NovelToon NovelToon

DES ROSES

01

Violence Michiels Gadis tertutup dengan penuh misteri di dalamnya. terlahir dari seorang pengusaha biasa yang tinggal di pinggiran kota. Vio seorang anak tunggal yang di tinggalkan oleh orangtuanya dengan alasan keselamatan. tidak masuk akal.

Dor

"Shit, hampir saja." Vio berlari menjauhi gedung itu dan menekan tombol yang ada di tangannya.

BOM

DUAR

DUAR

Semua gedung hancur beserta beberapa orang di dalamnya.

Vio menjabat sebagai Pembunuh bayaran yang diincar oleh sebagian orang.

Bagaimana tidak dengan kejeniusan yang dimilikinya Vio berhasil meluluh lantahkan setiap orang yang menjadi misinya dengan sekali rencana jeniusnya. Vio berhasil membuat atasannya kagum dengan setiap rencana yang dibuatnya

Vio kembali ke dalam mobil rekannya yang sudah menunggu dirinya menyelesaikan tugas berbahaya itu.

" Selalu berhasil, good job Vi." puji Lina. teman sekaligus rekan setimnya.

"Malam ini kita bisa istirahat dengan tenang tanpa tugas tugas melelahkan ini."

" Ya, sudah cukup untuk malam ini." Vio menyahut.

Asik dengan lamunan masing masing Lina yang mengemudi mobil dengan santai harus membanting stir ketika melihat cahaya lampu dari mobil yang melintas kencang di hadapannya.

BRAK

Hening.

" Konyol sekali, mati dengan cara seperti ini. bukan istirahat seperti ini yang aku maksud." Vio bergumam sesekali meringis. Dan semuanya gelap.

...°°°°°°...

Di kamar terdapat tiga bayi kembar diantaranya terdapat jiwa Vio yang tersangkut.

Beberapa menit setelah dirinya di lahirkan kembali sebagai bayi, Jiwa Vio cukup bersyukur dirinya di hidupkan kembali walaupun tidak dengan tubuh aslinya.

Kini usia triple memasuki Dua Minggu.

Cassius Marcellus Riedl Daddy baru Vio Seorang pengusaha sukses di negara B. Memiliki wajah tampan dan sifat yang kaku, datar dan dingin. tapi tidak untuk keluarga kecilnya.

Cassandra Flores Riedl Mommy baru Vio Seorang model ternama dengan wajah yang tersebar luas di media sosial dengan wajah cantik dan sifat yang lemah lembut dan tegas.

Clarence Seedorf Lincoln Van Damme Anak perempuan pertama sekaligus Nama baru Vio di tubuh bayi yang di tempati nya. Dengan wajah cantik, imut dan manis memiliki pipi chubby yang di sertai dengan rona merah yang alami. berpadu dengan manik mata berwarna merah gelap, perpaduan antara mata seseorang dan mommy. Hidung kecil yang mancung dan bibir tebal dan mungil dengan bentuk sempurna menambah nilai keindahan di wajah baru Vio.

Maverick Ericsson Watts Riedl Adik Laki laki Vio yang lahir berjarak 7 menit saja. Wajah tampan dengan pipi yang tidak terlalu chubby dengan manik mata merah terang. hidung mancung dan bibir tipis yang sedari tadi bergerak menghisap jempolnya sendiri.

Cassa Archied Miley Riedl adik bungsu Vio yang lahir dengan waktu yang cukup lama dari para kakaknya. wajah cantik bulat dengan pipi yang seperti akan tumpah memiliki mata yang cantik bewarna hitam legam, persis seperti mata sang Mommy. hidung mungil yang tidak terlalu mancung dan bibir sedikit tebalnya yang indah.

Bayi kembar itu di tidurkan di kasur empuk yang luas dengan di isi guling yang tinggi di sisi kasur agar si kembar tidak terjatuh ketika tertidur.

Posisi Vio berada di tengah, adik laki lakinya berada di sisi kanan dan adik perempuannya berada di sisi kiri.

Manik mata merah gelap yang menyorot ke samping tepatnya ke arah adik perempuannya.

Puk

dengan tidak sengaja tangan mungilnya mendarat di wajah Cassa.

