Lin pan, pria berusia 35 tahun sedang berbunga-bunga. Hari ini, ia akhirnya berani untuk melamar Kekasihnya. Mereka sudah menjalin asmara selama empat belas tahun lamanya. Dan Lin pan baru mau melamar karena merasa sudah cukup mapan.
Lin pan keluar dari toko bunga. Ia membeli sebuah bucket bunga besar dan sebuah cincin kecil di jaketnya untuk melamar sang pujaan hati"Huhh, Aku harap... Ling ling menerima lamaranku."
Lin pan berjalan dengan senyum manis di wajahnya. Ia merasa percaya diri bahwa dirinya akan di terima oleh kekasihnya itu. Sesampainya di apartemen Ling ling. Lin pan merasa heran karena ada sepatu asing di sana.
"Sepatu siapa ini? Tidak mungkin ini milik Ling ling. Apa mungkin...ini milik ayahnya atau saudaranya ya?" Gumam Lin pan.
Lin pan tidak berpikiran negatif ketika melihat sepatu seorang laki-laki di apartemen Ling ling. Ia membuka pintu apartemen kekasihnya dengan kunci cadangan yang ia miliki.
CKLEK
KREETT
"Ah! Ah, enak sekali sayang! Terus acak-acak aku." Suara desahan dari kamar Ling ling terdengar oleh telinga Lin pan.
Tubuh Lin pan membeku. Jantungnya seakan berhenti berdetak untuk sesaat. Dengan tubuh yang sedikit bergetar. Ia berjalan pelan menuju kamar kekasihnya... Dan seketika dunianya terasa hancur karena yang ia lihat oleh kedua matanya sendiri.
Di depan matanya. Ling ling—Wanita yang ia cintai selama belasan tahun sedang di tindih oleh xio bai. Sahabatnya yang ia percaya.
"L-Ling ling... A-apa yang S-sedang... Kalian lakukan?" Suara Lin pan pecah bahkan hampir tidak keluar sama sekali.
Ling ling dan xio bai langsung berhenti melakukan aktifitas terlarang yang sedang mereka berdua lakukan. Mereka terlihat sangat kaget karena mereka ketahuan sedang selingkuh oleh Lin pan.
"Lin pan! I-ini... Gak seperti yang kamu kira." Ucap Ling ling panik. Ling ling dan xio bai memisahkan tubuh mereka yang sempat menyatu dan menutupinya dengan selimut putih.
"Gak seperti yang kamu kira apa hah? Kamu jelas-jelas ketangkap basah sedang selingkuh dengan mata kepalaku sendiri." Lin pan marah. Ia melemparkan bucket bunga dan cincinnya ke lantai lalu berlari pergi dari sana.
"Lin pan! Tunggu aku. Aku bisa jelasin" Teriak Ling ling. Ia berusaha mengejar Lin pan untuk menjelaskan semuanya atau yang lebih tepatnya beralasan.
"Udah lah. Biarin aja dia pergi sayang.Kata kamu dia cuman laki-laki membosankan kan? Lebih baik kamu sama aku aja dari pada sama cowok culun seperti dia." Jonh menahan tangan Ling ling dan menariknya lagi ke dekapannya.
Ling ling bukan menyesal karena telah selingkuh. Ia hanya takut jika Lin pan melaporkan perbuatannya kepada orang tuanya.
Lin pan berlari kencang meninggalkan apartemen Ling ling. Matanya terasa pana, dadanya seperti terbakar, dan rasanya sangat sakit sekali.
"Sialan! Kenapa bisa-bisanya aku tidak sadar jika dia selingkuh di belakangku." Suaranya terasa berat di tenggorokan.
Lin pan berlari sampai di sebuah bar langganannya. Ia masuk ke dalam lalu duduk seorang orang diri di sana. Ia memesan alkohol lalu meminumnya. Lin pan berharap dengan mabuk—rasa sakit di dadanya akan sedikit hilang.
"Sialan kau Ling ling! Padahal... Aku selalu memberikan semua yang kau mau. Tapi, ini kah balasan yang ku dapat." Lin pan mulai mencurahkan semua isi hatinya karena mabuk.
Lin pan terus meminum alkohol. Wajahnya sudah terlihat tidak karuan dan mulai pucat—ia terlalu banyak meminum alkohol.
