NovelToon NovelToon

Pesona Selir Yang Disia-siakan

Guru Bae Shan-xui

Club malam.

Brakkk!!!

seorang wanita muda nampak begitu marah, dia terlihat menarik dua pria bahkan membanting dua pria itu di lantai dengan begitu kerasnya. terlihat sekali kalau dua pria itu seperti karung ringan yang mudah sekali di lempar oleh seorang wanita.

"Beraninya kamu melakukan hal ini pada kami! kamu tidak tahu kalau kami adalah anak-anak orang kaya!" teriak si pria. namanya Bae Shan-xui, seorang wanita berumur 25 tahun, guru di salah satu sekolah ternama. orang-orang di sekitarnya sering memanggilnya dengan panggilan Shanshan.

"Emangnya aku pikirin, mau kalian itu anak orang kaya, anak monyet anak kingkong anak gorila, anak babi atau anak buaya. Aku ke sini karena aku harus membawa murid-muridku yang sudah kabur dari kelasku ini." jawab Shan Xui.

"Aduh, bu guru ngamuk itu, kalau kita tidak segera ikut dengannya bisa-bisa kita jadi kambing guling." ucap salah satu murid Shan Xui.

"Aaaa!!!" si pria nampak berteriak dengan begitu keras ketika tangannya dipelintir oleh Shan-xui.

"Dasar monyet, kamu ini tidak lihat bentukmu apa! udah tua masih main gila sama anak kecil. kamu itu tidak pantas berada di tempat seperti ini, kamu itu lebih pantasnya berada di panti jompo." ujar Shan-xui.

"Lepaskan aku! lepaskan aku! beraninya kamu melakukan hal ini padaku!" teriak si pria.

"Ngapain juga aku tidak berani sama kamu, ya tentu aku berani lah, lagi pula kamu itu sudah membawa kabur murid-muridku. Jadi tidak apa-apa kan kalau aku membuatmu mampir ke rumah sakit." ucap Shan-xui yang kemudian menginjak tubuh si pria.

Suara teriakan menggema, bahkan satu pria yang sudah dihajar oleh Shan-xui mengambil ponselnya untuk menelpon seseorang.

Shan-xui berdiri di klub malam itu, sorot matanya yang tajam menembus keramaian yang berdansa dan tawa riuh. Dia menatap tajam pada tiga murid perempuan dan dua murid laki-laki yang tubuhnya masih bergetar ketakutan, terlihat jelas mereka mencoba menghindar namun terjepit oleh kenyataan.

“Berani sekali kalian kabur di waktu mata pelajaran ku!” suaranya bergema, penuh amarah dan kecewa sekaligus.

Salah satu murid perempuan mengangkat kepala dengan wajah penuh penyesalan, suaranya gemetar, “Ampuni saya, Bu, ampun, soalnya saya butuh uang.” Air matanya hampir menetes, bibirnya bergetar menahan malu dan takut.

Shan-xui mengerutkan dahi, napasnya memburu, “Kalian ini benar-benar tidak tahu diri! Klub malam ini bukan tempat untuk kalian yang seharusnya belajar dan bermoral!” Bentakannya menusuk udara, membuat para murid semakin ciut. Wajah mereka berubah menjadi merah karena malu dan takut, tubuh mereka kaku tak berdaya, sementara Shan-xui berdiri dengan tangan terkepal, menegaskan bahwa dia tak akan membiarkan pelanggaran ini berlalu begitu saja.

Seorang pria yang ada di klub malam nampak menghentikan pergerakan Shan-xui, dia langsung menangkap tangan Shan-xui dan menariknya. "Kamu jangan sok-sok an di sini." ujar si pria.

Shan-xui menatap pria bertubuh besar yang sedang menggenggam tangannya. "Lepaskan tanganku nggak?" ucap Shan-xui. pria itu bukannya melepaskan tangan Shan-xui malah dia tersenyum seolah mengejeknya.

