Pyar......
Gelas melayang persis di depan hana, membuat gadis yang mengenakan gaun putih pengantin itu terjingkat takut.
" Kamu harus menikah,,,,, tidak ada penolakan,,, ! " Bentak wanita matang bergaya elegan namun mewah.
" Ak,,, aku tidak mau mah,,,, hana tidak mau menikahi pria tua itu,,,,! "
" Tapi kamu harus menikahinya untuk membayar hutang perusahaan papamu...!" Bentak syilla mama tiri hana.
" Tapi hana tidak mau maaaa,,,, kan ada kak sherly,,, kenapa harus hana... Hana kan masih di bawah umur untuk menikah... ;" Bantah hana dengan penuh ketakutan. Namun dia coba untuk memberanikan diri.
Plak....
Tamparan keras langsung mendarat keras di pipinya , sampai membuat hana merasakan perih dan panas secara bersamaan dari bekas tamparan tersebut.
" Sherli akan menikah dengan vino,,,! " . Bantah mama syilla.
" Tapi kata kak vino dia tidak akan menikahi kak sherly.! " Bantah hana, karena vino memang berkata demikian padanya. "akh,,!" Hana langsung meringis karena mama syilla langsung mencengkeram rahangnya kuat.
" Sakit maaah,,, "
"Berani kamu bicara seperti itu lagi,,, maka akan aku robek mulutmu itu.. ! " Ancam mama syilla dengan ekspresi sangar.
Drrrt....drrtt..
Ponsel mama syilla bergetar, di lihatnya siapa yang menghubunginya.
Setelah itu, seperti tanpa dosa, ibu tiri hana langsung melangkah pergi meninggalkan hana di dalam apartemen dengan pintu yang dikunci dari luar.
****
Sedang di sisi lain.
" Di mana dia?" Kata seorang bermata tegas pada panggilan yang di lakukannya.
" Sepertinya dia masuk ke pintu 66 ,,,,!" Jawab dari sebrang panggilannya.
Pria itu langsung menatap serius ke arah pintu yang di maksud "saya berada dekat dengan pintunya,,,,aku akan masuk ke sana sekarang,,,!" Tegasnya dan langsung mematikan panggilan.
Tangan kekar itu langsung meraih senjatanya, kemudian menggenggam kuat gagang senjata itu. dengan jari yang siaga di depan pelatuk , Bersiap membidik apapun yang di sasarnya.
Langkahnya pelan penuh ke hati-hatian menuju ke pintu yang bernomor kan 66, yang di dalamnya terdapat hana yang sedang menangis pilu karena penolakannya untuk menikah tak di hiraukan.
BRAKKK...
Hana langsung kaget , dan menoleh shock pada pintu yang tiba-tiba terbuka karena di dobrak dengan sangat kuat. Mata yang awalnya terpejam dengan berlinang air mata, langsung berkedip beberapa kali karena terkejut.
" Siapa kamu,,. ? " Tanya hana pada pria yang memakai pakaian full hitam, bertopi dan memakai masker.
Namun pria itu tidak menghiraukan pertanyaan hana, dan masih terlihat serius, celingukan seolah sedang mencari sesuatu.
Hana yang menyadari keseriusan pria itu pun mulai waspada dan merasa sedikit takut, tanpa sadar hana ikut melihat ke sekitar, seperti apa yang di lakukan pria itu. "anda mencari apa ? " Tanya hana lagi dengan suara yang sedikit tinggi namun terdengar tegang.
Di sini pria itu berhenti dari apa yang di lakukannya, dan melihat fokus ke arah gadis yang mengenakan gaun putih, tidak ada yang bisa di lihat oleh pria itu, kecuali mata basah gadis tertutup itu, bahkan tangannya juga di tutupi dengan sarung tangan yang berwarna sama dengan gaunnya.
Meskipun begitu, pria itu sempat terpaku untuk beberapa saat, menatap lekat mata indah hana yang berwarna sedikit coklat.
