Flashback on....
"Nak, kamu mau ikut ke rumah nenek ngga? Ibu mau kesana." Ajak Rani yaitu ibu dari hasna
"Mau ngapain bu, kesana?" Hasna bertanya terlebih dahulu, karena kalo tidak ada urusan yang menurutnya tidak terlalu penting, untuk apa ia mengikuti mama papanya untuk pergi ke rumah tersebut.
"Om sama tante kamu mau dateng hari ini, bareng sama anak-anaknya."
Mendengar kabar kedatangan om dan tante naura serta akan membawa anak-anaknya, naura langsung ingin pergi ke rumah neneknya itu.
"Ikut dong mah, please ya please."
Tanpa menunggu jawaban apapun, hasna berjalan menuju kamarnya dan segera memilih baju cantiknya.
"Tu anak kenapa ya? Kok tiba-tiba pengen ikut sih pas dibilangin bakal ada sepupu cowoknya bakal ikut dateng, apa dia naksir ya sama sepupunya." Rani tertawa kecil melihat putrinya yang sepertinya sedang merasakan butterfly era
"Pokoknya gue harus make-up yang cantik, paling cantik, biar fresh aja gitu mukanya mau ketemu sepupu favorit masa gak make-up cantik sih, mubazir dong tidak memanfaatkan waktu yang ada, sebelum akhirnya kita LDR lagi."
"Oke mah pah yok berangkat, aku udah siap nih." Ucap hasna
Hasna berjalan menuju gerasi mobil, lalu segera menaikinya menuju ke rumah neneknya.
*
Sesampainya dirumah nenek, naura menduduki kursi ruang tamu. Disana juga ada sepupunya yang sedang asyik memainkan handphonenya.
“Halo fardhan.”
Hasna mencoba untuk menyapa sepupu laki-lakinya lebih dulu, walaupun naura tahu gengsinya setinggi langit.
“Oh, Hai juga.”
Fardhan menjawab sapaan naura dengan melambaikan tangannya.
“Ih dia ganteng juga ya, gak salah sih orang dia tinggal di Jawa yakan, mas-mas Jawa manis banget kalo dipanggil jawabnya dalem." Ucap hasna dengan nada pelan
Pipinya merah merona menahan senyuman yang terukir di wajahnya, agar tidak diketahui oleh fardhan.
"Kenapa lu senyum-senyum sendiri dah?" heran fardhan.
"Gak, gue cuma lagi ngetawain kelucuan bayi, ada bayi di depan, lo mau liat?" hasna mengajak fardhan untuk melihat bayi atau keponakannya.
"Wah boleh dah, kebetulan gue suka anak kecil."
Keduanya berjalan menuju teras rumah untuk melihat keponakannya yang sangat lucu itu.
Fardhan mengajak bayi itu berbicara. "halo, adek bayi."
Keduanya asik bermain bersama bayi kecil, bayi kecil itu duduk dipangkuan fardhan.
Ketika hasna dan fardhan sedang bermain bersama bayi di halaman rumah, ada yang memanggilnya dari arah dapur yang terdengar hingga halaman rumah. "Nak sini makan dulu, nenek udah masakin makanan favorit kalian masing-masing loh, sini mumpung kalian semua berkumpul di rumah nenek."
nenek menawarkan untuk makan bersama dirumahnya dengan memasak makanan favorit ketiga cucunya yang sedang berkumpul itu.
"iya nek, sebentar ya kita ke sana," sahut ketiga cucunya yang berada di halaman depan rumah.
"eh kita panggil putra dulu yuk, dia kan lagi rebahan di kamar," ajak kayla.
"yaudah kamu aja yang panggilin putra kesini, kita duluan pergi ke meja makan," jawab hasna dan fardhan.
"oke."
putri berlalu ke arah kamar putra, sedangkan anak-anak yang lainnya berlalu menuju dapur.
"masak apa tuh nek?" tanya kedua cucunya.
"nenek masak udang asam manis kesukaan hasna, nenek masak ayam geprek kesukaan fardhan sama putra, dan nenek juga masak nasi goreng kesukaan putri, lengkap semua kan?" ucap nenek dengan excited.
mata ketiga cucunya bersinar melihat masakan neneknya. "wah masakan nenek kita sangatlah menggugah selera ya, pasti masakan nenek enak banget deh."
"iya kann, setuju!"
keduanya menikmati masakan neneknya dengan sangat lahap dan berselera.
Hari kedua sepupu hasna berada di kampung halamannya, sepupu nya ingin memanfaatkan waktunya untuk sekedar jalan-jalan melihat pemandangan kampung atau desa tersebut.
"Mau kemana?" Tanya hasna.
"Jalan-jalan aja keliling sekitar sini, arep melu ora?" Tanya fardhan.
"Ikut lah please ya, sepupu kuuu," Hasna memegang pergelangan tangan fardhan sembari memohon.
