NovelToon NovelToon

Menikahi Pria Culun

Alicia Margaretha Erlangga

" Bundaaaaaaa... Dadddyyyyy, "

" Astaghfirullahalazim..kenapa lagi tuh anak? " Kaget Nayla yang hampir menjatuhkan piring yang ada di tangan nya.

Langkah kaki panjang menuruni sebuah tangga di rumah Mansion mewah. " Bunda! Daddy! "

" Ayesha, jangan lari - lari! " Al menggelengkan kepala melihat kelakuan anak paling bungsu.

" Huaa.. haaaa. huu. haaa.. bentar, Bund, Ayesha minum dulu, " Ayesha yang kehabisan nafas karena menuruni anak tangga langsung merampas gelas minuman yang ada di atas meja.

" Woy, itu punya gue, " Kesal Leonardo( Anak. pertama pasangan Al dan Nayla).

" Yaelah, Bang.. pelit banget cuma minta dikit doang, " Ayesha mengembalikan minuman jus yang telah tandas itu.

" Kebiasaan Lo, udah habis baru di balikin." Kesal Leo, tetapi Ayesha adalah adek kesayangan nya, setidaknya tidak pernah membuat onar.

" Kamu kenapa lari - lari gitu, terus Kakak kamu mana, kan Bunda suruh panggil? " Tanya Nayla tak melihat keberadaan anak bar - bar nya itu.

Wait... Ayesha seperti melupakan sesuatu. Sedetik kemudian, Ia mengingatnya dan menepuk jidatnya sendiri. " Oh astaga! Aku hampir lupa, itu Bund.. kak.. kak Alicia! "

" Iya kemana Alicia? Bunda suruh kamu panggil, kan. Kok dateng nya sendiri, "

" Ish dengerin dulu aku ngomong, " Ayesha cemberut, belum selesai sudah langsung di potong.

" Udah gak usah di majuin tuh bibir, minta di cipok deh kayanya, " Celetuk Leo mendapatkan tatapan tajam dari Ayesha.

" Emang Bang Leo kira Ayesha itu kaya Abang yang suka main nyosor sana, nyosor sini, celup sana, celup sini.. " Balas Ayesha tak mau kalah.

Pletak!

" Aww.. sakit tau, " Ayesha memegangi kepalanya yang di jitak oleh Leo.

" Makanya tuh mulut kalo ngomong di filter dulu, nyosor pernah, tapi kalo nyolok gue juga mikir - mikir, gue gak mau nanam benih gue sembarangan, setidaknya harus di ladang yang bagus biar hasilnya juga perfect, gak kaya sih Alicia tuh, " Timpal Leo santai tak menyadari tatapan bahaya dari Bundanya.

" Jadi maksud kamu, Daddy kamu salah nanam benih ke tanah Bunda, begitu, " Leo tersedak makanan nya.. Salah ngomong gue.

" Iiihhhh, kok jadi pada berantem, ini dengerin dulu, udah emergency tingkat sepuluh ini, "

" Ya udah cepetan mau ngomong apa, dimana Kakak kamu? " Tanya Nayla sekali meskipun Ia masih sedikit kedal dengan anak sulung nya.

" Kak Alicia.. dia LARI DARI RUMAH, "

Haa?! " Al dan Nayla melongo.

Semua berlari meninggalkan ruang makan dan menaiki tangga menuju kamar Alicia, tetapi berbeda dengan Leo yang hanya berjalan santai, Ia sudah menebak bahwa adek nya itu pasti akan membuat masalah baru lagi hari ini. Memang sungguh aneh saat rumah tampak tenang dan sepi, di saat sang pembuat onar berada di rumah.

Di Dalam Kamar..

" Itu Dad, " Ayesha menunjuk arah balkon kamar, menarik sesuatu yang terikat di pagar pembatas.

Sebuah seprai!

Al dan Nayla menghela nafas mereka...