Akan tetapi, pria itu tetap tidak bersuara, karena setelah itu dia kembali ke niat awalnya, dan kembali serius dengan apa yang di carinya. Akan tetapi , setelah semua ruangan di sisir, tak ada tanda-tanda keberadaan orang yang di carinya.
Dalam Kepanikan dan ketakutannya, sebuah pikiran konyol terlintas dalam benak hana. Tiba-tiba dengan berani dia menghampiri pria tersebut, " Tuan,, ayo ikut aku,, " Kata hana yang langsung menariknya kuat. Pria yang terlihat bingung itupun menurut ketika dia tarik keluar oleh hana.
Namun ketika dia tersadar dan mau meghempaskan genggaman tangan hana, tiba-tiba suara dari handset kembali terdengar "sekarang kita harus segera keluar dan bersembunyi ,,,, karena si brengsek sedang mengerahkan semua anak buahnya ke sini ...!"
" Sial,,, !" Umpat pria itu.
" Tuan,,, ayo cepat ikut aku,,, nanti mama syilla dan pria tua itu keburu datang,,,!" Kata hana dengan terus mencoba berlari dan menarik pria tersebut.
Belum jauh keduanya berlari, sebuah panggilan terdengar lantang hingga mengema di lorong itu, "HANA,,!".
Yang punya nama langsung menoleh, lalu melihat ke arah orang yang memanggilnya, "kak sherly,,,! " Gumamnya dengan ekspresi tidak percaya. Tapi setelah itu, hana menatap penuh pada pria depannya. "Tuan,,,, bisakah kamu segera menikahiku,, "
Mata pria itu terlihat melebar, tentunya itu karena dia yang terlampau bingung. "Jangan berpikir apapun sekarang,,, ! " Kata hana cepat sebelum pria itu bersuara. Setelah itu hana kembali menariknya.
Senjata yang di bawa pria itu dia sembunyikan kembali , dengan pandangan yang menatap waspada ke sekeliling.
" Sean......Kamu di mana? " Suara dari handset.
"Sepertinya mau ke ruang aula,, " Jawabnya.
"Sekarang,,, tempat ini sudah di kepung oleh anak buah si brengsek,,, carilah tempat aman ,,aku akan segera membawa Orang-orang kita segera,,! "
Menyadari situasi , pria yang di bawa hana mulai berpikir cepat, dan sepertinya dia harus mengikuti permainan gadis yang membawanya ini, meskipun dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Dan ternyata Hana pergi ke sebuah tempat, yang di mana sudah ada penghulu yang bersiap untuk menikahkan dirinya dengan pria yang di jodohkan oleh ibu tirinya.
Tap,,, tap, ,, tap,,,,
Derap langkah hana semakin di percepat mendekati beberapa pria yang sudah duduk di tempatnya masing-masing. Kemudian dia memaksa pria itu untuk duduk juga. "Duduklah,,,! " Kata hana pada pria yang di bawanya.
Dan dengan nafas yang menderu, dia mencoba berkata dengan tenang pada penghulu tersebut ,, "ini calon suami saya,,,, cepat nikahkan kami,, ! " Katanya tergesa.
Pria itu sempat melirik pada hana yang terlihat tegang ketika berbicara dengan beberapa orang yang ada di sekitar mereka.
"Cepat lakukan pak,,,! " Kata hana serius pada penghulu. Setelah itu penghulu memberikan sebuah coretan untuk di baca oleh sean, untuk dia ucapkan sebagai ucapan ijab. Sean yang terdesak situasi hanya menurut, dia mendengarkan arahan penghulu itu dengan serius.
Dan lagi-lagi, karena situasi sean hanya menuruti alur saja, tanpa tahu apa yang akan terjadi setelah ijab itu terjadi.
Dan begitupun dengan hana, yang berpikir sesaat hanya untuk menghindari pernikahannya dengan pria tua dari perjodohan mama tirinya.
Dan tanpa persiapan dan saling kenal, sebuah ijab berkumandang dengan lantang dari bibir seorang sean untuk maryam hana az-Zahra.
