NovelToon NovelToon

The Transmigrator Desire To Become A Lazy Young Master

Awal Kisah

Pertarungan sengit antara ajaran Ortodoks dan Unortodoks telah berlangsung selama ratusan tahun, menewaskan ratusan bahkan ribuan praktisi bela diri. Akibat dari perang tanpa henti adalah menyengsarakan banyak jiwa tidak bersalah.

Menjadi penyebab penderitaan yang terus berkepanjangan membuat lingkaran setan terus terulang menjadi roda kehidupan, pembalasan dendam yang ditutupi oleh pembalap dendam lainnya, dan dendam itu lalu diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.

"Hari ini ajaran kebaikan harus menang!" Seru para pejuang praktisi yang menyakini dirinya sedang membela kebenaran.

"Bunuh mereka!!!" Seru lawannya tidak kalah garangnya.

Bau anyir darah manusia terasa begitu pekat bercampur dengan bau busuk bangkai manusia yang bertumpuk-tumpuk lalu tergeletak begitu saja.

"Petapa tua jika ingin menyerah maka menyerah lah sekarang!!!" Suara Mu Yi menggelegar ke seluruh penjuru dengan menggunakan teknik transmisi suara miliknya.

"Tunduklah pada ajaran Unortodoks maka nyawamu dan nyawa murid-muridmu akan aku ampuni."

Mu Yi, sang ketua ajaran Unortodoks berdiri dengan pongahnya melihat lawannya semakin menipis dan melemah.

"Ajaran kebaikan tidak akan pernah tunduk pada iblis sepertimu Mu Yi, hari ini aku bersumpah akan membunuhmu!!!"

"Baik! Kalau begitu ini adalah akhir dari hidupmu sekaligus berakhirnya ajaran kebaikan munafik yang kalian bangga-banggakan itu!"

Mu Yi mengangkat jari telunjuknya mengayunkannya ke depan memberi perintah pada seluruh pengikutnya untuk menerobos pertahanan ajaran Ortodoks.

"Maju serang mereka!!!"

"Habisi!!!"

"Bunuh!!!"

"Bunuh!!!"

Pertarungan sengit antara pemimpin ajaran Ortodoks dan Unortodoks semakin memanas, jurus demi jurus, teknik demi teknik mereka keluarkan tanpa henti walaupun banyak menyerap energi kehidupan para praktisi, tidak ada kata mundur dalam perang kali ini.

Maju dan mati sebagai pahlawan atau mundur dan mati sebagai pecundang, begitulah slogan keyakinan yang diserukan para praktisi untuk membakar semangat juang mereka.

"Mati kau MU YI!" Teriak Wang Feng menyerahkan upaya terakhirnya sekaligus serangan pamungkasnya pada Mu Yi.

Arkh

AAAaaaaakh...

"Sialan kau Wang Feng, kau menggunakan jurus pedang pengekang dan berniat untuk menyegel ku bersama dengan jiwamu yang sudah habis itu."

uhk..

Wang Feng memuntahkan banyak darah akibat jurus menyegel jiwa yang ia lakukan pada Mu Yi dan sebentar lagi akan menghembuskan nafas terakhir.

Wang Feng jatuh telentang berbaring menengadah ke langit, mulut, mata, telinga, dan hidungnya terus mengeluarkan darah seluruh pembuluh darah dalam tubuhnya pecah.

"Tetua!!!"

"Ini buruk! Tubuh tetua benar-benar rusak dan energi kehidupannya terserap habis tidak bisa diselamatkan lagi!"

Para tetua lainnya mencoba untuk menolong belum siap untuk menerima kepergian pemimpin mereka.

Wang Feng menyentuh punggung tangan Lin Zhiyu memberi gesture untuk menghentikannya yang masih terus menyalurkan tenaga dalam miliknya.

"Sifu??" Panggil Lin Zhiyu lirih, tidak rela melepas kepergian Wang Feng yang sudah ia anggap seperti seorang ayah baginya.

Wang Feng tidak menyesal, nyawanya sepadan ditukarkan dengan kedamaian sejenak, bibirnya tersenyum tipis merasa lega, walaupun tidak dapat mengakhiri perang dan mengalahkan musuh namun dengan menyegel pemimpin utama ajaran unortodoks akan menunda perang setidaknya dalam seratus tahun selanjutnya sampai ajaran Unortodoks memiliki pemimpin baru yang lebih kuat dari Mu Yi.

