kan Rahmat sendiri sudah lama mengikhlaskan dia bersama pria lain, jadi kenapa harus bermimpi seperti ini?"ujar Rahmat dengan serius.

"kamu lebih kuatkan ibadah mu ya nak, itu tak perlu di pikirkan ia sudah bahagia kamu juga harus bahagia "ujar Bu Ningsih Dengan tersenyum dan memeluk menenangkan rahmat.ia sangat tau persis bagaimana keadaan Rahmat sebelum meninggalkan rumah dulu betapa terpuruknya anaknya saat itu dan berusaha bangkit.

***

"hallo.."jawab Rahmat .

"hallo Rahmat, ini aku Jupri teman lama mu di Aliyah dulu"jawab seorang di balik telepon.

"masyaallah.. Jupri apa kabarmu sekarang dari mana kau dapat nomor ku?"tanya Rahmat dengan antusias.

"ehh aku dapat dari grup alumni sekolah.dan ku dengar kau baru pulang dari Kairo mangkanya ku hubungi kamu."jawab Jupri.

"ada apa kau menghubungi ku Jupri?"

"sebenarnya tidak enak bicara di telepon begini. apa kau ada waktu luang sebentar ada yang ingin ku bicarakan tentang pekerjaan."ujarnya.

"baiklah tidak masalah siang ini kita bisa bertemu."ujar Rahmat.

"baiklah ku kirim alamatnya "jawab Jupri.

telepon pun di matikan tak lama ia melihat chat yang di kirim oleh Jupri berisikan lokasi tempat ia akan bertemu siang ini.

Setibanya di kafe tempat mereka bertemu ternyata Jupri sudah menunggu.

"heyyy... Apa Akbar bro..senang bertemu denganmu kembali"sapa Jupri melihat kedatangan teman lamanya itu.

"Alhamdulillah baik kau juga apa kabarnya bagai mana kabar keluarga mu sekarang."tanya Rahmat basa-basi.

"tentu saja baik ,istriku sedang mengandung sekarang "jawab jupri senang.

"wahh selamat kawan. Ohhh ya ada perihal apa kamu memanggil ku ke sini?"tanya Rahmat.

"begini bro..sekolah tempat ku bekerja sedang mencari tenaga mengajar tapi kalau bisa lulusan luar.nahh jadi aku teringat kalau kau sudah pulang jadi aku ingin menawarkannya pada mu."jawab Jupri .

"memangnya di mana boleh tahu?"tanya Rahmat.

"pondok pesantren Raudlatul jamiah, kau pasti tau pondok ternama itu."jawab Jupri . mendengar jawaban Jupri Rahmat langsung terdiam ia tau betul kalau sekolah itu tempat tinggal Sarah sekarang membuatnya ragu untuk menerima tawaran itu walaupun ia tau gaji di sana lumayan besar tapi ia takut ia goyah jika bertemu kembali dengan Sarah walau ia tau Sarah sekarang sudah bahagia dan punya keluarga.

"bagaimana bro?apa kau tertarik?"tanya Jupri memecah lamunan Rahmat.

"ahhh...apa bisa ku pikirkan dulu kawan.!"jawab Rahmat tidak enak jika menolak secara langsung.

"jangan banyak mikir bro,ini kesempatan emas lagi pula ku pikir ilmu mu itu lebih tersalurkan jika mengajar anak-anak di sana."ujar Jupri.

"ehmm aku tau itu, tapi nanti ku kabari lagi pada mu"jawab Rahmat.

"ehmmm baik lah.ku tunggu kabar darimu kawan"jawab Jupri .

sore itu Rahmat yang ingin mengajar mengaji ke mesjid mencari sorban yang ia bawa dari Mesir rencananya ingin ia pakai sore ini.

"buk sorban ku di mana ?apa ibu menyimpannya?"teriak Rahmat dari dalam kamar.

"ibu simpan di laci lemari mu mat.coba kau lihat lagi!!"teriak Bu Ningsih dari dapur.

sementara Rahmat membuka-buka lemari terlihat sebuah paket yang terbungkus plastik hitam di letakkan di pojok lemari yang membuatnya penasaran dan mengambilnya niat hati ingin menanyakan pada ibunya dan sorban yang di carinya juga sudah ketemu.

