Kayra terhuyung saat melihat total biaya yang harus ia keluarkan untuk kemoterapi sang adik tercintanya, ia hampir saja terjatuh.
"Seratus juta untuk empat kali kemo selama satu bulan? Aku harus mencari kemana uang sebanyak itu?" Kayra mencengkram kuat secarik kertas yang didalamnya bertuliskan angka yang membuatnya sulit untuk bernapas.
Kemudian Kayra, mencoba meminta bantuan orangtua angkatnya, berharap mereka masih memiliki hati nurani untuk menolong Alika, adik perempuan satu-satunya yang usianya terpaut lima tahun dengannya.
Semenjak dua bulan yang lalu Alika di vonis mengidap kanker sirosis stadium tiga, Kayra menjadi dilema, ia mencari cara agar bisa menyembuhkan adiknya, hanya dialah satu-satunya keluarga yang ia miliki.
Setibanya di rumah, Kayra bersimpuh di atas kedua kaki Ayah dan juga ibu angkatnya, berharap mereka mau membantu pengobatan adiknya, karena setahu dirinya kalau kedua orangtua angkatnya telah mendapatkan warisan dari hasil penjualan tanah di kampung.
Bugh!
Kayra malah di tendang sekuat tenaga oleh Ayah angkatnya sebut saja Darto.
"Enak saja kau ngomong seperti itu? Sadar diri dong kalau kau itu hanya anak pungut, kalau bukan karena amanah dari mendiang ibuku, aku tak sudi merawat kalian berdua, tambah beban saja!" Darto berucap tanpa memperdulikan perasaan Kayra yang hancur akibat perkataanya yang menyakitkan.
"Iye, gak sadar diri lu , kay... dikasih hati malah minta jantung!" sambung Bu Widia, ibu angkatnya.
" Alah, biarkan saja bu, rata-rata orang yang terkena sakit kanker itu gak bakalan bisa tertolong, tinggal nunggu mati, buang-buang uang saja! " ucap Rea ikut menimpali.
Rea adalah putri satu-satunya pak Darto dan Bu Widia, ia seumuran dengan Kayra.
Namun Kayra tak mau menyerah begitu saja, ia pun teringat akan uang beasiswa yang ia miliki dan telah di pinjam oleh Rea, berharap Rea mau segera mengembalikan uang tersebut, karena Kayra berencana menggunakan uang beasiswa untuk membayar biaya pengobatan Sang Adik, meskipun jumlahnya tak seberapa, ia tetap harus mencari sembilan puluh juta lagi.
"Enak saja kau mau menagih uang padaku, lagian anggap saja uang itu sebagai ganti rugi selama kamu dan adikmu yang penyakitan itu menumpang di rumah kedua orangtuaku, malah ini juga masih kurang! " Rea sampai berkacak pinggang dan menunjuk Kayra dengan jari telunjuknya.
Sementara itu posisi Kayra saat ini masih duduk di atas lantai, sedangkan yang lainnya duduk di atas kursi sofa.
"Ku mohon Rea, Ayah dan juga ibu, tolong adikku, dia sedang sekarat!" Kayra sampai mengatupkan kedua tangannya, ia menangis karena tidak tahu harus mencari uang kemana lagi.
"Ayah, ibu jika kalian tidak bisa membantu adikku, setidaknya tolonglah kembalikan uang beasiswaku yang telah di pinjam oleh Rea! " Kayra berupaya semaksimal mungkin agar Ayah dan ibu angkatnya mau mengabulkan permintaannya.
Tapi kedua orangtua angkatnya yang tak memiliki hati itu, malah menertawakannya di tambah dengan Rea.
"Hey, Kayra... Kau berani sekali menagih uang itu kepada kami, apakah kau tidak ingat siapa yang telah membesarkan kau dan juga adikmu yang penyakitan itu! " Pak Darto sampai tersenyum menyeringai ke arahnya.
Kemudian Rea mendekati Kayra, ia membisikkan sesuatu kepadanya.
"Begini saja Kayra, kebetulan aku punya teman yang bekerja di klub malam, dia membutuhkan seorang pegawai wanita, jika kau berminat, datanglah ke alamat ini! " Rea memberikan kartu nama temannya kepada Kayra dan Kayra segera meraihnya.
"Apakah kau yakin klub malam ini sedang membutuhkan pegawai, tapi..!" seketika perkataannya terhenti di udara. Kayra mulai membayangkan seperti apa bekerja ditempat seperti itu, pastinya akan banyak pria hidung belang yang berkeliaran disana.
