Sepuluh tahun kemudian, seorang pria tampan berusia lima belas tahun dengan kulit putih bersih, hidung mancung dan mata hitam yang tajam serta rambut pendek yang tertata rapi.
Pria itu baru saja memasuki usia remaja tinggi badan nya cukup mencolok untuk anak seusainya yaitu 178 sentimeter.
Dia datang ke kediaman Pratama menggunakan motor sport, dia baru saja selesai merayakan kelulusan nya bersama teman-temannya.
Ya, dia adalah Alvin Pratama putra dari Andrew Pratama dan Meyrin Kusuma, Alvin sudah memasuki usia remaja baru saja lulus dari sekolah menengah pertama sebagai peraih nilai
tertinggi dan akan segera melanjutkan ke sekolah menengah atas. Walaupun penampilan Alvin seperti badboy, namun kalau urusan belajar tidak ada yyang mampu mengalahkan nya, sehingga mendapalkan julukan pangeran badboy jenius dan menjadi idola para wanita.
Saat Alvin sedang membuka helmnya, seseorang langsung memukul kepalanya dari belakang.
Plak!!!
"Berlagak sok keren, apa kamu sudah punya sim untuk mengendarai motor" Ucap Cheline yang baru saja pulang dari kantor. Ya, orang yang memukul Alvin adalah Cheline Pratama putri pertama Andrew Pratama dan Meyrin Kusuma, Cheline baru saja menamatkan kuliah S2 nya dan sekarang menjadi CEO AM COMPANY milik ayahnya, sedangkan Andrew membantu Cheline dari balik layar.
Cheline juga menggantikan Maria sebagai ketua geng Mawar Berdiri, Maria juga sudah menjadi guru sekaligus ibu angkat Cheline.
"Kak, aku sudah keren gini masa di pukul bisa jatuh image ku" Ucap Alvin mengeluh pada kakaknya.
"Mau sok keren di depan kakak, apa perlu kakak meminta ibu angkat mengajari mu beberapa gerakan" Ucap Cheline yang tau Alvin sangat takut pada Maria, karena Maria sangat tegas
saat mengajari mereka berdua.
"Ehh kak, gak usah aku salah tolong jangan adukan pada ibu angkat" Ucap Alvin yang takut kakaknya benar- benar mengadukan nya pada Maria.
"Kalau begitu ayo masuk" Ucap Cheline sambil menarik telinga Alvin.
"Kak, kak, lepasin telinga aku bisa lepas" Ucap Alvin yang telinga terus di tarik Cheline.
Saat melewati ruang keluarga, mereka melihat dua orang paruh baya sedang mengobrol disana. Ya, yang mengobrol di sana adalah Andrew Pratama dan Meyrin Kusuma yang sudah memasuki usia kepala empat, namun penampilan mereka
masih tetap gagah dan Cantik kharisma mereka makin bertambah, Meyrin masih menjadi CEO AM EASHION namun sudah tidak terlalu aktif lagi dia menyerahkan segala urusan di kantornya pada wakilnya yaitu Sonia.
"Eh kak, kenapa telinga adikmu kamu tarik? " Ucap Andrew yang melihat putri sulung nya menarik telinga putra bungsu nya.
"Dia bawa motor sendiri, kalian juga kenapa mengizinkan dia
membawa motor sendiri, dia kan belum punya sim" Ucap Cheline
"Ini hari kelulusan nya, dan untuk sim ayah sudah mengambil nya dengan power of money dan koneksi apa yang tidak bisa" Ucap Andrew sambil menunjukkan simnya yang baru saja di
antar seorang polisi. Andrew merupakan tokoh penting
di bidang militer desain-desain senjata dan pesawat nya sangat terkenal, bahkan seluruh dunia berebut untuk membeli pesawat dan senjata yang Andrew desain. Jadi pihak kepolisian tidak berani menyinggung Andrew, saat Andrew
meminta sim untuk Alvin pihak berwajib langsung mengantarkan ke rumah.