"buk ini paket siapa?"tanya Rahmat dengan heran.

"itu paket mu ,lihat lah ada tulisan untuk Rahmat"jawab Bu Ningsih sembari memotong sayuran.

"untuk ku?dari siapa?"gumam Rahmat.

"ibu juga tidak tau soalnya tidak ada nama pengirim.jadi ibuk pikir lebih baik ibu simpan siapa tau ini barang pribadi."jawab Bu Ningsih.

Rahmat langsung membuka paket itu di dalamnya ada sebuah buku diary kecil ia membuka setiap lembar demi lembar yang terlihat tulisan sajak tentang cinta dan setelah ia melihat di salah satu lembaran tertulis"MAS JIKA KAMU MELIHAT INI AKU MOHON SELAMATKAN AKU " Rahmat langsung terdiam ia tau persis ini tulisan siapa ini adalah tulisan Sarah ia sangat mengenal tulisan tangan Sarah jantung nya berdegup kencang matanya terbelalak menatap ibunya yang sedang memasak.

"buk ...sudah berapa lama ibu menerima ini"tanya Rahmat dengan gemetar.

"sudah lama,.mungkin sudah ada satu tahunan"jawab Bu Ningsih menerka sudah berapa lama ia menerima paket misterius itu.

Rahmat langsung mengambil ponselnya"hallo jupri ,aku terima tawaran mu"jawabnya dengan suara yang gemetar menahan lemas di kakinya.

mata

semua terasa hening seketika perasaan yang campur aduk menjadi satu ,di sisi lain ada rasa bahagia ternyata Sarah pernah mengirimi surat untuknya di sisi lain isi surat yang Rahmat tak tau harus berbuat apa entah ini sebuah pertanda atau apa ia pun itu tak tau.

"ada apa mat,?apa isi paket itu?ibuk juga penasaran?ibu ingat yang mengantarkan paket itu seorang anak remaja dia bilang paket ini punya mu tapi ibuk bilang kalau kamu belum pulang "ujar Ningsih sembari mengingat kejadian setahun lalu.

"apa ibuk kenal anak itu.?"tanya Rahmat semakin penasaran.

"tidak!! Sepertinya juga ia bukan anak warga tinggal di sini dan ibu tak pernah melihatnya lagi setelah hari itu."jawab Ningsih ia semakin penasaran kenapa Rahmat sepertinya sangat tertarik dengan cerita paket itu.

"memangnya isinya apa mat?"

"tidak Bu..hanya sebuah buku"ucap Rahmat ia tak mau langsung jujur pada ibunya kalau buku itu sepertinya di kirim oleh Sarah.

mendengar itu Ningsih langsung berbalik badan ia tak lagi sek kepo itu pada paket yang ada di tangan Rahmat.

"kira ibuk apa mat!! ternyata hanya buku, mungkin saja itu di kirim sama penggemar mu.kan anak ibuk ganteng."ucap Ningsih sembari tertawa candanya.

Rahmat yang mendengar guyonan ibunya itu hanya tersenyum getir ia tak bisa menunjukkan apa isi dari buku itu ia takut ibunya tak akan menyukainya jika tau isi dari buku tersebut.

Rahmat langsung membawa buku ke kamarnya dan menyimpan di dalam laci kamarnya ia segera pergi ke masjid untuk mengajar anak-anak di masjid seperti biasa, sesampainya di masjid anak-anak dan pak Darmo sudah menunggu tapi kali ini berbeda ada seorang wanita yang berdiri di samping pamannya.

"asalamualaikum...maaf Rahmat terlambat.!"ujar Rahmat yang baru tiba di pintu masjid.

seketika anak-anak dan pamannya juga gadis asing itu menoleh.

"tidak masalah!!kami juga baru sampai.ohhh ya mat perkenalkan ini Aisyah calon guru baru di sini "ujar pak Darmo memperkenalkan Aisyah pada Rahmat karena tadi ia sudah memperkenalkan Aisyah pada anak-anak yang ada di sana .Rahmat yang di perkenalkan oleh pamannya hanya tersenyum "saya Rahmat mbak "ujar Rahmat yang membuat Aisyah yang mendengar itu langsung saja kaget mendengar ia di panggil mbak oleh Rahmat.