Tangisan nyaring mulai terdengar keras dan merdu Sampai membangunkan adik laki lakinya dan mendatangkan pria dan wanita di ikuti beberapa pelayan dengan wajah khawatirnya.

"Aku kan hanya ingin menyentuh pipi Cassa karena terlalu gendut, kenapa sampai menangis sih."Batin Vio heran.

"Ya ampun sayang, Kenapa menangis hm?" Wanita yang sedang menenangkan Cassa adalah Cassandra.

"Kenapa bayi di tanya, manusia aneh."

menoleh ke arah kanannya mata merah gelap itu bersitatap dengan mata merah terang milik Rick dan lagi dengan tidak sengaja tangannya menepuk mata merah terang itu.

"Aduh aduh sayang, jangan di tepuk adiknya." Ucap wanita yang Vio ketahui ialah adik dari Cassius.

"Aku hanya ingin mengelus dahi kecilnya saja kok, bayi bayi itu kenapa sih!" Pikir Vio jengkel

Kini Rick berada di gendongan Cynthiara Bellamy Marx adik Cassius sembari tangan besar itu menepuk punggung mungil milik Rick.

Vio ketika tubuh mungilnya akan di ambil tangan mungil itu mendorong tangan yang akan menggendong dirinya dengan kaki yang bergerak Brutal bertanda tidak ingin di sentuh.

"Kau tidak ingin di sentuh oleh kakek mu sendiri huh?" Ucap orang tua itu datar.

Vio hanya mentap polos ke arah kakek tua itu.

Menghela nafas Sudahlah aku juga tidak ingin menggendong bayi nakal itu. batin kakek tersebut.

"Ayah coba melakukan perkenalan saja dulu dengan Clarence." usul Cassandra.

"Baiklah, bayi nakal dengarkan kakek. nama kakek Asher Roth Antoinette pemilik perusahaan terbesar di negara X. ayah dari Daddy mu." Perkenalan dengan sedikit menyombongkan kekayaannya. lihat senyum lebar yang mengerikan seolah sedikit tersenyum lagi bibir itu akan berubah menjadi joker.

dengan kesadaran penuh jari tengah Vio terangkat tinggi dengan wajah menyebalkannya.

Dengan menggendong paksa tubuh Vio yang bergerak Brutal itu kakek Asher menghujani ciuman gemas di wajah bayi nakal itu. "Astaga Berani sekali bayi nakal ini mengeluarkan jari tengahnya padaku hm." Bayi itu tertawa geli dengan wajah yang kembali di kecup brutal oleh kakeknya.

tiga orang dewasa dan beberapa pelayan yang berada di kamar itu ikut tertawa mendengar tawa merdu Vio sedangkan adik perempuannya menatap polos dirinya dan adik laki-lakinya menggerakkan tangannya memberi kode kepada yang menggendongnya supaya di dekatkan dengan kakaknya.

"Astaga astaga jangan bergerak sayang nanti kamu terjatuh. kamu mau mendekat kepada kakak mu hm." di balas dengan gerakan tangan yang mengarah ke arah Vio akhirnya Cynthia mendekati Vio.

Tanpa orang dewasa itu duga tangan mungil Rick menjambak rambut dan tangan satunya menarik dagu Vio.

Cup

Bibir Rick yang masih berada di pipinya sambil menyedot pipi gembulnya dengan kuat. kakek Asher dan yang lain terkejut langsung tersadar saat Vio merengek dengan menarik tangan Rick yang ada di rambutnya kakek Asher langsung melepas jambakan itu dari rambut hitam Vio.

"Sepertinya Rick lapar sampai memakan pipi kakaknya." Ucap Cassandra sambil terkekeh.

Menunjuk pelayan yang berada di sampingnya "Tolong buatkan susu untuk anak anaku." Pelayan itu mengangguk dan segera melaksanakan perintah sang nyonya.

°°°

Di malam harinya ketika semua penghuni mansion tertidur lelap termasuk triplets.

Mengerjapkan matanya pelan sesuatu yang Basah dan sedikit menjijikkan menempel di pipi kanannya.