"Sudah kak, lepaskan adikmu kasihan dia, kamu pasti lelah seharian di kantor, kamu segera makan ibu tadi sudah memasak makanan kesukaan kalian" Ucap Meyrin sambil tersenyum pada kedua anaknya.
"Kalian terus memanjakan dia mau jadi apa dia nanti" Ucap Cheline sambil berjalan ke arah ruang makan karena memang sudah lapar. nya
"Kamu cepat bujuk kakakmu, jangan membuat nya kesal lagi" Ucap Andrew pada Alvin. "Oh aku mengerti ayah, terima
kasih untuk sim nya" Ucap Alvin sambil mengambil sim yang tadi dikeluarkan Andrew lalu menyusul kakaknya ke ruangan makan Saat makan Alvin berhasil membujuk kakaknya, walaupun selalu bertindak keras pada adiknya, Cheline sangat menyayangi adiknya itu, dia selalu tidak tahan kalau lama-lama
marah dengan adiknya itu.
"Lain kali jangan berlagak sok keren lagi, kakak cuman khawatir kamu mengalami kecelakaan kalau mengendarai motor tanpa sim" Ucap Cheline yang sudah tidak marah lagi dengan Alvin.
"He he he iya kak aku mengerti sekarang aku sudah punya sim jadi sudah bisa mengendarai motor, kak tambah lauknya" Ucap Alvin sambil menambahkan lauk di piring Cheline. Setelah selesai makan mereka berdua kembali ke kamar masing- masing untuk membersihkan diri, setelah selesai mandi dan berganti pakaian mereka berdua kembali ke ruangan keluarga untuk menemui kedua orang tua mereka.
"Kakek!!! Kakek dan nenek dari mana saja rumah ini sepi karena kalian pergi" Ucap Alvin sambil duduk di samping Susi.
"Kamu ini kami hanya pergi sehari kamu sudah seperti ini, kami hanya jalan-jalan bersama para tetangga kita" ucap Susi, sambil membiarkan Alvin bermanja padanya.
"Alvin apa rencana mu selanjutnya? Apa kamu sudah mendaftar di sekolah menengah atas kakamu dulu? " Ucap Andrew.
"Ini juga yang aku mau ngomongin dengan kalian semua, mumpung semua ada sini, aku ingin meminta sesuatu pada ayah" Ucap Alvin yang sudah membuat keputusan penting dalam hidupnya.
"Katakan nak kamu mau apa mobil? motor? rumah? Pesawat? Atau kamu ingin pulau pribadi? " Ucap Andrew yang selalu menuruti semua permintaan anak-anak nya.
"Bukan semua itu ayah" Ucap Alvin sambil mengeluarkan kartu black card miliknya serta beberapa kunci mobil dan motor.
"Apa maksudnya ini nak?" Ucap Andrew yang bingung mengapa Alvin mengeluarkan semua itu. "Begini ayah kalau aku terus hidup seperti ini aku akan jadi manja dan bergantung pada kalian, jadi aku memutuskan untuk mengembalikan
semua ini dulu sampai aku benar-benar pantas memiliki semua ini" Ucap Alvin
"Aku memutuskan meninggalkan rumah untuk mencari pengalaman di luar, ini juga sebagai latihan ku untuk menghadapi kerasnya dunia" Lanjut Alvin.
"Tapi nak kamu belum pernah merasa kesulitan apa kamu sanggup, ibu tidak setuju" Ucap Meyrin yang tidak setuju anaknya bertahan hidup di luar sana tanpa bantuan mereka.
"Ayah senang kamu punya tekad seperti itu ayah setuju dengan pemikiran mu, tapi ingat kalau kamu sudah tidak tahan dan ingin kembali rumah ini selalu terbuka untukmu" Ucap Andrew yang ingin anak menjadi kuat sebagai pewaris kekayaan nya memang memerlukan pengalaman.
"Tapi sayang.." Ucap Meyrin yang belum setuju
"Biarkan saja sayang mencari pengalaman diluar juga baik untuk Alvin, selama ini dia jarang bersosialisasi sekarang adalah waktu yang tepat untuk nya men cari pengalaman" Ucap Andrew meyakinkan Meyrin.