Lalu Rea membisikkan sesuatu padanya. "Kau tidak perlu takut, disana itu kerjanya aman kok, kau cukup menuangkan minuman kepada para tamu, nanti kalau pelayananmu memuaskan, kau akan mendapatkan banyak uang tip, kemarin saja temanku bekerja disana sampai dapat sepuluh juta dalam semalam, kalau kau bisa mengumpulkan selama sepuluh hari, lumayan kan dapat seratus juta!" Rea sengaja mengatakan hal demikian agar Kayra mudah terpancing, pikirnya di saat manusia sedang dalam keadaan terjepit, pasti otaknya tak akan berpikir secara maksimal, yang terpenting bisa menghasilkan uang, dan pikirnya Kayra adalah termasuk salah satunya.
Akhirnya Kayra pergi begitu saja, ia sudah tak mau membahas masalah uang yang telah di pinjam oleh Rea, toh menagih pun percuma, hanya buang-buang energi saja, Kayra pun hari ini memutuskan untuk cuti kuliah sementara waktu sampai dirinya selesai mengobati adiknya, dan ia terpaksa harus mencari pekerjaan paruh waktu lain untuk bisa menutupi semuanya.
"Ayo Kayra, semangat... Kau pasti bisa melalui semua cobaan ini!" ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
Akhirnya Kayra memberanikan diri untuk menghubungi nomer yang tertera di dalam kartu nama, ia menanyakan soal lowongan pekerjaan di tempat tersebut.
Dan benar saja, ternyata klub malam tersebut memang sedang membutuhkan tenaga kerja wanita sebanyak lima orang, dan empat orang sudah terisi, Kayra merasa sangat beruntung karena ia masih memiliki kesempatan.
.
.
Menjelang malam, Kayra yang saat ini berada di rumah sakit, ia berpamitan kepada adiknya yang masih terbaring lemah di atas tempat tidur pasien.
"Dek, doain kakak ya, semoga pekerjaan kakak malam ini lancar, dan kamu bisa segera di kemo!" Kedua bola matanya sampai berkaca-kaca, Kayra mendongak, ia berusaha agar air matanya tidak terjatuh.
Sedangkan Alika, ia menatap nanar wajah Kakanya, ia mengangguk tanda mengerti apa yang telah dikatakan oleh Kakaknya tersebut.
Akhirnya Kayra bergegas pergi menuju klub malam dengan menggunakan ojeg online, kali ini ia berpakaian rapih dan juga tertutup. Yakni mengenakan celana bahan berwarna hitam dan kemeja komprang berwarna putih.
Setibanya di klub malam yakni sekitar pukul delapan malam, kondisi tempat tersebut masih sepi, dan Kayra di persilahkan untuk masuk kedalam klub oleh salah satu security yang bertugas di sana.
"Bapak yakin kalau pak Willy sudah menunggu saya di dalam?" tanyanya ragu.
" Yaelah, elo gak percaya banget sih sama gue, barusan sudah ada empat orang pegawai baru yang masuk, elu itu kebanyakan tanya! " si Security begitu kesal terhadap Kayra.
Akhirnya Kayra memutuskan untuk masuk ke dalam, dan menurut informasi yang pak security katakan, bahwa Pak Willy berada di lantai dua.
Sambil menelusuri anak tangga, Kayra memperhatikan suasana sekitar, dimana terdapat banyak kursi dan juga lampu kerlap kelip yang berada di hampir penjuru plafon, tidak lupa ratusan botol minuman terpajang di atas lemari kayu yang menempel di dinding, ini pertama kalinya Kayra masuk ke tempat seperti ini.
Akhirnya Kayra berdiri di depan pintu ruangannya Pak Willy, dan ia bergegas mengetuk pintu tersebut, tak lama pintu terbuka.
"Pasti kau Kayra ya?" tanya pria yang memiliki usia sekitar tiga puluh lima tahunan menatap aneh wanita dihadapannya.
'Ish, kenapa penampilan wanita ini cupu sekali, kau itu mau melamar menjadi seorang pelayan atau Cleaning service? ' gumamnya dalam hati.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸
Kayra akhirnya di persilahkan duduk, dirinya saat ini berada di dalam ruangannya Pak Willy beserta keempat wanita yang berpakaian seksi, mereka berempat malah menatap sambil tersenyum mengejek, dan meremehkan Kayra
"Yaelah, ada wanita kampung nih, cupu banget sih!" ujar wanita berambut panjang sebahu, sebut saja Dira.