Rick Adik laki-lakinya itu sedang menyedot kuat pipinya lagi. mendorong kepala Rick dengan sedikit kasar sehingga membangunkan Rick yang tadi tertidur. Rick tidak menangis tapi merengek sambil menatap manik merah gelap itu dengan polos. kepala Rick bergeser mendekat kan dirinya dengan sang kakak dan kembali menyedot pipinya sedangkan Vio mendorong kepala Rick sehingga pipinya aman dan menjauhkan kepalanya dari Rick.

Manik merah terang itu berembun dan siap menumpahkan air matanya dengan sigap dua jari mungil Vio masuk kedalam mulut Rick ketika bocah itu akan mengeluarkan suaranya. Rick dengan senang hati menghisap tangan sang kakak walaupun tidak sekenyal pipi kakaknya tapi tidak apa. Sudahlah biarkan saja adiknya menghisap tangannya.Pikirnya.

Mata itu kembali terpejam memasuki mimpi dan di susul dengan Rick yang juga mulai terlelap.

Di sudut Ruangan terdapat cctv kecil jika dilihat dengan sekilas memang tidak akan terlihat tapi jika di amati dengan benar maka cctv itu akan terlihat walaupun sedikit tertutup oleh plafon. Cctv itu langsung tersambung di komputer seorang pria yang sedang memantau ketiga bayi itu. manik merah tajamnya memancarkan tatapan lembut dan penuh kerinduan di dalamnya terutama pada bayi pertamanya.

Rasanya ingin cepat cepat pulang dan mengecup sang buah hati dengan gemas. jika bukan karena urusan yang sangat penting di luar negeri, dirinya tidak akan pergi jauh dari sisi anak anaknya.

"Tunggu Ayah pulang sayang." Hattrick Del Carnegie Van Damme Nama dari ayah ketiga bayinya.

"Tunggu tiga hari lagi Ayah akan menjemputmu." Dirinya sangat tidak sabar ingin mengurus bayi pertamanya, apalagi jika orangtuanya mengetahui bahwa mereka memiliki cucu yang sangat cantik.

mengusap layar komputer itu sesekali terkekeh melihat kelakuan anak tengahnya apalagi ketika anak kesayangannya mendorong kasar kepala adiknya. Satu kata yang melintas di otaknya Menggemaskan.

Sedari awal bayi itu lahir dirinya selalu memantau kegiatan yang di lakukan ketiga bayinya. Dirinya sangat marah dan sempat ingin pulang saat kakek Asher yang pertama kali membuat anak pertamanya tertawa dirinya sangat iri dengan pria tua itu. Tapi tidak jadi saat di cegah oleh kaki tangannya dirinya juga sempat melempar banyak barang sehingga ruangan yang tadinya rapih seperti kapal pecah.

"Aku hampir lupa untuk mengirim gangguan kecil untuk kakek tua itu."

"Bisa bisanya dia merebut tawa pertama anakku."

Sesaat memikirkan gangguan kecil apa yang akan di kirimkan kepada mantan mertuanya.

saat mendapatkan ide, dengan senyum seringai dirinya menelpon bawahannya untuk mengirimkan gangguan kecil itu.

menghela nafas puas "Aku tidak sabar bagaimana reaksinya ketika mendapatkan itu."

2

"Aku mau cerai." Ucap seorang wanita dengan nada datarnya.

Lelaki yang sedang duduk di kursi ruang kerjanya mengangguk tanpa melihat sang wanita di depannya.

"Aku akan mengurus semuanya, kamu tinggal tanda tangannya saja."

melihat anggukan dari lawan bicaranya Cassandra itu cukup puas melihatnya. Dirasa urusannya sudah selesai wanita itu beranjak pergi dari rumah yang menurutnya seperti neraka.

tanpa mengetahui dirinya sedang mengandung anak dari pria itu.

kini kandungan itu sudah memasuki bulan ke lima, perutnya seperti orang hamil sembilan bulan. sangat besar karena di dalamnya terdapat tiga janin yang berkembang.

Tapi Cassandra sangat bahagia ketika dirinya akan menjadi seorang ibu dan akan menikah dengan orang yang di cintainya.