Dengan sebuah maskawin cincin yang di kenakan oleh sean, cincin putih berukir kan namanya 'sean jeevan' yang dimana itu adalah peninggalan satu-satunya dari sang ibu.
Hana menerima cincin itu tanpa ekspresi, sedang sean yang memberikannya tampak berat dan tak rela. Tapi dia berpikir kalau ini hanyalah untuk sementara , yang penting sosok tertutup yang dia nikahi ini tetap dalam pengawasannya. Setidaknya sampai masalah ini selesai , dia bisa pergi dan meminta kembali cincin peninggalan ibunya.
Penghulu mengucapkan do'a untuk keduanya, di sini hana tampak khusyuk menyimak setiap lantunan yang keluar dari bibir penghulu.
" Amiiinn ,,,! "
Do'a selesai, dan hana langsung mengusapkan tangannya ke wajah, setelah itu hana meraih tangan sean untuk di salimi. Dan entah mengapa kali ini tangannya terasa sangat bergetar, tidak seperti tadi yang seakan biasa saja dan seolah tanpa beban.
Sean yang bingung hanya menyambutnya dengan menatap tajam, dan ketika hana mencium tangannya takdhim, sesuatu terasa aneh dalam hati Sean , hangat, bercampur haru, melihat hana menunduk untuk memcium lembut tangannya dari balik cadarnya.
Dor... Dor.. Dor...
Beberapa orang yang ada di tempat itu langsung berhamburan, dan begitupun dengan hana yang langsung bersembunyi di balik punggung suaminya.
" Aahh,,,, akhh,,,,, ahhk,,,, " Jerit riuh terdengar di tempat itu, sedang Sean langsung membawa hana untuk bersembunyi. Hana yang sudah ketakutan hanya menurut, tangannya menggenggam kuat cincin pemberian sean Sambil dia bawa untuk menutup telinganya.
" Diam di sini,,,! " Kata sean pada hana agar tetap berada di bawah meja untuk bersembunyi. Dan sean juga melirik sekilas pada tangan hana yang mengenggam kuat cincinnya.
" Aku takut,,,! " Kata hana dengan mata yang benar-benar terlihat ketakutan.
" Tidak apa-apa,,, " Kata sean menenangkan.
" Ada apa ini,? ,, kenapa di sini ada penjahat__!"
Dorrr...
" Aakh,,,,! " Jerit hana dan langsung memeluk sean dengan tubuh yang benar-benar gemetar.
Di sini sean yang biasanya dingin dan tegas, terlihat menepuk pelan punggung hana yang bergetar , jiwa lembut penuh kasih yang tidak pernah terlihat dari dirinya, seakan dia lakukan dalam persembunyiannya bersama dengan hana. Dan bagaimana ini bisa terjadi, sean sendiri juga merasakan hal aneh ini dalam jiwanya.
"Tetaplah di sini,,, ;" Kata sean lagi dengan mata yang kembali melihat ke arah cincinya. Namun tetap saja dia merasa tidak tega untuk memintanya saat ini.
Akan tetapi , bukanya menurut, hana justru memperkuat pelukannya pada sean, karena dia benar-benar ketakuan sekarang. Hingga sampailah sean yang hanya bisa menghela nafas berat.
"Tidak apa-apa,,,duduklah dengan tenang di sini ! " Kata Sean menenangkan dengan suara yang hampir mirip dengan bisikan.
" Hana takut,, " jawab hana seperti orang menggigil, karena saking takutnya.
Pada akhirnya, dengan hana yang tetap dalam dekapan, sean kembali mengeluarkan senjatanya. Dan dengan tatapan tajamnya, sorot matanya mengintai ke arah lawan yang sedang berkeliaran .
" Hiksss,, aku tak__! "
" Sstt... ;"
Hana langsung diam dengan nafas yang langsung tertahan, setelah sean memberinya isyarat agar tak menimbulkan suara, karena tempat itu yang mulai sunyi. Dan hanya ada beberapa orang yang berjalan mengendap dengan senjata yang siap untuk menembak.