" Kenapa lagi Dad, lari lagi tuh anak dari rumah, kan udah Leo bilang percuma di kurung, di kasih penjagaan ketat, banyak keamanan di rumah, tetep aja ke bobol juga kan, Daddy sama Bunda kaya gak tau aja sikap nya tuh cewek bar - bar, dia itu ibarat nya tikus yang nyari makan, gak bakal ada yang lihat." Seru Leo sembari bersandar di dinding dengan tangan di silang ke depan dada.

" Gimana ini sayang, aku khawatir sama Alicia, " Nayla memijit pangkal hidung nya, anak keduanya itu tidak pernah sehari pun membuat orang tuanya tenang.

Al mengusap wajah kasar. " Kita cari anak itu.. Leo kamu juga ikut, " Tak sempat menolak, Leo hanya bisa pasrah saat Al menarik tangan nya.

"Gue lagi kan yang di suruh cari.. Aish, tuh anak bener - bener ya nyusahin aja. "

" Gak usah ngedumel, dia adek kamu, " Al juga pusing oleh kelakuan anaknya, tapi mau bagaimana lagi. Dari lahirnya udah begitu.

" Dia itu anak Daddy, mirip sama Daddy, jangan - jangan pas muda Daddy juga kaya gitu ya, " Leo menyipitkan matanya curiga.

" Enak aja, yang bar - bar itu Bunda kamu ya, bukan nya Daddy. "

" Kok jadi aku sih sayang.. enak aja nyalahin aku, kamu ya yang nanam bibit nya, kamu siram pakek apaan sampe kelakuan tuh anak satu kaya gitu, " Nayla memberengut kesal.

" Pakek susu kental manis, " Celetuk Al membuat Ayesha tertawa terbahak-bahak.

              ~~~

Sementara di tempat lain...

" Hei! Hei! Lis, mendingan lo stop deh, ini udah gelas ke -8 , lo udah mabuk, " Vio merampas gelas, salah satu sahabat Alicia ini sangat cerewet membuat Alicia menjadi gerah.

Dalam keadaan setengah sadar, Alicia tersenyum sinis. " Berisik lo semua, mending lo diem deh, gue udah capek di omelin mulu sama bokap di rumah, sekarang lo mau larang gue, mending lo pergi, " Usir Alicia setengah mabuk.

Ayu menggaruk kepalanya yang tak gatal, kelakuan Alicia memang semakin hari semakin menjadi. " Lis, gue kasih tau ya sama lo, semua orang tua itu mau yang terbaik untuk anak nya, mereka berusaha mendidik anaknya agar tumbuh menjadi sosok yang membanggakan, apapun yang di lakukan sama mereka, itu karena mereka sayang sama lo, "

" Ck, bosen gue dengerin ceramah lo berdua.. " Alicia meneguk segelas miras beralkohol lagi. " Ngomong - ngomong Adel kemana, tuh anak katanya mau kesini, "

" Gak boleh nyokap nya, " Timpal Vio sembari memutar bola matanya malas.

" Ciihhh, anak mami, "

" Dari pada lo, anak durhaka, udah kabur dari rumah terus sekarang malah mabuk - mabukan di club malam, " Seru Vio membuat Alicia sedikit kesal.

" Kalo lo berdua kesini cuma bikin kuping gue panas, mending lo berdua cabut, Hus Hus Hus, " Alicia mengusir kedua teman nya itu pergi.

" Ngeselin lo, kita udah bela - belain datang meski kena omel nyai ratu, lo gak tau gimana nyai ratu gue kalo udah ngamuk, beuh, serem." Meski sedikit dongkol, Vio , Ayu dan Adel adalah sahabat baik Alicia di SMA, mereka juga anak dari keluarga konglomerat meski tak memiliki kekuasaan sebesar keluarga Alicia.

Smith Academy High School, sekolah terelit di kota J yang menampung para anak konglomerat untuk terlibat di dalamnya, hanya mereka yang memiliki kekuasaan yang bisa berada di sekolah itu, sekolah itu juga memberikan kesempatan beasiswa bagi murid - murid yang kurang mampu.

