" aku akan menikahi mu " Adrian baru saja menelan suapan terakhirnya, kalimat itu di tunjukkan pada Naura, yang berdiri tak jauh darinya.
selama seminggu ini Adrian memikirkan nya, dia ingin menjadikan pembantunya sebagai istri, di mata Adrian Naura adalah gadis yang baik, dewasa dan sederhana,Naura telah bekerja di rumah nya selama lima tahun, sebagai pembantunya.
Selama itu Naura terus saja bekerja tanpa kenal lelah, Adrian tahu bahwa ibunya ada di rumah sakit ibunya berjuang untuk hidup dan mati. keputusan ini dia buat entah karena iba atau hanya ingin mengikuti dorongan ego dari dirinya.
Adrian Alexsa pratama adalah seorang duda tanpa anak,dia berusia 35 tahun pewaris tunggal grup A.P di bidang arsitek dan bisnis-bisnis.Adrian tahu umurnya sudah sangat cukup untuk memiliki setidaknya satu orang anak untuk mewarisi perusahaan nya.
kedua orang tuanya telah meninggal dunia delapan tahun yang lalu karena kecelekaan lalu lintas. hingga merenggut nyawa ayah dan ibunya.setelah setahun kematian ayah dan ibu Adrian istrinya pun pergi meninggalkan nya.
jadi sebagai anak tunggal dia harus meneruskan perusahaan nya keluarga, dan melepas sang istri dari hidupnya.
melihat Naura dia berfikir untuk menikahi nya bukan karena rasa cinta melainkan karena dia ingin memiliki seorang anak untuk di jadikan pewaris nya. Banyak wanita yang bisa dia jadikan istri.
Tapi entah kenapa hati nya berkata bahwa Naura adalah wanita yang cocok untuk melahirkan anaknya. Secara Adrian melihat Naura sebagai wanita yang baik dan sederhana tanpa tuntutan.
Naura terkejut dengan ucapan majikannya, dia tidak bisa berkata apa-apa. Naura bingung kenapa tuan nya tiba-tiba menawarkan sebuah pernikahan pada nya yang seorang pembantu.
" saya tidak mengerti tuan kenapa anda ingin menjadikan saya sebagai istri anda " tanya Naura, dia tidak bisa menerima tawaran majikannya. apa lagi pernikahan bukan untuk bermain-main, menyangkut hati kedua belah pihak. tentu dia akan menolak nya.
" jika kamu menikah dengan ku, aku akan membiayai operasi ibu mu " ucap Adrian meyakinkan.
" tapi kenapa harus saya. banyak wanita lain yang bisa anda jadikan sebagai istri anda " tanya Naura. dia sama sekali tidak bisa menerima nya, apalagi dia sudah di perlakuan sangat baik oleh Adrian selama bekerja di rumah nya, cukup untuk Naura tahun batas dan tahu diri.
" aku tahu itu, aku tidak membutuhkan wanita-wanita yang gila materi. yang aku butuhkan adalah wanita yang bisa mengurus rumah tangga " jelas Adrian.
" mengurus suami dan anak, jika kamu menikah dengan ku. aku tidak akan menuntut hal banyak darimu, cukup ada di sisi ku dan mengurus anak-anak kita nanti " lanjut Adrian dengan menyakinkan.
Naura terdiam berusaha untuk mencerna kata demi kata dari majikannya. dia takut jika salah langkah bisa saja rumah tangga nya berantakan. apalagi Naura tidak memiliki perasaan pada majikannya, dan tentunya majikannya juga tidak mencintai nya.
hanya ada sebuah alasan untuk membangun sebuah keluarga.Mungkin terdengar sederhana namun nyatanya itu adalah sebuah hubungan yang erat menyangkut hidup dan mati berama.
Naura bingung apa yang tuanya lihat dari dirinya. bahkan Naura berfikir bahwa dirinya tidaklah menarik untuk di lihat.dengan daster yang alakadarnya wajah yang pucat Naura bahkan memiliki wajah yang biasa-biasa saja menurutnya.
melihat Naura yang terdiam dan menunduk, Adrian tahun bahwa Naura butuh waktu untuk memikirkan nya.
" tolong pikirkan tentang tawaran ku ini " ucap Adrian dia bangun dari duduknya.
" setelah aku pulang kita akan bicarakan ini lagi. setelah itu tolong di jawab" lanjut Adrian dia pun pergi untuk bekerja.