Jika kalian berpikir Lin pan adalah orang yang culun atau pecundang maka kalian salah. Lin pan sebenarnya menyembunyikan sifat aslinya dalam-dalam setelah bertemu dengan Ling ling.
Lin pan memiliki kelainan mental. Ia adalah seorang psikopat yang selalu melihat orang lain sebagai serangga. Tapi, sifat psikopatnya ia pendam dalam-dalam setelah jatuh cinta kepada Ling ling dan terlahirlah Lin pan yang di kenal polos dan membosankan seperti sekarang ini.
Mental Lin pan terguncang hebat. Seakan-akan perisai yang mengurung monster di dalam dirinya sudah hancur. Tatapan yang awalnya sedih berubah menjadi tatapan tajam penuh dendam.
"Hahaha! Aku kembali hahaha. Terima kasih dasar jalang—karena telah melepaskan aku dari belenggu yang mengurung diriku." Tawa psikopat memenuhi ruangan bar.
Barista yang melayani Lin pan menjadi sangat merinding ketika melihat sifat pelanggannya yang tiba-tiba berubah drastis.
"Hei ke sini kau!" Lin pan memanggil barista tersebut untuk datang mendekat kepada dirinya.
"A-ada apa tuan? Apa ada sesuatu yang anda butuhkan?" Tanya barista dengan wajah pucat.
Ketika barista sudah dekat—Lin pan malah memukul kepalanya menggunakan botol alkohol yang ia minum tadi. Barista tersebut langsung jatuh tidak berdaya—darah segar mengalir dari kepala dan membasahi lantai.
"Hahaha, ini bagus untuk pemanasan. Tak kusangka ternyata membunuh itu semenyenangkan ini. Kenapa bisa-bisanya aku menjadi orang tolol yang terbutakan oleh yang namanya cinta." Ucap Lin pan dengan tatapan dingin.
Lin pan menatap mayat barista tanpa ada rasa bersalah sama sekali. Ia berjalan keluar dengan sangat tenang dan santai seakan-akan tidak ada yang terjadi apa-apa.
"Sekarang giliran kalian hahaha" Gumam Lin pan. Ia terus saja tertawa pelan karena merasa tidak sabar ingin membunuh kedua manusia bajingan yang sudah mengkhianatinya.
Sesampainya di apartemen Ling ling. Ia membuka pintu yang tidak terkunci. Dengan langkah pelan—Lin pan berjalan menuju dapur. Pisau dapur ia ambil dan kembali berjalan menuju kamar.
Suara desahan terus terdengar di telinganya "Cih, dasar babi penuh nafsu! Sungguh menjijikkan." Lin pan merasa jijik dengan mereka berdua.
Lin pan masuk ke dalam kamar dengan mudah karena pintu tidak di tutup. Kemudian dengan hati-hati ia mendekat dan ia langsung...SLAHS.
Lin pan menyerang kaki xio bai dengan pisau di tangannya. xio bai berteriak kesakitan dan mendorong Ling ling yang berada di atas tubuhnya sampai jatuh ke bawah kasur.
AAAAARRRGG
"S-sayang kamu kenapa?" Ling ling belum menyadari keberadaan Lin pan di belakangnya. Lin pan memukul Ling ling di tengkuk lehernya sampai ia pingsan.
Sadar-sadar Ling ling sedang duduk di kursi dangan tubuh terikat kencang oleh tali. Ia sangat kaget ketika membuka matanya karena melihat xio bai sudah tidak bernyawa karena kehabisan darah.
Dia tidak bisa berteriak karena mulutnya di sumpel kain. Dan dinding ada sebuah tulisan 'Ini Hadiah untuk Ling ling ku tersayang'.
Lin pan tidak membunuh Ling ling. Ia menggunakan cara balas dendam yang sadis, yaitu membiarkan Ling ling mati secara perlahan sambil melihat selingkuhannya.
Lin pan keluar dari apartemen setelah mengganti pakaian dan membersihkan semua barang bukti seperti sidik jari dan lain-lain.
"Hahaha, lucu sekali wajah dia! Sampai sampai aku ingin tertawa terus menerus hahaha." Lin pan tertawa pelan. Tanpa sadar seorang pria dari lantai atas tanpa sengaja menjatuhkan sebuah tas berisi barbel.
DUGGH
Lin pan tertimpa tas dan berakhir ambruk dengan tengkorak kepala yang pecah akibat benturan yang sangat keras. Lin pan perlahan menutup matanya—Ia akhirnya mati mengenaskan setelah menghabisi tiga nyawa.
