NovelToon NovelToon

I'M An Introvert

BAB 1

Aku Arthur dan aku tidak terlalu peduli dengan siapapun.

Saat ini aku sedang duduk di sebuah sekolah dasar di sekitar tempat tinggal ku dan...

"Ctak...!"

Suara sebuah padatan berbahan kertas bulat membentur bagian belakang kepalaku.

"lari guys lari...!!!

Suara terikan seorang anak laki-laki terdengar dari belakang ku.

Aku tau siapa dia ...

Namanya Simon, dia seorang anak nakal yang berasal dari pinggiran kota kecil di sebelah Utara bernama Hawkton,aku tak tau detail nya akan tetapi dia selalu naik angkutan umum ketika berangkat ke sekolah, aku tak peduli...seperti yang kukatakan sebelumnya aku tidak terlalu peduli dengan siapapun.

"Hei apa pendapat mu mengenai Arthur?".

"Aku tidak terlalu menyukai seorang pendiam, mereka semua terlihat aneh, bukankah seharusnya anak - anak seperti kita harus selalu bermain bersama?".

"Kau benar,aku setuju dengan mu".

"Yaa aku juga".

Beberapa gadis kecil mulai membicarakan ku di belakang sana.

Ini selalu terjadi,beberapa orang membicarakan ku di belakang, mereka semua selalu begitu, berbicara, mengganggu,dan...yah... mereka semua menyebalkan.

Aku tetap tak peduli dengan tingkah laku mereka,menurutku itu hanya akan membuat ku lelah dan mungkin mereka akan senang jika aku merespon nya,mungkin....?.

Kring...!!!

Suara bel berbunyi dan ini waktunya untuk pulang.

Aku segera memasukkan buku dan sedikit catatan milikku kedalam tas hitam pekat milikku dan menunggu ruang kelas sedikit sepi.Jika kau bertanya mengapa aku melakukannya?,itu sederhana aku tidak mau berdesakan dengan anak-anak lainnya di lorong bangunan sekolah karena menurut ku itu terasa menyebalkan.

Aku memandang keluar jendela senja yang terpancar dalam ruangan ini,terasa sepi dan tenang.

"Fiuhh...".

"Hari - hari yang membosankan"

Ujarku.

...----------------...

Aku bangun dari tidur lelapku semalam dan ini saatnya aku menyiapkan tubuh untuk pergi ke sekolah,tempat yang menurut ku tidak terlalu menarik.

Hah... jujur ini sangat membosankan aku hanya terus pergi sekolah dan aku tidak tau apa yang harus aku lakukan disana setelahnya.

Bisikku dalam hati.

Oh ya,aku lupa untuk memberi tahu ini.Aku tinggal bersama seorang pembantu tua di rumahku.Dia bernama Marie, usianya mungkin sekitar 60 tahunan,dia sudah merawat ku sejak aku balita,dan jika kalian bertanya tentang dimana keberadaan orang tua ku?,mereka sudah bercerai, aku tidak tau alasannya.Ibu pergi begitu saja dan ayahku bekerja di luar negeri dan tak pernah kembali.

setidaknya itulah yang dikatakan Marie selama ini dan aku tak terlalu tertarik dengan hal itu.

"Hei apa kau tidak memakan sarapanmu?"

Suara Marie tua yang menyebalkan terdengar di gendang telingaku.

"Aku sudah memakannya!"

Ucap ku sambil meninggalkan sepotong sandwich di atas meja.

"Tapi kau tidak menghabiskannya".

"Kau hanya bilang aku perlu memakannya,itu bukan berarti aku harus menghabiskannya kan?".

Aku sungguh tak mengerti apa yang dia pikirkan,dia selalu membuat ku kebingungan dengan ucapannya...

Ujar Marie dalam hati.

...----------------...

Singkat cerita saat ini aku sudah berada di depan gerbang sekolah.

Aku berjalan menuju ruang kelas sambil memasukkan kedua telapak tangan ku ke dalam saku.

"Hei sialan!".

"Hei...!!!".

"Takk....!"

Suara lemparan batu kecil mengenai bagian belakang kepalaku.

Kalau boleh jujur itu benar benar menyakitkan

"Hei hei apa kau tak mendengar ku?".

Ahh...dia mulai lagi...dan aku tidak tau apa masalahnya

Ya,dia Simon seperti yang kalian duga.

"Kau sepertinya minta di beri pelajaran,aku sudah memanggilmu tapi kau mengabaikan ku".

Aku tetap bergeming...

"Bughh..."

Suara pukulan keras mengarah ke perut ku.

"Bugh,bugh,bugh,bugh...".

Dia kembali memukul ku ,ahh... tidak ini bukan lagi memukul,dia benar-benar memperlakukan diriku seperti samsak nya.