"Aku berharap anak-anak muda pada generasi selanjutnya dapat menyelesaikan pertarungan tak berujung ini, dan membawa perdamaian dunia." Gumamnya lirih lalu dengan sabar menunggu kematiannya menjemput.

Dengan begitu keberadaan Mu Yi berangsur melemah lalu menghilang bersama dengan kematian Wang Feng.

...

..

.

"Nah bagaimana? Bukankah ceritanya begitu menyentuh, sangat heroik?" Yu Cheng selesai membaca inti cerita novel yang dibacanya dengan semangat menceritakan kembali pada sahabatnya ingin menyampaikan rasa kagumnya pada kisah yang telah ia baca.

Sayangnya temanya terlalu malas untuk menanggapi, merasa selera Yu Cheng terlalu kekanak-kanakan.

"Teruslah membaca jangan menggangguku Yu Cheng."

"Isss kau menjengkelkan sekali Wang Bao, sama sekali tidak seru!"

Wang Bao tidak menggubris rengekan sahabatnya itu, dengan tenang mengemas barang-barang miliknya dan pergi meninggalkan Yu Cheng.

"Hei!!! Kau mau kemana?" Cegat Yu Cheng, tidak terima diabaikan begitu saja.

Wang Bao menghela nafas, lalu melewati Yu Cheng begitu saja.

"Kemana lagi kalau bukan kerja paruh waktu di toko swalayan, sorenya harus kerja di laundry kiloan, lalu malamnya harus pergi jadi pelayan di bar Flower setelah itu pergi ke ......."

"Iya, iya aku paham tidak usah kau jelaskan semua." Yu Cheng mengalah, sedikit merasa bersalah pada kehidupan Wang Bao yang sulit.

"Kau terlalu bekerja keras, nanti kau bisa sakit luangkan waktumu sedikit untuk beristirahat." Yu Cheng memberi nasihat, berbicara seperti cendikiawan terkemuka.

"Jika aku punya waktu seperti itu tentu aku juga ingin beristirahat, berguling di kasurku selama-lamanya, sayangnya ada tagihan listrik, air, sewa kontrakanku yang antri dan harus aku santuni satu-satu." Wang Bao kembali menghela nafas, memikirkan tagihan demi tagihan yang terus muncul di notifikasi handphone miliknya.

"Seharusnya dulu kau terima tawaran ayahku untuk mengadopsi mu." Celetuk Yu Cheng.

Ayah Yu Cheng cukup kaya, memiliki beberapa usaha rumah makan yang selalu ramai dan setiap tahun terus berkembang membuka cabang dimana-mana.

Di waktu-waktu sulit setelah sepeninggal orang tua Wang Bao keluarga Yu Cheng lah yang membantu dan merawatnya sampai cukup mandiri dan legal untuk bekerja.

Wang Bao merasa tidak enak terus bergantung pada keluarga Yu Cheng, dan meminta izin untuk hidup mandiri pada ayah Yu Cheng untuk tidak menghawatirkan dirinya lagi.

"Jika paman mengadopsi, aku pasti akan jadi kakak laki-lakimu, sungguh menggelikan membayangkan memanggilmu adikku." Balas Wang Bao dengan suara sedikit mengejek.

"Ha??? Siapa yang jadi kakak, justru aku yang akan menjadi kakak laki-lakimu ya!!!" Yu Cheng tidak terima menginginkan dirinya sebagai kakak tertua.

"Kau tunggu saja, aku akan mewarisi usaha ayahku dan menjadi sangat kaya hingga kau memanggilku kakak laki-lakimu dengan kemauanmu sendiri." Yu Chen berjalan mendahului ingin berada di depan Wang Bao saat di penyebrangan jalan .

"Yu Cheng, AWAS!!!"

Wang Bao berteriak saat mobil sedan hitam melaju kencang ketika Yu Cheng sudah ada di bahu jalan.

Brakk....

Tubuh Wang Bao lebih dulu bereaksi melompat menarik Yu Cheng ke belakang sayang tubuhnya tertolak ke depan dan malah tertabrak menggantikan Yu Cheng.

"WANG BAO!!!"

Teriak Yu Cheng panik, darah mulai merembes membasahi pakaian Wang Bao.

"T-ti-tidak, tidak, Wang Bao bertahanlah, jangan panik ambulans akan segera datang."