"Iya Biarkan saja nak, kalau Alvin sudah tidak tahan dia pasti kembali kesini" Ucap Guntur yang mendukung keputusan Alvin.
"Baiklah kalau begitu, Tapi bagaimana dengan sekolah mu nak, kalau tidak mendapatkan dukungan dari kami? " Ucap Meyrin yang masih khawatir dengan Alvin.
"Ibu tenang saja aku mendapatkan beasiswa jadi bisa mendaftar di sekolah mana saja yang aku mau, untuk biaya
kehidupan sehari-hari aku akan mencari solusi nya sendiri kalau hal kecil seperti itu tidak bisa aku tangani bagaimana aku bisa mengurus perusahaan ayah nanti" Ucap Alvin
yang tekadnya benar-benar sudah bulat untuk mandiri.
"Baiklah ibu tidak akan menahan mu lagi, tapi ingat untuk terus memberi kabar pada ibu, kalau kamu tidak bisa bertahan lagi segera hubungi ibu" Ucap Meyrin.
Setelah itu mereka semua mulai memberi nasehat pada Alvin agar bisa bertahan hidup tanpa bantuan keluarga, setelah selesai memberi nasehat pada Alvin mereka semua memutuskan untuk beristirahat.
Bersambung...
Pagi hari Alvin sudah bangun, setelah bangun Alvin membawa surat-surat penting sebagai data diri dan beberapa pakaian, dia berniat pergi tanpa menunggu keluarga nya bangun karena takut tidak rela berpisah. Setelah membereskan barang-barang bawaannya Alvin langsung mandi, lima belas menit kemudian
Alvin sudah selesai mandi dan bersiap berangkat menjelajah dunia baru, namun niatnya untuk pergi tanpa pamit langsung pupus setelah semua keluarga nya menunggu di depan pintu,
termasuk paman dan bibinya.
Plak!!!
"Woi koplak, kamu mau pergi tanpa pamit sama sahabat baik mu ini" Ucap Rendra mengeplak kepala Alvin.
"He he he sorry aku lupa ngabarin sahabat baik ku ini, ngomong kamu bawa tas mau kemana" Ucap Alvin yang melihat Rendra juga membawa tas seperti nya juga.
"Tentu saja ikut dengan mu, kita ini sahabat sejati bagai kepompong Ucap Rendra yang memutuskan untuk ikut dengan Alvin setelah mendengar paman nya bercerita pada orang tuanya tadi malam.
"Hoek!! Geli aku mendengar nya kawan, memangnya kamu yakin mau ikut dengan ku, kamu tidak bisa menikmati hidup seperti tuan muda lagi, kamu harus bisa mencari uang sendiri, apa kamu sanggup?" Ucap Alvin mencoba membujuk Rendra agar tidak mengikuti nya.
"Kamu meremehkan siapa, walaupun selama ini aku selalu
berfoya-foya tapi insting ku untuk mencari uang sangat tajam, jadi jika kamu membawaku itu akan sangat menguntungkan" Ucap Rendra.
"Baiklah asalkan kamu jangan menangis nanti kalau hidup susah, ini adalah ujian untuk kita berdua sebelum mewarisi harta orang tua kita" Ucap Alvin yang akhirnya menyerah
membujuk sahabat nya itu.
"Ayah ibu kakak, aku berangkat dulu, aku akan membuktikan kalau aku layak mewarisi harta keluarga Pratama pokoknya aku akan sukses sebelum kembali" Ucap Alvin pada ayah dan ibu serta kakaknya.
"Iya nak kamu jaga diri di luar sana, ayah tau kamu jago beladiri dan bisa melindungi dirimu, jangan pernah gunakan kekuatan mu itu untuk menindas yang lebih lemah, tapi kalau
mereka yang mulai terlebih dulu jangan ragu menghajar mereka jangan pernah mengasihani musuh" Ucap Andrew
memberi nasehat pada Alvin.