"Hooh, pasti bakalan jadi bulan-bulanan di tempat ini!" balas Jesi sambil memelankan intonasi suaranya.
Tak lama Pak Willy memberikan sedikit sambutan kepada lima wanita yang saat ini duduk berjejer di hadapannya.
Lalu ia melihat CV yang di bawa oleh para wanita cantik tersebut, dan keempatnya memenuhi kriteria, tapi tidak dengan Kayra, namun ada pengecualian, mengingat saat ini di bagian Cleaning service sedang kosong, pada akhirnya ia di tempatkan di sana, tak ada rasa kecewa ataupun keberatan darinya, baginya bisa diterima bekerja saja, itu sudah lebih dari cukup, setidaknya ia bisa mengumpulkan beberapa rupiah untuk biaya pengobatan adik perempuannya.
Kini mereka mulai di pandu oleh pegawai senior, sedangkan Kayra ia hanya di dampingi oleh seorang wanita paruh baya yang tubuhnya ringkih, malah Kayra tidak tega melihat kondisi wanita paruh baya itu yang seharusnya sudah pensiun dari pekerjaan yang seperti ini.
"Bu, biar saya saja yang mengerjakan pekerjaan ini, Ibu tinggal kasih tahu saya bagaimana cara mengerjakannya!" pintanya dengan nada lembut.
" Wanita yang sudah renta itu sebut saja Bu Wati, orang-orang disini selalu memanggilnya dengan nama itu meskipun itu hanya nama panggilan semata.
"Terimakasih ya Nduk, akhirnya ada juga yang membantu pekerjaan ibu, kalau begitu bisa kamu tuang beberapa chemikal ini ke dalam ember? Soalnya ibu belum membersihkan ruangan Pak Bos kita, biasanya Pak Bos datang jam sepuluh malam, setelah selesai dengan urusan kantor pasti mampir kesini untuk sekedar mencari hiburan! " ucap Bu Wati mencoba memberi tahu.
Kayra pun mengangguk patuh, ia mengikuti semua instruksi dari Bu Wati.
Seminggu berlalu begitu cepat, kini Kayra sudah bisa mengerjakan pekerjaannya tanpa di dampingi oleh Bu Wati
Kebetulan sekali malam ini Klub malam begitu ramai oleh para pengunjung.
"Dian, cepat kau panggil anak baru yang bekerja sebagai Cleaning Service, kita butuh tenaganya, gara-gara sinta dan Widia tersangkut kasus, kita jadi kekurangan orang!" perintahnya kepada sang Assisten.
" Baik Pak, saya akan segera memberitahukan perintah Bapak kepada Kayra, kebetulan tadi saya lihat ia sudah selesai membersihkan ruangan Big Bos! " jawabnya merasa lega
Akhirnya Dian bergegas mendatangi Kayra yang saat ini sedang beristirahat di lantai satu dekat lemari loker karyawan.
"Kayra, bisa kau bantu saya?" Dian merasa tidak enak, mengingat Kiara adalah wanita baik dan juga polos, rasanya ia tak tega mempekerjakan dia sebagai seorang pelayan, namun demi perintah dari atasan, ia pun tak mau mengambil resiko.
Akhirnya Dian menjelaskan apa yang telah diperintahkan oleh Pak Willy kepada Kayra, Kayra sempat termenung sejenak, namun ia teringat akan perkataan dari Rea, bahwa menjadi seorang pelayan itu bisa mendapatkan uang tip sebanyak sepuluh juta dalam semalam, ia pun tergiur dan tanpa berpikir panjang, Kayra menerima tawaran tersebut.
"Kayra, kau yakin dengan keputusanmu? Apakah tidak kau pikirkan lagi?" Dian mencoba memperingatkan.
Namun sepertinya tekatnya sudah sangat bulat.
"Bu Dian tenang saja, tugas saya cuma menemani tamu minum saja kan? Tidak ada embel-embel yang lainnya, kan?" tanyanya untuk memastikan.
Karena keadaan yang sangat mendesak, akhirnya Dian menjawab iya.
'Semoga saja kamu bertemu dengan tamu yang baik dan tidak bersikap kurang ajar padamu, Kayra!' ucapnya dalam hati.
.
.
PRANG!
Dari dalam ruangannya Kenzo terdengar seperti barang yang pecah.
Johan dan juga Roby berusaha untuk masuk kedalam.
"Bro, elo yakin mau masuk ke dalam di saat kondisi Kenzo sedang mengamuk seperti itu?" Roby mencoba memperingatkan Johan.