Di tempatnya, satu tangan sean juga semakin membawa hana ke dalam pelukannya, dengan satu tangan yang memegang senjata mengarah lurus ke arah sasarannya. Hingga akhirnya.....
Dor....
" Ahk, ! " Kaget hana karena suara senjata sean yang berada dekat dari telinganya.
" Di sana,,, ! " Tunjuk seorang yang bersenjata ke arah persembunyian sean dan hana.
" Sekarang tetaplah diam dan jangan kemana-mana...! " Kata sean yang langsung melepas paksa tubuh hana, kemudian dia berlari keluar untuk mengalihkan perhatian lawan.
Meskipun sangat ketakutan ,tapi hana terlihat patuh, dengan tangan yang kembali menutupi telinganya, juga mata yang terpejam rapat.
Dor... Dor.. Dor...
Dengan keluarnya sean dari persembunyian, suara tembakan dan keriuhan orang-orang yang ada di sana kembali terdengar bersahutan. Jeritan ketakutan terdengar mengerikan dalam pendengaran, tapi hana mencoba pasrah dengan tetap diam di tempatnya.
Sean benar-benar menghadapi puluhan orang sendirian sekarang, sampai peluru pistol yang ada di tangannya habis. "Sial...!" Umpatnya marah sambil membuang senjatanya. Dan setelah itu dia berkelahi menggunakan tangan kosong, dia sendirian melawan puluhan musuh yang mengepungnya.
Aksi pukul dan tendangannya membuat orang-orang terpental dan tumbang, namun ada juga yang kembali berdiri untuk menyerang sean lagi.
Dan ketika suasana sedang tegang dan memanas, Tiba-tiba salah seorang yang di tendang sean dengan kuat, jatuh tepat di atas meja yang di bawanya terdapat hana.
Bruaagh....
" Akh , " Jerit hana karena kaget.
Klinting,,, klinting,,,, klinting...
Cincin yang di genggamnya terlepas dan jatuh menggelinding di lantai.
Sean tidak tahu itu, namun hana yang menyadari , langsung bergerak dari tempatnya untuk mencari cincin itu . Lama hana menatap ke sekitar, tapi dia tidak melihat keberadaan cincin tersebut.
Hingga pada akhirnya, dia tiba-tiba menegakkan badan dengan pandangan yang tetap melihat ke sekitar . Baru saja dia berdiri . Fokus Sean langsung buyar karena melihatnya.
Bugh..
sean langsung meringis karena pukulan kuat dari seseorang, namun dia cepat membalasnya dengan pukulan yang jauh lebih kuat dan menggila.
Hingga pada akhirnya Sean mampu melumpuhkan semua orang yang mengeroyoknya.
Dan dengan nafas yang sedikit tersengal dia mendekati hana yang terlihat mencari sesuatu "ada apa? " Tanya Sean.
" Cincinnya jatuh,, ! " Jawab hana sedih dengan pandangan yang terus menyisir sekeliling.
Sean yang mendengar itu langsung murka "BAGAIMANA KAMU BISA CEROBOH SEPERTI ITU,,,, HAH,, ! " Bentak Sean dengan mata yang terlihat mengerikan.
Hana yang sempat terjingkat karena nada tingginya, kini terlihat shock dengan menatap penuh ketakutan pada Sean.
"Ak,,, aku akan mencarinya lagi,,, ! " Kata hana tergagap. Dan langsung bergerak cepat untuk mencari cincin itu .
Tangannya yang gemetar mencoba dia tenangkan. Penglihatan yang sudah memburam coba dia usap agar bisa terang. dia tidak bisa di bentak, apalagi dengan nada yang menggelegar seperti tadi.
Sedang di tempatnya , Sean justru diam tak bergerak, matanya menatap tajam pada hana yang sedang berusaha mencari cincinnya.
