Di tempat yang jauh dari keramaian kota, hari ini awal dari sebuah perjalanan.
kisah cinta yang datang tanpa di sengaja.
Dua insan yang akan di pertemukan, oleh takdir perjodohan.
Di pagi hari yang cerah, di tempat yang penuh dengan pemandangan hijau.
Matahari bersinar menembus jendela kaca di balik gorden yang berada di kamar villa.
Sinar nya Membuat lelaki tampan berhidung mancung itu, terbangun dari tidur nya.
Lelaki tampan yang bertubuh tinggi,
membuka mata nya perlahan.
Di villa yang tidak begitu luas, seorang lelaki tampan.
Raditya Nugroho, kerap di panggil Radit oleh teman-temannya.
Tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, Radit membeli sebuah villa di salah satu kota.
Sebuah Vila, yang menjadi tempat pelarian.
Sekarang Radit sudah berusia 29 tahun, Sebentar lagi usia nya memasuki kepala tiga.
Lelaki tampan bertubuh tinggi yang berkarisma,
Ketampanan nya memiliki kekaguman tersendiri.
Raditya menghindari perjodohan nya, dengan perempuan yang di kenalkan mamah Maureen.
Mamah Maureen yang sudah tidak sabar, ingin anak nya cepat menikah.
Berulang kali mamah Maureen, mengatakan kapan kamu menikah dit.
Mamah sudah tidak sabar, ingin menggendong seorang cucu.
Usia mamah sudah tidak muda lagi.
Terkadang lelaki tampan itu, merasa bosan dengan ke inginan kedua orang tuanya.
Ke inginan mamah Maureen, membuat lelaki tampan itu prustasi.
Raditya anak satu-satunya, pak Mahendra.
Radit duduk di tepi ranjang, sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
Lelaki tampan itu bangun, dari duduk nya berjalan ke arah kamar mandi yang berada di kamar villa.
Radit mengguyur tubuh kekar nya, dengan air hangat yang mengalir dari shower.
Selesai dengan rutinitas mandi nya, Radit keluar dari kamar mandi.
Berjalan mendekati, lemari pakaian nya.
Sudah selesai berganti pakaian, Radit melangkah keluar vila, sambil membawa secangkir kopi.
Raditya Menikmati secangkir kopi nya, dengan di temani pemandangan hijau.
Seorang lelaki tampan bermata biru, duduk di kursi yang berada di depan villa.
Sesekali ucapan mamah Maureen, masuk kedalam pikiran nya.
Masih terdengar jelas, ucapan mamah Maureen di kedua telinga Raditya.
Membuat lelaki itu, menjadi pusing dan prustasi.
Raditya bukan tidak ingin menikah, apa lagi dengan usia nya, yang sudah tidak muda lagi.
Membuat Radit tidak percaya diri, untuk mendekati seorang perempuan.
Raditya tidak mau di jodohkan, lelaki tampan itu juga tidak mau hubungan tanpa cinta.
Di sela-sela lamunan nya, Raditya melihat seorang gadis melintas di depan villa.
Gadis itu, masih mengenakan seragam putih abu-abu.
"Mila tungguin dong." teriak gadis cantik itu. memanggil teman nya.
"Mil, mila." gadis yang memanggil nama Mila, berlari ke arah teman nya.
"Kamu cepet banget sih mil, "jalan nya.
"Aku panggil-panggil dari tadi, "kamu tidak mendengar ku mil."
"aku sampe ngos-ngosan begini."
"Kamu saja yang jalan nya lambat Fira, "dari tadi aku berjalan biasa saja."
"Eh mil, "matahari nya pagi ini, "sangat cerah.
"tolong foto in dong mil.!
"Tapi kamu harus bayar, "safira Anatasya.
"Nanti kalau aku sudah jadi orang sukses, "aku akan membayar mu mil."
Safira tertawa mendengar perkataan nya sendiri.
"Ya sudah mana ponselnya," "ini mil." Safira memberikan ponsel nya ke tangan Mila.
Tepat di depan Raditya, ke dua gadis itu ber foto.
di sela-sela daun teh yang sedang di petik.
"Bu ibu." panggil safira "tolong liat kesini."
Ibu pemetik teh itu, serentak melihat ke arah Safira.
