Ketua Mafia Dan Gadis Penjual Bunga
Awal
Suata tembakan terdengar diluar toko bunga, hal itu membuat Alea terkejut dan mencoba untuk mengecek keluar.
Alea Revalinda
" Apa yang sudah terjadi sebenarnya?"
Dengan raut yang sangat kebingungan sekali saat mendengar suara tembakan itu.
Suara langkah kaki yang mendekat kearah Alea sedang berdiri didepan toko bunganya.
Andreas Milton
" Berhenti kau disana b*jingan" teriak seseorang dari arah kejauhan
Alea langsung menoleh saat mendengar suara pria yang sedang berteriak itu.
Alea Revalinda
" Aaaa" teriak Alea saat dirinya langsung ditahan dan ditodongkan senjata
Andreas terkejut saat melihat musuhnya menahan seorang gadis. Tatapannya begitu tajam mengarah musuhnya sedang menahan seorang gadis itu.
Alea Revalinda
" T-tolong aku"
Dengan suara yang penuh bergetar dan ketakutan, mata yang mulai berkaca-kaca. Rasa jantung begitu berdebar sekali.
Andres terdiam dan menatap kearah gadis itu, sebenarnya dia sangat bingung untuk apa dia membantu?
Musuh
" Menyerahlah, jika tidak gadis ini akan mati didepanmu"
Andreas Milton
Andreas mengangkat satu alisnya.
" Mengapa aku menyerah?"
Musuh
" Jika tidak dia akan mati"
Alea menggelengkan kepalanya, dia begitu sangat ketakutan sekali. Tetapi?
Andreas Milton
" Bukan urusanku jika kamu ingin membunuhnya" sahut Andreas dengan nada santainya
Alea begitu sangat terkejut saat mendengar jawabannya pria didepannya.
Musuh
" Cepat saja menyerahlah" teriak musuh itu dengan marahnya
Alea terjatuh ketanah saat mendengar dua tembakan, begitu cepatnya dia menutup kedua telinganya. Dengan air mata yang mengalir dipipinya.
Melihat gadis didepannya menangis, Andreas berjongkok tepat didepannya dengan kedua tangannya disaku celananya lalu menoleh sedikit menatap pengawalnya.
Andreas Milton
" Bereskan semuanya"
Pengawalnya dengan cepat membereskan semua yang terjadi tepat didepan toko bunga gadis tersebut. Semua orang menatap kearah mereka namun Andreas hanya santai saja.
Andreas Milton
" Dan kamu, ikut bersamaku. Tidak ada kata penolakan karena aku tidak suka ditolak"
Dengan penuh suara yang sangat dingin sekali, tatapan begitu tajam tanpa ada merasa iba terhadap gadis itu
Rumah Mewah
Setelah satu jam lebih, akhirnya mereka telah tiba disebuah rumah yang begitu sangat mewah sekali.
Mata Alea terbelalak serta mulut yang ternganga melihat kearah rumah yang begitu mewah sekali.
Alea Revalinda
" Ini rumah atau istana?" gumam Alea dalam hatinya
Andreas hanya menyeringai melihat gadis didepannya begitu terkejut. Lalu mereka telah tiba diparkiran mobil yang begitu sangat luas.
Andreas Milton
" Turunlah" ucap Andreas membuat gadis didepannya terkejut
Andreas yang turun terlebih dahulu, lalu menutup pintu dengan sedikit kasar membuat Alea terperanjat.
Lalu, matanya mengikuti Andreas mengelilingi mobil tersebut dan berhenti tepat didepan pintunya.
Alea hanya menatap kearah pria tinggi menjulang didepannya. Dengan wajah begitu bingung sekali.
Andreas Milton
" Aku tidak suka menunggu"
Alea Revalinda
" Sebenarnya kita ada dimana?"
Andreas Milton
" Di Mansion ku"
Alea Revalinda
" Ha? Mengapa kamu membawa ku kemari?"
Andreas Milton
" Jangan banyak tanya, cepat saja turun" bentak Andreas membuat Alea terdiam
Alea terpaksa turun dari mobil, lalu tanpa berbicara apapun lagi Andreas meninggalkan Alea yang masih berdiam diri menatap punggungnya.