Shan-xui menatap pria itu kemudian menatap murid-muridnya, kedua jarinya menunjuk matanya kemudian menunjuk mata murid-muridnya, setelah itu satu jari menunjuk satu garis arah seolah isyarat akan memberi hukuman.

"Waduh, bu guru benar-benar marah." ucap salah satu murid.

"Iya, apa sebaiknya kita kabur saja?" tanya murid yang bernama Su-won.

"Jangan, jika kita kabur bisa-bisa dia akan memberi kita hukuman lebih kejam, kamu tahu kan guru Shan-xui itu seperti apa." ucap Wei-lan.

"Entah mengapa kalau aku melihat guru Shan-xui yang cantik itu seperti malaikat pencabut nyawa, wajahnya cantik tapi tingkahnya begitu barbar, lebih barbar dari preman jalanan." ucap Siwon.

"Lagian Kenapa juga sih kalian ke sini, apalagi kalian ngajak-ngajak aku, ini gimana jadinya?aku pasti nanti kena omelan sama bu guru juga." gerutu Tiang sang.

Shan-xui menatap pria yang sudah mencekal tangannya itu, menatap pria itu dengan begitu tajam. Berulang kali Shan-xui berusaha untuk memberi peringatan kepada pria itu, namun si pria tidak menghiraukannya bahkan seolah peringatan yang dikatakan oleh Shan-xui hanya sebatas kata saja.

"Jangan salahkan aku jika aku akan memberikanmu pukulan telak." ujar Shan-xui yang kemudian tersenyum. tangan yang dicengkeram oleh si pria berbadan besar itu kemudian dia tarik, salah satu kaki Shan-xui langsung terangkat dan memberikan tendangan tepat di dada si pria hal itu membuat si pria langsung mundur.

"Berani-beraninya kamu melakukan hal itu padaku!" teriak si pria.

"Memangnya Kenapa aku tidak boleh melakukannya? kamu ini benar-benar tidak punya tata krama ya, kamu berani sekali berbuat seperti itu padaku!" seru Shan-xui.

matanya menatap tajam kepada pria berbadan besar itu, namun berbeda dengan pria berbadan besar yang malah tersenyum mengejek.

"Jadi kamu berpikir kalau tubuh kecilmu itu bisa mengalahkan ku ya?" ejeknya. pria berbadan besar itu kemudian berjalan maju hendak menarik tubuh Shan-xui, namun sayangnya ketika tangannya sudah terulur Shan-xui langsung menghindar kemudian memutar tubuhnya.

"Oh ya, apa kamu bisa? tapi aku akan lebih bisa memberikan sesuatu kepadamu." ujar Shan-xui yang kemudian memutar tubuhnya dan mengangkat salah satu kakinya.

Tendangan yang begitu keras langsung didapatkan oleh si pria berbadan besar itu, tendangan tepat di leher si pria hingga membuat pria itu sempoyongan.

"Dasar kurang ajar." ucapnya. tak mau membuang waktu lagi Shan-xui kemudian memutar tubuhnya dan memberikan satu pukulan telak kepada si pria hingga membuatnya benar-benar jatuh dan tidak sadarkan diri.

Beberapa pria yang ada di sana menatap Shan-xui, seorang wanita muda yang tubuhnya tidak terlalu besar namun dia bisa menumbangkan satu pria berbadan besar yang tidak lain adalah penjaga keamanan klub malam tersebut.

"Gila, ternyata wanita itu benar-benar hebat, lihatlah pria bertubuh besar itu langsung tidak sadarkan diri hanya dengan dua tendangan saja." ucap beberapa pria mereka berbicara dengan riuh, membicarakan Shan-xui yang sudah menumbangkan satu pria berbadan besar dan mengalahkan dua pria yang sekarang tersungkur di lantai tersebut.

"Cepat berikan ponsel itu, jika tidak.. akan ku remukkan kepala kalian dengan meja kaca ini!" ujar Shan-xui yang hendak mengangkat meja kaca tersebut.