Reputasi sekolah itu sangat bagus dan mendapatkan peringkat pertama sebagai sekolah terbaik di tahun XX, namun di dalam nya menyimpan rahasia yang akan membuat siapapun menyesal karena telah memasuki sekolah tersebut.

Alicia memicingkan mata saat Ia melihat sosok pria yang sangat Ia kenali. " Itu sih culun, bukan? " Alicia menunjuk seseorang, Vio dan Ayu menoleh dan tidak melihat siapapun.

" Apaan sih? " Tanya Vio melihat kesana kemari mencari sosok yang di tunjuk oleh sahabatnya.

" Sih culun, itu yang sering jadi budak kita, tadi gue lihat dia disini, " Penglihatan Alicia mendadak menjadi burem.

" Otak lo miring kek nya, gak mungkin sih culun bakal dateng ke club malam, secara dia itu kutu buku, kerjaan nya cuma diem di depan buku, " Ucap Ayu sambil memutar mutar gelas yang berisikan wine di tangan nya, dan meneguk hingga habis.

" Wah, gak beres nih anak, udah ayo pulang, kayanya lo udah kebanyakan minum deh, " Alicia menepis kedua tangan sahabat nya dan berjalan sempoyongan, mereka menghela nafas kasar dan memilih mengikuti langkah kaki Alicia. Tapi sayangnya keduanya kehilangan jejak karena ada beberapa pria yang menghalangi mereka.

" Tadi perasaan.. dimana sih culun ya, " Alicia terus mengoceh dengan penglihatan yang semakin berat, sampai tidak sadar ada sepasang mata yang tersenyum menatapnya.

Saat Alicia hendak jatuh, kedua tangan kekar menangkapnya, membawanya ke dalam dekapan nya." Lo si culun, bukan? " Lirih Alicia, lama kelamaan kepalanya menjadi pusing dan hilang kesadaran. Alicia pingsan dalam pelukan pria itu.

" Ck, nyusahin aja nih cewek, pakek acara mabuk - mabukan lagi, cantik sih cantik, sayangnya bar - bar."

Dari kejauhan tampak banyak pasang mata melirik ke arah Alicia yang berada dalam pelukan sang pria. Merasa iri? Tentu saja, banyak pria yang mengejar cinta seorang Alicia Margaretha Erlangga, selain cantik, Alicia juga anak dari keluarga besar. Pria itu menyadarinya dan segera membawa Alicia pergi dari sana.

Kemarahan Al

" Sssss.. ahh.. ahh, "

" Aku mencintaimu Alicia.. sangat, sangat mencintaimu, "

" Ahh.. Ahhh... "

Tidak.. apa yang ku lakukan.. ah sial! Om Al bisa membunuh ku jika aku menyentuh anak nya.. kau benar - benar gila.. Pria itu tersenyum seraya mengecup kening Alicia, wanita yang sudah lama Ia cintai itu. Aku akan membawamu ke dalam pelukan ku, sayang. Tinggal menunggu hari dimana kamu akan menjadi milik ku selamanya.

Alicia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut, Ia mencoba untuk duduk di saat tubuh nya sangat lemas dan perutnya terasa di aduk - aduk, dengan sekuat tenaga, Ia mengumpulkan penglihatan nya, menerima nyawanya kembali ke alam sadar. Seketika matanya memicing kala Ia berada di ruangan yang asing.

Ini seperti kamar hotel!

Wait.. Kenapa Ia bisa ada di kamar hotel? Alicia langsung bangkit dari ranjang dengan kaki yang hampir terhuyung dan membuatnya jatuh, untung saja Ia bisa menyeimbangi berat tubuh nya. Ia menunduk ke bawah.. Huft! Syukurlah pakaian nya masih utuh, itu artinya Ia tidak melakukan apapun yang akan membuat orang tuanya murka.

Pertanyaan nya. Kenapa dia bisa ada di kamar hotel?

Alicia memejamkan matanya, ingin mengembalikan potongan - potongan ingatan yang mungkin bisa menjawab semua pertanyaan nya. Hasil nya membuat seorang Alicia menggeram frustasi, Ia sama sekali tidak ingat.

