NovelToon NovelToon

Pernikahan Kontrak Tuan Ceo

01

-HARIS ALANDRA-

Seorang laki-laki berusia 32 tahun, dengan perawakan tinggi putih, hidung mancung mata tajam, rahang yang sempurna, dan bibir yang seksi, dan sangat tampan, dia adalah seorang CEO di salah satu perusahaan besar di negaranya, dia sangat di takuti karna kekejamannya di dunia bisnis. Dia juga seorang ketua mafia kejam yang berada di negaranya dan beberapa negara besar lain-nya.. Dia menyediakan jasa para mafia untuk melindungi keluarga si penyewanya. dia juga bergerak dalam dunia gelap bawah tanah.

"Ris,kamu sudah tua, kapan kamu mau mengenalkan perempuan sama mami,"Ucap ghania garetha ibu dari Haris,

"Kenapa mami terus-terusan bertanya hal itu sih mi, Haris sedang sibuk, kalo tidak ada yang mau mami bicarakan lagi, lebih baik mami pergi aja dari sini."Ucap Haris.

"Anak si*l-an kamu mengusir mami hah."Ucap bu ghania kesal."Mami tuh malu Ris,kamu selalu jadi bahan ghibahan di kalangan teman-teman mami, mereka selalu bilang kalo kamu laki-laki tidak normal."Lanjut bu ghania.

"Stop mendengarkan perkataan orang lain mi, mereka tidak sama sekali menguntungkan di hidup kita, jadi tidak perlu memikirkan perkataan mereka, toh apapun yang mereka katakan tentang Haris itu tidak benar,"Ucap Haris.

"Yaudah kalo emang itu semua tidak benar, kapan kamu mau mengenalkan perempuan sama mami,? atau mami aja yang mencarikan untuk kamu?"Ucap bu ghania.

"Stop mengatur hidup Haris, Haris sudah besar dan Haris tau apa yang terbaik untuk hidup Haris,"Ucap Haris dia sungguh sangat kesal kepada sang mami yang selalu memaksa dirinya untuk menikah.

"Perempuan itu hanya merepotkan bagi Haris,"Lanjutnya.

"Apa? Jadi menurut kamu mami merepotkan?"Ucap bu ghania emosi.

"Bukan seperti itu mi!"Ucap Haris frustasi.

"Pokoknya mami gak mau tau, mami kasih kamu waktu dua minggu untuk kenalin perempuan ke mami, kalo tidak kamu harus setuju dengan perempuan pilihan mami."Ucap bu ghania, lalu dia pergi meninggalkan Haris.

"Gak bisa begitu dong mi, mi mamiiiiii."Teriak Haris, namun sang mami sepertinya tidak mendengarkan teriakan dan protes dari sang anak.

Haris sangat frustasi di buat oleh sang mami yang selalu menuntut dirinya untuk menikah, padahal Haris happy dengan hidupnya yang seperti ini.

**

-ALUNA DELVINA-

Gadis cantik dengan tinggi badan 170cm itu sangat mandiri, bagaimana tidak! Dia harus bertahan hidup sendiri dan juga mencari uang buat biaya pendidikannya yang sekarang sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas yang ada di wilayahnya. Dia gadis yang sangat kuat dan teguh, dia juga sangat cantik, dengan rambut panjangnya dan mata bulat miliknya, serta kulit yang sangat putih dan body bak gitar sepanyol menyempurnakan kecantikannya.

Kini gadis itu sedang berkutat di dapur di sebuah rumah di salah satu komplek perumahan, Aluna kini tinggal sendiri di sana, semenjak kedua orang tuanya meninggal dia memutuskan untuk memberhentikan art yang ada di rumahnya, karna dia takut tidak sanggup membayarnya, dulu kedua orang tuanya bekerja di salah satu perusahaan besar di wilayahnya, dan perekonomian mereka sangat baik dan stabil, namun berbeda setelah kedua orang tua aluna meninggal dalam kecelakaan saat mereka mengikuti acara liburan yang di adakan oleh pihak perusahaan, bus yang membawa rombongan kedua orang tua aluna mengalami rem blong dan jatuh ke jurang, semua yang ada di dalam bus itu meninggal dunia termasuk crew bus itu.