"Aku mengerti ayah, aku alkan mengingat ajaran mu" Ucap Alvin
sambil memeluk ayahnya.
"Nak kamu jangan lupa menghubungi ibu ya, kalau kamu kesulitan kamu bebas menghubungi ibu" Ucap Meyrin sambil memeluk putranya itu.
"Pasti ibu aku akan menghubungi ibu saat aku merindukan ibu" Ucap Alvin sambil membalas pelukan ibunya. "Dek jaga diri di luar sana, kakak akan selalu mendukung mu, jangan ragu menghubungi kakak kalau butuh bantuan" Ucap Cheline sambil
memeluk adiknya itu.
"Iya kak bantu aku menjaga ayah dan ibu sebelum kembali ya " Ucap Alvin pada Cheline sambil membalas pelukan Cheline.
"Kakek nenek, kalian jaga kesehatan jangan terlalu capek, cucu
kalian akan segera kembali setelah berhasil membuktikan diri" Ucap Alvin sambil memeluk Guntur dan Susi.
Setelah Alvin berpamitan dengan keluarga nya kini giliran Rendra yang berpamitan pada kedua orang tuanya.
"Ayah ibu, aku pergi dulu, jangan terlalu merindukan putra kalian yang tampan ini, dan jangan lupa untuk terus berusaha memberikan ku adik" Ucap Rendra sambil memeluk kedua orang tuanya.
"Pergi sana, beraninya kamu menggoda orang tua mu" Ucap Ronald sambil menendang pantat putra tengilnya itu.
"Hati-hati saat berada di luar nak, kalian berdua harus saling menjaga saat ada di luar" Ucap Sonia pada Rendra,
Sonia sedikit tidak rela berpisah dengan putranya itu, karena baru kali ini dia berpisah dengan putranya itu.
Setelah berpamitan mereka langsung menghentikan taksi, dan
berangkat menuju terminal.
"Al sebenarnya kita mau kemana ini?" Ucap Rendra yang belum tau tujuan mereka berdua "Kita akan ke kota kembang dan mulai membangun kekuatan di sana, kita akan bersekolah di SMA Rajawali, itu merupakan SMA terbaik di sana" Ucap Alvin menjelaskan tujuan mereka.
"Nama sekolah nya terdengar keren, sepertinya kita akan menjadi duo badboy tak terkalahkan di sana" Ucap Rendra yang sangat bersemangat memulai petualangan baru mereka.
Mereka terus mengobrol selama perjalanan mereka menuju stasiun, sementara itu di kediaman Andrew mereka sedang berdiskusi tentang kepergian dua bocah itu.
"Cheline, kamu perintahkan anggota elit geng mawar untuk
mengikuti adikmu tapi jangan sampai ketahuan, kalau tidak mengancam nyawa jangan membantu mereka" Ucap Andrew pada putri nya itu yang sekarang sudah menjadi ketua geng
mawar berduri.
"Baik ayah aku akan segera memerintahkan anak buahku" Ucap
Cheline sambil mengeluarkan ponselnya dan menghubungi orang kepercayaan nya, untuk menjaga adiknya itu.
"Semoga kedua bocah itu tidak mengalami masalah di luar sana" Ucap Ronald, walaupun dia bersikap tegas pada Rendra dia tetap menyayangi putranya itu.
"Kamu jangan terlalu khawatir Ronald, memang nya kamu belum mengetahui kekuatan kedua bocah itu, kita bahkan kesulitan melawan mereka "Ucap Andrew yang sudah mengajarkan semnua kemampuan nya pada Alvin dan Rendra.
"Iya kak, mereka berdua itu jenius apapun yang mereka pelajari akan mampu mereka kuasai dengan cepat, walaupun putraku sedikit lebih buruk dari putramu" Ucap Ronald yang sadar kemampuan anaknya sedikit lebih buruk dari pada Alvin sehingga anaknya selalu menjadi peringkat ke dua di sekolah.
Namun Rendra tidak pernah iri atau dendam pada Alvin karena
menjadi nomor dua, dia bahkan ikut senang kalau sahabatnya itu lebih baik dari nya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit, Alvin dan Rendra sudah tiba di sebuah pangkalan bus, mereka langsung menaiki bus jurusan kota kembang setelah membeli tiket.