"Apa kau bisa mendengar ku sekarang?".

Ucapnya sambil mendekatkan wajah nya kearah ku dan memegangi kerah seragam ku.

Aku tetap bergeming dan tak menjawabnya.

"Seperti nya ini masih kurang".

Dan "Bughhh..."

Dia memukul ku tepat diantara kedua bola mataku,aku sedikit tersungkur dan seketika aku merasa melihat sedikit cairan merah menetes dari sekitar dahi ku.

Kepala ku sedikit terhuyung, mungkin kearah kanan... atau kiri...?,aku tak tau pasti,tapi aku benar-benar tak bisa memikirkan apapun saat itu.

"Hei apakah mereka berkelahi?".

"Kau benar mereka sedang berkelahi".

"Hei dia berdarah".

"Bukankah dia Arthur dari kelas sebelah?".

"Simon benar benar gila kurasa".

"Hei cepat panggil guru..!".

Suara beberapa murid murid yang mengerumuni tempat dimana aku berada).

"Kau sudah bisa mendengar ku sekarang..?!"

Ujarnya dengan nada sedikit menekan sambil mendekatkan wajahnya ke telinga sebelah kananku.

"Bugghhh...!!!"

Aku memukulnya telak di sebelah kanan mata Simon.

Aku sungguh tak bisa berpikir lagi.

"Bugh!".

"Bugh!".

"Bugh!".

"Bugh!".

Aku terus memukulinya dengan membabi buta,aku bahkan tak tau kemana arah pukulan ku melayang, tapi aku merasa tubuhku terasa enteng dan bahuku terlalu ringan untuk terus memukulinya tanpa henti.

"Bugh!".

"Bugh!".

"Bugh!".

"Bugh!".

"Bugh!".

Aku terus saja memukulinya tanpa henti sampai seseorang menarik ku dari belakang.

"Cukup...!!!"

Suara seorang guru terdengar keras sambil memegangi tubuhku yang sudah kehilangan kendali.

"Cukup Arthur kau sudah terlalu berlebih-lebihan!"

Dia mencoba menenangkan ku.

"Bagaimana keadaan Simon di sana?".

"Dia pingsan".

"Oke cepat bawa dia ke ruang perawatan".

BAB 2

Saat ini aku sedang berada di ruang perawatan,bersama dengan Simon tentunya.

"Shhhh.."

Aku mendesis ringan menahan rasa perih yang timbul dari dahi ku.

"Apa kau kesakitan?,kau bisa bilang jika bagian yang disentuh terasa sakit"

Ucap seorang guru perawat yang ada disekolah ku dan aku menjawabnya dengan sebuah dengungan kecil.

"Nah ini mungkin sudah cukup,kau boleh beristirahat untuk saat ini"

Aku hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan kecil disana.

Setelah guru itu pergi aku sedikit memegangi dahi ku sejenak dan menekannya dengan tiga jari tengahku.Aku sedikit meringis kesakitan disana.

Itu lumayan sakit kurasa

5 menit kemudian.

"cekrek.."

Seseorang membuka pintu di tempat aku sedang dirawat.

"Apa kau sudah baikan?"

Tanyanya.

Dia wali kelas ku David,dan sejenak aku berpikir apa yang baru saja kualami sebelumnya,dan aku tersadar sepertinya aku berada dalam masalah yang cukup serius disini.

Ahh... sepertinya hari hari sialku akan segera datang.

Aku menganggukkan kepala atas pertanyaan yang dia lontarkan sebelumnya.

"begitu yaa...baiklah, mungkin kau bisa pulang dulu setelah ini.Apa kau memiliki seseorang di rumah mu?,aku bisa menelponnya untukmu, atau kau ingin ku antar saja?".

Aku berpikir sebentar.

Tidak mungkin aku menyuruh Marie kesini untuk menjemput ku,dia bahkan tak ingat jalan menuju sekolah ku ,ahh tidak dia memang wanita tua yang pikun

"Kau boleh mengantar ku"

Ucap ku pelan.

"Baiklah aku akan mengantarmu pulang,kau bisa memberi tauku dimana arah jalan pulang kerumahmu di perjalanan nanti".

Ucapnya lalu kemudian mulai meninggalkan ku sendirian di dalam ruangan tersebut.

Aku menoleh ke sebelah barat ranjang yang sedang aku tempati.

Hah...ini masih pagi dan aku sudah mendapat beberapa kejadian menyebalkan.

...----------------...

Seminggu kemudian...

Hari ini aku bersama dengan Marie berada di ruang kantor sekolah,yah seperti yang kalian tau,aku bertengkar dengan teman sekelas ku Simon kemarin

ohh tidak,aku bahkan tidak memiliki seorang teman, bagaimana bisa aku menyebutnya sebagai teman ku itu sungguh konyol.