Lin pan terbangun di sebuah tempat yang sangat asing baginya. Ia memegang kepalanya yang terasa sakit "Eee... D-dimana aku? Kenapa... Tempat ini seperti zaman kuno."
Lin pan bingung dengan keadaan yang ia alami saat ini. Ia berdiri lalu melihat sekitar—Tempat itu seperti zaman kuno di Tiongkok. Sebuah bangunan besar dan halaman yang cukup luas.
Tiba-tiba, kepala Lin pan berdengung kencang. Ia merasa pusing dan kesakitan "Arrrgg! K-kenapa dengan Kepala ku sialan? R-rasanya... Sakit sekali."
BRUUG
Lin pan ambruk tidak sadarkan diri setelah mengalami rasa sakit yang luar biasa di kepala. Di dalam alam bawah sadarnya—Lin pan mendapatkan kilas balik dari pemilik tubuh asli sebelumnya.
Lin pan bereinkarnasi sebagai pemuda yatim piatu berusia 17 tahun. Nama bocah tersebut adalah Mo Tian. Dia bermimpi menjadi seorang kultivator—Tetapi sayangnya ia tidak memiliki bakat dan berakhir di tindas dan di aniaya oleh senior-seniornya.
Setiap hari Mo Tian di remehkan karena tidak bisa mencapai tingkat kultivasi awal yaitu Qi Refining (Pemurnian Qi). Karena dia hanya seorang mortal—itu saja sudah cukup untuk ia di jadikan bahan lelucon oleh semua murid seperguruan.
Setiap hari, mo Tian selalu di pukuli seperti samsak hidup. Ia tidak bisa melawan karena orang-orang yang memukulinya adalah seorang kultivator tingkat rendah Qi Refining dan mereka selalu keroyokan.
Mo Tian yang asli telah mati karena tidak tahan terus di pukuli. Dan sekarang jiwa yang berada di tubuh tersebut adalah Lin pan.
"Apa-apaan semua ingatan ini? Ini bukan ingatan ku. Jadi, aku telah mati ya—dan sekarang aku malah hidup lagi di tubuh bocah ini." Mo Tian mengerutkan alisnya ke atas. Ia berusaha mencerna setiap kejadian yang ia alami.
Lin pan sekarang menjadi Mo Tian. Ia berniat membalaskan dendam bocah malang tersebut "Tenang saja bocah! Aku pasti akan membalas budi karena kau sudah memberikan tubuhmu untuk aku gunakan."
Mo Tian sadar dari pingsannya. Ia bangkit lalu dengan tenang berjalan mengelilingi sekitar halaman sekte. Di sana tidak ada orang sama sekali. Mungkin semua murid sekte sedang pergi berlatih bersama para master sekte.
"Oke, aku sudah paham dengan setiap struktur luar dari halaman sekte ini. Sekarang, aku harus terus mengingat setiap inci bagian dalam sekte." Ucap mo Tian dengan ekspresi datar.
Mo Tian memasuki aula sekte. Seperti dalam ingatannya—Di sana tidak ada satu pun orang karena mereka semua sedang pergi untuk berlatih.
Mo Tian melihat-lihat tempat seperti lapangan kosong"Ini pasti tempat berlatih mereka. Aku tidak mungkin bisa menggunakan tempat ini sebagai tempat untuk mengeksekusi mereka semua. Di sini terlalu terbuka dan aku pasti mudah untuk di kalahkan oleh mereka."
Mo Tian semakin masuk ke dalam. Di dalam sana ia melihat sebuah singgasana dan beberapa tempat duduk yang terbuat dari emas dan berlian"Kalau tidak salah... Ini adalah tempat duduknya para tua bangka itu."
Tempat tersebut adalah tempat di mana para master sekte berkumpul untuk berbicara dan membahas tentang sekte atau membahas apa yang terjadi di luar sekte.
Setelah Mo Tian mengingat setiap inci tempat. Ia kembali ke tempat asal. Ia mengambil sapu dan berpura-pura sedang membersihkan halaman.
"Mereka semua sudah kembali. Untung saja aku tidak salah perhitungan dalam menghitung waktu yang pas untuk kembali ke sini." Gumam Mo Tian. Ia memasang wajah polos. Sambil menunduk, Mo Tian mulai berpura-pura melakukan pekerjaan yang sudah sering ia lakukan.
