Mentari bersinar begitu cerah. Seorang gadis turun dari tangga sembari beberapa kali menguap menahan ngantuk yang masih mengerayapi nya.
" Selamat pagi nona Felicia?. " Sapa beberapa pelayan yang sedang menunggu gadis bernama Felicia itu turun dari singga sana nya.
" Selamat pagi semua, mama sama papa udah kerja mbk?. " Felicia mengedarkan pandangan mata nya melihat ke sekeliling ruangan bernuansa putih itu.
" Sudah nona. Tuan berpesan agar nona segera berangkat ke sekolah dan jangan sampai terlambat. Pak Eko sudah menunggu nona Felicia di depan. " Felicia hanya menghela nafas kemudian turun menyabar susu hangat nya kemudian pergi berlalu.
" Nona, maaf nona harus makan dulu dan tuan sudah menyiapkan mobil untuk nona pergi kesekolah. " Seorang pelayan mengikuti langkah lebar Felicia yang dengan santai memakan roti selesai coklat kesukaan nya.
" Gak perlu aku naik sepeda aja, lagian sekolah cuman buruh 10 menit juga sampek kok. " Dengan santai Felicia meninggal kan pelayan nya yang hanya diam memperhatikan kepergian anak majikannya.
" Huft, hidup kaya rasa ternyata tidak semenyenangkan yang aku pikiran. Kasihan sekali nona Felicia dia pasti merindukan kehangatan keluarga nya. " Gumam pelayan itu pelan.
Felicia dengan tas pink dan sepeda nya kini sedang menembus jalanan yang tidak terlalu ramai, gadis itu begitu menikmati udara segar dan angin yang menerpa wajahnya.
Beberapa pesan masuk di ponselnya sejak gadis itu bangun tidur, tentu saja itu pesan grub dari para sahabat nya yang berusaha menghubungi dirinya.
Walaupun dia anak orang kaya tidak membuat Felicia menjadi anak yang angkuh dan sombong. Kesedrhanaan selalu terlihat di dirinya bahkan tidak banyak di antara mereka sering menghina nya yang selalu menaik sepeda kesayangan nya itu.
Felicia selalu berfikir jika kekayaan tidak lah terlalu penting jika kalian tidak bisa menikmati kekayaan yang bahkan seorang gelandang saja memiliki nya, iyaa sebuah Keluarga yang harmoni meski kekurangan tapi selalu bahagia dan bersama.
SMA DIRGA PERTIWI
Gadis itu berhenti di depan gerbang besar yang bertuliskan nama sekolah itu. Sekolah di mana hanya orang berada dan juga berprestasi yang bisa masuk ke sana.
" Selamat pagi pak, permisi saya mau masuk. " Sapa Felicia pada satpam yang sedang tersenyum pada nya.
Felisha menuntun sepeda nya menuju parkiran di mana beberapa kendaraan mewah berjajar di sana.
" Mungkin dia salah satu siswa yang mendapat beasiswa. " Batin satpam sekolah itu.
Beberapa gerombolan anak perempuan mendatangi Felicia dan tersenyum manis pada nya.
" Woy, di telfon dari tadi kemana aja sih?. " Seru seorang gadis dengan kesal menatap Felicia.
" Ya ampun baru juga ngirup udara segar neng, sabar napa sih loh. " Felicia memutar bola matanya kesal mendapatkan celoteh dari salah satu sahabatnya itu.
" Udah deh yuk masuk, bentar lagi para OSIS mau ke kelas. Kita berlima sekelas anjir keren bingitzzzz pokoknya... " Mereka berseru senang kemudian berjalan memasuki lingkungan sekolah yang begitu luas.
Sekolah ini adalah sekolah favorit di kota A, semua orang berlomba-lomba untuk bisa masuk mesti spp yang begitu tinggi namun sekolah ini memiliki kualitas yang terbaik dan patut di acungi jempol.
Kini Felicia dan teman-temannya sudah berada di dalam kelas baru mereka menunggu beberapa OSIS yang siap menyambut kedatangan para murid baru.
Canda gurau selalu terdengar dari sekelompok remaja itu.
Tuk Tuk Tuk
Bunyi sepatu hills memecahkan ke ribuan di dalam kelas itu.