Alea Revalinda
" Sebenarnya kamu siapa?" tanya Alea yang begitu penasaran
Langkah kaki Andreas terhenti, lalu membalikkan badannya menatap kearah gadis yang begitu ribet baginya. Dengan kedua tangannya disaku.
Andreas Milton
" Andreas Milton" jawabnya dengan nada penuh dingin
Alea Revalinda
" Ha?"
Wajah yang begitu sangat bingung sekali, sebenarnya siapa pria didepannya ini.
Andreas menghelankan nafasnya saja, lalu kembali berbicara kepada gadis didepannya.
Andreas Milton
" Sudah aku katakan bukan? Jangan terlalu banyak berbicara dan bertanya. Sekarang langkahkan kakimu dan ikuti aku masuk kedalam" perintah Andreas membuat Alea hanya bisa menurut saja
Cukup jauh perjalanan mereka menuju pintu utama untuk masuk. Alea melihat ke sekelilingnya yang halamannya begitu sangat luas serta banyak tanamannya.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka tiba didepan pintu utama.
Pintu itu terbuka membuat Alea sangat takjup sekali hanya dalam sekali memerintah pintu sudah terbuka.
Alea Revalinda
" Wow, inikah yang dimanakan kemewahan?" gumam Alea dalam hatinya
Dia sangat takjup melihat ruang tamu yang begitu mewah.
Dia masih mengikuti langkah kakinya Andreas menuju ruang tengah.
Andreas Milton
" Naiklah keatas" ucap Andreas saat berhenti tepat didepan sebuah tangga
Alea begitu sangat bingung sekali, mengapa dia harus naik keatas?
Andreas Milton
" Setelah naik, kamu harus berbelok sebelah kanan"
Alea mengangkat satu alisnya dia masih tampak bingung tetapi menganggukkan kepalanya saja.
Alea Revalinda
" Baiklah"
Alea melangkahkan kakinya menaiki tangga tersebut, lalu saat diatas diberhenti melihat kearah sebelah kanan.
Andreas Milton
" Lanjutkan saja langkah kakimu"
Alea menoleh saat mendengar suaranya Andreas.
Alea Revalinda
" T-tapi lorong itu gelap sekali" dengan suara yang begitu gugup
Andreas Milton
" Aku tidak terima bantahan" sahut Andreas dan pergi
Belum juga sempat Alea berbicara kembali namun dia sudah melihat Andreas pergi. Rasa hatinya begitu kesal sekali.
Tetapi, dia benar-benar takut melangkahkan kakinya untuk pergi kelorong tersebut.
Tinggal
Alea berdiam diri saat menatap kearah pintu kamar didepannya. Disetiap pojok terdapat beberapa pengawal yang sedang menunggu. Hal itu sedikit membuat Alea merasa tidak nyaman.
Andreas Milton
" Ngapain kamu hanya diam didepan kamar?"
Seketika Alea terkejut dan langsung menoleh kearah belakangnya.
Andreas Milton
" Apa pengawal tidak membukakan kamu pintu?" tanya Andreas yang langsung membuka pintu kamarnya
Alea hanya terdiam, sebenarnya dia sangat takut sembarangan masuk kamar makanya dia berdiri didepan pintu itu.
Betapa mewah kamar tersebut membuat Alea hanya bisa berdiri terdiam merasa kagum melihatnya.
Walaupun terlihat gelap dan menakutkan, rasanya begitu tenang dan damai sekali.
Andreas Milton
" Masuklah"
Alea melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam kamar tersebut. Dengan pandangan yang masih mengagumi suasanan disana.
Andreas Milton
" Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu" ucap Andreas yang duduk ditepi tempat tidur
Alea yang masih berdiri menatap kearah Andreas dengan wajah yang begitu bingung sekali.
Andreas Milton
" Pertama-tama, siapa namamu?" tanya Andreas tanpa menatap Alea
Alea Revalinda
" O-oh, a-aku Alea Revalinda"
Dia hanya menyeringai, sambil menggaruk alisnya. Lalu mencoba untuk menatapnya sebelum berbicara.