Hingga akhirnya " Ketemu !! " Kata hana penuh lega sambil menuju ke cincin yang tergelak.
" HANA,,, " Panggil mama syilla yang baru datang bersama dengan orang yang siap menikahinya.
Cincin yang sudah ada di tangannya kembali di genggam erat oleh hana, "Mama ! " Gumam hana yang langsung bergerak panik mendekati Sean.
" Apa yang terjadi, ? " Tanya mama syilla dengan menatap bingung ke arah sekeliling .
Hana tidak menjawab, karena dia terlalu takut pada pria yang sudah menatapnya dalam dan mesum. "Hana,,, sayang,,,,! " Panggil pria tua pada hana.
Perlahan hana bersembunyi di balik tubuh gagah Sean. "Jangan mendekat,,, aku sudah menikah,, ! " Katanya dari balik punggung Sean.
Sean melirik sedikit ke belakang, dan sepertinya dia mulai memahami situasinya saat ini.
Mendengar perkataan hana pandangan mama syilla langsung tegak lurus dan serius pada anak tirinya. "Apa yang kamu katakan hana,,,, dia adalah calon suamimu,, ;" Kata mama syilla menyela.
" Hana sudah bersuami maaa,,, jadi,,, hana tidak bisa menikahinya,,,, "
" Apa..! " Marah pria tua dengan berjalan cepat mendekati hana. Membuat hana yang bersembunyi di balik tubuh Sean langsung memeluk lengan kekar pria tampan tersebut.
Dan sebelum pria itu benar-benar mendekat, tatapan tajam Sean langsung menyorot seperti iblis . Hingga membuat langkah pria tua itu perlahan berhenti, sampai akhirnya termundur.
"Apa yang kamu katakan,,, jangan kurang ajar kamu hana,,,, " Marah mama syilla yang gantian bergerak cepat mendekati hana.
Hana yang melihat langkah lebar mamanya langsung menggenggam baju Sean, sebuah tanda kalau dia butuh perlindungan. "berani maju selangkah lagi,,,, akan aku patahkan kakimu,,,! " Kata Sean dingin dan penuh penekanan.
Mama syilla langsung menatap pria bertopi dan menutupi wajahnya dengan masker. tanpa takut mama syilla pun mendekat, berdiri tepat di depan Sean dan seolah menantangnya. "Siapa kamu,,?apakah kamu kekasihnya,,,? " Tanya mama syilla sinis pada Sean.
Sean tak bersuara, hanya matanya saja yang menatap penuh pada mama syilla dengan penuh isyarat peringatan. Sedangkan di belakangnya , Sean merasakan genggaman tangan hana pada bajunya semakin kuat .
Mama syilla tiba-tiba tersenyum sinis pada hana "oh,,, apakah di balik jilbab panjang dan cadar, ternyata kamu juga seorang yang hina,,,gadis gatal rupanya yaaaa,,,,! "
Hana menunduk sedih, kakinya sedikit maju dan lebih mendekat pada tubuh Sean, dan Sean merasakan itu.
Lalu kemudian, Sean melepaskan paksa tangan yang di peluk hana, lalu meraih pinggang kecil hana sambil menatap penuh pada mama syilla "dia istriku,,, jadi,,jaga bicaramu,,, jangan sampai aku merobeknya sampai ke telinga...! " Gertak Sean pada mama syilla.
" Sean..! " Panggil nathan dengan beberapa orang di belakangnya . Dia adalah nathan asisten Sean, seseorang yang berbicara dengannya melalui handset tadi.
"Apakah kamu tidak apa-apa? " Tanya nathan panik.
" Tidak,,, ! " Jawab Sean pada nathan. Setelah itu dia menoleh pada hana "Sekarang kita bisa pergi. " Ucap Sean dengan hana yang masih di rangkulnya. Sedang hana sendiri masih terlihat diam dan menunduk sedih.
