Dunianya hancur, hidupnya berantakan, membuat Cassandra harus bekerja lebih ekstra karena suaminya malah pergi meninggalkannya begitu saja setelah mengetahui bahwa anak mereka mengidap penyakit serius.
Masih teringat jelas di ingatannya saat suaminya mengatakan bahwa anaknya itu anak pembawa sial dan tidak seharusnya ada di dunia ini. Seharusnya Cassandra tidak melahirkan anak pembawa sial itu yang membuat hidupnya hancur berantakan.
Seperti biasanya, setelah pulang dari rumah sakit, Cassandra pergi mencari pekerjaan tambahan. Tapi, saat dalam perjalanan Cassandra bertemu dengan teman lamanya saat sekolah dulu.
"Evelyn?" panggil Cassandra setelah mereka lama tidak bertemu.
Merasa namanya di panggil membuat Evelyn melihat ke arah sumber suara dan betapa kagetnya dia melihat Cassandra.
"Cassie?" gumam Evelyn ketika melihat sahabat baiknya dulu.
Cassandra tersenyum saat Evelyn masih mengenalinya.
"Dari mana aja sih Lo? Apa kabar?" tanya Evelyn bahagia melihat temannya.
Ada yang aneh disini. Entah mengapa Evelyn merasa jika senyuman Cassandra tidak seindah dulu lagi. Apa yang terjadi dengan Cassandra? bukankah dirinya menikah dengan orang kaya?
Lalu kenapa hidupnya berubah? Senyumannya tidak seindah dulu lagi. Seperti ada beban berat yang ditanggungnya saat ini.
"Cassie, Lo baik-baik aja kan?" tanya Evelyn khawatir.
Cassandra tersenyum perih mendapatkan pertanyaan begitu dari Evelyn. Apa yang harus dia jelaskan pada Evelyn tentang keadaannya saat ini?
"Cas?"
"Aku baik-baik aja, Eve. Hanya saja-"
"Lo kenapa? cerita sama gue Cas. Siapa tau gue bisa bantu." potong Evelyn cepat.
"Ceritain sama gue Cas. Gue bakalan bantuin Lo kalau memang gue bisa bantu. Eh, yuk duduk dulu yuk. Lo udah makan belum? Kita makan yuk, atau paling gak minum deh yuk. Badan Lo kurus banget kayak gak makan dua tahun anjir!" cerocos Evelyn.
Cassandra tersentuh dengan sikap Evelyn yang masih sama seperti dulu saat mereka sekolah. Tidak ada yang berubah dari Evelyn. Tetap cerewet.
Akhirnya mereka masuk ke sebuah restoran dan duduk di sana. Dimana Evelyn siap mendengarkan keluh kesah Cassandra.
"Yuk, sekarang ceritain sama gue lo kenapa. Lo baik-baik aja kan? gimana sama kabar Bagas, kalian-?"
"Aku sama Mas Bagas udah pisah, Evelyn." lirih Cassandra yang berusaha menahan rasa sakit hatinya.
Sungguh, rasanya sulit sekali mengingat apa yang pernah terjadi. Kehidupan mereka benar-benar hancur setelah kata-kata menyakitkan itu keluar dari bibir suaminya.
"What, Pisah? kenapa, anjir?" pekik Evelyn.
Cassandra berusaha menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Kehidupan yang awalnya baik-baik saja, selalu berubah setelah kelahiran anak pertama mereka. Rumah tangga mereka semakin buruk ketika Bagas lalu pulang dalam keadaan mabuk. Kerap kali Cassandra yang menjadi sasaran dari amukan laki-laki itu.
Mendengar cerita kehidupan Cassandra benar-benar membuat Evelyn merasa sedih. Dia tidak menyangka jika gadis yang paling cantik di sekolah mereka mendapatkan kehidupan yang begitu mengerikan.
"Setan! gue nggak nyangka laki-laki kayak Bagas bisa ngelakuin hal kayak gitu sama lo. Kurang apa istrinya? lo cantik Cassandra, lo sempurna. Tapi, dasarnya laki lo aja nggak bersyukur. Bajingan!" umpat Evelyn mengingat bagaimana kehidupan Cassandra setelah menikah dengan Bagas.
"Terus, gimana anak Lo?" tanya Evelyn penasaran dengan keadaan anak Cassandra.