"Huhhhhh akhirnya selesai juga."Ucap aluna sambil mengusap keringat di dahinya. sepiring nasi goreng telah selesai aluna buat.

Dia menaruhnya di meja makan, lalu dia melangkah ke lantai 2 rumahnya dan membersihkan dirinya, setelah selesai dengan rutinitas mandi dan dia kini sudah memakai pakaian yang rapih serta membawa turun tas dan buku-buku yang dia butuhkan ke lantai satu, lalu dia menikmati sarapan yang dia buat tadi sebelum berangkat ke kampus.

Kini aluna sudah tiba di kampusnya, dia menggunakan motor matic kesayanganya yang selalu menemaninya kemanapun dia pergi.

"lun, kamu sudah dateng."Tanya Della sahabat Aluna

"Del, sudah baru saja."Jawab Aluna.

"Hari ini kita hanya ada kelas satu aja kan, main yukk."Ajak della.

"Main kemana del?"Tanya aluna.

"Kemana aja lun."Ucap della. "Ya, plis deh kali ini."Lanjut della, karna aluna biasanya menolak jika della dan teman yang lainnya mengajak untuk bermain.

"iya deh iya."Jawab aluna

"Yes, gitu dong, kan aku bahagia."Ucap della sambil memeluk tubuh aluna.

"Lepasin del, aku gak bisa nafas."Ucap aluna.

"Hehehe, maaf ya."Ucap della sambil nyengir.

"Oya, gimana novel kamu?"tanya della.

"Gak gimana-gimana, yang satu sih udah di kontrak penerbit, tinggal di terbitin aja, cuman lagi di periksa ulang."Ucap aluna.

"Wahhh selamat ya sayangku."Ucap della.

"Iya del, makasih ya, kamu selalu mendukung aku."Ucap aluna.

"Iya sayang, aku akan selalu mendukung kamu, kalo butuh apa-apa kabarin aku aja ya."Ucap della.

"Iya del, makasih loh ya."Ucap aluna.

"Novel yang di terbitin yang di aplikasi yang mana?"tanya della, karna aluna tidak hanya menulis di satu platform saja, dia menulis di beberapa platform, dan dari sanalah Aluna memenuhi segala keperluan hidupnya.

"Yang di aplikasi x."Ucap aluna.

"Ohhh, iya-iya, wajar si soalnya ceritanya bagus banget."Ucap della.

"Iya, mudah-mudahan di kontrak dapur film ya."Ucap aluna.

"Amiin."Jawab della dengan lantang. "Aku akan selalu mendukung-mu lun, aku adalah orang pertama yang akan membeli buku-mu setelah berhasil terbit nanti, dan jika nanti buku-mu di buatkan film jangan lupa ya, gratis satu tiket buat aku.hehehe."Lanjut della

**

Haris sedang frustasi di perusahaannya, permintaan sang mami benar-benar mengganggu pikirannya, bagaimana bisa dia hanya di berikan waktu  dua minggu untuk mendapatkan perempuan, di kira gampang kali.

"Bos, anda kenapa? Saya lihat sedari tadi anda seperti tidak nyaman."Ucap Reza asisten Haris

"Za, lo pikir deh, masa mami ngasih gue waktu dua minggu untuk mengenalkan perempuan kepadanya, kalo tidak, mami akan mencarikan gue perempuan buat di jodohin sama gue."Ucap Haris.

"Gampang bagi anda buat mendapatkan perempuan bos."Ucap Reza.

"Masalahnya gue gak tertarik, gue gak mau terikat dengan wanita manapun mereka hanya merepotkan."Ucap Haris.

"Tapi anda normal kan bos?"tanya Reza sambil menatap Haris.

"si*lan lo, samanya lo sama mami ngatain gue gak normal."Ucap Haris kesal kepada sang asisten sekaligus sepupu-nya itu.

"Bukannya gue ngatain bos, gue hanya mempertanyakan."Ucap Reza.