"Jadi...,emm... bersama dengan Nenek Arthur?"

Tanya kepala sekolah yang duduk didepan ku dan Marie.

"Aku pembantunya,dan kau bisa memanggilku Marie"

"Oke Nona Marie, seperti yang kita semua tau Arthur telah berkelahi dengan teman sekelasnya yakni Simon"

Hei aku bahkan tak pernah bilang bahwa dia temanku sampai saat ini

"Ya..."

"Menurut kesaksian beberapa murid yang ada di sana dan tinjauan dari Cctv yang ada di tempat kejadian tersebut disini Arthur tidak bersalah,tapi...."

Dia sedikit menahan ucapannya.

"Simon mengalami cedera yang cukup serius.Setidaknya dia mengalami patah tulang hidung, pendarahan yang cukup serius, dan beberapa tulang rusuk yang patah.Itu membuatnya tak bisa pergi ke sekolah untuk beberapa bulan,dan karena ini kejadian yang sangat mengejutkan kita semua sebisa mungkin kami tidak akan menghukum Arthur untuk saat ini,kami mungkin hanya akan meminta Anda dan Arthur untuk menjenguk Simon dan mencoba meminta maaf kepadanya"

Hah....aku sudah menduganya

Orang ini sepertinya sudah tidak waras, mengapa aku harus meminta maaf kepada Simon sementara dia yang membuat semua ini terjadi?,aku tidak mengerti di mana jalan pikirannya

Aku sedikit menoleh ke arah Marie,dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu,aku tak tau jelas apa yang dia pikirkan yang pasti mukanya terlihat kelelahan.

"Baiklah mungkin kami akan menjenguknya, tapi kami tak bisa memberi kepastian kapan kami akan pergi ke sana entah itu besok,lusa,ataupun Minggu depan".

"Anda tidak perlu buru buru, anda bisa pergi ke sana ketika anda dan Arthur sudah cukup siap untuk pergi ke sana".

"Baik,aku akan menghubungimu jika waktunya tiba"

Dia menganggukkan sedikit kepalanya kebawah dan berkata.

"Baik,anda bisa pulang sekarang,dan untuk Arthur dia akan tetep tinggal karena dia masih harus mengikuti kelasnya"

Marie hanya mengangguk dan berdiri meninggalkan ruangan.

Kenapa dia diam saja?,dia biasanya selalu cerewet terhadap ku,ini aneh tidak biasanya dia seperti itu

Ucapku dalam hati ketika melihat gerak gerik Marie.

"Dan Arthur kau bisa kembali ke kelas"

"Baik"

Aku berdiri dan langsung meninggalkan ruangan itu, membuka pintu berjalan menuju lorong lorong sekolah sebelum...

"Hei bukankah dia anak yang mengamuk Minggu lalu?"

"Kau benar"

"Kalau tidak salah namanya Arthur kan?"

"Bagaimana mungkin sekolah membiarkan seekor monster berada di sini,apa mereka tidak waras?!"

"Kita sebaiknya jangan terlalu dekat dengannya, atau kita semua akan berakhir seperti Simon"

Setidaknya itulah yang kudengar dari mereka semua yang sedang membicarakanku,apa aku kesal?,ya itu mungkin,aku tak bisa menutupinya,tapi aku hanya bersikap tak peduli terhadapnya,dan hal yang paling tidak kuduga adalah ...

YA...

MEREKA SEMUA MELAKUKANNYA HINGGA KAMI LULUS!.

BAB 3

Saat ini aku telah menginjak Usia 15 tahun.Ya,aku sekarang sudah lebih dewasa dari yang kuduga.

"Haahhh....."

Aku sedikit menghela nafas ku panjang sambil berbaring di atas ranjang ku.

Hari ini cukup melelahkan,mungkin aku akan tidur lebih cepat untuk hari ini

Aku mengambil Headset di samping ranjang tempat tidur ku dan memakainya tepat diantara kedua buah telinga ku.

Aku mulai menyalakannya dan seketika sedikit bisikan nada kecil terdengar dari samping kanan dan kiri ku,aku pun mulai memejamkan kedua buah bola mata penat ku dan segera berbaring kembali.

Yeahh....,inilah yang aku butuhkan,sebuah alunan ringan yang menenangkan....

Aku mulai merasa rasa lelah ku seperti menghilang dalam sekejap dan tubuh ku terasa melayang.

Aku mulai rutin mendengarkan musik semenjak tahun lalu dan itu membuat pikiranku terasa lebih tenang.

Tanpa sadar aku sudah tidak merasakan apapun dari dalam tubuh ku dan sepertinya aku sudah terlelap.

...----------------...

Paginya...