"Sekarang Jason harus rutin kontrol ke rumah sakit. Gak tahu sampai kapan. Kamu ada koneksi kerjaan buat aku gak? Aku liat kamu sekarang-"
"Gak! lo nggak boleh kerja kayak gue!" kata Evelyn yang mengundang rasa penasaran untuk Cassandra.
"Kenapa, Evelyn?" tanya Cassandra penasaran.
Evelyn bingung harus menceritakan seperti apa tentang kehidupannya. Intinya tidak boleh bekerja seperti dirinya. Cassandra itu cantik dan dia wanita baik-baik. Jadi Cassandra tidak boleh bekerja seperti dirinya.
"Pokonya gak boleh! pokoknya lu nggak boleh kerja kayak gue, titik!"
"Iya, tapi kenapa? aku janji aku gak akan ganggu kamu kok, Evelyn. Aku-"
"Pokoknya gak boleh, titik!" seru Evelyn yang membuat Cassandra langsung terdiam.
Jika sudah seperti ini tidak bisa mengatakan apapun lagi. "Tapi, kalau kamu punya rekan kerja, kamu bisa hubungin aku. Kali aja-"
"Pokoknya kamu nggak boleh kerja apapun itu yang berhubungan sama aku Cassandra! kalau aku bilang nggak boleh tetap nggak boleh. Oke!" tekan Evelyn dan itu benar-benar membuat Cassandra diam.
***
Mendapatkan kabar bahwa putranya kembali di larikan ke rumah sakit akibat panas tinggi dan kejang membuat Cassandra kembali di rundung rasa takut yang luar biasa.
Hujan turun dengan begitu derasnya membuat Cassandra tidak mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah Evelyn. Dia benar-benar membutuhkan bantuan Evelyn. Setidaknya dia bisa mendapatkan uang walau hasil pinjaman.
Air matanya mengalir seiring dengan derasnya hujan yang membasahi dirinya. Sudah tidak tau sejauh apa Cassandra berjalan. Yang penting dia harus bisa mendapatkan uang.
Tin...
"Ahk..." Cassandra berteriak ketika ada sebuah mobil yang melaju dengan begitu kencangnya dan hampir saja menabrak dirinya.
Beruntung Cassandra sadar dan bisa selamat dari kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawanya.
"Ada apa?" tanya pemilik mobil mewah tersebut pada supirnya.
"Itu, Tuan. Ada yang ingin bunuh diri." jawab supirnya yang tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi sebenernya.
"Turun dan lihat orang bodoh itu!" titah tuannya.
Supir tadi turun dari mobil untuk melihat bagaimana keadaan orang yang hampir tertabrak mobil mereka.
"Maaf, Nona. Apa anda baik-baik saja?" tanya supir tersebut ketika turun dari mobil dan menghampiri Cassandra.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari orang yang hampir menabrak dirinya membuat Cassandra menatap ke arah orang tersebut dengan tatapan yang redup. Matanya tidak bisa berbohong jika dirinya sedang tidak baik-baik saja saat ini. Kakinya terasa sakit dan mungkin saja terkilir.
"Nona, anda baik-baik saja?" ulang supir tersebut yang khawatir dengan keadaan Cassandra.
"Aku-"
"Kenapa lama sekali?" suara seseorang yang terdengar berat itu menginterupsi telinga Cassandra hingga membuat wanita itu mendongak menatap laki-laki yang berdiri tegap di depannya.
"Berikan saja uang padanya dan tinggalkan dia! Wanita seperti ini sudah sering ku temui. Mereka akan melakukan apa saja agar mendapatkan uang!" mendapatkan penghinaan seperti itu membuat Cassandra berusaha bangkit walau kakinya terasa sakit.
"Apa maksud anda mengatakan hal seperti itu tuan? saya memang wanita miskin, tapi bukan berarti anda bisa mengatakan sesuatu sesuka hati anda! Bukan berarti saya miskin anda bisa berkata kasar seperti itu." ucap Cassandra yang membuat laki-laki tadi semakin menatapnya dengan remeh.
Tidak perlu menunggu waktu lama, Cassandra mendapatkan sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
"Aku rasa itu lebih dari cukup untuk membeli harga dirimu!" ucap laki-laki itu dengan sarkas membuat hati Cassandra semakin sakit.