"Sama saja, lo bertanya seperti itu, artinya lo juga ngeraguin ke lelakian gue, gue lelaki tulen ya."Ucap Haris masih emosi.

"Iya santai bos santai, inget umur udah tua nanti darah tinggi susah."Ucap Reza.

"Sial*n lo, pergi lo dari ruangan gue."Ucap Haris sambil melempar tempat pulpen ke arah asistennya itu.

"Pantes kaga laku."Ucap Reza sambil keluar dari ruangan bosnya itu.

"Pak eza kenapa?"tanya sera sekertaris Haris.

"biasa bos lo ngamuk."Ucap Reza.

"memangnya kenapa?"tanya sera.

"ya biasa bos lo, kan dia ngamuk gak mesti ada alesannya."Ucap Reza sambil melangkah meninggalkan sera sekertaris Haris.

Sera hanya mengangguk, ya memang benar apa yang di katakan oleh Reza jika Haris tidak perlu memiliki alasan untuk ngamuk dan marah-marah, mood-nya tidak pernah bisa di tebak, walaupun awalnya mood-nya bagus namun dengan beberapa detik saja mood itu akan hancur tiba-tiba.

02

Aluna dan della serta tari telah selesai dengan kelas mereka, dan kini mereka sedang bersiap dan menentukan tempat yang akan mereka kunjungi.

"Kita kemana dulu nih?"Tanya della.

"Nonton dulu gak si."Ucap tari.

"Makan dulu kali."Ucap Aluna.

"Yaudah kita makan dulu terus nonton."Ucap della.

"Lalu kemana lagi?"Tanya tari.

"Ke perpustakaan yuk."Ajak Aluna.

"Plis deh lun, emang kamu gak bosen terus berhubungan dengan buku."Ucap della.

"Nah, ya kan."Ucap tari. "Udah hari ini judulnya kita refreshing aja, gak usah berhubungan dengan buku."lanjut tari.

"Hmmmmm, Okelah hari ini aku ikut kalian."Ucap Aluna mengalah.

"Yaudah hayuk, kita gass."Ucap della.

Akhirnya mereka mengambil motor-nya masing-masing dan mulai menjalankannya, mereka menuju ke tempat yang akan menjadi subjek utama bagi mereka memulai jalan-jalannya kali ini.

"Lun, kalian mau kemana?"Tanya Arga.

Arga Renandra laki-laki dengan tubuh tinggi 175cm, kulit putih,wajah yang tampan, dan mata yang teduh serta dia juga terbilang sangat pintar di bandingkan teman-temannya yang lain, dia sangat aktif di beberapa kegiatan yang ada di universitas itu, sama halnya dengan Aluna, dia juga anak dari orang yang cukup kaya di sana.

"Oh, kita mau jalan-jalan Ga."Ucap Aluna.

"Jalan-jalan kemana?"tanya Arga.

"Mau nonton katanya."Ucap Aluna.

"Oh, gue mau ikut si, tapi ada latihan basket."Ucap Arga.

"Ya lagian siapa yang ngajak lo?"tanya Tari.

"Yaudah ga, kita duluan ya."Ucap Aluna.

"Ok. hati-hati lun."Ucap Arga.

Dan Aluna hanya mengangguk sambil menjalankan motornya.

Arga menatap kepergian Aluna bersama dengan teman-temannya itu, sedari SMA Arga sudah menyukai Aluna, hanya saja gadis itu selalu menghindari-nya, terlebih saat kedua orang tuanya telah meninggal dunia, Aluna menjadi sangat tertutup dan lebih banyak diam lagi. Arga sengaja kuliah di sana hanya agar dia selalu bareng dengan Aluna, padahal kedua orang tuanya meminta agar dirinya kuliah di luar negri.

"Gua akan selalu menjaga lo dalam diam Lun, dan nanti jika sudah waktunya gua akan mengungkapkan perasaan gua sama lo."Batin Arga.

••

Di perusahaan yang besar itu, Haris sedang fokus dengan beberapa berkas yang ada di mejanya, dia memang selalu sibuk setiap hari-nya, mungkin itulah yang membuat laki-laki berusia 32 tahun itu masih sendiri sampai saat ini, dia tidak pernah memberikan waktu hanya untuk diri-nya sendiri dia terlalu asik dengan dunia kerja-nya itu.