" Tapi kita harus menghentikan kegilaannya Bro, elo mau semua barang-barang di kantor ia pecahkan? " Johan berusaha meyakinkan Roby.
" iya juga sih, jika sampai Tuan dan Nyonya besar tahu, bisa ngamuk entar, lagian cuma gara-gara di selingkuhi si Laura saja sampai acara drama seperti ini, tak kusangka pria dingin dan bengis seperti Kenzo bisa menggila hanya karena dikhianati wanita! " Roby sampai menggeleng.
" Yaelah, si Laura kan cinta pertamanya Kenzo, dan Kenzo itu tipikal pria setia, si Laura nya saja yang bego, mau-maunya selingkuh sama anak si Bos batu bara, tampang sudah kaya buah kesemek aja di kejar-kejar dan rela melepaskan putra mahkota setampan dan gagah seperti Tuan Kenzo. " Johan tampak geram mengingat kejadian itu.
"Sudah jereng kali matanya, ya sudahlah kita jangan bahas itu dulu, yang penting Kenzo bisa kita redam amarahnya!" ucap Roby sampai menepuk bahu Johan.
Pada akhirnya keduanya memilih untuk menerobos masuk ke dalam, betapa terkejutnya Johan dan juga Roby saat melihat kondisi ruangan Kenzo bak kapal pecah, serpihan kaca berserakan di atas lantai, kertas pun tak luput dari amukannya, semuanya berhamburan di atas sana.
Sedangkan Kenzo, ia malah duduk di pojokan, dia menunduk, menyandarkan siku di lutut dan menautkan jari-jari. Tatapan matanya kosong mengarah ke lantai, tapi isi kepalanya jauh dari kata tenang.
Roby dan Johan perlahan mencoba untuk mendekat, Keduanya mulai duduk di lantai sama persis seperti yang Kenzo lakukan.
Kenzo akhirnya mulai tersadar atas kemunculan dua orang temannya yang saat ini ikut bekerja di perusahaan miliknya.
"Untuk apa kalian berdua masuk kesini? Kalian lancang sekali, sudah bosan hidup hah?" Kenzo sampai menaikan intonasi suaranya, sepertinya amarahnya masih belum hilang.
Kemudian Johan mencoba mengajaknya berbicara.
"Ken, aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan saat ini, tapi mau sampai kapan kau terus bersikap seperti ini? Semua itu tak akan merubah keadaan, belajarlah untuk menerima takdir, aku yakin kau masih bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari Laura!" ujarnya membujuk
Mendengar nama Laura, Kenzo malah meneriaki Johan.
"Jangan kau sebut wanita j*lang itu, aku sangat membencinya!" Kenzo sampai menutup kedua daun telinganya dengan kedua tangannya.
Johan dan Roby sampai menghela napas atas sikap Kenzo yang seperti itu, kini keduanya berusaha mencari cara agar Kenzo bisa melupakan kesedihannya.
"Bro, bagaimana kalau malam ini kita ke Klub milikmu, kita bersenang-senang di sana!" usul Roby.
" Bener apa kata Roby, kau balas rasa sakit hatimu dengan cara bersenang-senang di sana, kau bisa memilih wanita cantik yang kau suka, bagaimana?" ujar Johan sampai menaikan kedua alisnya, berharap Kenzo mau mengikuti ajakannya.
Kenzo hanya diam tak bergeming, sorot matanya yang dingin dan menusuk telah membuat Johan dan Roby menelan ludah, keduanya malah takut akan memperkeruh keadaan.
Kemudian Kenzo bangkit dari duduknya, lalu ia mengambil jas miliknya di atas kursi kebesarannya, langkahnya pelan menuju arah pintu keluar, sedangkan Johan dan Roby, keduanya saling memandang dengan ekspresi wajah mereka yang bingung.
Kenzo menoleh sejenak ke arah kedua temannya."Hey kalian berdua, katanya mau ajak aku bersenang-senang di Klub, kenapa kalian masih duduk santai di sana, hah?" Kenzo sampai berkacak pinggang, dari ekspresi wajahnya seperti tidak terjadi apa-apa.
Raut wajah Johan dan Roby tersenyum sumringah, akhirnya rencana mereka di dengar oleh Kenzo.