Tangan Yu Cheng gemetar menutup kepala Wang Bao yang terus mengeluarkan darah ia berusaha menghentikan pendarahan di kepala Wang Bao.

...***...

Catatan kaki:

Ortodoks adalah ajaran kebaikan

Unortodoks atau Non-Ortodoks lawan dari ajaran ortodoks.

Sifu adalah Guru atau master.

Perpindahan Jiwa

"Bagaimana kondisi tuan muda?" Terdengar suara berat agak parau terlihat sedang berdiskusi pada seorang tabib berambut tipis dengan memegang jarum totok.

Sesekali pria berambut tipis itu menyeka keringatnya saat berusaha melakukan usaha terbaiknya untuk menyelamatkan orang sakit yang ada di hadapannya namun pada akhirnya tabib itu menyerah ia menghela nafas berat kemudian mulai mengemasi alat medisnya.

"Kondisinya tidak bagus, sebaiknya segera persiapkan pemakaman." Ucapnya pasrah.

"Humm, sudah kuduga." Gumam Ming Fu, lalu segera mengantar tabib ke gerbang utama.

"Bagaimana kondisinya?" Tanya pelayan lainnya penasaran.

Ming Fu menghela nafas berat, "sudah tidak ada harapan." Ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Segera kirim surat ke kediaman utama, Tuan muda Wang Bao sudah tiada dan tanyakan dimana ritual pemakamannya akan dilaksanakan."

Dua jam kemudian seekor burung pembawa pesan tiba, di dalam gulungan pesan yang dibawanya memerintahkan untuk mengadakan ritual di lembah saja, mayat tuan muda tidak perlu dibawa kembali ke kediaman utama.

Ming Fu terdiam lalu meminta pelayan yang ada untuk mempersiapkan ritual pemakaman.

Tubuh Wang Bao yang kurus kering karena sakit di pindahkan ke dalam peti mati lalu di simpan di aula berduka selama tiga hari.

Selama tiga hari tidak ada orang yang datang untuk mengunjungi mayat Wang Bao membuat Ming Fu frustasi, selama tiga hari dua malam Ming Fu sudah duduk di depan peti mati tuan mudanya itu hingga pada hari ke tiga tangisannya mulai pecah.

"Walaupun saat masi hidup tuan muda bukanlah majikan yang baik, nampak arogan dan pemarah tapi ini sungguh keterlaluan bagaimana bisa tidak ada satupun yang datang ke pemakamanmu, sungguh tragis." Gumam Ming Fu yang masih duduk di depan peti mati majikannya.

"Wang Bao!!!"

Terdengar teriakan dari luar, disusul masuknya perempuan paruh baya tengah menangis tersedu-sedu.

"Ibu, Hati-hati."

Nyonya Wang Zhi tidak sendiri ia datang bersama dengan putra ke-2 Wang Ziyu dan Putra ke-3 Wang Ping.

"Wang Bao!!!" Pekik Nonya Wang semakin sedih saat melihat tubuh Wang Bao begitu kurus terlihat tulang-belulang menonjol keluar.

Walaupun Wang Bao bukan darah dagingnya dan merupakan anak seorang selir Nyonya Wang Zhi tetap menyayanginya seperti anak kandung sendiri, sayangnya tiga tahun lalu Wang Bao menderita penyakit aneh.

Penyakit Wang Bao tidak diketahui saat semua orang menyerah untuk mengobati, tiba-tiba datang seorang pengembara yang mengatakan sebuah ramalan bahwa tubuh Wang Bao bukan sakit melainkan terkena karma dari leluhur ibunya tidak dapat disembuhkan dan membawa nasib buruk, hal itu membuat takut keluarga utama dan meminta untuk mengasingkan Wang Bao jauh di lembah hitam tidak berpenghuni.

"Aku terlambat, seharusnya aku datang lebih awal huhuhu..." Tangis Nyonya Wang Zhi, "Ibunya mati muda, kini anaknya pun mati muda menyusul ibunya, padahal aku sudah berjanji pada ibumu untuk menjagamu menggantikannya."

"Bagaimana bisa seperti ini?" Tanya Wang Ziyu, ikut prihatin melihat kondisi adik ke-limanya yang begitu tragis.

"Kondisi Tuan Muda Wang Bao tidak pernah membaik setelah meninggalkan kediaman utama tuan."

"Ibu, lebih mudah bagi Wang Bao untuk segera di semayamkan, mari kita beri penghormatan terakhir."