"Bos, sebentar lagi kita ada meeting di resto melati."Ucap Reza.

"Iya."Jawab Haris.

"Lo sama gua apa sama sera?"Tanya Reza.

"Biasanya gua pergi sama siapa?"tanya balik Haris, namun matanya masih fokus kepada berkas yang ada di hadapannya.

"Ya sama gua."Ucap Reza

"Kenapa harus bertanya lagi, untuk hal yang lo udah tau jawabannya."Ucap Haris.

"Ya kan siapa tau kali ini lo mau sama si sera."Ucap Reza, dia sangat senang jika mengerjai sepupu sekaligus bos-nya itu.

"Jangan menguji kesabaran gua, nanti gua lempar lo ke sungai amazon sana biar jadi anak angkat anak konda di sana."Ucap Haris.

"serem banget si bos, kenapa gak di lempar ke korut sekalian biar jadi anak angkatnya presiden di sana."Ucap Reza.

"Lo udah siapin semuanya?"tanya Haris.

"Udah, tinggal berangkat saja, hayuk sekarang berangkat."Ucap Reza.

"Kenapa buru-buru sekali, bukannya masih ada waktu satu jam."Ucap Haris.

"Bos, lo bukan anak kemarin sore kan yang hidup di jakarta, dan lo udah tau kan bagaimana keadaan jalan kota lo ini, gak usah becanda deh."Ucap Reza kesal, karna nanti Haris pasti memarahi dirinya jika telat karna tidak becus mengendarai mobil-nya.

"Yaudah kita berangkat sekarang."Jawab Haris.

"Ok, gua tunggu lo di di bawah."Ucap Reza, mereka jika hanya berdua akan menggunakan lo gua , namun jika di depan relasi bisnis Reza akan berbicara sopan kepada Haris.

Reza meninggalkan ruangan Haris, dia langsung menuju ke lift yang ada di sana, yang memang di khususkan untuk Ceo di sana, Haris dan Reza selalu menggunakan lift khusus itu.

Haris menyiapkan dirinya, dia juga masih menyelesaikan beberapa kerjaannya karna menurutnya tanggung jika di tinggal.

**

Di sebuah mall yang besar di kota itu nyonya ghania sedang berkumpul dengan ibu-ibu sosialita teman-temannya, mereka habis  makan-makan sambil membahas barang-barang branded keluaran terbaru.

"Ehhh jeng, itu gimana anak-nya si Haris, udah punya calon belum, udah tua loh jeng gak takut apa, anak saya aja yang baru 26 tahun udah nikah dan punya anak lagi, "Ucap jeng rossa temen sosialita nyonya ghania.

"Tau tuh jeng, kemarin di tawarin anak saya gak mau, padahal kurang apa anak saya, udah cantik, karir bagus lulusan universitas terbaik lagi di singapura sana."Ucap jeng ayu. "Akhirnya anak saya sekarang sama pengusaha batubara kan."Lanjutnya dengan sombong.

"Iya tuh jeng, apa jangan-jangan kecurigaan kita selama ini benar ya, kalo anak jeng ghania itu G4y."Ucap jeng rere.

"Stop ya kalian, gak usah menjelek-jelekan anak saya lagi, dia itu laki-laki normal, hanya saja anak saya tidak ada waktu untuk mengurus itu semua, saya pastikan sebentar lagi anak saya akan menikah, dan kamu ya jeng (Menunjuk bu ayu) Pantas saja anak saya gak mau sama anak situ, orang anak situ matrenya kelewatan, masa baru kenal aja permintaannya udah banyak banget."Ucap nyonya Ghania.

"Eh jaga ya mulut kamu jeng, anak saya itu gak matre, dia realistis, ya kalo anak situ menganggap anak saya matre berarti anak situ kere."Ucap jeng Ayu tidak terima anaknya di bilang matre.