Cek rek, Mila memotret dengan sangat profesional. hasil nya sangat bagus.
Senyum di wajah safira sangat manis, mata yang dihiasi bulu yang indah.
Kecantikan alami, terlihat dari wajah safira.
Raditya tidak melewati momen, dua gadis berseragam yang berada di kebun teh.
Raditya menyalakan layar ponsel nya, yang berada di genggaman.
Raditya memotret, Safira yang tersenyum ke arah kamera ponsel milik gadis cantik itu.
Lelaki tampan itu, melihat hasil foto nya di layar ponsel. "CANTIK, bisik Raditya.
Kedua gadis, berseragam putih abu-abu, sudah melangkah pergi dari area kebun teh.
Raditya Tak henti-hentinya, memandangi foto gadis yang bernama Safira.
Tiba-tiba ponsel Radit berdering.
"Mamah." bisik Raditya.? lelaki yang sudah berusia matang itu.
Segera menjawab telepon, dari mamah nya.
"Assalamualaikum....mah." ucap Raditya di balik telepon.
"Waalaikumsalam... "kamu sekarang berada di mana Raditya.? Tanya mamah Maureen.
"Sudah seminggu, "kamu tidak pulang kerumah, "mamah sangat kawatir dit."
"Raditya di rumah teman mah. "bohong lelaki itu."
"Pulang sekarang dit.? ucap mamah Maureen di balik telepon nya.
"Raditya akan pulang, "tapi dengan satu syarat."
"Mamah jangan lagi menjodohkan Radit, "dengan perempuan yang Raditya tidak suka."
Kali ini Mamah Maureen mengalah, dengan anak laki-laki nya.
"Iya mamah tidak lagi. "menjodohkan kamu, "dengan perempuan yang mamah pilih kan."
"Tapi mamah mau kamu segera pulang, "bantuin papah mengelola perusahaannya."
"Kasian papah, "harus mengelola bisnis nya seorang diri."
"Iya mah Radit pulang sekarang. "ya sudah Radit matiin telepon nya.
Tut telepon berakhir.....!!!
Di SMA negri tempat Safira, menempuh pendidikan nya.
Safira gadis cantik berusia 18 tahun, sebentar lagi akan memasuki kelulusan nya.
Di kantin Safira duduk di bangku kayu, sambil memainkan ponsel nya.
Safira memosting foto nya, yang baru di ambil sebelum pergi ke sekolah.
Di Instragram milik safira, tidak butuh waktu lama. ribuan pengikut safira ber komentar.
@Heri- "waw kecantikan, menyatu dengan alam."
@Kiano- "ini mah bukan cantik lagi. "tapi cantik banget."
@Seno- "siluman kebun teh tercantik."
@Riko- "real bidadari muncul dari kebun teh."
@Farhan- "CANTIK."
Dan masih banyak lagi, yang berkomentar tentang kecantikan Safira.
Mila yang berada di samping sahabat nya, kesal dengan suara notif ponsel.
"Safira ponsel kamu matiin dong, "aku merasa terganggu."
"Berisik banget dari tadi, "tang Ting, tang Ting terus."
"Syirik tanda tak mampu?" Safira menggoda sahabat nya."
"Aku tidak syirik. "atau pun apa, sama kamu Safira."
"Tapi suara ponsel mu, "sangat mengganggu."
"Liat ni mil, "banyak banget yang berkomentar."
"Iya deh yang paling populer, "di sosial media?" balas Mila kesal."
"Mil ayo masuk kelas, "sebentar lagi bel sekolah berbunyi."
Safira menarik tangan Mila pelan.
Kedua sahabat itu masuk, ke dalam kelas bersamaan.
"Farhan Aditama, lelaki paling tampan di sekolah SMA negri.
"Hay fira.?" "hay juga han?" Balas gadis cantik bermata coklat itu.
"Safira terus yang kamu sapa han, "seolah aku tidak terlihat di matamu?" Ucap mila.
"Maaf mil." Farhan hanya mengatakan maaf sama mila.
"Sudah, sudah. "hanya masalah sapaan saja jadi panjang.
"Lagian kamu Farhan. "kalau mau nyapa orang tuh, jangan pilih-pilih kasian mila."
Lidak lama pak Andrean, memasuki ruang kelas XII.