"sepertinya aku lebih muda dari ustadz, ustadz Rahmat bisa panggil saja saya Aisyah"ujar Aisyah dengan tutur lembutnya.

"Aisyah ini anak dari teman paman dia tinggal di kampung sebelah dia juga lulusan pondok dan juga sekarang sedang berkuliah.kuliah mu di mana nak?"tanya pak Darmo setelah menjelaskan tentang Aisyah pada Rahmat.

"Aisyah kuliah di UT ustadz."jawab Aisyah.

"UT... UT itu apa nak?"tanya pak Darmo yang tak tau fakultas apa itu.

"universitas terbuka ustadz.jadi kuliahnya tidak masuk setiap hari kadang juga lebih sering menggunakan daring"jawab Aisyah.

"ohhh begitu "jawab pak Darmo, sedangkan Rahmat yang sudah tau tentang universitas itu tak banyak lagi bertanya ia langsung mengajak untuk memulai pelajaran hari ini.sesekali Aisyah melirik pada Rahmat yang dengan sabarnya mengajari para anak-anak itu ia tak hanya mengagumi cara Rahmat mengajar tapi juga karena Rahmat sangat tampan dengan menggunakan baju kokoh berwarna putih dengan peci warna hitam juga sehelai sorban yang di kalungkan di pundaknya membuat wanita Soleha mana yang tak terpesona dengan kehadiran Rahmat.

Di malam itu Rahmat yang berbaring di atas kasur nya melihat kembali buku diary yang di terimanya tadi siang ia melihat lembar demi lembar yang tertulis membuatnya semakin yakin kalau itu benar tulisan tangan Sarah,tapi ia bingung kenapa Sarah menulis ini semua dan mengirimkan kepadanya apa yang sebenarnya terjadi semua pertanyaan tertulis jelas di kepalanya. Ia berfikir keras apa maksud dari tulisan minta tolong selamatkan dia membuatnya semakin bingung,apa Sarah dalam bahaya?kenapa Sarah meminta bantuan ku?kenapa juga aku .sedangkan ia tau aku sudah lama tak tinggal di kampung ini? semuanya menjadi pertanyaan besar di kepalanya.

"asalamualaikum, hallo jupri"ujar Rahmat memutuskan menghubungi Jupri.

"waalaikumsalam,Rahmat ada apa?"jawab Jupri di balik telepon.

"aku ingin bertanya apa tawaran mu kemarin masih ada"tanya Rahmat dengan yakin ia harus menyelidiki ini secara langsung.

"tentu..aku sudah yakin pasti kau akan menghubungi ku jadi belum ku tawarkan pada siapa pun."jawab Jupri senang.

"aku ingin menerima tawaran mu !!jadi sekiranya kapan aku bisa mengantar lamaran ke sana?"tanya Rahmat.

"baiklah kalau begitu kau bisa langsung menemui ku di sekolah hari Senin aku akan langsung menghantar mu bertemu dengan pimpinan pondok."jawab Jupri di balik telepon.

"baiklah kalau begitu."

***

"mbak ini ada sedikit roti dan susu"bisik seorang anak remaja yang berpakaian santri pada umumnya berbicara melalui lubang kecil di balik tembok belakang sekolah.

"terimakasih, apa kemarin ada keluarga yang mengunjungi mu?"ujarnya bersuara pelan.

"seperti biasa..tak ada yang mengunjungi ku tapi semalam aku di kirim kan uang dan beberapa makanan dari keluarga ku."ujar Dewi santriwati yang juga tinggal di asrama pondok pesantren itu.dewi anak yang pendiam ia jarang berbicara dengan teman sebayanya ia lebih suka menyendiri terkadang ia suka bermain di belakang gedung pondok sendirian untuk mencari serangga ketika ia merindukan keluarganya di situ lah ia bertemu dengan wanita di balik tembok yang setiap seminggu 2 kali ia kunjungi ia tak mengenal wanita di balik tembok itu setiap kali ia mengintip yang terlihat hanya kegelapan di dalam ruangan itu yang ia tau wanita di balik itu baik dan menjadi tempat ia bertukar keluh kesahnya.