Tapi tunggu! Seperti ada yang terlewat.

Alicia melirik ke atas ranjang, Ia seperti mengalami deja vu dan merasa bahwa dirinya berada di bawah kungkungan seseorang, mengeluarkan suara desahan - desahan laknat.

Alicia menggeleng Ia menepis perasaan nya itu, sekarang yang harus Ia pikirkan, bagaimana caranya bisa melarikan diri dari hukuman Daddy nya.

Alicia segera mengambil tas yang ada di bawah ranjang dan bergegas keluar, Ia memesan taxi dan menunggu nya sekitar 5 menit. Dalam perjalanan Ia hanya bisa berdoa agar dirinya di selamatkan dari amukan sang baginda raja. Memikirkan wajah marahnya membuat Alicia ingin menjauh dan pergi ke antartika, tapi tak mungkin juga, mau makan pakai apa Ia jika setelah Ia pergi justru malah menjadi gelandangan karena Daddy nya pasti akan memblokir kartu kehidupan nya.

Alicia telah sampai di depan sebuah Mansion yang sangat mewah, Ia menggunakan akses sidik jari untuk membuka gerbang Mansion, biasanya Ia membawa remot tapi karena Ia kabur dari rumah sampai tidak kepikiran membawanya.

" Alhamdulillah, " Suara seseorang membuat Alicia tersentak kaget. " Non Alicia akhirnya pulang juga, Bapak sama Nyonya sudah mencari sejak kemaren, Non Alicia kemana saja? " Mang Suryo, tukang kebun Mansion bertanya.

" Ya ampun Mang Suryo ngagetin aja sih, " Alicia mengelus dadanya. " Gimana keadaan rumah pas saya pergi? " Tanya Alicia penasaran.

Mang Suryo menghela nafas kasar. " Kacau Non... bapak sejak kemaren malam marah - marah pas Non masih belum di temukan, semua pengawal kena amuk sama Bapak, Bapak udah kaya orang kesetanan Non, " Mang Suryo masih ingat jelas bagaimana kemarahan Al pada semua anak buah nya saat gagal menemukan keberadaan Alicia dan membiarkan Alicia pergi dari Mansion padahal keamanan nya sangat ketat.

Alicia menelan ludah, Ia bisa merasakan bahaya saat akan memasuki rumah. Mundur aja kali ya, anggap aja mundur sebelum berjuang, dari pada mati, mending kabur dari sekarang.

Alicia sudah bersiap untuk melangkah keluar, Ia tidak sanggup menghadapi persidangan Daddy nya, karena Ia sangat tau watak dari Daddy nya, jika menyangkut keluarga, Daddy nya bisa menjadi sangat beringas. Apa lagi dulu Daddy nya terkenal sebagai ketua dari organisasi bernama Cammora tetapi nama organisasi itu telah tergantikan menjadi Red Devils, yang pastinya jauh lebih menyeramkan.

Tapi apalah daya seorang Alicia, saat hendak berbalik keluar gerbang, sesosok pria menyeramkan sudah berdiri dengan tangan bersedekap di depan dadanya.

" Baru pulang lo? " Tanya Leo datar membuat Alicia menelan saliva nya, setiap pagi memang Leo selalu lari pagi untuk membentuk tubuh kekar nya. " Enak ya happy - happy di luar sana, sementara yang disini kalang kabut cuma nyari satu curut doang, " Alicia hanya cengengesan seperti orang yang tak berdosa.

" Abang.. " Alicia tersenyum canggung. " Dari mana Bang? "

Leo tak menjawab, Ia justru mendekat dan mengendus - endus tubuh adek nya. " Bau alkohol.. " Alicia kembali menelan ludah nya. " Jangan bilang semalaman lo party di club? " Tatapan Leo mengintimidasi, Ia selalu melarang Alicia untuk pergi ke tempat itu karena rasa sayang nya, Ia tau banyak laki-laki brengsek di dalam club, apa lagi wajah Alicia sangatlah menarik banyak kaum hawa.