"Jangan-jangan, jangan, jangan lakukan itu. Aku akan memberikan ponselnya padamu." jawab si pria dengan nada keras, setelah itu dia memberikan ponselnya kepada Shan-xui.

ponsel si tadi dia gunakan untuk mengambil foto murid perempuan Shan-xui yang tadi berada di kamar mandi, foto-foto itu hendak di sebar luaskan dan diperjualbelikan oleh dua pria yang sudah dihajarnya.

"Dasar monyet tidak tahu diri, beraninya kalian melakukan hal ini, lihat saja apa yang akan aku lakukan pada kalian." ujar Shan-xui.

"Am-ampuni aku, ampuni aku, aku sudah menyerahkan ponsel itu padamu kan." kata si pria sembari terbata, tubuhnya gemetar ketika melihat Shan-xui menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat.

*Bersambung*

Terima kasih sudah membaca novelku, baca juga novelku yang lainnya.

*Isteri bar-bar bos mafia

*Jangan sakiti aku

*Kekasih gelap suamiku

Dan masih banyak lagi, semoga suka dengan karyaku, mohon dukungannya juga ya. Terima kasih.

Oh my God Bu guru

"Huaaa...huaaa!!!!" suara tangis yang begitu keras keluar dari mulut Wei-lan.

"Kenapa kamu menangis seperti itu?" tanya Siwon.

"Ya pura-pura jahat menangis daripada nanti kita dijewer sama bu guru." jawab Wei-lan.

"Masa' aku disuruh nangis sih?" tanya Su-won.

"Lebih baik kita kabur saja daripada kita kena ocehan, amukan omelan sama hukuman dari bu guru." sahut Tian-shi.

Keempat murid Shan-xui hendak kabur, namun sayangnya dia langsung dihentikan oleh Shan-xui. "Kalau kalian berani kabur akan ku patahkan kedua kaki kalian!" teriak Shan-xui dengan begitu keras.

Orang-orang yang ada di klub malam mereka nampak terdiam, mereka menatap seorang wanita muda yang terlihat begitu menakutkan. "Cepat-cepat kita tinggalkan wanita itu, kelihatannya dia benar-benar ngamuk." ucap beberapa pria yang langsung pergi meninggalkan Shan-xui yang sekarang sedang murka karena keempat muridnya.

"Ampuni saya bu guru, ampuni saya." ucap Wei-lan berulang kali.

"Sekarang kalian ikut aku, jika tidak kalian akan merasakan akibat dari kebodohan kalian ini." ujar Shan-xui yang kemudian membawa keempat muridnya dari klub malam.

Karena seringnya mereka bolos tidak masuk sekolah, hal itu membuat kepala sekolah tempat Shan-xui mengajar meminta dia untuk mencari keberadaan kelima muridnya yang selalu kabur. namun ketika Shan-xui berada di klub malam, dia hanya menemukan empat muridnya saja sedangkan yang satu sudah kabur terlebih dahulu.

Di salah satu kedai makan pinggir jalan, Shan-xui meminta ke-4 muridnya untuk duduk, tidak sekedar duduk. namun Shan-xui meminta penjelasan kepada mereka semua. sekaleng minuman ringan diberikan oleh Shan-xui kepada murid-muridnya.

"Sekarang katakan padaku sebenarnya apa yang terjadi? kenapa kalian berempat berada di klub malam itu?" tanya Shan-xui dengan nada menahan amarah.

"Sebenarnya.. Sebenarnya..," perkataan berulang kali keluar dari mulut Tian-shi.

"Sebenarnya apa yang kalian lakukan di sini, dan Kenapa juga kalian harus bekerja di sini?" tanya Shan-xui, dia menatap keempat muridnya yang memang mereka terlahir dari kalangan orang tidak mampu.

"Saya harus membeli obat untuk ibu saya bu guru, saya juga butuh makan dan biaya sekolah." jawabnya. Wei-lan menundukkan kepalanya dia nampak takut untuk menatap Shan-xui.