Suami baru wanita itu tidak masalah dengan anak yang ada di kandungan wanita cantik itu. malah dirinya tidak sabar menantikan kelahiran sang buah hatinya.

waktu terus berlalu tanpa terasa wanita itu akan melahirkan buah hatinya.

diruang persalinan wanita itu sedang berjuang melahirkan bayi bayi mungilnya dengan di temani suami yang selalu ada di sampingnya.

ketiga bayi kembar itu berhasil di lahirkan dengan normal ada perasaan lega dan bahagia menyertai keluarga berpengaruh itu.

Setelah melahirkan bayi bayi mungil itu sekarang perawat membawa ketiga bayinya untuk di bersihkan dan Cassandra di pindahkan ke ruang inap VVIP sesuai permintaan suaminya.

cup

"Terimakasih sayang, sudah melahirkan malaikat kecil di antara kita." Ucap Cassius dengan bahagia.

"Aku bahagia, aku bisa menjadi ibu seperti wanita lainnya." Sambil memeluk sang suami dengan perasaan senang.

Beberapa perawat dan dokter masuk ke dalam kamar VVIP yang di tempati wanita itu.

" Tuan, nyonya anak pertama kalian berjenis kelamin perempuan lalu laki laki dan yang terakhir perempuan. Semuanya sehat tanpa kekurangan atau cacat sedikitpun. nona dan tuan muda Sangat cantik dan tampan mirip seperti orang tuanya.

Untuk keadaan Nyonya, Nyonya hanya butuh waktu istirahat supaya mengembalikan tenaga yang sempat terkuras." Suami istri itu menyimak penjelasan sang dokter dengan seksama.

"Terimakasih dokter." Ucapan tulus berasal dari Cassandra, Dokter itu mengangguk dan permisi untuk melanjutkan tugasnya yang lain.

"Sayang, aku ingin melihat anak anaku." Cassius langsung menggendong satu persatu bayi dan di letakan di sisi Cassandra dengan posisi bayi bungsu berada di samping kiri, bayi tengah berada di samping kanan dan bayi pertama berada di gendongan Cassandra.

"Wajah Mereka sangat cantik dan tampan." Ucap Cassius. di angguki Cassandra setuju.

"Tapi anak pertama kita mirip seperti ayahnya." Cassandra baru menyadari ketika lebih teliti menatap wajah anak sulungnya.

Pintu terbuka lebar dan muncul sosok pria gagah dengan setelan kantor yang melekat di badan indah itu.

"Untuk apa kau kesini?!" Cassandra menatap tajam manik merah itu.

"Melihat anaku."

"Mereka anak kami bukan anakmu!"

"Tidak usah menutupi saya sudah tau semuanya. Berikan satu anak itu untukku." Ucapan nada datar Hattrick Mengejutkan pasangan suami istri itu.

"Tidak bisa! Kau tidak berhak atas anak ini!" Cassandra murka mendengar permintaan mantan suaminya.

Tersenyum kejam "Kau lupa mereka anak ku, darah daging ku. jadi aku berhak atas anaku." Ucap Hattrick dengan kata menekan di setiap katanya.

"Tuan, kalau anda tau mereka anak anakmu kenapa anda tidak langsung menemui dan bertanggung jawab atas anak anak yang di kandung istriku." Ucapan tajam milik Cassius terdengar yang sedari tadi hanya diam melihat perdebatan sengit itu.

"Kata siapa saya tidak bertanggung jawab? Huh! Saya selalu memantau pergerakan Istri mu untuk menjauhkan bahaya yang selalu mengintai mereka. Saya tidak ingin anak yang di kandungnya terjadi sesuatu akibat kecerobohan istri mu!"

Biarlah di kata penguntit, Hattrick melakukan itu hanya ingin anaknya aman tidak terjadi sesuatu yang berbahaya.

Pantas saja ketika Cassandra hamil mereka seperti seperti di lindungi padahal musuh mereka ada di mana mana, tidak mungkin musuh mereka tidak tau bahwa Cassandra sedang hamil. Itu bisa menjadi kesempatan besar untuk Para musuh Cassius.

"Berikan anak pertamaku padaku." Ucapan Hattrick menyadarkan mereka dari lamunan sepasang suami istri itu.

Cassandra menatap mata sang suami seolah meminta izin dan di angguki Cassius. bagaimana pun Hattrick sangat berhak atas anak yang di kandung Cassandra karena dia adalah ayah biologisnya.