"Siap pak Bos, ayo lets go..." ucap Johan dan juga Roby secara bersamaan.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸
Kayra benar-benar merasa tidak nyaman dengan rok mini dan juga baju super ketat yang ia kenakan, apalagi belahan dadanya sampai terekspos begitu nyata, menurutnya pakaian yang ia kenakan terlalu sempit dan bukan ukurannya, akan tetapi Pak Willy sendiri yang telah memerintahkan Kayra memakai pakaian itu, tidak lupa Kayra di dandani oleh Dian, malam ini Kayra begitu cantik bak boneka barbie dan terlihat seperti bukan dirinya, rambutnya yang biasa diikat, kini sengaja diurai dan di buat bergelombang, karena rambutnya begitu lepek dan tidak terurus.
"Nah sekarang coba kau lihat penampilanmu di depan cermin!" perintahnya yang segera diangguki oleh Kayra.
Dan benar saja, Kayra sampai terkejut tak percaya atas penampilannya pada malam ini, ia terus saja menepuk-nepuk kedua pipinya.
"Nah Kayra, kebetulan malam ini Big bos kita akan datang dan dia minta dilayani oleh tiga orang wanita cantik, ku harap kau bisa menjalankan tugas ini, apakah kau bisa, Kayra? " Dian tampak ragu terhadap Kayra.
Sedangkan Kayra, ia jadi teringat akan kondisi kesehatan adik perempuannya, itulah yang membuat dirinya nekat melakukan hal ini, karena sudah tak ada cara lain mengumpulkan uang seratus juta dalam kurun waktu satu minggu lagi, tadinya Kiara berencana untuk mencari pekerjaan lain, namun sepertinya doanya telah terkabul, dan menurutnya ini adalah kesempatan emas untuknya.
Sekitar pukul sepuluh malam, benar saja Big bos mereka telah tiba, Kayra tak sempat melihat wajah Bos besarnya, hanya siluet nya saja yang melintas.
Lalu Kenzo malah buru-buru masuk ke dalam ruangannya yang berada di lantai dua, ia meminta Johan dan Roby menemaninya untuk minum disana.
"Loh, bukankah kita datang ketempat ini untuk bersenang-senang dengan beberapa wanita? Kenapa kau malah mengajak kita minum di sini?" Protes Roby sampai melipat tangan di atas dada.
"Entahlah, ketika aku melihat mereka, aku tidak berselera!" jawabnya dengan jujur.
Johan dan Roby sampai menepuk jidat.
'What, wanita cantik bak boneka seperti mereka itu kau sebut tidak membuatmu berselera, matamu sudah rabun!' batin Johan sangat jengkel.
Pupus sudah harapan mereka untuk bersenang-senang.
Saat Kenzo mulai meneguk minuman beer dalam gelas kecil, Roby dan Johan telah mengatur satu rencana, keduanya saling berbisik.
"Bro, kami ke toilet dulu sebentar ya, kau tunggulah di sini!" ujar Johan, yang buru-buru menarik pergelangan tangan Roby, Roby sampai terseret.
Sedangkan Kenzo ia hanya mengangguk, dan sepertinya ia sudah mulai mabuk.
Setibanya di lantai satu, Johan dan Roby datang menemui Willy, yakni manager di klub malam ini.
"Apa yang bisa saya bantu, Pak Johan dan juga Pak Roby?" Willy sampai membungkuk dan bersikap ramah.
"Bisakah kau Carikan wanita cantik yang masih fresh di sini? Sebut saja anak baru? Karena aku yakin karyawan lamamu pasti sudah banyak yang di pakai oleh para pelanggan, dan kami tak mau memberikan seorang wanita bekas pakai para tamu di sini, bisa-bisa Bos Kenzo terkena penyakit sipil*s!" tiba-tiba saja Johan bergidik ngeri kala dirinya mengingat penyakit seperti itu.
Willy malah tersenyum renyah, sepertinya ia sudah dapat wanita untuk dijadikan teman tidur Tuan Kenzo
"Wah kebetulan sekali Pak Johan dan Pak Roby, anda bisa melihat wanita yang sedang duduk di kursi pojok dekat meja konter!" tunjuknya ke arah Kayra.
Johan dan Roby buru-buru menoleh, kedua netranya mencari sosok wanita yang akan dijadikan tumbal untuk Bos besar mereka, dan akhirnya keduanya menemukan sosok tersebut.
"Wah, sepertinya wanita itu benar-benar masih orisinil ya, tampangnya saja masih planga plongo seperti itu, tapi kau yakin kalau wanita itu belum pernah di pakai oleh para pelanggan mu di sini?" tanya kembali Johan untuk memastikan.
Willy sampai mengacungkan kedua jarinya di atas kepalanya.