Naura meremas ujung bajunya. berharap ini hanya mimpi yang bisa terlupakan kapan saja, namun nyatanya Naura tidak bisa lari dari tuannya.
" menikah. aku bahkan tidak pernah memikirkan nya " gumam Naura, hatinya terus bergulat memikirkan ucapan majikannya.
" kenapa Naura diam aja " ucap bibi May, melihat Naura yang tak biasanya melamun saat bekerja membuat bibi May khawatir.
" ra, ada apa " tanya bibi May, sambil merapikan piring dan gelas yang ada di meja makan.
" ah.. gak bi " jawab Naura dia segera tersadar dari lamunan nya. dan segera membantu bibi May membersihkan meja makan.
" tuan bicara sesuatu pada mu ra " tanya bibi May. sejak kepergian tuan Adrian, Naura seperti ini mematung dan tidak fokus dalam bekerja.
" tidak bi.tuan tidak bilang apa-apa " jawab Naura sambil tersenyum tipis. meskipun begitu hati dan fikiran nya terus saja terpikirkan dengan ucapan tuan Adrian.
saat Naura mengelap meja makan tiba-tiba sura dering ponsel dari kantung dasternya berbunyi, Naura pun segera mengambilnya untuk melihat siapa yang menghubungi nya di pagi-pagi begini.
" siapa ra. " tanya bibi May.
" dari rumah sakit bi, Naura permisi sebentar ya " ucap Naura, meminta izin pada bibi May.
" iya, cepat angkat siapa tau itu penting " ucap bibi May, dia mengelap meja makan menggantikan Naura.
saat Naura berbicara dengan pihak rumah sakit, dia terkejut dengan keadaan ibunya. hingga tak sadar air mata jatuh di pelupuk matanya.
" bi Naura izin pergi kerumah sakit dulu " ucap Naura. dia berlari ke kamarnya untuk berganti pakaian.
" gusti, pasti terjadi sesuatu pada ibunya " gumam bibi May, dia mengusap dada nya beberapa kali.
tak lama Naura kembali dengan wajah yang memerah dan matanya yang sebab.
" bi aku minta tolong nanti beritahu tuan kalau hari ini Naura gak bisa kerja " pinta Naura dengan wajah yang pucat.
" iya nanti bibi kasih tau" jawab bibi May dengan wajah yang penuh kekhawatiran.
" aku benar-benar minta maaf ngerepotin bibi lagi " ucap Naura menyesal, karena pekerjaan nya akan di limpahkan pada bibi May lagi.
" tidak apa-apa. kamu fokus saja pada ibu mu ya, bibi akan mendo'akan ibu mu dari sini " ucap bibi May sambil tersenyum lirih.
" iya bi makasih " kata Naura, gadis itu mencium punggung tangan bibi May sebelum dia pergi.
****
Sesampainya di rumah sakit Naura langsung berlari ke kamar yang ibunya tempati. saat dia sudah tiba Naura melihat dari kaca di pintu kamar bahwa dokter sedang mengusahakan agar detak jantung ibunya bisa kembali normal.
Naura gadis itu menangis melihat sang ibu tak berdaya di ranjang pasien. tangan nya gemetaran jantung nya bahkan berdetak lebih kecang dari biasanya, Naura takut terjadi apa-apa pada sang ibu.
gadis malang itu terhuyung lemas tidak bisa menahan kakinya yang gemetar. Naura hanya bisa menyenderkan tubuhnya di dinding, dengan air mata yang terus jatuh membasahi wajah ayu nya. gadis itu berharap ibunya tidak meninggalkan nya sendiri di dunia ini.
" tolong jangan meninggalkan rara sendirian bu " gumam lirih Naura, dada nya terasa sakit dan sesak. gadis itu duduk termenung sambil berdo'a agar ibunya bisa melewati masa kritisnya.
Setelah menunggu beberapa saat dengan penuh rasa khawatir.akhirnya sang dokter yang menangani ibunya keluar dari ruang pasien, Naura segera bangun dari duduk nya dan langsung menghampiri sang dokter.
" dok bagaimana keadaan ibu saya " tanya Naura tangan nya menyeka air mata yang jatuh membasahi wajahnya.
Dokter terdiam sejenak dia terlihat memikirkan sesuatu. lalu menatap Naura dengan penuh iba.
" masa kritisnya sudah terlewati. syukur ibu anida masih bisa bertahan " kata dokter.