" Selamat pagi anak anak. " Seorang wanita dengan pakaian formal berdiri dengan beberapa siswa yang mengenakan jas bertulis OSIS di dada kirinya menyapa mereka.
SELAMAT PAGI BU.
" Perkenalkan nama ibu Seliana, ibu adalah guru fisika di sekolah ini sekaligus akan menjadi wali kelas kalian. Baiklah saya harap kalian akan saling bertemu dan bersosialisasi dengan beberapa teman baru dan juga para OSIS di sini. " Seliana mempersiapkan para OSIS untuk memperkenalkan dirinya mereka.
Tatapan tajam dan sinis terlihat jelas dari mata mata gadis gadis muda itu, memperlihatkan posisi mereka pada para siswa dan siswi baru di sekolah mereka.
" Tatapan nya kek hewan buas mau nerkam aja deh. " Gumam Seorang Sherlly sahabat Felicia.
" Iya serem amat jadi OSIS, dah lah cuman kenalan doang hari gini dah kagak ada ospek ospekan aman deh. " Balas Felicia pelan sembari memperhatikan para OSIS yang sedang berbicara.
1 jam berlalu dengan perkenalan mereka di dalam kelas membuat beberapa diantara mereka merasa bosan, tidak ada yang menyenangkan di saat pertama kali masuk ke dalam lingkungan sekolah baru.
" Baik saya rasa semua nya sudah jelas dan beberapa OSIS akan membawa kalian untuk berkeliling di sekolah ini, melihat beberapa kelas ruang perpustakaan dan ruang lab di sekolah ini. "
Mereka nampak antusias dengan ucapan seorang siswa yang selalu tersenyum itu.
" Ok let's Go to tour... " Mereka semua mengikuti langka para OSIS yang berjalan lebih dulu.
Pertama yang pasti mereka melihat beberapa kelas termasuk kelas para OSIS dan ruangan kebesaran mereka, sekolah itu memiliki dua lantai dengan luas yang mengagumkan.
Ruangan yang bersih dan nyaman. Kantin yang luas dengan berbagai macam makanan yang nilai jual yang lumayan, perpustakaan yang luas dengan semua buku yang ada di tambah ruangan lap yang lengkap untuk uji coba mereka ketika pelajaran fisika.
" Nah untuk ruangan ini adalah gudang, di mana tidak lah penting untuk kalian masuk kesini. Kamar mandi ada 4 di sekolah ini seperti yang kita lihat tadi. Jadi apa ada pertanyaan?. "
" Kak... " Felicia mengangkat tangan nya.
Semua mata tertuju pada Felicia termasuk mata mata tajam paras siswi OSIS itu.
" Iya, ada apa sebutkan nama kamu. "
" Felicia Damaris dari kelas x1, jadi kapan kita istirahat nya kak dari tadi ada keknya 2 jam kita jalan jalan deh hehe.. " Felicia tertawa kikuk membuat teman teman nya tertawa dengan kelakuan Felicia.
" Istirahat muluk ente, belum ketemu cogan nieh... " Gelak tawa terdengar ramai di Koridor sekolah itu.
" DIAM. " Seketika membuat mereka semua terdiam mendengar suara lantang dari Camellia wakil ketua OSIS yang memiliki tatapan tajam itu.
" Ini sekolah bukan hutan, jangan cuma karna ocehan gadis dengan beasiswa itu kalian lantas membuat sekolah elit kita seperti di hutan. " Ucap Camelia begitu menohok.
Memang benar Felicia masuk ke dalam sekolah itu dengan jalur prestasi yang dia miliki, karena sekali lagi gadis itu tidak ingin namanya terpampang dengan jelas dengan nama ayahnya.
Gadis itu hanya ingin orang lain memandang nya biasa saja bukan gadis manja yang yang selalu melakukan semua hal dengan uang, meski semua sahabat nya tau jika dia gadis kaya namun mereka sepakat untuk tidak membicarakan itu semua di depan umum.
Setiap mata memandang Felicia termasuk sabahat nya yang kini merasa geram dengan ucapan menohok Camelia yang tidak tahu apapun tentang Felicia.