"apa orang itu memukul mu lagi?"tanyanya yang kini bersandar di dekat lubang tembok itu.

"tidak .. sekarang dia sudah jarang memukul ku."jawabnya berbohong.

"kalau di pukul kau harus melawan, sebentar lagi aku akan tamat dari pesantren ini bagaimana dengan mu? Siapa yang akan menghibur mu? sedangkan pertolongan juga belum datang.aku sedikit khawatir padamu."ucapnya yang duduk memandangi langit dengan awan biru yang cerah.

"apa kau percaya Allah bersama kita? Allah akan selalu mendengar doa-doa kita."jawabnya dengan lembut dan penuh kasih.

"baik lah , Allah ku mohon sekali ini bantu mbak tembok "teriak nya tak terlalu kencang tapi tetap di dengar oleh wanita di dalam yang merasa terharu.

**

Pagi itu Rahmat yang mengendarai motor matic miliknya menuju pondok pesantren Raudlatul jamiah dengan membawa tas yang berisikan surat lamaran pada hari ini.sesampainya di sana riak suara sekolah yang ramai, suara lonceng pertanda jam pelajaran sudah di mulai ia menelusuri lorong sekolah yang luas dan bangunan yang terbilang cukup mewah sebagai pondok pesantren ternama di sana membuat matanya terpesona ke tenangan yang tercipta di suasana pesantren yang religius.

"Rahmat!!" teriak Jupri yang melihat Rahmat pemuda yang di tunggunya pagi ini sudah datang,ia melambaikan tangan memberi tanda supaya Rahmat segera menghampirinya.

"asalamualaikum Jupri"ucap Rahmat yang menghampiri temannya yang sudah menunggu.

"waalaikumsalam pak ustadz."ucap Jupri sembari tersenyum.

"ahhh kamu ini aku belum mengajar tak perlu di panggil ustadz."ucap Rahmat tidak enak.

"ehhh kenapa ? memang calon ustadz disini toh!!" canda Jupri , Jupri memang suka bercanda ke siapa saja jadi Rahmat pun sudah biasa mendengarnya.

"ohhh ya mat pak kyai belum datang, mungkin sebentar lagi kalau begitu ku ajak kamu keliling dulu melihat-lihat di sini."ujar Jupri sembari berjalan di samping Rahmat .

"baiklah,ohhh ya pak kyai itu siapa?apa dia pimpinan di sini?"tanya Rahmat.

"yups.. betul sekali dia pimpinan di sini .dulunya ayahnya yang memimpin sekarang anaknya ustadz Satrio biasa di panggil pak kyai karena sekarang ia yang memimpin pesantren ini."jawab Jupri.

"ohhh begitu rupanya.!!"jawab Rahmat sembari matanya melihat-lihat sekeliling yang di tanami pohon yang rindang dan hijau.

"mat..mat menunduk"ucap Jupri yang mengagetkan Rahmat tiba-tiba se orang wanita berpakaian gamis hitam dan wajahnya yang di tutupi cadar ,di belakangnya di iringi 2 wanita sar'i tapi tak menggunakan cadar melewati mereka berdua Jupri dengan mata yang tertunduk sedangkan Rahmat yang berpapasan langsung melihat wanita itu.

"siapa wanita itu"gumam Rahmat yang di dengar oleh Jupri .

"itu ummi Sarah istri ustadz Satrio"jawab Jupri yang juga menoleh memandangi 3 wanita itu menghilang di balik lorong.

"Sarah.."gumam Rahmat ia begitu kaget melihat perubahan Sarah yang kini menggunakan cadar tapi yang lebih kagetnya Sarah seperti tak mengenalinya sedikit pun padahal ia tak sedikitpun menunduk tadi.ia hanya melihat mata wanita itu sekilas tapi kenapa hatinya berkata wanita itu bukanlah Sarah, pertanyaan di otak dan hatinya semakin bergejolak ia semakin tak mengerti semua ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!