Sehina itukah dirinya hingga membuat dia di rendahkan seperti ini?
Melihat wanita tadi memunguti uang yang dihamburkannya membuat laki-laki angkuh itu sinis melihatnya.
Uang yang dimilikinya memang bisa membeli apapun yang dia inginkan. Jadi tidak ada yang salah dengan semua ini.
"Jalan!" titahnya pada sang supir hingga membuat laki-laki tua itu merasa kasihan melihat wanita yang hampir ditabraknya tadi.
Dia tau betul jika wanita itu sedang tidak baik-baik saja. Tapi tuannya ini sama sekali tidak merasa kasihan dengannya.
Cassandra sendiri memunguti lembaran uang tersebut dan menyimpannya dengan berlinang air mata. Dia melakukan semua ini demi putranya.
Dengan langkah tertatih, Cassandra kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah Evelyn. Setibanya di rumah Evelyn, Cassandra menekan bel pintu rumah Evelyn yang baru dia ketahui sore tadi.
Merasa ada tamu yang datang ke rumahnya membuat Evelyn langsung membukanya, dsn betapa terkejutnya dia ketika melihat siapa yang datang.
"Eve?"
"Cassie? Lo kenapa?" tanya Evelyn khawatir melihat keadaan Cassandra yang berantakan.
"Masuk dulu yuk. Lo basah kayak gini!" ajak Evelyn, Namun Cassandra menolaknya.
Dia tidak ingin merepotkan Evelyn lagi, karena dia akan tambah merepotkan teman baiknya ini.
"Kenapa? cerita sama gue Lo kenapa. Makanya masuk dulu ayo. Lo ganti baju dulu. Lo basah, Cassandra." ucap Evelyn yang terus berusaha mengajak Cassandra untuk masuk.
"Eve, aku buru-buru. Aku kesini cuma mau minta bantuan kamu. Jason masuk rumah sakit lagi dan aku gak punya uang. Tolong pinjemin aku uang dan aku akan berusaha menggantinya secepat mungkin, Eve. Aku-" Cassandra tidak bisa menahan air matanya lagi saat menceritakan keadaannya saat ini.
Mendengar hal itu membuat Evelyn merasa kasihan dengan teman baiknya ini. Tapi bagaimana cara dia membantunya?
"Lo gituu berapa Cas? Gue ada, tapi gak banyak." ucap Evelyn.
"Aku butuh 200 juta untuk operasi Jason."
"Hah?!" pekik Evelyn terkejut dengan hal itu.
Mendengar suara Evelyn yang memekik seperti itu membuat seseorang yang juga berada dirumahnya ikut menghampiri mereka.
"Babe, siapa yang datang?" Sosok laki-laki dewasa datang menghampiri mereka membuat Cassandra merasa tidak enak dengan situasi mereka saat ini. Terlebih ketika menyadari penampilan Evelyn yang cukup berantakan di tambah dengan tampilan laki-laki itu membuat Cassandra memilih untuk undur diri. Dia benar-benar merasa tidak enak karena telah menganggu waktu Evelyn.
"Aku balik dulu ya, Eve. Maaf udah ganggu kamu." pamit Cassandra.
"Besok gue susul kerumah sakit, eh tunggu dulu." Evelyn berlari ke dalam dan kembali menghampiri Cassandra.
Sementara itu, Cassandra sendiri merasa tidak nyaman karena dia tau jika saat ini laki-laki itu terus menatap ke arahnya.
"Dad, jangan begitu. Dia temen aku. Cassandra ini perempuan baik-baik." ucap Evelyn berusaha menjelaskan siapa Cassandra.
"I don't care!" jawab laki-laki dewasa yang sejak tadi menatap tidak suka pada Cassandra.
"Ini, kamu pulang naik taksi. Besok aku kerumah sakit. Tunggu aku dan kita cari jalan keluarnya sama-sama untuk Jason, oke." ujar Evelyn membuat Cassandra hanya bisa menganggukan kepalanya saja.
Setelah itu dia kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan putranya disana dengan hati yang hancur.
***
Seperti yang telah di janjikannya, Evelyn datang menghampiri Cassandra dirumah sakit.
"Cassie?" panggil Evelyn saat dia melihat Cassandra di lorong rumah sakit.
Mendengar namanya di panggil membuat Cassandra melihatnya. Ternyata Evelyn yang datang memanggilnya.