" Emz, apa salah nya dengan Beasiswa sih?. " Ucapan itu keluar dari mulut seorang siswa yang berjalan di belakang para gerombolan siswa-siswi baru.
Hai nama aku Felicia Damaris
Anak tunggal kaya raya dari ayahku Miko Damaris seorang CEO di perusahaan pribadi nya. Sedangkan ibu ku adalah seorang manager di perusahaan orang tua nya.
Dia sahabat ku, Anugerah Kinanti sering di panggil Kinanti. Dia anak dari seorang dokter ternama ayah dan ibunya sesama dokter dia juga bukan dari keluarga biasa.
Kalau dia si paling perfect, Megitarius Alexandria. Biasa di paling Alexsi. Dia tinggal bersama dengan kakak nya yang seorang CEO sekaligus dosen di salah satu kampus besar di kota A. Orang tuanya sudah tiada sejak 5 tahun lalu karena kecelakaan.
Febiola Cantika, anak dari pemilik toko perhiasan dan juga pemilik beberapa toko besar di kota A. Gadis cantik dengan ilmu bela diri yang perfect sejak SD. Dia adalah pelindung ku Feby.
Gadis manis keturunan Jepang ini sahabat ku dari sekolah SMP, nama nya Sherly Hanjie Mi. Ayahnya seorang pengusaha di Jepang dan ibu nya seorang pemilik toko kue dan perhiasan di kota A.
Kehidupan ku dari kecil di bilang sempurna. Kekayaan berlimpah dan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tua ku. Namun sejak kejadian itu, mama berubah padaku dia seperti membenci ku dan menghindar berinteraksi dengan ku.
Kejadian itu sudah berlalu 4 tahun lalu saat usia ku 9 tahun, saat itu aku melihat dan mendengarkan pembicaraan yang seharusnya tidak pernah aku dengar dari wanita yang menyandang gelar sebagai ibu ku.
Kejadian yang selalu berputar dalam ingatan ku dan sangat sulit aku lupakan, rasa penyesalan saat bibirku membeku diam tidak bisa menyatakan suatu rahasia yang aku sendiri menyesali telah mengetahui nya.
Mama selalu menyalahkan ku dan selalu kasar padaku, kebahagiaan yang dulu sering aku dapat kam kini berubah menjadi sebuah kesalahan dalam beberapa tahun belakangan.
Aku tidak memberitahu siapa pun aku menyayangi mama aku takut jika semua orang akan membenci nya termasuk papaku, dia akan menjadi orang pertama yang akan membuat mama pergi dariku dari kehidupan ku.
Ini adalah tahun pertama ku masuk ke sekolah menengah atas. Bahkan mereka saja tidak mengucapkan apapun padaku, mereka sibuk dengan kegiatan mereka tanpa pedulikan aku anak mereka.
Aku mulai tumbuh dengan kepribadian yang ceria tertawa terbahak-bahak meluapkan setiap emosiki, namun di balek semua itu ada rasa sakit yang berusaha aki tutupi.
Kehidupan yang aku jalani adalah sebagai gadis periang sederhana dan membuat orang lain bahagia tanpa ada beban, meski terkadang aku merasa kesepian diantara banyak orang orang di sekeliling ku.
Semua nya, aku mempunyai semua yang orang lain bahkan tidak memiliki nya. Namun aku memilih untuk hidup sederhana dengan sepeda hadiah dari pengasuhan beberapa tahun laku sebelum dia pergi untuk selamanya.
Tidak ada Felicia yang boros berhamburan atau Felicia yang terlihat gelamor. Hanya ada Felicia yang begitu sederhana dengan teman temanya yang selalu mendukung itu semua.
Ketika malam tiba, rasa sepi membuat nya berputar pada tahun tahun lalu di mana masih ada kebahagiaan yang menyertai nya, tidur dengan bacaan dongen dan segelas susu hangat.
Kecupan lembut dan usapan hangat di kepalanya. Semua itu dia bener bener merindukan semua perlakuan lembut itu, meski dia harus menukar dengan apapun itu bukan lah masalah baginya.
Namun dia sendiri bingung bagaimana mengembalikan semua itu seperti dulu.