Andreas Milton
" Kamu tau alasannya aku membawamu kemari?" tanya Andreas
Alea hanya menggelengkan kepalanya, dia juga memang bingung. Tetapi tidak berani untuk bertanya.
Andreas Milton
Andreas kembali menyeringai.
" Itu karena mungkin para musuhku sudah mengetahui tentang dirimu" ucap Andreas semakin membuat Alea bingung
Alea Revalinda
" Musuh?" ulang Alea dengan wajah bingungnya
Andreas Milton
" Iya musuhku" jawab Andreas dengan santainya
Lalu.
" Apa kamu tidak tau siapa sebenarnya aku?" tanya Andreas kembali
Alea Revalinda
Alea kembali menggelengkan kepalanya.
" Sebenarnya kamu siapa? Aku benar-benar tidak tau"
Andreas Milton
" Yakin kamu tidak tau siapa aku?"
Alea Revalinda
" Iya yakin"
Andreas Milton
" Iya Tuhan, semua orang tau siapa Andreas Milton dan kamu tidak tau siapa aku"
Andreas terkekeh geli merasa ini untuk pertama kalinya ada orang yang tidak tau siapa dirinya sebenarnya.
Kini dia berdiri, dengan tangan disaku celananya dan berjalan mendekat kearah Alea.
Andreas Milton
" Dengarkan aku baik-baik" ucap Andreas sambil mendekatkan bibirnya kearah telinga Alea
" Aku adalah Ketua Mafia dikota ini, dan asal kamu tau saat ini kamu sudah terjebak dengan ku" sambung Andreas
Mata Alea terbelalak saat mendengar ucapannya Andreas, seketika Alea tanpa sadar mendorong Andreas sehingga membuatnya mengerutkan keningnya.
Tampak terkejut dan ketakutan, dia mencoba untuk berlari. Namun tangannya ditahan oleh Andreas.
Andreas Milton
" Apakah aku pernah berkata mengizinkan kamu untuk pergi hm?" tanya Andreas dengan nada penuh dingin
Alea Revalinda
" L-lepaskan aku sekarang juga"
Andreas Milton
" No!" jawab Andreas dengan tatapan tajamnya" Tidak semudah itu kamu bisa pergi dari sini Aleas"
Alea Revalinda
" A-aku tidak memiliki masalah apapun denganmu, jadi tolong lepaskan aku sekarang juga"
Andreas Milton
" Aku bilang tidak iya tidak Alea!" bentak Andreas membuat Alea terdiam
Matanya yang mulai berkaca-kaca, jantungnya begitu berdebar sekali. Dia sangat ketakutan sekali mengapa hidupnya malah berurusan dengan Mafia?
Andreas Milton
" Aku tidak suka melihat gadis yang begitu cengeng sekali" ucap Andreas suara yang begitu dingin
Alea Revalinda
" T-tolong lepaskan aku"
Andreas Milton
" Tidak Alea, dan aku akan mengatakan yang sebenarnya bahwa kamu akan tinggal disini bersamaku"
Alea Revalinda
" M-mengapa aku harus tinggal bersamamu? Bahkan kita sebelumnya tidak pernah kenal"
Andreas menghelankan nafasnya, dia menggaruk alisnya dengan menyeringai.
Andreas Milton
" Aku tidak peduli dengan hal itu, yang jelas kamu akan tinggal disini"
Alea hanya terdiam menatap kearah Andreas, namun air matanya mengalir dipipinya.
Andreas Milton
" Baiklah jika sudah mengerti maka aku akan pergi" ucap Andreas melangkah kakinya
Andreas Milton
" Oh iya aku lupa, toko bungamu akan dirawat oleh anak buahku jadi kamu bisa tenang. Lalu, sebentar lagi makan malam, sebelum itu akan ada beberapa pelayan yang akan membantumu untuk membersihkan diri"
Andreas pergi meninggalkan Alea, dimana tatapannya tertuju kearah punggungnya Andreas.
Air matanya mengalir terus dipipinya, dia benar-benar tidak menyangka bahwa dirinya akan terjebak dengan Mafia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!