"Dasar anak bodoh, usiamu itu masih 15 tahun, kamu tahu apa yang kamu lakukan ini sangat berbahaya? dua pria brengsek itu sudah mengambil foto-fotomu ketika di kamar mandi. Dia sudah melakukan sesuatu yang berbahaya, jika kamu masih ingin meneruskan pekerjaan di klub malam itu lalu bagaimana dengan kelanjutan sekolahmu? pihak sekolah tidak akan mau menerima jika salah satu muridnya menjadi penari erotis atau pekerjaan lainnya di klub malam." tegas Shan-xui. Dia melihat keempat muridnya dengan begitu sendu.

"Tapi bagaimana lagi bu guru, kami ini adalah murid dari kalangan tidak mampu, bersekolah di tempat itu adalah sebuah keajaiban. Tapi kamu juga butuh uang untuk biaya sekolah dan kehidupan kami." lanjut Suwon.

"Heh..., aku benar-benar tak berdaya Bu." ucap Siwon.

"Baiklah kalau begitu, kalian pulanglah dahulu, aku akan mengurus masalah ini." ucap Shan-xui.

Shan-xui baru saja mengakhiri percakapan dengan keempat muridnya, matanya yang teduh namun penuh beban menatap satu per satu sebelum akhirnya mengangguk pelan, "Kalian pulang dulu, aku akan urus semuanya." Suaranya tenang, tapi ada getaran halus yang tak bisa disembunyikan, tanda bahwa masalah yang dihadapi bukan hal sepele. Keempat murid itu saling berpandangan, ragu namun patuh, lalu berbalik meninggalkan tempat itu dengan langkah berat.

Shan-xui melangkah pelan menuju trotoar untuk menyeberang jalan yang sibuk. Angin sore menggerakkan helai rambutnya, wajahnya penuh konsentrasi dan harapan untuk menyelesaikan masalah yang membebani mereka. Namun, tanpa aba-aba, suara gemuruh mesin mobil yang melaju kencang memecah keheningan.

Secepat kilat, sebuah mobil berwarna gelap melesat dengan kecepatan luar biasa. Shan-xui yang baru saja menginjak aspal tak sempat menghindar. Tubuhnya terpental hebat setelah benturan keras menghantam sisi mobil. Tubuh wanita itu terhempas ke udara sebelum terjatuh dengan suara dentuman yang menggema.

Keempat murid yang baru saja berbalik, terpaku dalam keheningan yang mengejutkan. Mata mereka membesar, mulut ternganga, dada berdebar tak karuan. Tangan-tangan gemetar mencoba untuk berlari, tapi langkah mereka membeku oleh shock yang menyergap.

"Bu guru!!" seru keempat murid Shan-xui. mereka berlari dengan sangat kencang ketika melihat tubuh Shan-xui sudah tergeletak di jalanan dengan darah yang mulai membasahi jalanan.

"Apa yang terjadi? apa yang terjadi?" tanya Wei-lan berulang kali.

"Cepat telepon ambulan! telepon ambulans!" teriak Siwon yang kemudian mengambil ponselnya. beberapa orang yang berjalan di tepian jalan mereka nampak terhenti, mereka mengerumuni tubuh seorang wanita muda yang sudah tergeletak di jalanan dengan darah yang mulai mengalir dari tubuhnya.

Dalam sekejap, dunia mereka runtuh, dan suara sirene mulai meraung di kejauhan, menghantarkan kabar buruk yang tak pernah mereka bayangkan.

Tubuh Shan-xui di bawah masuk ke dalam mobil ambulans, Wei-lan dan yang lain ikut masuk ke dalam mobil ambulans, mengantarkan ibu guru mereka yang nampak sudah tidak sadarkan diri.

Wei-lan menatap wajah Shan-xui yang penuh luka, matanya berkilat menahan rasa cemas. “Apa yang akan terjadi dengan Bu Guru?” tanyanya dengan suara bergetar, meski berusaha terdengar tenang.