Semua mata menatap nya. Pemuda dengan jas OSIS berwarna merah itu membuat semua mata tak berkedip, mata hitam tajam tubuh putih tinggi dengan rahang kokoh yang membuat nya semakin berkharisma.
Pemuda itu membelah barusan dengan tangan yang berada di dua sisi kantong celana nya.
" Memang apa yang salah dengan Beasiswa Camelia, itu artinya dia memiliki otak yang cerdas kan meski dia dari kalangan orang kurang mampu. " Ucap nya datar mendekati Camelia yang kesal dan berusaha mengalihkan pandangannya.
Dia berbalik menatap siswa-siswi baru yang sedang berbisik tentang ketampanan nya itu, Felicia tersenyum menatap nya meski tidak di balas oleh pemuda itu.
" Fel, jangan senyum terus naksir lo entar. " Gumam Febby menyenggol bahu sahabatnya.
" Enggak, gue cuma senang aja kok dia baik dia suka bela orang lemah Feb.. " Febby memutar bola matanya jenggah melihat tingkah Felicia.
" Lo bukan orang kere ajir, kalau dia tau oleh anak pengusaha mah kagak bakal lo di bela. " Timpal Sherly membuat Felicia mengerucutkan bibirnya kesal.
Mata mereka bertemu mata hitam tajam itu menatap Felicia dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Saya, Argha Zikry Fernandez. Ketua OSIS dan kakak kelas kalian. Saya rasa perkenalkan diri dan lingkungan sekolah sudah lebih dari cukup, kalian bisa istirahat dan kembali ke kelas masing-masing yang sudah di tetapkan. " Ucap Argha tegas membuat mereka semua segera membubarkan diri.
Di sana Felicia dan ke empat teman nya sedang bercanda gurau menuruni tangga satu persatu menuju kantin yang ada di lantai 1, tatapan Argha masih sama menatap gadis yang baru saja dia temui itu.
" Kembaliin Zikry, mau sampek kapan lo berada di tubah dia ha.. lo itu gak pernah di harapkan sama siapaun jadi tolong kembaliin pacar gue Zikry. " Ucap Camelia menarik tanggan Argha agar menatap dirinya. Argha yang kesal menghela nafas kesal mendengar celotehan Camelia.
" Silakan bawa dia kembali kalau emang lo bisa buat dia kembali, gue saranin lo gak usah ikut campur tentang kehidupan siapa di tubah ini. Lo bukan siapa siapa dengan bakingan lo itu anjir. " Argha berlalu melewati tubuh Camelia dan sengaja menabrak punggung gadis itu.
Camelia menghentakan kaki nya dengan keras karena kesal. Argha adalah ketua OSIS sekaligus Ketua tim basket di sekolah itu sudah banyak piala yang dia sumbangkan, namun di balek semua itu Argha adalah anak yang sangat susah di atau sikap berandalan nya itu yang terkadang membuat semua orang memilih mengelus dada dari pada berdebat dengan nya.
Tak sering dia juga ikut tawuran sesama pelajar dari sekolah lain. Namun di balek sikap buruk Argha ada jiwa lain yang berada dan berdiam di dalam tubuh nya, sikap berlawanan arah dengan Argha yang kita kenal sebagai berandalan itu.
***
Di kantin sekolah
Semua siswa-siswi sedang berkumpul di kantin untuk menikmati makan siang mereka sembari beristirahat sejenak. Semua 1 sekolah berkumpul di ruangan bernuansa putih yang cukup luas itu. Di sana Felicia bersama dengan teman teman nya sedang sibuk dengan pesenan mereka sembari bercanda gurau.
" Eh, itu Ketua OSIS kalian dah tau belum gosip nya?. " Alexsi menatap teman teman nya membuat mereka merasa penasaran.
" Apa.. " Sahut mereka dengan kompak. Sherly mendekat dirinya agar lebih deket dengan para sahabat nya itu, muali berbisik bisik agar tidak membuat orang lain mendengar apa yang sedang mereka bicara kan.
" Gue denger dari salah satu kakak kelas disini tentang Argha, dia itu pacar nya Camelia wakil ketua OSIS kita. " Felicia memutar bola mata nya jenggah dengan percakapan yang terlalu naif itu dengan berbisik bisik tidak jelas.