Safira beserta teman-teman nya, mendadak diam.
Pak Andrean, terkenal galak, dan disiplin.
"Selamat pagi semua nya, sapa pak Andrean, ke semua murid di kelas XII.
"Pagi juga pak Andrea." jawab seluruh murid bersamaan.
"Buka pelajaran, "yang akan di bahas pagi ini?" ucap pak Andrean.
Mila merasa bingung, menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal.
"Pelajaran apa yang mau di bahas, "kok aku enggak tau sih." keluh Mila.
"Syut, syut. "fira panggil Mila." ber bisik.
Safira tidak mendengar, Mila memanggil nya.
Karna di kelas XII, satu siswa satu meja.
"Fir_fira." panggil Mila lagi.
"Siapa yang berbisik di kelas saya.?" tanya pak Andrean.
"Ayo ngaku, ucap pak Andrean.?" dengan nada suara nya yang tinggi.
"Saya pak, jawab mila menunduk.
"Mila sekarang juga, "kamu keluar dari kelas saya."
"Baik pak." jawab mila lemah.
"Siapa lagi yang mau, "keluar dari kelas saya."
Hening tidak ada yang menjawab, pertanyaan pak Andrean.
"Sekarang kita mulai pelajaran nya, "Pembahasan kali ini tentang biologi."
Ilmu yang mempelajari, tentang kehidupan dan makhluk hidup.
Termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan interaksi mereka dengan lingkungan.
Mempelajari bagaimana, tubuh makhluk hidup tersusun, dan bagaimana bagian-bagiannya bekerja.
"Kalau sudah selesai, "kumpulkan di meja saya.? perintah pak Andrean.
Pak Andrean duduk di kursi nya, menunggu para siswa, siswi. mengumpulkan tugas nya.
Tiga puluh menit berlalu, pelajaran di kelas XII sudah selesai.
Semua tugas terkumpul di meja, pak Andrean.
Pak Andrean, sudah berusia 30 tahun. Andrean sosok pria yang tampan, dan berwibawa.
Pak guru juga termasuk lelaki, yang sudah berumur.
Tapi pak guru, masih saja betah menjomblo.
Di jam istirahat, semua para siswa, siswi. satu persatu masuk ke kantin.
Untuk sekedar duduk, atau memesan makanan, sama minuman.
"Mila, panggil safira.?" "apa an?" jawab mila kesal.
"Kamu kenapa mil, "kok marah sama aku?" ucap Safira."
"Tadi aku mau nanya, tugas nya apa. "eh kamu malah diem saja, "jadi kan aku kena hukuman."
"Maaf mil, "aku tidak mendengarkan. "bisikan kamu di kelas tadi.
"Itu juga kesalahan kamu mila, "kenapa marah sama aku?" keluh Safira.
"Siapa lagi yang marah, "aku cuma kesal saja."
"Sudah ayo, "kita beli minum, aku haus mil."
"Safira menggandeng tangan mila, "berjalan ke arah kantin sekolah."
"Mau minum apa mil, "biar aku traktir khusus hari ini."
"He he he. "tapi jangan yang mahal-mahal mil?" aku di kasih jatah, hanya dua puluh ribu."
"Itu juga sisa nya, untuk membeli perlengkapan sekolah."
"Ya sudah deh aku beli sendiri saja, "kata-kata terakhir kamu fira, "ngenes banget ha ha ha.
"Aku jadi kasian, sama kamu Safira.
Mobil yang di Kendari Raditya, sudah sampai di garasi rumah, milik orang tua Radit.
Lelaki tampan itu, "membuka pintu mobil nya.
Radit perlahan turun, dari mobil mewah pemberian pak Mahendra.
Pintu mobil sudah, di tutup kembali, Radit melangkahkan kaki nya.
Memasuki rumah besar di kediaman pak Mahendra.
Mamah Maureen, yang sedang duduk, di sofa ruang tamu.
Melihat anak laki-laki nya, yang baru masuk kedalam rumah.
"Radit." panggil mamah Maureen, dengan nada lembut nya.
"Iya mah?" Jawab Radit.
"Sini duduk sayang, "mamah mau bicara sama kamu."
Anak tunggal pak Mahendra, melangkah menghampiri mamah nya.
Raditya yang sudah duduk, di samping mamah Maureen, bertanya.