Alvin dan Rendra tidak membawa banyak uang, mereka hanya membawa masing-masing sepuluh juta.
Setelah menaiki bus mereka langsung duduk sambil memeluk tas mereka, mata Rendra terus menatap sekeliling.
"Al lihat cewek itu cantik sekali" Ucap Rendra sambil menunjuk ke arah seorang wanita dewasa yang cantik menurut Rendra yang sudah masuk usia puber sehingga sangat tertarik pada lawan jenis.
"Jangan terus melihatnya, siapa tau sudah bersuami, kamu bisa di labrak nanti" Ucap Alvin sambil melirik sekilas ke arah perempuan yang ditunjuk Rendra, Alvin menganggap wanita itu biasa-biasa saja. Dan benar seperti perkataan Alvin, seorang pria kekar berotot langsung duduk di samping perempuan itu, dan memanggil wanita itu sayang.
"Nah apa aku bilang, untung saja kamu belum menghampiri wanita itu kalau tidak kita akan mendapatkan masalah di hari pertama kita mencoba mandiri" Ucap Alvin.
"He he he he mana aku tau dia sudah punya suami, pokoknya nanti di sekolah kita harus punya pacar, masa kita yang tampan tiada tara ini jadi jomblo akut" Ucap Rendra, yang ingin
segera mempunyai kekasih, walaupun mereka berdua sangat populer saat sekolah menengah atas, mereka sama sekali belum pernah berpacaran.
"Terserah kamu saja, tapi jangan lupa tujuan utama kita meninggalkan keluarga kita" Ucap Alvin, yang sebenarnya juga tertarik untuk berpacaran tapi belum bisa menemukan perempuan yang mampu menggerakkan hatinya, karena di
kelilingi wanita super cantik yaitu ibu dan kakanya.
"Kalau tidak bisa menemukan pacar nanti, palingan aku jadi kakak ipar mu" Ucap Rendra yang bercanda dengan Alvin.
Plak!!
"Coba saja kalau berani, sebelum ayahku menghajar mu aku terlebih dulu menghajar mu, wanita seperti kak Cheline tidak akan mampu di taklukkan bocah tengil seperti mu" Ucap Alvin.
"Aku hanya bercanda kawan, jangan sampai kak Cheline tau ya, bisa habis burung perkutut ku di potongnya" Ucap Rendra yang
sebenarnya sangat takut pada Cheline.
Bersambung....
Setelah kurang lebih satu setengah jam, Alvin dan Rendra sudabh tiba di kota kembang, setelah turun dari bus mereka langsung menarik perhatian semua perempuan yang ada di sana, karena visual mereka berdua yang sangat Mencolok.
"Al apa ada yang aneh dengan kita? Mengapa semua wanita itu menatap kita seolah-olah ingin menelan kita" Ucap Rendra yang melihat tatapan para wanita itu.
"Mungkin peletmu sedang bekerja, bukannya kamu sedang mencari pacar, sana hampiri mereka" Ucap Alvin menggoda sahabatnya itu.
"Sialan kamu, memangnya aku pemakan segala, walaupun aku sedang mencari pacar gak seperti itu juga kali" Ucap Rendra sambil hendak memukul Alvin yang lebih tinggi dari nya, Alvin memiliki tinggi 178 sentimeter sedangkan Rendra 170 sentimeter, setelah sedikit berdebat Alvin langsung menghentikan taksi untuk mnengantarkan mereka ke dekat
sekolah menengah atas Rajawali dan mencari kontrakan di dekat sana.
"Mau kemana den?" Ucap sopir taksi itu dengan nada sopan.
"Antarkan kami ke kontrakan yang ada di selkitar SMA Rajawali pak" Ucap Alvin setelah masuk ke dalam taksi.
"Baik den" Ucap sopir taksi itu. Saat melewati sebuah jalan sepi
taksi mereka berhenti karena di depan sana ada sekelompok orang yang sedang bertarung.