Nyonya Wang Zhi mengangguk, lalu mundur tiga langkah dibelakangnya berdiri kedua putranya diikuti oleh Ming Fu hendak memberikan penghormatan terakhir.

Uhuk..

Samar-samar terdengar suara batuk.

Uhuk... Uhuk...

Terdengar kembali suara batuk dan Kini semakin jelas.

"Ibu apa kau sakit?"

Wang Ping mendekati ibunya, memakaikan jubah miliknya berfikir bahwa ibunya terkena angin terlalu lama jadi batuk-batuk.

"Bukan ibu yang batuk."

Setelah pernyataan Nyonya Wang Zhi mereka lalu saling tatap.

"Lalu siapa yang batuk-batuk? " Ming Fu heran mencari ke sekeliling mengira pelayanan lainnya ada yang sakit.

"Uhuk... Hhuk... To-tolong." Terdengar suara lirih dari dalam peti mati di depan mereka.

"Peti matinya bersuara." Pekik Ming Fu.

Bakk.. Bakkk

"To-tolong... Aku tidak bisa bernafas."

Suaranya semakin jelas segera Wang ziyu dan Wang Ping membuka peti mati dan benar saja adik mereka Wang Bao membuka matanya.

"Wang Bao." Panggil keduanya hampir bersamaan.

Wang Bao terhentak mencengkram dadanya kuat, berusaha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Rasa sakit di dadanya membuat Wang Bao kesulitan bernapas seperti ada beban berat yang menindihnya.

"Uhuk... Uhuk..

"Hah? Cepat berikan dia air." Minta nyonya Wang Zhi.

Ming Fu mengangguk segera berlari keluar beberapa saat kemudian ia datang membawa mangkok berisi air, kemudian dengan hati-hati memberikannya pada Wang Bao.

Wang Bao tidak segera bereaksi, matanya sibuk mengamati keseluruhan kediaman, penasaran apa yang dilihat Wang Bao mereka semua ikut menatap setiap apa yang dilihat Wang Bao.

"Apa ini prank?" Tanya Wang Bao sedikit kagum dengan ketelitian setting zaman kuno yang terlihat begitu nyata. "Mana Yu Cheng? Candaannya sudah keterlaluan." Gumamnya dengan berusaha keluar dari peti mati.

"Dasar kau Yu Cheng, berapa banyak uang ayahmu yang kau hamburkan untuk melakukan prank klise seperti ini."

Wang Bao tidak berhenti mengoceh sementara orang-orang bingung dengan tingkah laku dan ucapan Wang Bao yang tidak dapat mereka mengerti.

"Pa-p-panggilkan Tabib, cepat!" Nyonya Wang Zhi panik.

Segera Wang Fu berlari keluar hendak memanggil tabib.

"Wang Bao apa yang salah?" tanya Wang Ziyu.

"Ah! Saya meminta maaf atas nama sepupuku, dia masih belum dewasa Mohon para tuan-tuan tidak menagih bayaran terlalu tinggi atas properti yang dia pakai."

"Wang Bao!" Nyonya Wang zhi memastikan keadaan Wang Bao.

"Nyonya maaf tapi anda ini siapa?" Wang Bao menepis tangan Nyonya Wang Zhi.

"Wang Bao kau sudah benar-benar gila ya?" Wang Ping sedikit emosi melihat Wang Bao mendorong ibunya.

"Tunggu sebentar ya, Yu Cheng pasti berbunyi di sekitar sini."

Wang Bao berjalan dengan tertatih-tatih, mencari sepupunya Yu Cheng di seluruh tempat namun masih belum menemukan keberadaan Yu Cheng.

"Eh?"

Wang Bao mulai merasa ada yang tidak beres saat ia keluar melewati gerbang utama, sepanjang jalan tidak ada aspal dan sepanjang matanya melihat tidak ada gedung tinggi yang terlihat.

Segera Wang Bao panik, kesana kemari mencari jalan utama namun sepanjang yang dilihatnya hanyalah hamparan hutan bambu.

Semakin lama Wang Bao berjalan semakin masuk ia kedalam hutan, ketika melihat pohon tinggi segera memanjat naik berharap ia hanya tersesat di dalam hutan sayangnya usahanya sia-sia Wang Bao tidak melihat apapun dari sana benar-benar hanya hamparan hutan bambu.

"AKU ADA DIMANAAA!!!"

Wang Bao berteriak, tidak ada jawaban hanya suaranya yang terpantul kembali.