Ratusan murid sekte sudah kembali dari pelatihan. Sebagian dari mereka ada yang langsung masuk ke dalam untuk beristirahat dan sebagian lagi memutuskan untuk menghibur diri dengan mengganggu Mo Tian.
"Hei Mo Tian! Kasihan sekali kau hahaha. Memangnya enak jadi tukang bersih-bersih." Ejek salah satu murid sekte.
Orang yang sedang mengejek Julian hanya ada tiga orang saja. Sebagian yang lain pergi karena merasa lelah setelah berlatih.
Mo Tian berusaha berekspresi natural seperti Mo Tian yang asli"A-aku... Tidak masalah kalau harus menjadi tukang bersih-bersih kok. Selagi aku bisa belajar di sini...apapun pasti akan aku lakukan."
Ke tiga murid sekte tersebut tertawa ketika mendengar perkataan Mo Tian yang terdengar lucu bagi mereka "Hahaha, ternyata kau memang sebodoh itu Mo Tian! Dari pada kau menjadi tukang bersih-bersih, lebih baik kau pergi dari sekte atau mati saja! Seorang mortal sepertimu tidak pantas berada di sini."
"Betul sekali tuh! Lebih baik kau keluar saja dari sekte ini. Kau itu hanya aib bagi sekte." Ujar murid lainnya. Mereka terus mengejek Mo Tian tanpa henti hanya karena dia adalah seorang mortal.
"A-aku... Pasti bisa menjadi seorang kultivator seperti kalian! Aku tidak akan menyerah dengan impianku walaupun kalian terus menyuruhku untuk berhenti. " Teriak lantang Mo Tian.
Ke tiga murid sekte tersebut berdecak kesal. Mereka tidak senang karena Mo Tian masih saja memiliki rasa percaya diri seperti biasanya.
Mereka kemudian menyuruh Mo tian untuk mengikuti mereka. Mo Tian sudah tahu ia akan di bawa kemana. Ia akan di bawa ke sebuah gudang tua bekas buku-buku kultivasi di simpan.
Mo Tian tersenyum licik. Ia senang karena berhasil memancing mangsanya masuk ke dalam perangkap yang sudah ia siapkan.
Sesampainya di gudang tua—di sekitarnya banyak sekali rak buku yang sudah mau rubuh karena di makan usia dan rayap. Mo Tian langsung di dorong oleh murid sekte ke tanah. Mo Tian terhempas keras—Ia melihat tajam ke arah mereka semua.
"Ternyata kau sudah berani sekali sekarang menatap mataku Mo Tian! Sepertinya... Tubuhnya sudah lupa rasanya di pukuli ya? Pegang dia teman-teman." Murid itu menunjuk Mo Tian. Dua murid lainnya langsung menurut dan memegang kedua tangan Mo Tian.
Murid sekte yang berada di depan Mo Tian meregangkan tangannya. Ia berjalan pelan ke arah Mo Tian. Dengan wajah bengis ia menghina Mo Tian.
"Dasar sampah! Berani sekali seorang mortal yang bahkan tidak punya orang tua menatap ku seperti ini. Rasakan ini sialan!" Ujar murid sekte.
BUGGH
BUGGH
BUGGH
BUGGH
Pukulan demi pukulan di lontarkan oleh murid sekte. Bibirnya tersenyum lebar karena merasa senang menindas yang lemah. Setelah cukup banyak memukuli Mo Tian. Ia melirik ke arah Mo Tian untuk melihat ekspresi pasrah Mo Tian seperti biasanya.
Tapi, kali ini murid sekte tidak melihat raut menyedihkan dari wajah Mo Tian. Ia tersenyum lebar layaknya sedang menikmati setiap pukulan yang di berikan oleh murid sekte.
Untuk sesaat, murid sekte merasa merinding dengan orang yang selalu ia tindas itu"K-kau sudah gila ya? Sampai-sampai kau tersenyum saat di pukuli seperti ini."
Mo Tian tidak menjawab apa-apa. Ia yang awalnya hanya tersenyum tiba-tiba tertawa keras seperti orang yang sudah kehilangan akal"Hahahaha!" Tawanya tidak henti-hentinya. Malahan terus semakin keras dan mengerikan bagi orang yang mendengarnya.