Naura tersenyum tipis rasanya lega bercampur bahagia saat ibunya bisa melewati masa kritisnya,namun raut wajahnya sang dokter terlihat muram.
" ayo ikut ke ruangan saya ada sesuatu yang harus anda ketahui tentang kondisi ibu anda " ajak dokter dia mengajak Naura ke ruangan nya untuk membicarakan hal serius mengenai kondisi pasiennya.
" silahkan masuk " kata dokter.
" duduk saja " lanjut nya. Naura duduk mengikuti kata dokter, tiba-tiba perasaan menjadi tidak enak.
" begini nona seperti yang anda tahu kondisi ibu anida semakin hari semakin memburuk. tubuhnya tidak bisa lagi menahan rasa sakit dari kepalanya, saya anjurkan untuk segera di operasi" jelas sang dokter.
" jika tidak dilakukan secepatnya mungkin saja kami sebagai dokter tidak bisa berbuat apa-apa lagi, saya harap anda memikirkan nya betapa serius nya kondisi ibu anida " lanjut dokter.
" saya akan memberikan anda waktu dua hari, jika anda bersedia melakukan operasi nya saya akan memberikan surat-surat nya. agar ibu anida di bawa ke rumah sakit besar karena di sanalah peralatan lengkap untuk melakukan operasi nya " kata dokter.
Naura terkejut mendengar penjelasan dokter. dia bahkan tidak memiliki uang sebanyak itu untuk melakukan operasi ibunya, tapi jika dia terus menunda operasinya ibunya akan meninggalkan nya sendiri di dunia ini.
" iya saya akan pikirkan dok. terimakasih sudah merawat ibu saya " ucap Naura sambil tersenyum kecut.Dia bangun dari duduk nya.
" saya permisi dok " kata Naura dia pun pergi kerugian ibunya. Naura masuk dengan wajah yang lesu, gadis Malang itu harus bertahan dan tegar menghadapi musibah yang menimpanya.
" ibu " lirih Naura. gadis itu tak bisa lagi menahan air matanya dia menangis sejadi-jadinya di tangan ibunya.
" jangan tinggalin rara bu. rara gak mau sendiri rara gak punya siapa-siapa di disini, rara hikss " lirih Naura bahkan suaranya tertahan di tenggorokan nya, gadis itu hanya menangis menumpahkan semua kesedihan nya.
Naura saqyla biasa di panggil rara usianya yang baru menginjak 21 tahun bulan lalu.Saat umurnya 17 tahun dia merantau ke kota mencari pekerjaan dengan harapan bisa mengumpulkan biaya untuk perawatan ibunya yang sakit.Saat Naura masih kecil dia dan ibunya di tinggalkan oleh ayahnya.
sang ayah membawa adik laki-laki yang berumur 5 tahun bersamanya. sampai sekarang mereka tidak pernah bertukar kabar ataupun saling bertemu satu sama lain seakan-akan ayah dan adik nya menghilang entah kemana.
Semenjak itu sang ibu jatuh sakit. tadinya hanya biasa saja namun hari demi hari waktu demi waktu ibu anida kondisinya semakin buruk, hingga Naura memutuskan untuk berhenti sekolah dan nekat mencari uang untuk perobatan sang ibu, namun setelah lama di rawat di rumah sakit dokter menyarankan agar ibunya di operasi tapi Naura menundanya.
karena uang yang dia punya tidaklah cukup untuk biaya operasi. sebisa mungkin Naura mengumpulkan nya selama dua tahun terakhir ini, dan hari ini tiba-tiba dokter berkata bahwa ibunya tidak akan selamat jika tidak melakukan operasi secepat mungkin.
" jangan khawatir bu. rara janji rara akan cari uangnya " bisik lirih Naura.Namun di dalam hati, janji itu seperti kebohongan. bagaimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu?
Naura teringat bahwa ibunya pernah memberikan nomor ayahnya sebelum dia merantau ke kota.
" aku baru ingat ibu pernah memberikan ku nomor ayah. aku akan mencoba meminta bantuan nya, aku berharap dia ingat dengan ku " kata Naura dia mengeluarkan ponselnya dari tas lalu menghubungi nomor ayah nya.
Beberapa kali pun Naura menghubungi tidak ada satupun nomor yang bisa di hubungi, Naura hampir putus asa dia terus mencoba nya dan terus mencoba, sampai pada akhirnya Naura memilih menyerah dia duduk di lantai sambil terisak menangis.