"Kenapa berhenti pak? " Ucap Alvin yang belum melihat ke depan karena sedang menatap ke samping sedangkan Rendra sudah ada di alam mimpi sejak tadi.
"Maaf den, tadi nya bapak ingin lewat jalan tikus gak taunya ketemu rombongan begal, lihat mereka sedang bertarung di depan, bapak akan segera putar balik" Ucap sopir taksi itu yang hendak berbalik arah.
"Sepertinya terlambat pak" Ucap Alvin yang melihat beberapa pria menghampiri taksi mereka.
Saat taksi berhenti salah satu orang yang sedang bertarung menyadari keberadaan taksi Alvin. "Ketua ada taksi disana Ucap seorang pria berbadan besar yang melihat taksi yang di tumpangi Alvin.
"Cepat singkirkan mereka juga jangan sampai ada saksi, keluarga Utomo tidak akan melepaskan kita" Ucap ketua para preman itu. Sementara itu Alvin tetap tenang baginya yang sudah terlatih menghadapi para kroco itu sangat mudah.
Plak!!!
"Woi bangun bego, ada yang cari masalah sama kita nih" Ucap Alvin sambil menggeplak kepala Rendra yang tidur dengan pulas
"Sialan kamu Al, aku baru saja ketemu sama dewi cantik sudah kamu ganggu" Ucap Rendra yang kesal karena mimpi indahnya terganggu.
"Ada apa sih, memang gak bisa bangunin nya lebih lembut" Lanjut Rendra
"Lihat tu, ayo kita keluar dan selesaikan dengan cepat" Ucap Alvin sambil menunjuk ke arah preman yang mendekat ke arah taksi mereka.
"Wah kebetulan nih, aku sudah lama tidak menghajar orang, selalu aku yang di hajar bibi Maria dan kak Cheline" Ucap Rendra yang sudah lama tidak bertarung.
"Jangan keluar den, mereka itu dari geng sabit setan, mereka sudah terkenal di kota kembang karena kekejaman mereka' Ucap sopir taksi itu yang mengenali para preman itu dari
tato sabit di leher mereka. "Tidak perlu khawatir pak kami
bisa menjaga diri, ayo Ren selesai kan dengan cepat aku sudah capek dan ingin segera beristirahat" Ucap Alvin sambil membuka pintu taksi.
"Ini yang aku tunggu, waktu nya melampiaskan semua kekesalan ku yang sudah menumpuk karena di hajar bibi Maria dan kak Cheline" Ucap Rendra sambil ikut turun dari taksi.
"Hoh hanya dua bocah ingusan ternyata, ayo semua selesai kan dengan cepat kedua bocah ini" Ucap salah satu anggota geng sabit setan, yang melihat Alvin dan Rendra turun dari taksi. Namun mereka terlalu meremehkan Alvin dan Rendra yang sudah terlatih sejak kecil, semua ilmu beladiri mereka sudah mencapai tingkatan tertinggi.
Bughhh!
Dughh!!!
Krakkk!!
Krakkk!
Tidak sampai dua menit lima anggota geng sabit setan yang
menyerang Alvin dan Rendra sudah terkapar di tanah, dengan beberapa anggota tubuh yang patah.
"Al mereka terlalu lemah aku bahkan belum berkeringat mereka
sudah tumbang" Ucap Rendra yang baru saja menumbangkan dua orang lawannya.
"Hanya geng kelas teri, memang nya bisa di bandingkan dengan geng milik kak Cheline" Ucap Alvin yang juga tidak merasakan perlawanan dari geng itu.
"Ayo kita selesai kan sisanya, supaya tidak menghalangi jalan" Lanjut Alvin sambil melangkah ke arah ketua yang memimpin para kroco itu. Ketua itu mulai kelihatan panik dia tidak menyangka kalau kedua bocah itu sangat hebat.
"Gawat ketua seperti nya mereka ahli yang di sewa keluarga Utomo untuk membantu nona muda keluarga Utomo" Ucap salah satu anggota geng sabit setan.