" Sini.. " Leo menarik tangan Alicia. Yang di tarik hanya bisa pasrah , alamat bakal di interogasi ini mah.

             ~~~~

Brak!

Al menggebrak meja, Alicia menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah Daddy nya yang sudah di kuasai oleh amarah.

" Sayang, jangan marah - marah dong, kita bicarakan baik - baik, " Al menghiraukan Nayla yang sejak tadi berusaha menenangkan nya.

" Kamu diam, " Bentak Al membuat nyali Nayla menciut, tatapan mata Al beralih pada Alicia yang bersujud di lantai. " Dari mana kamu.. DARI MANA JAM SEGINI BARU PULANG?! Mau kamu apa sih, Daddy udah capek sama semua tingkah laku kamu. Sering bolos, keluyuran gak jelas, berfoya-foya menghabiskan uang, mau jadi apa kamu? Kalo kamu sudah tidak berniat sekolah lebih baik berhenti, jadi gelandangan sekalian, "

Alicia bergetar, air matanya sudah menumpuk, Ia berdiri menatap wajah Daddy nya dengan penuh ketakutan. Detik kemudian Alicia kembali menundukkan kepalanya. " Maaf! " Lirih nya, suaranya bergetar, air mata lolos begitu saja.

Meski Daddy nya sangat keras jika menyangkut hidup nya, tetapi Alicia sangat menyayangi Daddy nya lebih dari Bunda nya sendiri.

" Nayla, kamu urus anak kamu, " Al berpaling, Ia sudah tidak kuat menghadapi kelakuan anak keduanya ini.

" Alicia, sekarang kamu bilang sama Bunda, kamu pergi kemana saja semalaman sampai jam segini baru pulang? " Nayla bertanya dengan lembut.

Alicia menatap Nayla, berkata dengan jujur. " Dari Club malam Bund, "

Al kembali tersulut emosi, tempat laknat itu memang harus di hancurkan. " Club? KAMU BILANG CLUB.. Oh bagus kamu! Orang tua disini sibuk mikirin kamu dan kamu malah berfoya-foya di dalam club, kenapa? Udah berapa banyak pria yang kamu tiduri? "

Deg!

" AAALLLL.. " Nayla berteriak, jelas dirinya tidak terima atas fitnah Al terhadap putrinya. Hatinya begitu sakit saat kata - kata itu lolos dari mulut Suami nya.

Ucapan menohok yang keluar dari bibir Daddy nya membuat dirinya serasa tertancap oleh ribuan jarum lancip, sakit tapi tak berdarah.

" Aku cuma mau nenangin pikiran aku, Dad.. aku juga butuh hiburan, aku capek Daddy terus mengekang aku, tapi bukan berarti Daddy bisa nuduh aku kaya gitu. " Alicia sudah menangis.

" Nenangin kamu bilang? Dengan cara apa.. mabuk - mabukan, menghamburkan uang dan apa lagi.. party sama cowok, begitu?! " Suara Al lebih tinggi dari sebelum nya, emosinya sudah tidak bisa di kendalikan. Ledak lah sudah seperti bom.

Ayesha yang sejak tadi mendengarkan kemarahan Al, sekarang berjalan memeluk Kakak nya, Ia tidak percaya jika Daddy nya akan mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu.

Sebagai seorang Ayah, Al hanya ingin menjaga putrinya. Salahkah itu.

Al juga menyesali kata - katanya, Ia mendekat untuk meminta maaf, tapi alangkah terkejut nya dia saat melihat sesuatu yang menguatkan asumsi nya. Al menyingkirkan sedikit rambut Alicia untuk bisa melihat lehernya. " Ck, apakah menenangkan diri dengan cara memberikan mahkota kamu sama seorang pria? "

Nayla melotot dengan mata memanas. " Cukup Al! Kamu sudah keterlaluan, " Bentak Nayla dengan suara tinggi.