Dia berfikir tidak ada lagi yang bisa dia lakukan, Naura hanya bisa pasrah dengan keadaan sekarang.
Gadis malang itu melihat jam tertera di layar ponselnya. waktu sudah menunjukkan pukul 03:00 sore, waktu berlalu begitu cepat hingga tidak sadar matahari sebentar lagi akan berwarna jingga.
" lebih baik aku segera kembali " gumamnya. sebelum dia kembali ke tempat di mana dirinya bekerja, Naura mencium punggung tangan ibunya.
" tunggu rara bu. rara akan berusaha sebisa mungkin " ucap lirih gadis cantik itu, dengan tatapan sayu.
*****
Naura melangkah masuk ke rumah besar tempat nya bekerja. Dengan wajah yang pucat mata yang sebab karena habis menangis.
" ra kamu udah pulang " tanya bibi May. dari kejauhan dia melihat sosok wanita dengan langkah gontai bibi May pun menghampirinya.
" bagaimana dengan ibu mu apa dia baik-baik aja ra " tanya bibi May. melihat Naura yang diam bibi May sadar bahwa kondisi ibunya tidak begitu baik, bibi May pun tidak bertanya lagi dan mengajak Naura ke dapur.
" ra " ucap bibi rumi dia berdiri dari duduknya saat melihat Naura yang datang. semenjak tahu tadi pagi Naura pergi wanita paruh baya itu begitu khawatir pada Naura.
bibi rumi yang melihat wajah Naura tanpa ekpresi dan dingin. dia tahu bahwa kondisi ibunya tidaklah baik-baik saja, seraya bibi rumi memeluk Naura.
" apa kamu sudah makan ra " tanya bibi May.
" nanti aja bi rara mau mandi dulu " kata Naura dia pun pergi dengan wajah suram, masuk ke kamarnya.
bibi May dan bibi rumi mengerti, mereka pun memberi ruang untuk gadis Malang itu sendiri di kamarnya. mereka berdua menatap punggung Naura dengan tatapan iba.
" apa menurut mbk ibunya rara sedang kritis " tanya bibi May pada rumi.
" kemungkinan kamu tahu sendiri kondisi ibunya tidak baik-baik saja. ibunya bisa kapan saja pergi meninggalkan nya " kata bibi rumi dengan tatapan matanya yang penuh khawatiran pada Naura.
" jangan bicara seperti itu mbk. kita do'akan saja untuk kesembuhan ibunya " kata bibi May.
" ayo kita mulai bekerja siapkan makan malam untuk tuan sebentar lagi tuan akan segera datang" ajak bibi rumi.
*****
" apa aku ke Jakarta aja ya. temui ayah di sana " pikir Naura. dia berniat meminta bantuan ayahnya yang ada di Jakarta.
" tapi aku tidak punya alamat rumahnya. dan juga perlu waktu lama bagiku untuk menemukan ayah di kota besar " gumamnya. Naura benar-benar hilang harapan tidak ada yang bisa membantu di saat seperti ini, tabungan nya tidak cukup untuk biayanya operasi ibunya.
tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Naura sedikit terkejut dia membuka pintu kamar nya untuk melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya.
"mbak rara di panggil tuan " kata septa pelayan yang bekerja di rumah yang sama dengan Naura.
" apa tuan sudah pulang " tanya Naura.
" sudah. baru saja datang tapi tuan langsung mencari mbak, cepet gih sana " kata septa.
" tunggu, " menghentikan langkah Naura yang hendak pergi menemui majikannya.
" ada apa sep " tanya Naura bingung.
" cuci muka dulu wajah mbk terlihat pucat apa lagi mata mbak yang sebab " kata septa, menyuruh Naura untuk mencuci wajahnya terlebih dahulu sebelum menemui sang majikan.
" apa separah itu " tanya Naura.
" iya "
Setelah Naura mencuci wajahnya. dia segera menemui majikannya yang ada di kamar utama di lantai atas, Naura merasa dia melupakan sesuatu di sepanjang jalan menuju kamar majikannya dia terus mengingat-ingat apa yang dia lupakan.
" perasaan ku tidak enak " gumam Naura. baru saja dia hendak mengetuk pintu kamar majikannya, tiba-tiba pintunya sudah terbuka dari dalam.