Menyerahkan anak yang digendonganya Hattrick menggendong bayi perempuan itu dengan hati hati.

"Sangat cantik. mirip sekali denganku." Ucap Hattrick dalam hati mengamati wajah menggemaskan milik anak perempuannya.

Puk

Tepukan dari tangan mungil nan gempal berasal dari arah sampingnya. Rick lelaki mungil itu kini berusaha membangunkan kakak kembarnya. Di pagi pagi begini beraninya dia mengganggu tidur ku. Mendengus sebal sambil melotot ke arah Rick.

Rick membalas tatapan kakak kembarnya dengan berkedip polos.

Dengan wajah yang saling berhadapan Rick yang menatap polos Vio sedangkan sebaliknya menatap dengan tatapan kesal.

Click

Pintu terbuka memperlihatkan beberapa pelayan yang bertugas untuk memandikan triplets.

"Eh, Nona pertama dan tuan muda sudah terbangun." Ucap Ross salah satu pelayan.

"Camilla tolong bangunkan dulu nona bungsu dan Retha bawa tuan muda ke kamar mandi. biar nona pertama saya yang memandikannya." perintah itu langsung di angguki oleh pelayan tersebut. beberapa pelayan yang tersisa menyiapkan pakaian yang akan di kenakan nona dan tuan mudanya untuk hari ini.

"Aku masih sedikit malu ketika tubuh ku di raba raba saat mandi." Vio merinding saat membayangkan tadi ketika dirinya dimandikan dengan di raba di semua tubuhnya.

***

Di Ruang makan Para pelayan sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk penghuni mansion sekaligus menyambut kedatangan tuan Cassius.

Beberapa hari ini tuan Cassius di sibukan dengan beberapa urusannya yang tidak bisa di tinggalkan dan dengan terpaksa dirinya meninggalkan istri dan sang buah hati.

Setelah semua anggota keluarga berkumpul dan melangsungkan sarapan yang sedikit telat dari biasanya di karenakan menunggu tuan Cassius tiba.

Setelah melakukan sarapan seperti biasanya kini keluarga Riedl berkumpul di ruang keluarga seperti sedang membicarakan hal yang serius.

"Bagaimana ini, aku tidak ingin jauh dari anak ku." Cassandra menatap sang suami dengan mata berkaca kaca.

"Sayang, tenang saja kita bisa bernegosiasi dengannya." Ucap Cassius menenangkan.

"Tapi kalian tau kan dia orang yang seperti apa?" Timpal kakek Asher. Mendengar ucapan kakek, Cassandra semakin di buat sedih.

"Jangan sampai anaku di bawa pergi olehnya, Aku mohon sayang lakukan sesuatu." Sambil terisak Cassandra menatap Cassius memohon.

Cassius hanya memeluk Cassandra dengan menepuk lembut punggung sang istri. dirinya juga tidak ingin berpisah dengan buah hatinya.

HUAAA

Tangisan nyaring dari lantai dua mengagetkan penghuni mansion yang sedang melakukan aktivitasnya termasuk Cassius, Cassandra dan kakek Asher. Untuk Cynthiara Dirinya sedang tidak di mansion rumah Cassius, setelah menyelesaikan sarapan dia mendapatkan telepon dari butiknya karena harus mengurus beberapa masalah dan akan kembali ke rumah suaminya. sudah cukup Cynthiara Ngambek dengan suaminya.

Mereka langsung menuju lantai dua tepatnya di kamar triplets.

BRAK

Pintu terbuka dengan kasar mengejutkan beberapa pelayan yang sedang menenangkan Cassa.

"Ada apa ini? Kenapa Cassa menangis begitu keras?" Tanya Cassandra mengambil alih gendongan Cassa dari pelayan Camilla.

"A-anu nyonya, Nona Bungsu kepalanya di tepuk oleh Nona pertama."

Menghela nafas sabar Cassius melangkah menuju kasur yang berisi Vio (Atau kita sebut Caren biar mudah) dan Rick. ingin menggendong anak pertamanya namun Vio menolak sama seperti pertama kali kakek Asher ingin menggendongnya.

"Lihatkan, Bayi nakal ini tidak mau di sentuh dengan saya ataupun kamu kalau tidak dipaksa." Ucap kakek Asher.