Tian-shi menggenggam tangan Wei-lan, menatap lurus ke depan, “Tenang saja, Bu Guru pasti akan selamat.” Namun keyakinan itu terasa rapuh di tengah hiruk-pikuk rumah sakit.

Beberapa perawat yang lewat berhenti, menatap mereka dengan penasaran. “Kalian siapa?” tanya salah satu perawat dengan nada curiga.

Suwon cepat menjawab, “Dia ibu guru kami.” Kata-kata itu membuat keempat murid Shan-xui semakin terpaku, ketakutan tergambar jelas di wajah mereka yang pucat pasi.

Di ruang tunggu, suasana tegang berbalut rasa bersalah dan takut. Perawat mendorong ranjang Shan-xui dengan perlahan, tubuh wanita itu penuh luka memar dan darah kering yang mengering di beberapa bagian. Napasnya terengah, namun matanya yang tertutup sesekali bergetar, seolah melawan kesadaran yang mulai pudar.

Sementara itu, di dalam mobil yang terparkir tak jauh dari pintu masuk rumah sakit, dua pria yang baru saja menabrak Shan-xui tertawa terbahak-bahak, tanpa sedikit pun rasa bersalah. Gelak tawa mereka pecah, menggema di udara malam yang dingin, mempertegas kejamnya peristiwa yang baru saja terjadi. Suara itu seperti duri tajam di hati para murid yang menyaksikan, menyulut amarah sekaligus ketakutan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

"Hahaha.. akhirnya wanita itu akan segera menghadap ajal, berani sekali dia main-main dengan kita." kata si pria yang sudah menabrak Shan-xui.

"Kamu benar sekali wanita itu pasti segera mati, kita sudah menabraknya bahkan kita sudah membuatnya terpental jauh, aku yakin sebentar lagi dia akan menjadi arwah gentayangan." jawab pria yang lain.

*Bersambung*

Terima kasih sudah membaca novelku, baca juga novelku yang lainnya.

*Isteri bar-bar bos mafia

*Jangan sakiti aku

*Kekasih gelap suamiku

Dan masih banyak lagi, semoga suka dengan karyaku, mohon dukungannya juga ya. Terima kasih.

Reinkarnasi

Gelap. Begitu pekat hingga setiap inci penglihatan Shan-xui seakan terkunci rapat. Tubuhnya... berat, susah digerakkan. Kedua matanya terasa seperti direkatkan. Dari kejauhan, suaranya samar—teriakan murid-muridnya, empat sosok yang terus memanggil nama Shan-xui.

"Bu guru! Bangun, Bu guru!"

"Kenapa mataku tidak bisa terbuka? Kenapa aku seolah terperangkap di tubuh ini, tanpa daya bergerak?" Gumam hati Shan-xui panik. Dia ingin mengusap kelopak mata, berusaha memaksa terbuka, tapi sia-sia.

Bau obat menusuk hidung, menusuk pikiran. Penglihatan yang samar-samar itu semakin menghilang, tertutup gelap sempurna. "Apakah aku... sudah mati? Apakah ini akhir?" bisiknya berulang kali, suara hatinya sendiri bergema tanpa henti.

Namun, saat itu kegelapan pun mengambil alih seutuhnya. dia tenggelam. Dalam kesunyian dan keheningan yang amat pekat.

Wusss...

Di kegelapan itu, tiba-tiba muncul secercah cahaya kecil. Shan-xui berdiri terpaku, menatap bayang-bayang yang menyelimuti sekelilingnya. “Kenapa aku di sini? Kenapa tempat ini gelap sekali?” gumamnya sambil meraba-raba udara, mencari sesuatu yang tak kasat mata.

Tiba-tiba, terdengar suara yang memilukan hati. Suara tangis wanita. “Siapa yang menangis? Di mana ini? Siapa yang menangis?” tanya Shan-xui, suaranya bergetar pelan.