"Eh anak saya mau kere gimana, perusahaannya terbesar di negri ini ya, anak situ bukannya realistis itu namanya murah*n dan matre, baru kenal sehari permintaannya udah ini lah, itu lah, wajar kalo anak saya malah ilfil yang ada."Ucap nyonya ghania, masih dengan pendiriannya membela sang anak.

Akhirnya jeng ayu tidak terima dengan ucapan nyonya ghania, dia menyiramkan air minum-nya ke wajah nyonya ghania.

Byurrrrr!!!!!

"Rasain tuh, makannya punya mulut tuh di jaga."Ucap jeng ayu.

"aaaaaa."Teriak nyonya ghania, dengan wajah dan pakaian yang sudah basah.

"Wowwww."Ucap ibu-ibu yang lainnya.

"Sial*n kamu ya , dasar tidak tahu diri."Ucap nyonya ghania sambil mengambil gelas minumannya dan menyiramkannya juga ke jeng ayu.

"Aaaaaaa. Bajuku jadi basahkan."Ucap jeng ayu. "ini tuh baju mahal."Lanjutnya.

"Mahal mahal. Paling baju diskonan."Ucap nyonya ghania, lalu dia mengambil tasnya dan pergi dari sana.

"Eh jeng mau kemana."Teriak jeng rossa dan jeng rere.

Namun nyonya ghania tidak menjawab teriakan teman-temannya itu, dia terus melangkah meninggalkan resto itu.

BRUKKK!!!!!!

"Awwww."Ucap seseorang. "Maaf maaf!"Ucapnya, lalu dia bangkit dan mengambil tas orang yang menabraknya.

"Maaf tante saya tidak sengaja."Ucap Aluna, dia dan teman-temannya sedang berjalan menuju salah satu resto dengan harga yang murah di sana, namun naas dia malah menabrak seseorang.

"Iya gak apa, lain kali lihat-lihat kalo jalan."Ucap nyonya Ghania.

"Iya tante, maaf sekali lagi."Ucap Aluna sambil menundukan kepalanya. "tante kalo boleh tau kenapa tubuh tante basah?"Tanya Aluna.

"Biasa tuh di sana ada ibu-ibu rese yang menyiram saya dengan minumannya."Ucapnya dengan kesal.

"Tante pake sweater saya aja, biar gak kedinginan dan masuk angin."Ucap Aluna, dia membuka switer yang dia pake.

"Mmmmmm."Gumam nyonya Ghania, dia melihat sweater yang Aluna berikan, memang bagus, hanya saja nyonya Ghania merasa gimana gitu melihat switer yang sudah di kenakan Aluna.

"Oh, maaf tante kalo gak mau juga tidak apa."ucap Aluna.

Sedangkan Della dan Tari hanya melihat interaksi Aluna dan ibu itu.

"Gak papa, saya pinjem dulu ya anak manis, mana nomor ponselmu, biar saya gampang ngasihnya lagi sama kamu."Ucap nyonya Ghania, dia sebenarnya baik, hanya saja kadang menyebalkan.

"Ini tante, dan ini nomor ponsel saya."Ucap Aluna menunjukan nomor ponselnya.

"Ok, saya pergi dulu ya, nanti saya kabarin kalo mau balikin sweater kamu."Ucapnya.

"Baik tante."Jawab Aluna sambil tersenyum dan mengangguk.

"Lo apa-apaan si Lun, kok main kasih aja."Ucap Della.

"Gapapa del, kasian tante itu."Ucap Aluna sambil melangkah bersama teman-temannya.

Nyonya Ghania masih mendengar percakapan mereka, dia tersenyum sambil meninggalkan mall itu.

03

"Nyonya kenapa anda basah-basahan seperti ini?"Tanya supir nyonya Ghania.

"Gapapa, Kita langsung pulang."Ucap nyonya Ghania.

"Baik nyonya."Ucap supir-nya, lalu membuka-kan pintu mobil untuk nyonya Ghania.

"Anak itu cantik, dia juga baik sepertinya, aku suka kepadanya, aku akan jodohkan dia dengan Haris."Batin nyonya Ghania.