"Siapa kalian, sebaiknya jangan ikut campur urusan geng sabit setan" Ucap ketua yang memimpin penculikan nona muda keluarga utomo, mereka sebenarnya sudah berhasil menculik
nona muda Utomo namun di kejar para pengawal keluarga Utomo sehingga terpaksa bertarung, saat mereka akan memenangkan pertarungan tiba-tiba taksi yang ditumpangi Alvin berhenti disana.
"Tidak penting siapa kami, segera menyingkir dari jalan, kalau tidak kalian akan bernasib sama seperti mereka" Ucap Alvin sambil menunjuk ke arah lawannya tadi yang masih terkapar.
"Kurang ajar baru kali ini geng sabit setan di hina seperti ini, kalian semua bunuh dua bocah itu" Ucap ketua geng itu.
"Harus ku akui Al kemampuan mu membuat orang kesal memang yang terbaik" Ucap Rendra sambil mengacungkan jempol nya pada Alvin.
"Jangan banyak omong ayo segera selesai kan semuanya" Ucap Alvin lalu melesat kearah anggota geng yang menyerang mereka.
Bughh!!
Bugh!!!
Dughh!!!
Dughh!!!
Krakk!!
Krakk!!!
Sepuluh menit kemnudian sepuluh orang lebih anggota geng sabit setan terkapar di tanah, dan tinggal ketua geng itu sendirian.
"Ren selesai kan sisanya aku mau menyingkirkan mobil itu agar tidak menghalangi jalan" Ucap Alvin sambil menunjuk ke arah mobil para preman "Siap Al" Ucap Rendra lalu bertarung dengan ketua geng itu, pertarungan Rendra cukup sengit karena Ketua geng itu juga memiliki kemampuan bela diri, Alvin yang melihat itu mengurung kan niatnya menyingkirkan mobil para preman itu karena takut terjadi sesuatu pada Rendra.
Bughh!!!
Dughh!!
Dughh!!
Bughh!!!
Rendra saling bertukar pukulan dengan ketua geng itu, Rendra juga terkena beberapa pukulan.
Dughh!!!
Rendra melayang kan upper cut Yang berhasil mengenai dagu lawannya dan langsung pingsan.
"Sepertinya kamu harus berlatih lagi Ren" Ucap Alvin sambil berjalan mendekati Rendra yang mengalami beberapa luka lebam.
"Itu karena aku masih jetlag setelah menaiki bus" Ucap Rendra
memberikan alasan karena tidak mau di anggap lemah.
"Cih alasan, ayo sekarang bantu aku pindahkan mobil" Ucap Alvin yang berniat memindahkan mobil yang menutupi jalan.
"Oke, aku juga mau cepat beristirahat" Ucap Rendra sambil
meringis karena lukanya. Mereka sudah bisa mengemudi
karena mereka diam-diam belajar membawa mobil dan motor tanpa sepengetahuan keluarga mereka, bahkan Alvin pernah mencoba belajar membawa helikopter namun Ketahun oleh kakanya dan dihukum dengan keras.
Saat Alvin memasuki mobil van warna hitam dan melihat spion dalam, dia langsung terkejut melihat seorang gadis cantik yang sedang terikat dan mulutnya di lakban.
Alvin buru memindahkan mobil untuk menolong gadis itu, setelah meminggirkan mobil Alvin langsung membuka lakban di mulut gadis itu dan melepaskan ikatan gadis itu namun
tangan nya tidak sengaja mnenyenggol aset gadis itu saat mencoba melepaskan ikatannya dan membuat gadis itu salah
paham mengira Alvin adalah komplotan orang yang menculik nya. "Kamu tidak apa-apa nona?" Ucap Alvin sambil terus melepaskan ikatan gadis itu.
Plak!!!
"Ahhhh dasar mesum, menyingkir kamu" Ucap gadis itu setelah ikatan nya terbuka, dia mengira Alvin ingin melecehkan nya karena menyenggol aset berharganya jadi dia menampar Alvin.
"Kamu gila ya....
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!