" Cuman ngomong gitu aja ngapain sih bisik bisik, lagian siapa tau yang mau nguping pembicaraan kita her.... humt,. humt.... " Seketika Kinanti membekap mulut besar Felicia dengan tangan nya agar gadis itu diam.
" Sttttt.... ini sekolah anjir bukan hutan, ngapain sih teriak teriak bisa diem kagak lo.. " Bisik Kinanti kesal kemudian melepaskan tangan nya dari mulut Felicia.
" Yaaa kalian ngapain sih bisik bisik, ngomong biasa aja kan bisa. Kek rahasia aja cuman ngomong Ketua ma watua OSIS kita aja deh. " Sungut Felicia kesal.
" Lanjut Lex, jadi kenapa Camelia ma Argha?. " Selly dan Febby tidak peduli dengan perdebatan Felicia dan kinana mereka lebih penasaran dengan ucapan Alexsi yang belum selesai itu.
" Iya mereka itu pacaran dan gue denger kalau Argha itu berbeda, ada kelainan yang membuat nya seperti dua orang yang berbeda dan dia bisa berubah gitu. " Felicia semakin tidak percaya dengan percakapan itu.
" Lo kira dia power rangers apa, dia baik dan kek nya gak aneh aneh deh kelainan apa sih?. Ganteng juga kok walaupun cuek.. " Felicia tersenyum tipis melihat wajah sahabatnya yang sedang menatap nya dengan kompak.
" Dia itu berandalan Felicia, dia juga anak orang kaya suka tawuran buat onar dan Ketua geng motor yang cukup di segani. Maksud dari kelainan tuh kek dia bisa berubah menjadi seseorang yang lain, seseorang yang berlawanan dengan dia yang sekarang dia... "
Bruk
Seketika mereka berlima berjingkrak terkejut dengan kedatangan Camelia dan genk nya.
" Maaf kak, kenapa yah?. " Sherly bebicara dengan heran melihat tingkah Camelia. Gadis itu tersenyum sinis sembari memutar bola matanya.
" Ini tempat gue sama genk gue, kalian pergi dari sini sekarang. kalian cukup pasti belum tau kan siapa kita, jadi sebaiknya kalian cari tahu dulu dan segera pergi. " Gumam Camelia menekuk kedua tangan nya di depan dada.
" Tapi maaf kak, ini tempat umum dan siapa aja bisa duduk di sini tanpa mengclam jika ini tempat seseorang. Kita udah dari tadi di sini jadi kakak silakan cari temen lain. " Ucap Felicia dengan senyuman. Camelia yang merasa jika Felicia melawannya seketika mengambil jus jeruk Febby dan langsung menyiram kan nya ke wajah gadis itu.
Seketika kantin itu nampak gaduh melihat pertingkaian mereka, teman teman Camelia tersenyum puas melihat Camelia yang basa kuyup.
" Maksudnya apa yah Kak, jangan semenah menah kita tau kalau kakak wakil ketua OSIS tapi kakak juga gak bisa memperlakukan kita seperti ini. " Felicia benar-benar marah dengan sikap Camelia.
" Iya lo gila apa yah, sembarangan aja nyiram anak orang!. " Alexsi mendorong bahu Camelia agar menjauh dari nya.
" Hee, berani lo semua sama Camelia. Cari gara gara ni bocah Lia harus di kasih pelajaran tau gak. " Teman taman Camelia seketika marah melihat Alexsi mendorong Camelia.
" Udah udah, ini sekolah bukan hutan ayo Felicia kita ke kamar mandi aja bersihin baju lo gak ada gunanya ngeladenin orang gila dan sok berkuasa itu. " Kinanti menarik tangan Felicia dan mengajaknya untuk pergi di susul oleh temannya yang lain.
" Wah, gak bisa di biarin mereka itu udah kelewatan Camelia. Dia itu anak baru tapi lagak nya udah kek tau segalanya. " Ucap seorang teman Camelia membuat amarah gadis itu memuncak dan membara.
" Ini gak bisa di biarin. " Camelia berjalan mengikuti Felicia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!