Mama syilla yang melihat hana akan di bawa pergi langsung bersuara "mau ke mana kamu hana,,! "
" Hiks,,, " Hana tidak menjawab, hanya isakannya saja yang terdengar. Sean melihat itu, tapi dia tetap berjalan membawa sang istri, tak menghiraukan mama syilla yang panik karena orang-orang Sean yang menjagalnya.Pria tua itu diam memendam kemarahan melihat hana pergi, Tapi dia tidak berani pada Sean.
Sesampainya di mobil, Sean membukakan pintu untuk hana "masuklah.. ! "
Hana menatap Sean dengan mata yang sangat merah dan basah "tuan,,, hiks,,, apakah aku bisa hidup denganmu,,,, aku tidak mau kembali pada mama.. " Pintanya penuh iba.
" Hmm, " Jawab Sean dingin. Setelah itu hana naik mobil di bagian belakang , bersama dengan Sean di sampingnya .
Di mobil, Sean mengulurkan tangannya untuk mengambil cincin yang di genggam hana , tapi hana langsung menyembunyikannya .
Sean yang melihat aksi hana langsung menatapnya penuh"kembalikan cincin ku.. !" Kata Sean.
" Ini adalah mas kawin ku,,, ini adalah hak ku,,!"
"Apa maksudmu,,?" Tanya Sean bingung juga dengan sedikit menahan marah.
" Ini adalah mahar yang kamu berikan padaku,,,! Jadi ini adalah milikku,,! "
Sean diam , memahami sesuatu, kalau kata mahar yang di ucapkan hana adalah sebuah bentuk yang bisa di per umpamakan dengan membayar.
" Itu harganya murah,,, aku akan menggantikannya dengan yang lebih mahal..! " Kata Sean dengan tangan yang terlihat memaksa.
" Aku tidak mau,,,bagaimanapun ini adalah mahar pernikahanku,, jadi aku harus menyimpan dan menjaganya,,, meskipun __!" Hana langsung menunduk sedih dan menggantungkan ucapannya.
"Meskipun aku tidak tahu menikah dengan siapa sekarang? " Sambung hana dalam batin.
Sean yang terkenal kejam, seakan tak bisa bertindak banyak dengan penolakan hana dalam mempertahankan cincin itu. Bahkan matanya yang menatap tangan gadis itu, merlihat bagaimana tangan kecil itu mengusap lembut cincinnya dan seakan benar-benar tidak mau memberikannya.
" Kalau begitu,,,, jaga itu baik-baik,,,, karena kalau sampai itu hilang,,, maka gantinya adalah nyawamu..! " Kata Sean memberikan peringatan.
Bugh..
Sean langsung kaget. Karena hana yang tiba-tiba memukul lengannya kuat "kenapa kamu menakutiku,,,, !" Marah hana dengan mata yang sangat menyipit. " Kamu tadi bahkan membentak ku.. ! " Sambungnya dengan nada yang seperti akan menangis .
Sean berkedip satu kali, melihat pada hana yang langsung menangis setelah memarahinya. Dan entah mengapa dia merasa sangat tidak tega padanya .
" Itu adalah cincin peninggalan ibuku,, " Kata Sean lembut memberikan pengertian.
Setelah itu hana berhenti menangis, lalu menatap cincin itu dengan dalam . Dan dengan ekspresi yang sangat berat hati, dia memberikannya pada Sean, karena dia tidak mau egois dengan memaksakan mas kawinnya itu ,yang di mana itu adalah barang berharga milik pria di sampingnya.
" Ini,,! " Kata hana. "Maaf,,, aku tidak tahu,,!" Lanjutnya. Akan tetapi Sean malah diam , dan hanya menatap cincin yang di berikan hana padanya.
Lama Sean benar-benar berpikir, dan tangan hana terangkat untuk memberikan isyarat agar Sean menerimanya. Setelah itu, barulah Sean kembali mengambil cincinnya, lalu memakainya kembali.
"Maaf,,, kalau hana sudah lancang karena meminta tuan menikahi hana,,,, sebenarnya hana cuma tidak ingin menikah dengan rentenir gendut itu...! "
" Aku tahu,,, " Jawab Sean tenang sambil menatap cincin di jarinya.