"Saya berani sumpah Pak, Kiara adalah anak baru disini, dia adalah seorang mahasiswi semester enam!" jawabnya dengan jujur, bahkan tubuhnya sampai gemetar.
Akhirnya Johan dan Roby datang menghampiri Kayra yang sedang duduk seorang diri , Kayra cukup terkejut atas kemunculan dua orang pria yang mengenakan setelan jas lengkap datang menghampiri.
"Hay, namamu Kayra kan?" tanya Johan sampai melambaikan tangannya.
"Ternyata di lihat dari dekat, lumayan juga wanita ini, sangat cantik dan juga seksi, aku yakin Kenzo akan klepek-klepek!" bisik Roby kepada Johan.
" Ssttt... Diam kau, menganggu konsentrasi ku saja! " balas Johan dimana pandangnya tertuju kearah belahan dada, ia bahkan sampai menelan ludah.
'Sepertinya masih orisinil! ' gumamnya dalam hati
Kayra yang menyadari dua pria di hadapannya sedang memperhatikan bagian belahan dadanya, ia buru-buru menyilangkan kedua tangannya di atas dada.
Johan dan Roby sampai menghela napas karena pemandangan indah di hadapannya telah tertutup.
"Hey Johan, kita fokus dengan rencana kita, kenapa kau malah melenceng Kemana-mana!" tegurnya pelan.
" Aarrkkhhhhh... Kau juga samanya! " balasnya tak mau kalah.
Akhirnya Kayra menanyakan maksud dan tujuan dua pria tersebut datang menghampirinya.
"Jadi begini Kayra, apakah kau bisa bekerjasama dengan kami?" tanya Johan malah membuat Kayra kebingungan.
"Kerja sama apa Tuan? Kalau hanya sekedar menemani Tuan-tuan minum, saya pasti akan melakukannya! " jawabnya secara tegas.
Johan dan Roby malah tersenyum licik, matanya berkilat tajam.
"Kau tenang saja Kayra, kau cukup menemani Tuan Kenzo untuk minum, dan itu...!" Johan tak meneruskan perkataannya yang terakhir.
"Maksudnya itu apa Tuan?" Kayra sampai mengernyitkan kening.
Lalu Roby membisikkan sesuatu ke telinganya, sontak Kayra terperanjat dari tempat duduknya.
"Apa, kalian pikir aku itu wanita murahan hah?" Kayra sampai mengomeli kedua pria di hadapannya.
"Bro, sepertinya cukup sulit membujuk wanita polos ini!" ujar Roby sampai menepuk jidatnya.
Kemudian Johan mencoba mencari cara.
"Kau yakin tak mau mengikuti rencana kami? Padahal kami akan membayar mahal loh, kalau tidak kau boleh meminta berapa pun yang kau mau!" Johan mulai mengeluarkan jurus terjitunya, pikirnya pasti semua wanita akan menyerah jika ditawari hal seperti itu.
Kayra yang mendengarnya secara langsung, ia menjadi terdiam, dan mengingat kembali akan kondisi adik perempuannya.
'Ya tuhan, apakah harus dengan cara seperti ini aku bisa mendapatkan uang untuk kesembuhan Adikku? Kalaupun aku menolaknya, darimana lagi aku bisa mendapatkan uang sebesar seratus juta dalam semalam? ' tanyanya dalam hati.
Kayra mulai diselimuti rasa bimbang dan juga bingung, ingin menolak tapi dia butuh, rasanya posisinya saat ini benar-benar terjepit.
"Ayolah Nona, kau pikirkanlah kembali, kami bisa memberikan berapa pun yang kamu mau, lima puluh juta, seratus juta, dua ratus juta bahkan sampai tiga ratus juta pun kami sanggup, asalkan kau mau melayani Tuan Kenzo!" bujuk kembali Johan
Sedangkan Roby, ia sudah tidak sabar mendengar keputusan dari Kayra.
Sambil menghela napasnya, akhirnya Kayra menjawabnya.
"Baiklah, aku bersedia melakukan semua ini, apakah anda benar-benar akan memberikan aku uang yang banyak? " tanya kembali Kayra untuk memastikan.
"kau tenang saja Nona Cantik, aku tidak mungkin berbohong, sekarang sebutkan berapa nominal yang kamu inginkan, setelah kau berhasil melayani Tuan Kenzo, akan aku transfer uangnya!" jawabnya bersungguh-sungguh.
" A aku butuh seratus juta saja! " ucap Kayra sampai gugup.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!