"Kenapa baby memukul kepala adik hm?" pertanyaan Cassius dibalas dengan tatapan polos polos menjengkelkan dari manik mata merah itu.

"Apa kau bodoh? Kenapa kau bertanya pada bayi yang tidak akan menjawab." Kakek Asher menatap heran sekaligus jengkel melihat kelakuan anaknya.

"Ayah jangan berbicara seperti itu di depan bayi." Tegur Cassandra.

Rick yang di samping Vio mengangkat kedua tangannya ke atas supaya dirinya di gendong oleh Cassius dan dengan senang hati menuruti permintaan pemuda kecil itu.

Vio yang sedang tidak fokus tubuh mungilnya berhasil berada di gendongan kakek Asher. Tangan mungil Vio memukul mukul pipi kakeknya dengan cukup keras tapi itu tidak apa apanya bagi kakek Asher malah tamparannya seperti sedang mengelus ngelus pipinya. Kakek Asher paham kalau Vio tidak suka dengan tiba tiba di gendong.

"Bayi nakal ini suka sekali mengganggu adiknya ya." Ucap kakek Asher.

"Maaf tuan dan nyonya ini sudah waktunya tuan dan nona muda meminum susunya." Pelayan Ross baru kembali membawa tiga botol susu untuk bayi bayi itu.

"Berikan susu itu biar kita saja." Ross langsung menyerahkan satu persatu botol bayi itu.

3

Keesokan harinya banyak mobil berjejer rapi yang harganya sangat fantastis terparkir rapih di depan mansion keluarga Riedl.

Ada tuan besar Hattrick dan asisten yang selalu setia mengikuti, beberapa pengawal yang berdiri di depan mansion itu untuk  berjaga jaga takut ada musuh yang mengincar anak pertamanya.

"Saya datang untuk menagih janji kalian tentang anaku." Ucapan Hattrick tanpa basa basi.

Cassandra meremas tangan Cassius dengan erat. "Bisa kita mengobrol sebentar?"

Mengangguk pelan, Cassius mengungkapkan ketidak inginannya Hattrick untuk membawa anaknya.

"Anak ku akan tetap ikut bersama ku! Mau kalian setuju atau tidak Saya bisa membawa paksa anak kalian."

"Hak asuh Caren sudah jatuh ke tangan ku kalian tidak akan bisa menghalangiku untuk membawa anakku!" Ucapan Hattrick menyadarkan mereka dan mereka pasrah ketika pelayan membawa anak pertamanya untuk di serahkan kepada Hattrick.

"Biarkan Aku menatap anak ku untuk terakhir kali ini saja" Cassandra mengambil alih gendongan Vio (Caren).

"Sayang, maafin mommy ya, mommy terpaksa memisahkan mu dengan adik adikmu. Mommy menyayangi mu. Mommy harap kamu tidak akan membenciku ketika kamu sudah dewasa nanti" Mengecup pelan dahi mungil Vio  di susul Dengan kecupan singkat dari Cassius.

"Maafin Daddy juga tidak bisa mempertahankan mu."

Dengan berat hati Anak perempuan pertamanya di serahkan kepada Hattrick yang sedari tadi melihat adegan haru itu. tapi menurutnya biasa saja.

Vio yang sedari tadi berpura pura tidur membuka matanya ketika dirinya sudah berada di dalam mobil dan di gendong oleh pria yang mengaku sebagai ayah kandungnya.

"Ada apa? Kau lapar?" Tanya Hattrick dengan nada datar.

Vio kembali menutup matanya seolah tertidur tidak memperdulikan pertanyaan yang di lontarkan ayahnya.

"Bayi nakal ini, berani sekali mengabaikan pertanyaan ku."

Hendry Cooper Asisten yang sedang menyetir sesekali melihat dari kaca depan, tersenyum tipis melihat tuannya. Semoga saja dengan kedatangan nona kecilnya bisa menghidupkan hidup tuannya yang suram. doa Hendry dalam hati.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang sesuai permintaan tuannya karena sedang membawa bayi supaya nona mudanya nyaman, di ikuti beberapa mobil yang berjalan di belakangnya mengawal tuan dan nona kecilnya.