Mendengar jawaban Sean yang tenang membuat hana menoleh kaget. karena bagaimana bisa pria yang baru di lihatnya mengetahui niatnya menikahi dia " Bagaimana anda tahu? " Tanya hana .
Sean hanya menjawab dengan lirikan mata, setelah itu dia melepas topi dan maskernya. Dalam keadaan di mana hana masih menatap penuh padanya.
"Waaahh,, ternyata kamu masih muda,,, !" Ucap hana seperti orang yang tidak percaya .
Mendengar ucapan hana Sean langsung membalas tatapannya "Apakah kamu kira aku sudah tua? " Tanya Sean.
" Tidak,,, aku kira kamu itu berumur 40an tadi...!"
Sean tersenyum mendengar itu, dan entah mengapa dia menjadi sedikit banyak bicara sekarang.
Lama di perjalanan, akhirnya mereka sampai ke mansion mewah Sean. hana tidak kaget dengan mansion yang indah seperti itu. karena selama ini dia juga tinggal di mansion. Hanya saja setelah mamanya meninggal dan papanya menikah lagi, hana lebih suka tinggal di apartemen bersama dengan pengasuhnya.
Setelah masuk pintu utama mansion itu, hana langsung di bawa oleh Sean ke ruang tengah "bawa dia ke kamar! " Kata Sean pada seorang pelayan.
Di sini hana langsung mengikuti langkah wanita berseragam pelayan , dan setelah sampai di sebuah kamar mewah, hana langsung di berikan sebuah baju ganti, yang di mana itu sangat seksi. Bahkan hana tidak tahu bagaimana cara pakainya, karena menurut dia, itu tidak pantas di sebut baju, karena bentuknya yang banyak sekali tali.
Pelayan itu tidak tahu kalau hana adalah istri tuannya,yang berarti dia adalah nyonya di mansion itu. karena pelayan yang memberikan pakaian itu mengira, kalau hana adalah wanita penghibur Sean, sama seperti wanita-wanita yang datang seperti biasanya.
" Ini apa? " Monolog hana sambil merentangkan baju yang di berikan padanya.
Sedangkan di ruang tengah , Sean dan nathan sedang berbicara serius, keduanya tampak tegang dalam membahas sesuatu.
Namun,ketika sedang serius-seriusnya, tiba-tiba pandangan Sean berpaling pada sosok hana yang keluar kamar , dan sekarang sedang berjalan ke arahnya, dengan membawa kotak pakaian tadi.
" Ada apa? " Kata Sean pada hana setelah dekat.
Nathan yang awalnya sedang berbicara serius langsung berhenti , lalu melihat ke arah pandang yang sama dengan Sean.
" Ini, ! " Kata hana sambil menjulurkan pakaian seperti tali tadi. " Ini apa? Kata kepala pelayan,,, aku di suruh pakai ini... !"
Mendengar suara hana yang begitu imut , sempat membuat nathan terhanyut untuk beberapa saat, akan tetapi hana sama sekali tidak melihat padanya. Sampai hana benar-benar memberikan baju itu pada Sean dan berdiri tepat di depannya.
"Katanya ini adalah pakaian,,,, ! Tapi bagaimana cara pakainya,? Banyak sekali tali,,, bahkan baju dalaman juga tidak seperti ini,,, iyyaaa kaaann,,, ?" Kata hana dengan menatap penuh pada Sean.
Sean sempat memandangi baju di tangannya, kemudian dia menatap pada hana yang masih menatapnya penuh.
"Apakah kamu benar-benar tidak tahu ?" Tanya Sean.
" Kalau ini baju? " Tanya hana balik.
" Hmm, " Jawab Sean.
" Ini,,!" Kaget hana yang langsung mengambil kembali baju itu, kemudian dia rentangkan kembali untuk melihatnya dengan seksama.
Tapi sampai baju itu di putar-putar, hana tetap tidak tahu . "Apakah ini benar-benar baju..?" Monolog hana. Sean tersenyum tipis melihat itu.