...***...

Serpihan Ingatan

Wang Fu lari mengejar majikannya tidak terlalu jauh dari paviliun terlihat Wang Bao sudah pingsan di bawah pohon Willow lalu segera menggendong di punggung dan membawanya pulang.

"Bagaimana kondisinya tabib?"

Nyonya Wang Zhi khawatir Semenjak bangun Wang Bao bertingkah aneh, kemudian semakin aneh setelah berlari keluar.

Wang Bao hanya diam mematung, tidak bereaksi. Kepalanya pusing memikirkan bagaimana caranya dia bisa sampai ke dunia lain "Apa aku sudah mati di bumi?" Pikirnya.

Sedikitnya Wang Bao mengerti bahwa tanpa sengaja melakukan transmigrasi ke dunia lain lalu tidak sengaja masuk ke tubuh orang lain yang kebetulan memiliki nama yang sama dengannya.

Dari serpihan ingatan pemilik tubuh asli yang dapat ia ingat adalah Wang Bao masuk ke dalam dunia seni bela diri.

"Saya minta maaf karena akan memberikan kabar buruk Nyonya," Ucap tabib dengan menghela nafas pasrah, "Walaupun tuan muda selamat dari kritis namun sepertinya jiwa tuan muda mengalami gangguan hingga kehilangan jati dirinya."

"Jadi maksud anda, adikku sekarang hilang ingatan?" Wang Ziyu memperjelas penjelasan tabib.

Namun dimatanya ia terlihat tidak percaya. Bagaimana bisa tiba-tiba terjadi seperti itu.

'Eh! Kemampuan tabib ini boleh juga, aku akan menjadikannya alasan untuk berpura-pura sakit amnesia.' Wang Bao mendapatkan ide cemerlang, karena tidak tahu dengan situasinya dan tidak mungkin untuk berpura-pura menjadi Wang Bao yang asli ia memutuskan untuk menghapus keberadaan Wang Bao yang asli sepenuhnya dengan menggunakan alasan hilang ingatan.

'Tidak mungkinkan aku berpura-pura jadi Wang Bao yang muram dan penakut seumur hidupku.' Batinnya dengan perasaan senang berhasil melewati krisis hidup.

"Benar tuan, hanya nasib yang tau kapan Tuan muda ke lima akan mendapat ingatan kembali." Tabib menjawab pertanyaan Wang Ziyu.

"Wang Bao malang sekali nasibmu." Nyonya Wang Zhi merasa prihatin mengusap lembut punggung tangan Wang Bao.

"Adik ke-lima kau benar-benar hilang ingatan ya, bagaimana jika ku lakukan ini."

Wang Ping putra ke tiga keluarga wang mendekati Wang Bao mengusap kepala Wang Bao lalu menoel-noel pipinya.

Wang Bao tidak marah, hanya tersenyum canggung mendapatkan perlakuan yang begitu rama dari orang lain.

"Heh? Kakak ke-2 sepertinya adik kita ini benar-benar hilang ingatan lihatlah dia tersenyum, aku benar-benar merinding sekarang."

"Benar Wang Ping, dia tidak marah atau mengamuk." Wang Ziyu ikut-ikutan menoel-noel kepala Wang Bao.

"Ada apa?" Tanya Wang Bao dengan lugu.

Kakak beradik itu saling pandang tersenyum licik kemudian merangkul Wang Bao dengan akrab.

"Adikku kau harus tau, dulu kita lima bersaudara Wang sangat lah akrab nanti jika kau ada kesulitan datanglah pada kami." Wang Ping menerangkannya dengan wajah serius.

"Jangan menganggu adik kalian, biarkan dia beristirahat." Nyonya Zhi menengahi mereka minta anak-anaknya untuk keluarga agar Wang Bao bisa beristirahat dengan tenang.

"Wang Bao sekarang kau harus beristirahat, jangan banyak pikiran katakan pada Ming Fu jika kau menginginkan sesuatu dia adalah pendamping mu.

"Baik Ibu." Jawab. Wang Bao patuh.

Wang Zhi mematung, begitu juga dengan kedua putranya ini adalah pertama kalinya Wang Bao mau memanggil Nyonya Zhi dengan sebutan ibu.

"Ada apa? Apa saya ada salah ucap?" Tanya Wang Bao tidak mengerti.