Langkah kakinya melangkah pelan, mengikuti suara tangis itu. Tanpa ragu, tanpa takut, bahkan tanpa menoleh ke belakang. Matanya terpaku pada titik cahaya kecil di depan sana. Saat semakin dekat, pemandangan di sekeliling Shan-xui berubah seketika. Di sana, dia melihat seorang gadis muda meringkuk di sudut ruang, air matanya menetes seperti darah.

“Hei, siapa kamu? Kenapa kamu menangis?” tanya Shan-xui dengan lembut sambil mendekat.

Gadis itu menatapnya, wajahnya yang basah oleh air mata memperlihatkan luka yang dalam. “Kenapa hidupku harus seperti ini? Kenapa mereka semua jahat padaku?” rintihnya, memeluk tubuhnya sendiri erat-erat, sambil menundukkan kepala.

Shan-xui hanya bisa diam, menyaksikan kesedihan yang begitu nyata di depan matanya. 

“Hei... siapa kamu? Kenapa kamu ada di sini? Terus, kenapa juga aku ada di sini?” Shan-Xui menatap gadis muda itu dengan pandangan penuh tanya. Wajahnya ada sesuatu yang aneh, sedikit mirip dengan dirinya, tapi usianya jauh lebih muda.

“Tolong aku... Tolong aku...” gadis cantik itu mengulang kata-katanya, suara gemetar dan penuh harap.

Shan-Xui semakin bingung. “Siapa kamu? Kenapa kamu minta tolong?” tanyanya lagi sambil menatap mata gadis itu.

“Tolong... selamatkan aku. Selamatkan hidupku...” gadis muda itu mendesak dengan suara hampir putus asa.

Tanpa diduga, gadis itu merangkul Shan-Xui dengan erat. Pelukannya kuat, seakan tidak mau lepas. “Hei, kenapa kamu meluk aku kayak gini? Lepas, dong!” Shan-Xui mencoba melepaskan pelukan itu, tapi seketika itu juga, bayangan-bayangan lama menerpa pikirannya, penderitaan yang tersimpan, rasa sakit yang terpendam, tangisan yang tak kunjung reda, dan penyesalan yang menusuk hati.

“Terima kasih sudah datang untukku,” suara gadis itu lembut, penuh rasa syukur, sebelum tubuhnya perlahan menghilang seperti buih lautan yang tersapu ombak.

Shan-Xui terpaku, rasa penasaran dan keheranan membaur menjadi satu. "Apa sebenarnya yang baru saja terjadi?"

WUSS...

Tubuh Shan-xui terseret oleh arus yang tak terlihat, seolah ada tangan tak kasat mata menariknya masuk ke dalam air yang gelap dan dingin. "Aaaaa!!!" Suaranya pecah di udara, bergema di antara deru angin malam yang menusuk tulang. Namun, teriakan itu segera teredam oleh hempasan air yang menyelubungi wajahnya. Dia merasakan dingin menusuk sampai ke tulang, setiap helaan napasnya terasa berat dan sesak. 

Ketika sadar, Shan-xui mendapati dirinya terbaring setengah tenggelam di tepi danau yang sunyi. Matanya terbuka perlahan, menatap permukaan air yang tenang namun membeku seperti cermin beku. "Kenapa aku tiba-tiba berada di danau seperti ini?" pikirnya dalam kebingungan, jantungnya berdegup kencang menahan kepanikan yang merayap. Ingatannya masih buram, tetapi yang jelas dia baru saja mengalami kecelakaan ditabrak mobil dengan keras.

Tangan Shan-xui gemetar saat ia mencoba mengangkat tubuhnya, air dingin merambat ke seluruh kulitnya, menusuk sampai ke sumsum. Tubuhnya basah kuyup, rambut yang basah menempel lemas di wajah, dan udara dingin menggigit setiap pori-porinya. Rasa takut dan heran bercampur menjadi satu dunia di sekitarnya terasa asing, seolah realitas dan mimpi bertabrakan dalam satu waktu. Ia menelan ludah, berusaha meredam rasa panik, namun di dalam hatinya, pertanyaan itu terus menggelayut tanpa jawaban.

"Wo wo wo..," Shan-xui panik.