" Keterlaluan kamu bilang.. coba kamu lihat leher anak kamu, " Al menunjuk sebuah tanda merah yang berada di leher Alicia.

Semua memandang nya, alangkah terkejut nya Nayla melihat tanda Kissmark tercetak jelas disana. " Astaghfirullahalazim.." Nayla menutup mulut nya tak percaya. "Alicia, tanda apa yang ada di lehermu."

" Ada apaan Bund, " Alicia mengerutkan dahi bingung.

" Kak, kenapa leher Kakak merah begitu? " Ayesha yang masih polos tak tau apapun, berbeda dengan Leo yang mengerti tanda itu.

Alicia mengambil cermin nya dari dalam tas dan melihat ke arah tatapan mata semua. Seketika matanya melotot, lututnya melemas, Ia menjatuhkan kaca yang ada di tangan nya hingga retak.

Sejak kapan tanda itu ada?

Keputusan Al

Tubuh Al meradang, matanya menyorot tajam manik yang sudah berair, Alicia menundukkan kepalanya mencoba mengingat siapa pelaku dari tanda yang ada di lehernya, kepalanya membeku tak bisa mengumpulkan ingatan itu. Alkohol sialan. Apakah mahkota kehormatan nya sudah menghilang? Pikirnya gelisah, tapi seperti nya tidak mungkin karena saat Ia bangun, area sensitif nya tidak merasakan apapun

Kata orang, gadis yang di renggut mahkota keperawanan nya pasti akan terasa ngilu di bagian sensitif nya. Sementara Alicia tidak merasakan itu semua.

" No Dad.. aku masih suci, pliss percaya sama aku, aku yakin kalo aku masih gadis kok, " Alicia mendekat, ingin membujuk Al. Akan tetapi Al berjalan mundur.

" Cukup!" Al mengangkat tangan nya, menunjukkan lima jari, tanda harus berhenti. " Entah kamu masih suci atau enggak, kenyataan kamu sudah di sentuh oleh pria lain, itu gak akan merubah apapun. " Al menghela nafas singkat, menetralkan gejolak amarah yang masih tersimpan.

" Gak ada pilihan lain, kamu harus segera Daddy nikahkan, " Sontak mata Alicia membelalak. What? Nikah! Ngurus diri sendiri aja kadang kagak bisa, ini di suruh nikah, batin Alicia.

" Enggak Dad, Alicia gak mau, lagian Alicia masih sekolah dan belum lulus, apa kata orang kalo Alicia menikah sekarang, pliss Dad! Daddy bisa hukum apapun tapi enggak menikah, aku masih muda, masa remaja aku masih panjang, aku gak mau itu semua hilang cuma karena ikatan pernikahan.. " Alicia memelas berharap bahwa Al akan merubah keputusan nya.

" Pernikahan kamu bisa di sembunyikan hingga kamu lulus, dan lagi pula jika masa remaja yang kamu bilang itu adalah kebebasan hingga merusak dirimu dengan minuman beralkohol, lebih baik hentikan masa remaja itu, kamu tau, di usia yang masih muda Daddy dan Bunda kamu sudah bekerja keras, kami masih bisa menikmati masa - masa muda meski ada ikatan pernikahan, dan yang pastinya kami tau batasan.. keputusan Daddy sudah final dan kamu harus menikah, " Tegas Al tak mau di bantah.

Alicia mengepalkan tangan nya, air matanya sekali lagi ingin memberontak keluar. " Dad pliss! Bunda, Bang Leo, Alicia gak mau nikah muda, " Alicia merengek, menatap Abang dan Bundanya memohon agar mereka ikut membujuk Daddy nya. Tapi tak ada yang berani melawan Al, karena mereka tau mungkin inilah yang terbaik.

Alicia bersujud menyentuh kaki Al, air matanya tumpah membasahi jemari kaki Al. " Dad, Alicia akan berubah, Alicia gak akan mabuk - mabukan lagi, Alicia salah tapi jangan nikahkan Alicia. Apa lagi Alicia gak kenal siapa orang itu. Dad! Alicia mohon, " Al mundur, melepaskan tangan Alicia dari kakinya.