Setelah beberapa menit akhirnya tujuan untuk menemui Orang tua tuannya sampai, terlihat mansion besar dengan halaman yang sangat luas.

Di dalam mansion sepasang suami istri paruh baya menunggu kedatangan anaknya yang katanya akan memberi kejutan untuk mereka.

Dari pintu utama pelayan berbaris rapi ketika tuannya melewati mereka para pelayan itu menunduk tanda hormat.

Sampai di ruang keluarga sembari menggendong bayi buntalnya terlihat kedua orang tua itu terkejut dengan yang di bawa anaknya.

"Anak siapa yang kau culik itu hah?!" Ibu Hattrick Maggie Gyllenhaal Van Damme. Berteriak ketika melihat anaknya membawa bayi itu.

Vio yang terkejut membuka matanya lebar.

"Mah, jangan berteriak."

Maggie tersadar ketika teriakannya tadi membuat bayi itu terkejut.

Menghampiri bayi yang di gendong putranya "Berikan bayi itu." Dengan terpaksa Hattrick memberikan bayinya pada Mamanya itu.

Mereka duduk dengan Maggie yang melihat wajah bayi yang di gendongannya.

"Jadi bisa kau jelaskan bayi siapa yang kau bawa ini?" Maggio Napoli Claude Van Damme Bertanya dengan raut datar sesekali matanya melirik bayi yang di gendongan istrinya. sangat cantik. Pikirnya.

"Dia anaku dengan Cassandra." Jawab Hattrick singkat.

"Jadi Cassandra hamil ketika kalian bercerai?"Di angguki Hattrick sebagai jawaban.

Maggie masih fokus dengan cucunya itu, dia sangat bahagia akhirnya bisa menggendong cucu yang di inginkan apalagi cucunya sangat cantik mirip sekali dengan anaknya.

"Kenapa tidak memberitahu kami tentang ini." Tanya Maggio

"Malas" Anak durhaka. Batinnya menggerutu.

Sudahlah melihat istrinya senang diapun ikut senang melihatnya apalagi sudah ada cucu diantara mereka.

Maggie menatap sinis anaknya "Hei! Dasar durhaka jadi ini alasanmu tidak pulang hampir satu tahun huh?!" Hattrick mengangguk malas.

"Sudah sudah." Lerai Maggio

Maggio memanggil beberapa pelayan untuk membeli peralatan bayi dan beberapa lainnya di suruh membersihkan dan merenov kamar Utama untuk Cucunya.

"Clarence Seedorf Lincoln Van Damme, Caren Nama anaku."

"Nama yang cantik."

"Untuk kedepannya Caren akan tinggal di kamar ku." Di angguki oleh Maggio dan Maggie.

Vio sedari tadi diam saja menyimak obrolan orang orang dewasa itu. sesekali tangan Oma barunya mencubit pipi dan mengecup ngecupnya.

"Aku juga ingin menggendong cucuku." Maggio menggendong Vio dengan lembut seolah takut kalau sedikit keras saja tulang cucunya akan patah.

"Cantik sekali."

"AKU LAPAR." Batin Vio menjerit.

Vio mengambil tangan besar yang berada di perutnya itu dan memasukannya kedalam mulutnya.

"Eh kau lapar?"

"Hendry Tolong ambilkan tas yang ada di dalam mobil." Sementara Hendry mengambil tas yang berisi susu yang sudah di persiapkan oleh Cassandra, mengambil dot Vio untuk di berikan kepada anaknya. supaya tidak menghisap jari kotor Maggio. Hattrick melihatnya sangat iri tapi berhasil di tutupi dengan wajah datarnya tapi tidak di pungkiri tatapan matanya menatap permusuhan papanya.

Maggio merasa di tatap tajam mendongak ke arah anaknya dan terlihat anaknya menatap permusuhan ke arahnya dengan senyum miring dan  wajah menyebalkannya mengejek Hattrick yang iri padanya. Maggie yang melihat hanya berdoa dalam hati supaya tidak terjadi keributan karena memperebutkan cucunya.

Hendry datang dengan membawa tas yang lumayan besar lalu mengambil sebotol susu yang sudah tersedia.

"Berikan anak bayi itu padaku."