"Tuan Muda tidak sopan memanggil Nyonya Zhi dengan panggilan ibu, Nyonya Zhi adalah Istri sah keluarga Wang dan tuan muda adalah anak selir jadi..." Ming Fu berbisik menjelaskan namun tidak berani menyelesaikan kalimatnya takut menyinggung perasaan majikannya karena dari dulu Wang Bao sangat sensitif jika membahas tentang hubungan pertalian keluarga.

Wang Bao sedikit paham namun belum terbiasa dia pikir karena kedua anaknya memanggil adik dari tadi dia juga bisa dengar leluasa memanggil Nyonya keluarga Wang sebagai Ibu.

"Ah, saya sudah tidak sopan, saya minta maaf Nyonya Zhi dari tadi kakak ke-2 dan Ke-3 selalu memanggilku adik jadi saya pikir kita lahir dari ibu yang sama." Wang Bao segera meminta maaf.

"Memang biasanya Nyonya utama tidak suka dipanggil ibu oleh anak selirnya." Pikir Wang Bao mencoba mencerna keadaan.

"Tidak masalah, kau bisa memanggilku apa yang kamu suka jika dilihat dari keadaan kau juga memang anakku Wang Bao." Nyonya Wang Bao berbicaralah dengan lembut dan hati-hati takut menyinggung perasaan Wang Bao kemudian pergi meninggalkan Wang Bao membiarkannya beristirahat.

Ahk!

Pekik Wang Bao yang tiba-tiba merasa pusing dan merasakan dadanya berdebar-debar.

"Tuan Muda?" Ming Fu panik.

"Tidak apa-apa Ming Fu, hanya sedikit pusing."

Ming Fu memiringkan kepalanya meras aneh melihat majikannya itu begitu sopan dan baik.

"Ada apa?" Tanya Wang Bao yang sedang memergoki Ming Fu yang terus menatapnya dengan terheran-heran.

Ming Fu menggelengkan kepalanya, "S-saya pergi memasak bubur." Ucapan lalu segera keluar karena takut.

Humm..

Wang Bao merasa lelah bersandiwara, untungnya tidak harus meniru kehidupan Wang Bao yang asli.

Wang Bao tau bagaimana kepribadian pemilik tubuh asli itu melalui ingatan tubuhnya.

Kepribadiannya sungguh buruk, semena-mena dan terlalu iri pada saudara-saudaranya.

Karena ingatan tubuh asli hampir saja tadi Wang Bao memelintir tangan kakak-ke 3 nya saat menoel-noel kepalanya.

Dan saat Nyonya Zhi memegang tangannya ia hampir refleks menarik tangannya.

"Huff aku bisa celaka jika tidak diselamatkan dengan penyakit lupa ingatan ini, kepribadian Wang Bao yang asli benar-benar buruk."

Wang Bao cepat beradaptasi dengan kehidupan barunya sudah sebulan dia sadar dari kematiannya.

Tiga hari setelah terbangun Nyonya Wang Zhi dan kedua putranya kembali ke kediaman utama karena urusan mendesak.

Sebelum pergi merek meninggalkan banyak uang untuk keperluan Wang Bao dalam pemulihan karena sebelumnya paviliun Lembah hitam tempat Wang Bao tinggal tidak diberikan banyak anggaran karena menganggap Wang Bao sebagai pembawa sial banyak yang berharap anak itu mati di pengasingannya.

Namun sekarang Wang Bao sangat disukai oleh Nyonya Zhi dan Wang Ziyu sementara Wang Peng masih sangat waspada dan memperlakukan Wang Bao sewajarnya saja.

Oleh karena itu Wang Bao sekarang hidup dengan sangat baik, saat makan ada Ming Fu yang melayani, begitu juga dengan kebutuhan sehari-hari lainnya seperti mandi atau berpakaian.

Tidak perlu bekerja dua belas jam tanpa istirahat hanya untuk sekedar menghasilkan sedikit uang agar bisa bertahan hidup.

Juga tidak ada notifikasi tagihan hutang hingga tidak perlu lagi mengambil banyak pekerjaan paru waktu untuk menopang biaya hidup karena sekarang kehidupannya terjamin di bawa naungan keluarga Wang, sebagai tuan muda keluarga Wang.

"Surga, ini adalah kehidupan yang selalu aku mimpi-mimpikan aku benar-benar seperti di surga."

Haha...

Hahaha....

Aku akan hidup seperti ini selama-lamanya....

Wang Bao cekikikan berguling-guling di atas kasurnya.

...***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!