**

Di dalam mall, Aluna dan juga teman-temannya benar-benar menghabiskan waktu dengan bermain, mereka pertama makan, habis makan mereka muter-muter dulu, lanjut nonton, dan tidak terasa waktu sudah sore.

"Gengs, gua pulang duluan ya, gua belum nulis nih."Ucap Aluna.

"Yah Lun, bentar lagi kek, kan bisa libur dulu."Ucap Tari.

"iya Lun."Jawab Della.

"Gak bisa gengs, gua udah ambil libur dua kali soalnya."Ucap Aluna.

"Yahhh, yaudah deh hayuk kita semua pulang."Ucap Della.

"Ehh, kenapa kalian juga pulang, kalian main aja dulu sampe puas."Ucap Aluna.

"Gak seru kalo gak ada lo."Ucap Tari

"Maaf ya gengs."ucap Aluna gak enak hati.

"ok, gapapa kok seng."Ucap Della sambil merangkul Aluna.

Kini mereka pulang ke rumah masing-masing, dan Aluna berbeda arah jalan pulangnya dengan kedua temannya itu, jadi Aluna pergi dengan lawan arah dari teman-temannya.

Di jalan yang sangat macet, Aluna mengendarai motornya, suara klakson dari pengendara lain itu sudah terbiasa bagi Aluna.

Brukkk Srrrrrrttttt

"Awwwww."Ucap Aluna sambil terjatuh dari motornya.

"Bos."Ucap Reza.

Lalu dia turun dari mobil dan membantu Aluna bangun dari motornya.

"Nona, apa anda tidak apa-apa?"Tanya Reza.

"Tidak saya tidak apa-apa,"Ucap Aluna.

"Mobil saya lecet."Ucap Haris dingin.

"Apa urusannya dengan saya, kan kalian yang ngerem mendadak."Ucap Aluna.

"apa kamu menyalahkan saya, di kesalahan yang lo buat."Ucap Haris menatap tajam Aluna.

"Ya kan kalian yang ngerem mendadak, makannya saya nabrak jadinya, bahkan harusnya saya dong yang marah dan minta ganti rugi."Ucap Aluna.

"Saya tidak mau tau, lo ganti rugi 100 juta, atau."Ucap Haris.

"APA?"Teriak Aluna kaget.

"Ngapain teriak, gua gak budek."Ucap Haris.

"Ya lo kira-kira."Ucap Aluna.

"Gua gak mau tau, atau lo akan berurusan sama gua."Ucap Haris.

Aluna menatap kesal kepada Haris, padahal dia yang salah, kenapa dia yang jadi harus menjadi tersangka.

**

Aluna dan juga Haris masih saja bersitegang, Aluna tidak terima dengan permintaan Haris enak saja dengan entengnya dirinya meminta ganti rugi sebesar seratus juta, padahal itu bukan kesalahan dirinya.

"Kalo lo masih gak mau juga, terpaksa gue bawa lo ke kantor polisi."Ucap Haris kepada Aluna.

"Ya gak bisa gitu dong, kan situ yang salah."Ucap Aluna dia tetap tidak mau di salahkan karna memang dia tidak salah.

"Mau tanggung jawab atau kita ke kantor polisi sekarang."Ucap Haris.

Aluna diam tidak menjawab apapun perkataan Haris.

"Yaudah saya tanggung jawab, tapi saya gak punya uang sebanyak itu om, saya paling bisa nyicil saja."Ucap Aluna.

"Hah, nyicil lo kira gue mau bayar bengkel nyicil, mobil ini aja gue beli cash gak nyicil ya, dan apa tadi lo manggil gue apa om? Lo kira gue om lo."Ucap Haris.

"Ya terus saya harus manggil apa, om kan memang seumuran om-om sepertinya."Cicit Aluna.

"Apa?"Teriak Haris kesal. Hal itu membuat Reza tertawa karna baru kali ini Haris di panggil om oleh seorang perempuan.

"Diam, gua potong juga gajih lo."Ancam Haris kepada Reza.

"Jangan dong bos."Ucap Reza masih menahan tawanya.