"Biar papa saja." Hattrick mendengarnya geram tanpa aba aba dirinya langsung menggendong Vio dan berlalu ke lantai atas dan di susul oleh Handry sambil membawa tas berisi perlengkapan bayi itu.

"Kalian ini." Maggie manggelangkan kepalanya pusing melihat kelakuan anak dan suaminya.

"Haha Lihatlah sayang tatapan Datar penuh kecemburuan itu membuatku tergelitik."

***

Setelah kepergian Hendry kini di kamar luas bernuansa gelap itu hanya ada Hattrick sang papa dan Bayi mungil itu yang sedang menyusui dengan dot yang di pegangnya.

Hattrick tanpa mengalihkan pandangannya terus menatap bayi mungil itu, sedangkan Vio yang di tatap seperti itu merasa risih dan rasanya ingin mencolok mata berwarna merah itu tapi karena rasa laparnya mendominasi dia tidak memperdulikannya.

"Panggil aku ayah?" Permintaan tiba tiba keluar dari mulut Hattrick.

"Apa pria ini bodoh? aku bayi baru berumur dua Minggu lebih." Vio menatap aneh ayahnya.

Hattrick yang di tatap begitu hanya diam dan menghela nafas dirinya tidak sabar menunggu anaknya mengucapkan kata ayah untuk pertama kali di mulut mungilnya.

Vio yang merasa kasihan melihat wajah yang menurutnya sedang menampilkan raut sedih melepaskan dot yang di tersumpal di mulutnya dan langsung memegang tangan besar milik ayahnya dan memasukannya ke dalam mulut sembari menatap ayahnya Seolah berkata Tidak usah bersedih kau sangat jelek. Tapi tetap saja tatapan Vio tidak di mengerti Hattrick.

Hattrick merasakan perasaan aneh di hatinya ketika anaknya menghisap jarinya. Seperti perasaan bahagia Hattrick segera menyangkalnya  menurutnya itu perasaan biasa seorang ayah terhadap anaknya saja.

"Ada apa dengan tatapan mu itu?"

Vio mengerjapkan matanya lucu, Hattrick ingin sekali mengecup anaknya tapi dirinya merasa gengsi.

Tak lama Mata anaknya perlahan meredup Hattrick yang sudah mempelajari tentang mengurus bayi dengan pelan menepuk punggung mungil anaknya dengan sebelah tangannya.

Melihat anaknya yang sudah terlelap Hattrick mengecup kening, pipi dan hidung mungilnya. Untuk pertama kalinya dirinya bisa tersenyum lebar dengan tulus. Sangat menyenangkan ketika dirinya sudah menjadi ayah, dirinya sempat merasa takut jika anaknya akan membenci dirinya.

Hattrick berjanji akan membahagiakan anaknya yang lebih berharga dari apapun sekalipun harus mempertaruhkan nyawanya.

Dialam bawah sadar Vio dirinya sedang berada di sebuah taman cantik dengan beberapa bunga mawar merah yang beberapa di antaranya berwarna berbeda. Sangat cantik.

Ketika pandangannya asik melihat taman itu tatapannya kini menatap seorang gadis yang sangat cantik sedang menghampirinya.

"Mirip sekali dengan tubuh yang aku tempati, tapi ini versi sudah dewasa. apa ini jiwa asli dari tubuh yang aku tempati?" Gumam Vio.

Gadis cantik Yang mendengar Gumaman Vio tersenyum lembut.

"Benar, Aku jiwa asli dari raga yang kau tempati." Vio menatap diam.

"Aku tidak bisa kembali kedalam tubuhku, jadi aku menarik jiwamu yang memang bertepatan ketika aku meninggal.

"Aku menyerahkan ragaku padamu untuk kau tempati, aku sedikit merasa kasihan dengan kisah hidup mu." Vio diam mendengarkan penjelasan dari jiwa asli yang raganya di tempati olehnya, dengan wajah datar andalannya Vio sedikit tersenyum sinis.

Tanpa memperdulikan senyuman menyebalkan menurut Caren.

"Cari kebahagiaan mu, dan tolong jaga ayah dan keluarga ku." Jiwa itu memudar dan pandangan Vio Menggelap.

Disclaimer: Panggil Vio Caren.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!