Hasna pergi ke ruang tamu sebentar untuk mengambil tas dan perlengkapan lainnya yang harus ia bawa.
"Aku dah siap, yuk berangkat."
Hasna menaiki mobil berwarna putih tersebut.
"Tumben lo mau ikut bareng gue, biasanya kau kagak akur sama gue," Katanya sambil tertawa, matanya menatap diriku yang sedang menundukkan kepala.
"Ya aku mau ikut aja, kalo urusan akur ngga akur mah kan ya yang namanya sepupu kan pasti ada masa akurnya, masa gak boleh?" Jawabku.
"ikut, tapi perasaan lo baik-baik aja kan?" Fardhan seolah tau apa yang hasna rasakan pada saat itu.
"Ape sih, misterius banget obrolan lo ah," Hasna mengabaikan obrolan fardhan.
"Dah nyampe, turun gih, sama nanti minta tolong cariin tempat ya," Pinta fardhan.
"Iye-iye."
Hasna membuka pintu mobil, berjalan mencari meja yang kosong di cafe itu.
Sambil menunggu fardhan menyusul untuk datang, hasna melihat-lihat menu yang ada di buku menu itu.
Fardhan datang dari arah pintu masuk. "Udah pesen?"
"Lo aja ah yang pilihin, gue bingung."
Tangan fardhan meraih buku menu yang berada di depannya itu. "Ini aja gimana?"
"Boleh-boleh."
Fardhan memanggil salah satu staff restoran untuk memesan makanan yang ia inginkan.
Sembari menunggu pesanan mereka selesai dibuatkan, fardhan mencoba memikirkan topik obrolan yang seru dan tidak membosankan tentunya.
"Lo udah punya pacar?" Pertanyaan yang sangat asbun itu muncul dipikiran fardhan.
"Emmm, gue sih sampai saat ini belum punya pacar sih ya, karena males aja gitu buat apa pacaran gue orangnya malesan, ntar di ajak kalo nge-date masa jawabnya males sih, kan gak lucu." Seru hasna
"Idih lo ternyata orangnya malesan ya, kalo sama gue mau ngga? Ngedate nya satu tahun sekali, pas lebaran." Gumam fardhan
"Hah? Tadi lo ngomong apa? Gue gak denger."
"Ngga-ngga lupain aja, keceplosan itu." Timpal fardhan
"Oh iya, sharing-sharing napa far, kehidupan lo di Jawa Timur gimane, kan gue penasaran ya." Seru hasna
"Ya sama-sama aja, gak ada bedanya kayak kehidupan lo sekarang aja gimana."
"Gue pengen deh ke jawa timur, pasti ada pelajaran bahasa jawa ya di sekolah nya?" Tanya hasna.
"Ya ada dong." Jawab fardhan
"Ntar kalo gue kuliah, gue mau kuliah di jawa Timur aje dah, biar bisa bareng sama lo kan seru ya bareng sama sepupu."
"Gue kan beda 1 tahun dari lo, ya kalo lo kuliah gue masih sma kelas 12 jirr." Fardhan tertawa tipis
"Gak apa-apa lah, justru disitu letak asiknya, kan type gue itu brondong."
Tak lama kemudian, makanan yang mereka pesan pun datang.
Mata hasna berbinar ketika melihat makanan pilihan fardhan ternyata adalah makanan kesukaan dirinya juga "idih lo suka steak? Sama dong kayak gue."
"Yakan kata gue tadi apa, namanya juga sepupu, pasti bakal sama semua lah." Seru fardhan
"Berarti perasaan kita sama nih?" Hasna mengedipkan mata sebelah kirinya seolah memberi pertanda.
"Perasaan apa?" Heran fardhan dengan muka polosnya.
"Perasaan sepupu, hehe." Kata hasna sambil tertawa tipis
Mereka mulai mencicipi makanan & minuman yang telah mereka pesan.
"Habis ini kita mau menjelajahi kampung ini kemana lagi?" Tanya hasna.
"Beli ice cream seru kali ya? Kapan lagi makan ice cream di kampung nenek." Jawabnya
"Nah setuju."
Seusai makan di cafe, fardhan mulai menjelajahi kampung halaman nya lagi, ia ingin membeli ice cream.
"Enak ya ice cream nya." Ujar hasna sembari menjilati ice cream vanilla di genggaman tangannya
"By the way, besok pagi gue mau pulang ke jawa Timur lagi." Fardhan menarik nafas panjang karena masa ia tinggal di jawa barat sudah berakhir dan akan bertemu lagi di tahun depan yang akan datang
"Yaelahh, malah diingetin."
Raut wajah hasna berubah menjadi cemberut karena mendengar kabar sepupunya akan pulang kembali ke kota tempat tinggalnya.