Sedangkan nathan yang melihat senyum tipis sean merasa sangat amazing. Melihat wajah yang biasanya tegas dan kaku, ternyata bisa tersenyum.
" Tapi aku tidak mau memakai ini,, " Kata hana lagi pada Sean dengan suara yang terdengar imut dan manja .
" Kalau begitu, biar nanti di belikan,,! " Kata Sean pada hana dengan nada yang terdengar lembut. Dan itu membuat nathan menatap kaget atas perilaku Sean pada gadis tertutup di depannya ini.
" Sekarang kembalilah ke kamarmu,,,! " Kata Sean pada hana, dan hana pun terlihat menurut. dia kembali ke kamarnya dengan membawa kembali baju itu serta bungkusnya.
Pemandangan di depannya benar-benar membuat nathan tidak bisa berkata-kata, matanya masih menatap penuh pada Sean dengan pandangan yang seolah tak percaya.
Di dalam kamar, hana melakukan kewajibannya yang tertunda. Dengan kain selimut yang membungkus tubuhnya. Dia terlihat khusyuk berdo'a pada tuhan di waktu yang hampir tengah malam ini.
Tok,,, tok,,, tok,,,
" Masuk! " Kata hana.
Beberapa orang pelayan masuk, membawakan keperluannya, seperti pakaian dan kebutuhan mak upnya. Semuanya lengkap, dan itu membuat hana sempat merasa kaget .
" Ini mau di taruh di mana nyonya? " Tanya salah seorang pelayan.
" Di sini saja,,!" Tunjuk hana pada kasurnya. "Oh yaa,,, di mana suamiku,, ? Apakah tamunya tadi sudah pergi...?" Tanya hana.
Semua pelayan yang ada di sana saling pandang. Karena dia tidak tahu siapa suami yang di maksud oleh gadis di depannya.
" Ada apa? " Tanya hana yang ikut bingung melihat wajah pelayan-pelayan itu.
" Maksud nyonya ,, tuan Sean,,,? " Tanya salah seorang pelayan.
" Sepertinya iyya,,,! " Jawab hana ragu, karena dia hanya samar mendengar nama itu ketika Sean mengucapkan ijab.
" Dia di kamarnya nyonya..! "
" Di kamarnya,,, lalu ini kamarnya siapa? " Tanya hana.
" Ini adalah kamar wanita-wanitanya tuan Sean...!"
Mendengar itu hana hanya mengangguk , dan sejujurnya dia tidak begitu paham dengan istilah wanita-wanitanya Sean. Tapi dia orang baru di sini , jadi dia tidak perlu mengorek sesuatu yang ada di sini.
Malam semakin larut dan dalam kamar yang sepi itu hana tiba-tiba terbangun karena merasakan perutnya yang lapar.
Awalnya hana merasa ragu untuk mencari makanan di mansion itu,tapi karena perutnya yang tidak lagi bisa di ajak kompromi,akhirnya dia memutuskan untuk keluar mencari makanan.
Dia berjalan di ruangan luas namun remang, untuk mencari di mana keberadaan dapur di mansion itu. tapi, karena dia tidak bisa menemukannya, akhirnya dia bertanya pada seorang penjaga ,, "Maaf tuan,,,,di mana dapur di sini ,,,? "
Penjaga yang mendengar suara imut hana langsung menatapnya penuh arti, pikirannya berkelana jauh dengan jiwa mesumnya. membayangkan bagaimana indahnya jika suara manja seperti itu mendesah. tapi hana tidak menyadarinya karena keadaan sekitar yang temaram.
" Tuan..!" Panggil hana lagi karena pelayan itu hanya diam.
Mendengar suara imut hana lagi, birahi pria itu langsung membuncah, sehingga sebuah ide muncul dalam benaknya.
" Mari saya tunjukkan..! " Katanya dengan tersenyum licik. Hana yang percaya pun langsung mengikutinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!