Aku terbangun dari tidur lelapku.

"Hoahhh..."

Menguap.

Jam berapa ini?

Sambil melirik jam arloji di tangan.

"Oh tidak".

Aku tersadar aku sudah tertidur lebih dari sepuluh jam yang lalu dan sekarang sudah pukul 06.00 pagi, aku pun segera duduk di atas ranjang ku sambil menunggu kesadaran ku agar segera kembali sepenuhnya.

Setelah beberapa menit kemudian...

Aku berdiri dari atas ranjang ku dan melihat ke arah jam arloji di tangan ku.

Sudah pukul 06.05 ,aku punya sekitar 40 menit untuk bersiap-siap dan sisanya itu sedikit waktu ku untuk berangkat.

Tangan ku pun sigap bergerak kesana kemari merapikan ranjang tempat ku tidur,menyapu,dan sedikit demi sedikit pekerjaan ku mulai berkurang.Aku kemudian melanjutkannya dengan memanaskan dua potong roti berbentuk kotak tawar di toaster, menghangatkan susu, menyiapkan apa yang perlu ku bawa ke sekolah nanti,dan mandi agar kesegaran tubuh ku semakin meningkat.

...----------------...

40 menit kemudian...

Semua yang perlu kulakukan sudah selesai seperti yang ku rencana kan sebelumnya, tentunya dalam pikiran ku

Langkah kaki ku pun berderap menuju meja makan dan meminumnya susu hangat yang ada di hadapanku saat ini, kemudian mematikan toaster,mengambil dua potong roti yang sudah ku panggang tadi dan menumpuk nya menjadi satu dalam genggaman tangan ku dan memasukkannya ke dalam mulut .

Kemudian aku pun mulai berjalan ke arah pintu depan.

Setelah beberapa langkah berjalan, tubuhku tiba-tiba terhenti begitu saja, ekor mata ku menangkap sebuah bingkai foto di atas laci ruang tamu milikku, perlahan aku pun mulai berjalan mendekat.

Aku mengamati bingkai foto tersebut.

Aku tetap termenung memandang foto perempuan tua yang tampak disana.

Walaupun aku tidak terlalu menyukaimu, kuharap kau tetap tenang disana

Setidaknya itu yang sedikit ku ucapkan dalam hati sebelum memasukkannya ke dalam laci dan mulai pergi meninggalkan kediaman ku.

Dan ya,itu foto Marie,dia sudah tiada.

...----------------...

"Kring..."

Bel berbunyi dan itu waktunya seluruh siswa untuk pulang,seperti biasa aku menunggu semua orang di kelas ku pergi agar aku tidak perlu berdesak desakan ketika keluar meninggalkan kelas.

Kelas pun mulai sepi dan aku mulai berjalan keluar.Menuruni tangga atas, melihat sekeliling dan berjalan menuju bis angkutan umum.

Hari ini aku tidak langsung pulang,aku harus bekerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari ku.Ya,aku harus mulai mandiri setidaknya mulai tahun lalu.Ayah ku tak lagi mengirimi ku uang dan aku terpaksa harus mulai bekerja,lalu dimana ayah ku?,aku tidak tau mungkin dia sudah berada di neraka sekarang,haha,itu sungguh memuakkan.

...----------------...

"Hai Arthur, akhirnya kau datang juga!"

Itu paman Jack dia adalah manajer di tempat ku bekerja saat ini.

"Oh , Hello"

Aku sedikit terpaksa menjawabnya ringan,ini karena pekerjaan ku ,aku tak mungkin membiarkannya berbicara sendiri bukan?,itu tidak akan baik bagiku untuk kedepannya.

"kau bisa langsung mengerjakan tugas mu di dalam"

Ucapnya sambil mengarahkan jempolnya kebelakang pundak.

Aku mengangguk dan mulai memasuki tempat kerja ku, untuk pekerjaan yang ku lakukan?,aku hanya bertugas untuk mengantarkan makanan, apakah aku selalu tersenyum ketika bertemu pelanggan?, tidak juga,aku beruntung karena paman Jack masih tetap menerimaku disini.

...----------------...

Singkat cerita aku sudah menyelesaikan pekerjaan ku dan mulai berjalan pulang.

Hari ini lumayan juga

Ucap ku sambil melihat arloji di pergelangan tangan ku.

Sudah pukul 21.00 aku harus bersegera pu...

"Brukkk..."

Tubuh ku terhempas begitu saja, aku tak bisa merasakan apapun yang ada pada tubuhku, rasanya seperti sebuah hembusan angin yang berlalu begitu saja, pikiran ku melayang, dan aku pun jatuh tergeletak di jalan raya, pandangan ku kabur, kemudian aku tidak mengingat apapun yang terjadi lagi setelahnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!