"Tolong! Tolong nyonyaku!!" teriak seorang wanita yang berada di tepian danau.

"Biarkan saja, biarkan saja dia tenggelam." jawab seorang wanita.

Shan-xui mendengar samar suara beberapa orang yang berteriak. "Gila, kenapa tubuhku sekaku ini." ucap Shan-xui yang kemudian mencoba untuk berenang.

"Nyonya." panggil seseorang.

Shan-xui berenang menuju tepian danau, sedangkan beberapa orang yang dari tadi hanya menontonnya nampak mereka sangat terkejut, sepengetahuan mereka seorang wanita yang bernama Lin-rang itu tidak bisa berenang sama sekali, namun sekarang dia berenang menuju tepian danau.

"Bagaimana bisa wanita itu berenang ke tepian danau? dia kan tidak bisa berenang." ucap beberapa orang yang ada di sana.

"Bagaimana bisa wanita itu berenang menuju tepian danau?" ucap seorang wanita.

"Selir Wei xian tidak usah khawatir, aku yakin ini hanya kebetulan saja." jawab pelayan wanita bernama Wei xian.

Shan-xui merangkak menuju tepian danau, dia bernafas terputus-putus Karena kelelahan. "Ya Tuhan, apa yang terjadi? aku kan seharusnya di rumah sakit? lalu kenapa tiba-tiba aku bisa berada di danau seperti ini? kecebur lagi." ucapnya sembari menata nafasnya.

Seorang wanita yang tidak lain pelayan dari Lin-rang atau tubuh baru yang sekarang di tempati oleh Shan-xui mendekatinya. "Nyonya, nyonya baik-baik saja?" tanya si pelayan dengan wajah sangat ketakutan.

Namanya Ming-na, pelayan dari Lin-rang yang selalu dijadikan bulan-bulanan oleh orang-orang yang ada di kerajaan.

"Hadehhhh..., iya. aku tidak apa-apa." jawab Shan-xui yang masih belum menyadari kalau sekarang ini dia berada di tempat yang tidak seharusnya.

Shan-xui merebahkan tubuhnya, menatap langit gelap yang tidak ada penampakan bintang sama sekali. "Aneh banget, kenapa aku bisa kecebur di tempat seperti ini, harusnya aku kan berada di rumah sakit, aku kan ditabrak oleh mobil yang tiba-tiba muncul di depanku?" Shan-xui yang masih memikirkan mengenai kejadian yang menimpanya.

Pelayan bernama Ming-na itu terus berbicara dengan Shan-xui, namun dia tidak menghiraukannya sama sekali, dia malah fokus memikirkan mengenai Kenapa dia berada di tempat yang sedikit berbeda. Setelah memikirkan sesuatu yang aneh itu Shan-xui kemudian duduk, tanpa sengaja dia menatap tangannya yang terlihat sudah mulai pucat. mm

"Memangnya siapa yang melempar ku ke danau? aku seharusnya berada di rumah sakit kan?" ucapnya sembari menatap jari jemarinya.

"Nyonya..," panggil Ming-na yang kemudian langsung memeluk Shan-xui.

Shan-xui nampak terkejut, ketika ada seseorang yang tiba-tiba memeluknya. "Kamu ini siapa? Kenapa tiba-tiba memelukku?" Shan-xui kemudian mendorong tubuh Ming-na. namun sesaat kemudian malah dia terkejut melihat wajah gadis yang memeluknya. "Apa yang kamu lakukan di sini, Wei-lan?" tanya Shan-xui saat melihat sosok yang dia kira Wei-lan.

"Nyonya, apa yang nyonya katakan?" tanya Ming-na bingung.

*Bersambung*

Terima kasih sudah membaca novelku, baca juga novelku yang lainnya.

*Isteri bar-bar bos mafia

*Jangan sakiti aku

*Kekasih gelap suamiku

*Delisa

Dan masih banyak lagi, semoga suka dengan karyaku, mohon dukungannya juga ya. Terima kasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!