"Ada apa mah, "jangan lagi membahas perjodohan, "Radit tidak mau."
"Mamah belum mengatakan nya dit."
Ramah Maureen, menggelengkan kepala nya.
"Maaf mah, "terus mamah mau bicara apa?" sama Radit."
"Mamah tidak mau, "kamu kabur-kaburan lagi dit. "mamah mau, kamu tetap ada di rumah."
"Papah kamu juga butuh bantuan kamu, "untuk mengembangkan bisnis nya."
"Mamah sedih, "tidak ada kamu di rumah dit?" ucap mamah Maureen sedih.
"Maafin Radit ya mah, "mamah jangan bersedih. "Radit sayang sama mamah."
"Suara bariton pak Mahendra. "terdengar dari arah belakang."
"Kamu apain lagi mamah kamu dit?" "apa kamu tidak kasian sama istri papah, "di buat menangis terus."
"Papah aku tidak ngapa-ngapain. "istri papah."
"Sudah sering kamu menyakiti, "pujaan hati papah dit."
"Papah saja tidak sesering itu. "membuat mamah mu menangis."
"Tapi kamu sudah sering sekali. "membuat istri papah bersedih."
"Mah bilang sama papah, "kalau Raditya tidak menyakiti mamah."
"Raditya menggenggam, tangan mamah Maureen."
"Mah maafkan Raditya ya mah, "insyaallah tidak lama lagi Raditya akan menikah.!
"Mamah tolong doain Radit, "supaya cepat dapat jodoh."
"Raditya cape mah. "radit pamit ke kamar dulu ya mah.
Cup Raditya mencium, pipi mamah Maureen.
"Raditya tunggu." papah Mahendra menghentikan langkah kaki putranya.
"Iya pah ada apa?" tanya lelaki tampan itu.
"Besok papah mau, kamu gantiin posisi papah. "papah sudah merasa pusing, "dengan kerjaan kantor."
"Iya papah, "Radit mulai masuk kantor besok."
Raditya menaiki anak tangga, dengan terburu-buru.
"Papah pusing mah, "melihat kelakuan anak kita."
"Setiap hari ada saja cerita nya."
"Mamah juga pusing pah, "Raditya belum juga menikah."
"Biarin saja mah, "kalau anak nya belum mau, tidak usah di pikirin."
"Nanti mamah bisa sakit, "kalau terlalu memaksakan ke inginan mamah."
"Kita juga, "masuk kamar yuk mah."
Di lantai atas, tepat nya di dalam kamar, lelaki tampan itu.
Duduk di samping tempat tidur, sambil menyilangkan kaki nya.
Raditya mengambil ponsel nya, dari dalam saku celana.
Satu ketuk layar ponsel, sudah menyala di genggaman Raditya.
Lelaki yang sudah berumur itu. membuka galeri foto yang ada di ponsel nya.
Gadis cantik itu, sudah membuat pikiran Radit terganggu.
Entah kenapa lelaki tampan itu, kepikiran terus dengan gadis, yang Radit liat di depan vila.
Wajah cantik nya terbayang-bayang memenuhi isi pikiran Radit.
Putra dari pemilik perusahaan itu, sadar diri usia nya yang sudah dewasa.
Tidak pantas memiliki gadis, yang masih berseragam.
Tapi rasa itu tumbuh memenuhi, hati dan pikiran nya.
"Apa mungkin, "dia bisa jadi milik ku?" bisik Raditya.
"Mamah ingin aku segera menikah, "tapi sampai saat ini. "aku belum menemukan perempuan yang aku suka."
Raditya mengusap wajah nya kasar.
Lelaki tampan sang pewaris itu, bangun dari duduk nya.
Berjalan ke arah kamar mandi, rasa panas di wajah Radit.
Membuat lelaki itu ingin membasuh, seluruh wajah tampan nya.
Selesai membasuh wajah, Raditya melihat pantulan wajah nya di cermin.
"Setampan ini susah sekali, "dapet jodoh?" bisik Raditya.
Radit keluar dari kamar mandi, melangkah ke arah tempat tidur.
Tubuh nya yang sedikit capek, setelah perjalanan jauh.
Radit merebahkan tubuhnya, di atas kasur yang berukuran besar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!