" malam tuan " ucap Naura dia menundukkan kepalanya.
" masuk " kata Adrian. pria tampan itu melepaskan kemejanya dan menaruhnya di atas ranjang.
" tolong siapakan air hangat nya. aku ingin berendam sebentar " perintah Adrian.
" baik tuan " jawab Naura. disegerakan menyiapkan air hangat di bathtub.Tiba-tiba Naura teringat dengan percakapannya dengan sang majikan tadi pagi, dia mematung sejenak lalu keluar dari kamar mandi.
" tuan airnya sudah saya siapkan " kata Naura. dia tak berani memandang Adrian yang sudah bertelanjang dada, Naura menundukkan kepalanya.
" terimakasih " ucap Adrian.
" tunggu di sini. sampai aku selesai mandi kamu bisa duduk di mana saja yang kamu inginkan " kata Adrian sebelum dia masuk ke kamar mandi.
" baik tuan " jawab Naura. setelah Adrian masuk ke kamar mandi barulah Naura bisa bernafas lega, dia duduk di kursi sesuai ucapan Adrian.
" aku harus bagaimana. di satu sisi aku membutuhkan uang untuk operasi ibu dan tuan bisa membantuku dengan satu syarat aku harus menikah dengannya " Naura terus saja memikirkannya. dia menjadi bimbang dalam menentukan keputusannya.Naura bisa saja salah dalam membuat keputusan dan membuatnya menyesal di kemudian hari.
" tapi aku benar-benar butuh bantuannya. tidak ada orang yang sanggup selain tuan " batin Naura.
cek lek
gadis itu di kejutkan oleh majikannya yang baru saja keluar dari kamar mandi. pria tampan itu terlihat mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil, lalu pandangannya beralih pada Naura yang menunggu nya sejak tadi.
Adrian melihat wajah Naura yang tampak murung, dia tahun bahwa ibunya dalam keadaan kritis tadi siang. Tadi siang Adrian menerima panggilan dari bibi rumi bahwa Naura tidak bekerja hari ini karena ibunya mengalami kritis.
melihat Naura yang ada di depannya, Adrian melangkah mendekatinya menatapnya dengan penuh arti.
" bagian kondisi ibu mu " tanya Adrian. hal pertama yang keluar dari bibir pria itu adalah menanyakan kondisi ibu dari pembantu nya.
" sempat kritis tapi sekarang sudah lebih baik tuan " jawab Naura dengan suara serak. gadis itu tak berani mengangkat kepalanya atau sekedar bertukar pandang dengan sang majikan.
" itu bagus " kata Adrian. dia duduk di sisi ranjang pandangannya tidak lepas dari Naura.
" bagaimana dengan tawaran ku tadi pagi " tanya Adrian dengan nada beratnya khas seorang pria.
Naura terdiam tak berani menjawabnya. dia masih belum memutuskannya bibir nya seakan berat untuk berbicara, Dia tidak menolak ataupun mengiyakan nya.
" apa kamu benar-benar memikirkannya, aku tahu kondisi ibu mu sedang tidak baik-baik saja dan aku menawarkan bantuan ini buka hanya semata-mata kasihan pada mu, namun aku benar-benar menginginkan mu di sisi ku " jelas Adrian. melihat Naura yang diam dia tahun bahwa Naura tidak berani mengambil keputusan yang terburu-buru.
" anda bisa saja meminjamkan saya sejumlah uang. sebagai gantinya saya akan bekerja di rumah ini sampai hutang saya lunas, tapi tuan menawarkan saya sebuah pernikahan " kata Naura. masih dengan kepala tertunduk.
" mungkin aku bisa. tapi mau sampai kapan kamu bekerja di rumah ini, uang yang kamu butuhkan lebih banyak dari perkiraan dan pada akhirnya kamu tidak bisa mengembalikan nya " ucap Adrian. dia tersenyum kecil saat menerima jawaban dari bibir Naura, gadis kecil itu sudah tumbuh menjadi sosok wanita tangguh dan bisa menjawab perkataan Adrian.
" aku butuh jawaban mu sekarang tidak ada lain waktu atau besok-besok pikirkanlah. ibu mu tidak memiliki waktu banyak yang tersisa jadi jangan menunda-nunda lagi dan berikan aku jawaban mu " lanjut Adrian. dia tidak memintanya dia hanya menekan dan memberi perintah.