Tangan fardhan meraih kepala hasna yang berada disebrang nya itu, dan mengelusnya sembari tersenyum. "gak apa-apa, nanti kan tahun depan kita ketemu lagi, nanti kita ngedate lagi beli ice cream bareng, dan lain-lain."
"Iya deh, baik-baik ya kamu disana, jangan pernah lupain sepupumu yang cantik ini." Centil hasna
Fardhan tersenyum dan tertawa pelan, lalu mengeluarkan bahasa jawa krama khas nya "Nggih, cah ayu."
senyuman terukir di wajah hasna, pipinya merah merona "Aww aku di ucapin mas-mas jawa, salting brutal ini mah kalo sampe rumah."
Fardhan yang melihatnya hanya tertawa pelan melihat tingkah butterfly era sepupunya itu.
Hari-hari setelah fardhan meninggalkan tempat tinggal hasna, sikap hasna menjadi lebih pendiam dari biasanya.
Dirinya merindukan rumah kecilnya yang membuatnya selalu tertawa, happy, gembira, tanpa ada air mata yang mengalir atau hati yang tersakiti.
Untuk menghilangkan rasa rindu terhadap sepupunya, hasna memilih untuk melihat foto-foto yang tersimpan dalam galeri.
Dulunya hasna sering kali mendapat bully-an mental dari semua teman-teman satu kelasnya, bahkan sampai ada di waktu ia sampai di jauhi oleh semua anggota sekolah termasuk gurunya yang sangat cuek dan berbeda dari biasanya.
‘’Sengaruh ini kah? bully-an dari satu orang itu?’’ gumam hasna dengan mata yang menatap langit-langit kamar dengan perasaan sedih, bingung, merasa bersalah.
dan hasna sering sekali menjatuhkan air mata setiap masuk ke ruangan kelas tempat ia belajar.
sekolah yang harusnya menjadi rumah kedua bagi orang-orang, hanya saja bagi hasna sendiri sekolah itu adalah neraka yang dipenuhi oleh api yang sangat panas atau pun jahat.
ia ingin sekali curhat kepada seseorang yang ia sayangi atau yang ia percayai, tapi siapa orang itu.
Oleh karena itu mengapa hasna menganggap fardhan bukan hanya sepupu saja. Tapi, ia juga menganggap fardhan sebagai rumah kecil tempatnya untuk bercerita.
fardhan dengan gaya bahasa yang selalu sopan santun, jarang berbicara kasar, dan ketika fardhan dekat dengan hasna, fardhan tidak pernah merasa jijik terhadap sepupu perempuannya itu.
berbeda dengan teman laki-laki hasna disekolah, justru sikap teman laki-laki hasna yang kasar dan tidak peduli dengan keadaan hasna mau bagaimana pun itu.
"see you next year my cousin🤍" ujar hasna dengan tulus dalam kontak nomor sepupunya.
****
setelah di diamkan selama beberapa menit itu chat, notif whatsapp hasna berbunyi.
tinkk, tinkk.
notif itu berisi balasan pesan dari fardhan yaitu sepupunya setelah ia mengirimkan pesan tulus ke fardhan.
"iyaaa sepupukuuu."
kurang lebih seperti itu isi balasan chat yang diketik oleh fardhan kepada hasna dengan rasa tulus tanpa ada paksaan apapun.
melihat notif itu, senyuman terukir di wajah hasna ketika mendapat notif favoritnya berbunyi.
"pasti pas buka balasan chat aku, kamu lagi senyum-senyum sendiri nih👀." balasnya lagi
"kok dia bisa tau sih?" gumam hasna dalam hati.
"tapi aku harus tetep inget, jangan sampai aku jatuh cinta ke fardhan, kita itu sepupuan, aku juga berpikir mengapa kita di takdirkan untuk sepupuan?" lanjutnya lagi dengan expresi sedih.
"gara-gara ngomongin tentang sepupu, aku jadi ada ide deh buat kepenulisan aku nantinya, aku bikin cerita aja apa ya?"
hasna yang tiba-tiba mendapatkan ide untuk kepenulisannya, langsung mengambil buku khusus outline yang sering ia gunakan untuk menuangkan atau menuliskan sebuah ide-ide yang sudah ia simpan di otak setiap harinya.
Satu per satu bab sudah dituliskan olehnya, lalu ia juga mengambil laptopnya untuk menyusun kerangka cerita, penokohan, dan lainnya di dalam word.
ia memasukkan alur cerita yang tentunya yang sudah di alami oleh hasna sendiri.
"gue jadi keinget moment nya," tutur hasna dengan mata yang berkaca-kaca.
tak lupa ia juga menambahkan seperti soundtrack khusus untuk ceritanya yang berjudul "mantra" dari dimansyah laitupa Indonesian Idol season 12 kemarin.
setiap moment memang selalu di abadikan oleh hasna dengan cara dituliskan sebagai cerita fiksi di platform.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!