Dia duduk di sofa sembari memijit kening nya yang merasa pusing. " Keputusan Daddy sudah bulat dan kamu tidak bisa menolak, beberapa hari lagi kita akan datang ke rumah calon mertua kamu, "

Duaarrr

Bagaikan petir yang menyambar kehidupan nya, akan merubah segalanya. Oh no! Jika tau akan seperti ini, lebih baik sejak awal Ia tidak melarikan diri, Alicia mengutuk orang yang meninggalkan tanda kepemilikan itu. Karena nya Ia harus menikah.

" Dad, " Lirih Alicia.

Al berpaling, Ia tidak mau lemah menatap mata Alicia . Manik matanya beralih pada Ayesha yang juga menangis. " Dan untuk kamu Ayesha, mulai besok kamu akan pindah ke sekolah Alicia untuk mengawasinya. " Ayesha terkejut dan jelas saja Ia protes.

" Loh Dad.. kok pindah sih? Aku gak mau masuk sekolah itu, " Meski terisak sedikit, Ayesha tetap menolak keras.

Ayesha memang berbeda dengan Kedua kakak nya, Ia ingin hidup seperti orang biasa tanpa ada embel - embel kekayaan keluarga. Selama ini mereka yang mengenal Ayesha hanya menganggap Ayesha sebagai gadis sederhana. Tak ada yang tau identifikasi Ayesha sebagai putri penguasa, Ayesha selalu datang ke sekolah menggunakan sepeda dan itupun harus di ikuti oleh beberapa pengawal dari belakang untuk mengawasi keselamatan nya.

Jika Alicia bersekolah di tempat yang elite, berbeda dengan Ayesha yang bersekolah di tempat biasa, karena baginya itu lebih nyaman. Apa lagi Ayesha adalah murid yang sangat pintar dalam semua mata pelajaran. Hampir semuanya sempurna.

" Tidak ada penolakan, Daddy akan tetap mengurus surat kepindahan kamu ke sekolah Alicia, dan tugas kamu adalah mengawasi Alicia, "

" Daddy kira mataku ini CCTV apa? Lagian, aku sering denger rumor aneh tentang sekolahan itu dari teman ku, mereka bilang hanya anak orang kaya yang akan sekolah tenang di sana, sementara orang miskin pasti akan jadi bulan - bulanan di sekolah itu, gimana kalo aku di bully?" Ayesha memanyunkan bibirnya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan sekolah nya jika pindah.

Nayla, Al, Alicia dan Leo yang mendengarkan menatap dengan heran. Bukankah mereka lebih berkuasa bahkan paling berkuasa, keluarga mana yang berani dengan keluarga mereka?

" Kenapa kalian lihatin Ayesha kek gitu? " Tanya Ayesha masih dalam mode cemberut.

" Dek, lo gak salah ngomong gitu, lo kira keluarga kita miskin gitu, lagian setahu Abang, di sekolah Smith Academy High School itu yang paling berkuasa ya Kakak mu ini, " Menunjuk ke arah Alicia. " Siapa yang berani sama adek dari Alicia Margaretha Erlangga. " Leo sedikit bergurau menaik turunkan alisnya menatap Alicia.

" Ck, nyebelin. " Alicia yang tadinya menangis, sekarang justru ikutan cemberut.

Leo mendekat, membawa Alicia berdiri dan memeluknya, Leo memang terkadang menyebalkan tapi jika menyangkut adek - adek nya, Ia bisa berubah menjadi begitu posesif. " Udah kamu jangan nangis lagi, jelek tau tuh muka kalo berair, mendingan kamu coba temuin dulu jodoh kamu, siapa tau kamu langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, " Leo masih gencar meledek nya.

Apa? Seorang Alicia Margaretha Erlangga yang terkenal play girls ( Suka gonta ganti pacar) Jatuh cinta. Alicia ingin tertawa dan menangis secara bersamaan, selama ini Alicia hanya berpacaran main - main saja, tak ada satupun dari mereka yang Alicia cintai. Semua hanyalah bahan hiburan untuknya.