"Pokok–nya gue gak mau tau ya, lo harus bayar seratus juta."Ucap Haris menatap Aluna. "Mana ktp sama nomor ponsel lo."Lanjut Haris sambil mengadahkan tangannya kepada Aluna.

"Buat apa?"Tanya Aluna heran.

"Buat jaminan, lo kira gue bakal percaya sama lo."Ucap Haris.

"Ya ktp jangan di tahan juga dong, kalo ada apa-apa sama aku gimana om."Ucap Aluna.

"Berhenti memanggil gue om, gue bukan om lo."Ucap Haris kesal.

"Iya maaf."Ucap Aluna pelan.

"Mana."Ucap Haris lagi.

Aluna membuka tas–nya dan mengambil ktp dan ponselnya, lalu dia memberikan ktp dan nomor ponselnya kepada laki-laki bertubuh tinggi dan wajah menyeramkan seperti monster itu.

"Udah ya, awas lo kabur, gue hancurin lo."Ucap Haris, lalu dia masuk ke dalam mobilnya kembali.

"Permisi nona."Ucap Reza sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Aluna hanya menatap Reza lalu menganggukan kepalanya.

Aluna menatap kepergian mobil mewah di hadapannya itu dengan kesal.

"Apes bener deh gue hari ini."Gumam Aluna sambil menaiki kembali motor kesayangannya itu.

"Harusnya kan dia yang ganti rugi, kenapa ini malah gue."Ucap Aluna lagi, dia mulai menghidupkan mesin motornya dan kembali menjalankannya lagi, motor kesayangannya juga pada lecet, dan Aluna langsung mengarah ke bengkel untuk memperbaikinya.

"Maafin aku ya pinky, kamu sampe lecet-lecet gini."Ucap Aluna kepada motor kesayangannya itu.

Aluna melajukan motor-nya dengan kecepatan sedang, dia mengarah ke bengkel yang ada di dekat tempat tinggal–nya itu, bengkel langganannya juga setiap servis motor kesayangannya itu.

"Bang!"Ucap Aluna saat tiba di bengkel langganannya.

"Eh Luna, kenapa?"tanya abang andri tukang bengkel langganan Aluna itu..

"Jatuh bang."Ucap Aluna sambil turun dari motornya.

"Loh kok bisa, terus kamu-nya gak kenapa-kenapa kan?"tanya bang andri khawatir.

"Engga bang, cuman lecet dikit gak ngaruh lah."Ucap Aluna sambil melihat lututnya lecet dan celana jeans yang dia kenakan sobek.

"Obatin sana sama mba-mu (Istri bang andri) Lun."Ucap bang andri.

"Gak lah bang nanti aja di rumah."Ucap Aluna

"Udah sana, nanti malah sakit kalo kelaman."Ucap bang andri.

"YANG,, SAYANGGGG!!!!"teriak bang andri memanggil istrinya itu. Bengkel bang andri sekalian tempat tinggal dia di situ, dia berasal dari sumatra sana, dia dan sang istri sangat menyayangi Aluna seperti adik mereka sendiri.

"Apa loh abang ini teriak-teriak macam tarzan aja."Ucap mba letta istri bang andri dia keluar dari dalam karna mendengar teriakan sang suami.

"Ini loh, obati dulu tuh si Luna abis jatuh dia dari motor lututnya lecet begitu."Ucap bang andri sambil menunjuk Aluna denga tangan kotor penuh oli-nya itu.

"Astaga, kenapa bisa loh dek, kau tak apa-apa kan dek?"Ucap mba letta panik, dia langsung menghampiri Aluna yang duduk di kursi pelastik di depan bengkel itu.

"Aku gak kenapa-kenapa kok mba."Jawab Aluna.

"Hayuk sini lah masuk ke dalam, biar mba obati dulu lukamu itu."Ucap mba letta sambil menarik tangan Aluna.

"Udah gak usah mba, ini lecet dikit doang kok."Ucap Aluna.

"Alah, ni anak ngeyel bener loh, udah sini di bersihin dulu luka-nya nanti mah sakit itu loh kecil juga."Ucap mba letta.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!