" apa menerima tawaran tuan adalah pilihan yang tepat, aku takut.. tapi aku membutuhkan bantuannya" batin Naura.
" mungkin ini jalan keluar bagiku. tidak ada salahnya untuk menerima tawaran tuan, aku seperti menjual diriku sendiri demi uang " mata indah itu buram karena menahan air mata yang dia tahan.
" ini jalan satu-satunya untuk ku. aku tidak bisa terus bimbang dan aku juga harus menerima kenyataan ini " batin Naura.
" tuan jika saya menerima tawaran anda, apakah pernikahan tanpa rasa cinta itu akan bertahan lama.mungkin saja anda akan bosan dengan saya di kemudian hari" tanya Naura.
" aku seorang pria dewasa dan sudah cukup umur untuk berumah tangga. dan aku memilih mu untuk menjadi istri ku bukan karena nafsu melainkan karena aku dengan tulus menginginkan wanita seperti mu ada di sisi ku " jelas Adrian.
" denger kamu pasti sudah tahu bahwa aku pernah menikah dan pernikahan itu berantakan karena wanita yang aku cintai pergi meninggalkan ku dan memilih mengejar cita-citanya sebagai profesor " lanjut Adrian,dia hanya ingin menikmati rasanya berumahtangga.cukup sekali dia gagal membina rumah tangga nya dan dia tidak ingin gagal untuk kedua kalinya.
" apa kamu membutuhkan cinta. jika kamu sangat menginginkannya aku akan berusaha untuk membuka hatiku lagi " kata Adrian. dengan berterus terang dia mengatakan keinginannya.
" aku tidak akan mempermainkan pernikahan ini " kata Adrian. dia memandang Naura menunggu jawaban dari gadis yang ada di hadapannya.
" saya akan menerima tawaran anda tuan " akhirnya keluar juga jawaban yang di tunggu-tunggu oleh Adrian. entah kenapa hatinya terasa lega saat gadis itu tidak menolaknya.
" tolong bantu saya, tuan pastinya anda tahu bahwa ibu saya dalam kondisi kritis dan dia harus segera di operasi dalam dua hari ini. saya akan menerima tawaran anda untuk menjadi istri anda tuan " pinta Naura. tak terasa mata indah itu meneteskan air mata yang sejak tadi dia tahan.
" itu pilihan yang bagus. aku akan segera mengurusnya kamu tidak perlu khawatir, lebih baik kamu kembali ke kamar mu dan istirahat besok kita kerumah sakit " kata Adrian. terdengar suara berat itu melembut saat melihat Naura yang terisak menangis.
" baik, tuan saya benar-benar berterimakasih pada anda " ucap Naura sebelum dia pergi kembali ke kamarnya.
Naura pun kembali ke kamarnya dengan wajah yang dipenuhi dengan air mata, tak sengaja septa yang ada di ruang tamu melihat Naura yang terburu-buru masuk ke kamarnya sambil menangis.
" mbak kenapa ya. tiba-tiba keluar dari kamar tuan sambil menangis apa terjadi sesuatu ya " gumamnya. karena septa khawatir dia pun mengikuti Naura.
******
" mbak rara " panggil septa dia mendekat.Naura berbalik Dengan cepat dia menyeka air matanya.
" mbak kenapa " tanya septa. dia memandang Naura dengan tatapan binggung.
" aku gak apa-apa sep.kamu udah makan " tanya Naura. dia mengalikan obrolannya.
" belum mbak " jawab septa.
" ayo makan bareng mbak. kebetulan mbak juga belum makan " ajak Naura, mereka pun kedapur untuk makan malam. ada ruangan yang khusus untuk para pekerja ART untuk makan.
Di sisi lain Adrian duduk di atas ranjang bersandar. dia menghubungi asistennya tak lama dari sebrang sana terdengar suara berat.
Call
" hallo tuan " ucap sang asisten.
" pindahkan pasien yang bernama ibu anida di rumah sakit xxx. kerumah sakit terbesar minta juga rujukan dari dokter yang menanganinya sebelum nya" perintah Adrian.
" baik tuan " jawab sang asisten tanpa bertanya siapa orang tersebut.
" carikan juga dokter spesialis bedah terbaik " perintah Adrian. dia tidak ingin menundanya malam ini juga calon mertuanya harus di pindahkan ke rumah sakit besar untuk melakukan operasi.
" baik tuan. saya akan mengurusnya " jawab sang asisten.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!