Alicia tak menjawab, Ia hanya memegangi perutnya. Bunyi suara krunyuk, krunyuk. Suara perut mendemo untuk di isi. " Bang, lapel.. mau makan naci goleng buatan Abang, boleh? " Mendadak suara Alicia berubah menjadi bocah berusia 4 tahun yang belum lancar berbicara, seketika gelak tawa terdengar.

               ~~

Jangan berpikir bahwa Al sudah melepaskan pria yang melakukan itu pada Alicia. Ia tidak akan membiarkan pria yang telah menggoreskan berlian nya pergi begitu saja, Ia sudah meminta seseorang untuk mencari tahu siapa pria yang memberikan tanda itu.

Berupa rekaman CCTV yang di dapatkan olehnya. " Tuan besar.. ini rekaman CCTV yang saya dapatkan, " Vino asisten pribadi Al memberikan berupa bukti.

" Sudah Papa bilang, jika cuma berdua jangan memanggil dengan sebutan itu, " Protes Al pada anak angkatnya ini.

Vino tersenyum melihat Al sedikit cemberut. " Maaf Tuan besar, saya___"

" Papa, " Tekan Al sekali lagi. " Panggil Papa atau keluar, "

" Baiklah Papaku yang pemarah, " Vino tersenyum, Ia memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada Al yang telah berjasa dalam kehidupan nya, meskipun orang tua kandung nya ( Bayu dan Citra) Sering membujuk nya untuk memimpin perusahaan Bayu yang mulai berkembang saat ini. " Ini, lihat dulu rekaman CCTV nya, "

Al melihat nya, seketika Al tersenyum sinis saat Ia melihat siapa pria itu. " Panggil Red Devils, ikut bersamaku. " Vino menelan saliva, jika sudah membawa pasukan Red Devils, pasti akan terjadi sesuatu.

Sementara di Mansion besar lain nya, sepasang Suami Istri sedang tertidur pulas, saling berpelukan dan saling menyelami dunia mimpi masing - masing. Tanpa mereka sadari bahaya sedang berjalan ke arah mereka.

" Tuan.... nyonya... tuan... nyonya, " Teriak ART menggedor - gedor pintu kamar utama.

Seketika kedua pasangan itu terbangun dan saling melirik seperti bertanya ' Ada apa?

Pria paruh baya yang mungkin berusia 39 tahun terbangun berma Istrinya. " Ada apa Bi? " Tanya sang Istri.

" Tuan.. nyonya.. Mansion di serang, " Kata Bi Darmi ( Pembantu)

" Apa?! " Keduanya tampak terkejut. " Siapa yang menyerang malam - malam begini? " Tanya pria itu sembari berjalan menuruni tangga.

" Red Devils, Tuan! "

Langkah mereka terhenti, mata sepasang Suami Istri itu terbelalak. " RED DEVILS, "

Di luar, Al telah membobol masuk ke rumah seseorang yang sangat Ia kenali. " Firmaaaaaan, "

" Hei! Keluar kamu atau aku bakar Mansion mu, " Teriak Al, suaranya menggema di seisi rumah.

Pasangan pria dan wanita paruh baya yang usianya masih 39 tahun segera menuruni tangga dan melihat seseorang yang menatap mereka dengan tatapan sulit di artikan. Mereka yang tak lain adalah Firman dan Widia menelan saliva kala Al memegang senjata api di tangan nya.

" Firman, Widia! kalian berdua ingin mati, " Suara Al tenang dan penuh intimidasi.

Mampus..

" Kalian tau apa yang sudah putra kalian perbuat kepada putriku, "

Apa lagi yang anak itu lakukan?

" Putra kalian sudah menodai putriku, "

" Haa?! " Mata Firman dan Widia kembali membulat sempurna.

Dalam hati mereka ketar - ketir... Anak kurang ajar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!