"K-kenapa dengan dia? Apa... Kau sudah gila Mo Tian?" Murid sekte yang memukuli Mo Tian perlahan mulai ciut. Walaupun ia sudah memukuli Mo Tian sebanyak mungkin. Bukannya Mo Tian berhenti tertawa ia malah tertawa semakin kencang.
Murid sekte yang sudah ketakutan tapi tidak ingin di anggap takut oleh teman-temannya kepada Mo Tian berbalik pergi dengan alasan ingin istirahat "A-ayo kita kembali ke asrama! Dan untukmu Mo Tian, kali ini ku maafkan. Tapi, lain kali habis kau olehku."
Murid sekte yang memegang tangan Mo Tian melepaskannya. Mereka mulai mengikuti murid tadi di belakang.
"Mau kemana kalian semua hahaha? Apa kalian takut denganku? Ternyata, selama ini kalian hanya pecundang yang hanya bisa merundung orang-orang lemah ya." Mo Tian mengejek mereka semua.
Murid sekte yang mendengar itu menjadi sangat marah. Mereka berbalik dengan wajah memerah karena emosi"Apa kau bilang..." Kata-kata murid itu berhenti karena sesuatu mengenai matanya.
Ke tiga murid sekte tidak bisa melihat karena Mo Tian melemparkan sebuah garam ke mata mereka. Garam itu ia ambil dari dapur saat mengelilingi sekte tadi.
Murid sekte meronta-ronta karena matanya kesakitan. Apalagi yang di lempar oleh Mo Tian bukanlah pasir, melainkan sebuah garam yang dapat menyerap air mata mereka semua sampai buta.
Mo Tian mengambil sebuah pisau di saku kirinya. Ia berjalan perlahan agar mereka tidak mengetahui keberadaannya. Ketika sudah dekat ia menyerang satu persatu murid sekte di area vital seperti leher dan lainnya.
Dalam sekali serangan mereka langsung terkapar tidak berdaya. Darah memenuhi lantai dan Mo Tian menikmati itu semua"Hahaha, tidak kusangka mereka terlalu bodoh hahaha."
Mo Tian tidak merasa puas dengan hanya menusuk mereka satu kali saja. Walaupun mereka sudah tidak bernyawa. Ia ingin terus menikam tubuh mereka sampai puas.
Tiba-tiba sebuah buku jatuh seakan-akan buku tersebut takjub melihat kebengisan Mo Tian. Mo Tian berhenti melakukan aktivitasnya. Dengan tubuh yang di penuhi darah ia mengambil buku tersebut.
Mo Tian membaca judul buku tersebut "Blood devour technique? Buku apa ini?" Ia membuka halaman pertama dari buku tersebut "Teknik darah? Apa maksudnya ini? Apa ini buku bela diri?"
Mo Tian terus mengamati buku itu. Ia belum mengerti banyak soal buku tersebut. Tapi, yang ia tangkap dari buku tersebut adalah teknik awal dari blood devour technique "Pengendalian darah ya. Dunia ini sungguh sangat menarik sekali."
Mo Tian hanya bisa mempelajari sedikit tentang teknik awal blood devour technique. Ia terganggu karena seseorang masuk ke dalam gudang tua.
Ketika orang itu masuk. Ia sangat terkejut karena melihat tiga mayat berlumuran darah tergeletak di sana "M-mayat! Ada mayat di sini. S-siapa yang melakukan hal keji seperti ini?"
Orang tersebut berlari mendekat ke arah mayat-mayat itu. Ia berusaha mengecek tubuh mereka. Tapi sayangnya ia harus mati oleh Mo Tian.
CLEEB
Mo Tian menusuk orang tersebut dari belakang. Mo Tian kemudian menggunakan teknik blood devour technique untuk menyerap darah mereka semua.
Ketika melakukan penyerapan dengan blood devour technique. Mo Tian merasakan rasa sakit yang luar biasa. Tubuhnya seperti terbakar hebat. Ia berlutut setelah selesai menyerap darah para korbannya.
Mo Tian mengangkat kedua tangannya lalu mengepalkannya. Ia merasakan kekuatan besar mengalir di dalam tubuhnya "Kekuatan ini... Aku telah menjadi seorang kultivator Qi Refining tingkat 1."
HAHAHAHAHA
Tawa mengerikan bergema di gudang tua itu. Mo Tian merasa senang karena sekarang ia akan lebih mudah melakukan balas dendam kepada sekte kecil yang selama ini menyiksanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!