"Eve?" gumam Casandra melihat temannya datang.
Mereka berpelukan, menandakan jika saat ini keadaan Cassandra sedang tidak baik-baik saja.
"It's oke. Semua akan baik-baik saja." ucap Evelyn berusaha menenangkan Cassandra.
"Jason, Evelyn. Aku harus mencari uang untuk Jason." ujar Cassandra pada teman baiknya ini. Sungguh, Casandra tidak tau harus cerita pada siapa lagi. Bahkan dengan laki-laki yang masih berstatus suaminya saja pun tidak peduli dengan keadaan putra mereka.
"Gue tau. Tapi kalau 200 juta gue gak ada. Gue cuma punya 150 juta dan gak mungkin gue kasih ke Lo semua kan? Gini, gue bisa kasih Lo 50 atau 70 deh. Lo gak perlu bayar Tapi sisanya lo cari sendiri."
Cassandra tersentak mendengar penuturan Evelyn yang memberinya uang cuma-cuma sebanyak itu. Padahal dia ingin meminjamnya.
"Gak, aku gak mau terima uang itu." tolak Cassandra karena dia tidak enak dengan Evelyn yang bisa memberinya uang sebanyak itu.
"Kalau Lo nolak uang dari gue, gimana sama Jason? Lo butuh uang itu Cassandra."
"Tapi aku gak mau kamu kasihani begini, Evelyn. Aku mau pinjam kamu dan aku bakalan ganti uang itu!"
"Dengan cara apa? Uang 200 juta itu gede Cassandra. Lo pengajuan di bank juga bakalan lama dan apa jaminannya? Satu-satunya cara biar Lo bisa dapat uang banyak ya cuma jual diri!"
Deg!
Jantungnya seperti berhenti berdetak mendengar apa yang Evelyn katakan. Apa katanya tadi, Jual diri?
Sadar dengan apa yang dikatakannya membuat Evelyn sangat merasa bersalah. Sungguh, dia benar-benar tidak menyangka bisa mengatakan hal seperti itu pada Cassandra. Terlebih temannya ini wanita baik-baik.
Tidak seharusnya Evelyn mengatakan hal seperti itu. Casandra bukan dirinya yang menjual dirinya demi uang. Evelyn merasa jika dirinya ini adalah pelacur, yang menjual dirinya demi kepuasan para lelaki mata keranjang.
"Cas, maafin gue. Gue gak bermaksud ngomong kayak gini. Gue-"
"Aku mau!"
"Hah?" Evelyn kaget saat mendengar apa yang Cassandra katakan.
Dia tidak salah dengar bukan? Cassandra ingin menjual dirinya?
"Aku beneran, Evelyn. Aku rela ngelakuin apa aja demi Jason termasuk jual diri. Lagi pula tidak ada yang istimewa lagi dari aku, Evelyn. Semuanya sudah hancur. Tapi, apa ada laki-laki yang mau bayar 200 juga untuk semalam? Aku bukan gadis Evelyn, aku-"
"Ada! Pasti ada. Tapi Lo yakin mau ngelakuin hal ini? Gak semudah itu Cassandra. Lo gak tau gimana kerasnya dunia luar. Dunia malam itu keras Cas," ujar Evelyn.
Dia berusaha meyakinkan Cassandra akan keputusannya.
"Aku siap Evelyn. Karena aku sudah pernah merasakan bagaimana di perlakukan seperti seorang pelacur oleh Mas Bagas." Evelyn merasa kasihan mendengar cerita Cassandra.
Sebegitu kerasnya kah kehidupan temannya ini? kenapa Evelyn merasa Cassandra tidak beruntung padahal dulunya dia merasa bahwa kehidupan Cassandra itu sangat sempurna. Dia cantik, pintar, dan terlahir dari keluarga baik-baik.
Tapi kenapa sekarang takdirnya begitu menyedihkan?
"Lo beneran yakin, Cas? gue cuma bisa ngingetin Lo kalau dunia gelap itu jahat." dengan yakin Cassandra menganggukkan kepalanya. Dia meyakinkan dirinya untuk melakukan semua ini demi Jason.
"Aku yakin, Evelyn."
"Baik, kalau gitu. Nanti gue kabarin lagi. Gue tanya temen gue dulu." balas Evelyn.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!