" Mas, kenapa akhir-akhir ini pengeluaran perusahaan sangat membengkak sementara proyek yang kita garap pun belum semuanya rampung!" kata ku pada Mas Leo.
Selama ini aku mempercayakan perusahaan milik keluargaku padanya, apalagi dalam keadaan ku yang tengah hamil besar seperti ini. Sangat tidak memungkinkan aku untuk memegang perusahaan.
"Apa maksudmu? Uang perusahaan itu tidak semata-mata digunakan untuk menutupi proyek, tapi juga untuk gaji karyawan dan juga kebutuhan perusahaan lainnya. Seperti listrik, air dan lain sebagainya. Kamu kira itu tidak di bayar pakai uang?!" Jawab Mas Leo dengan nada keras.
"Aku tau Mas, tapi,,,,,"
"Ahh sudahlah,,, tau apa kamu soal perusahaan! Semua nya baik-baik saja meskipun pengeluaran membengkak seperti itu, toh keuangan perusahaan juga aman-aman saja!!" kata Mas Leo membuatku menghela nafas kasar.
"tapi kalau setiap bulan pengeluaran seperti ini, perusahaan kita bisa bangkrut mas! Kamu jangan menyepelekan seperti ini, apalagi dalam beberapa bulan ini juga tidak ada satu pun tender yang bisa kamu menangkan. Semua proyek yang sedang berjalan itu proyek lama, ck,,,,,!!" jawabku dengan nada kesal.
Kadang aku berfikir,,, apakah aku salah memberikan perusahaan pada Mas Leo, apakah aku harus mengambil kembali semuanya setelah aku lahiran nanti.
"Sudahlah,,, kamu tenang saja, perusahaan tidak akan bangkrut seperti yang kamu takutkan!" kata Mas Leo yang berusaha menenangkan ku.
Aku pun menganggukkan kepala sebagai jawaban. Tapi, tanpa Mas Leo ketahui, aku meminta seseorang untuk mencari tau semua nya dengan detail. Bahkan aku meminta orang kepercayaanku untuk menaruh CCTV tersembunyi dan juga alat perekam, sehingga aku bisa mengawasi Mas Leo dari rumah.
"baiklah,,, aku harap kamu bisa menjaga kepercayaanku!" kataku yang langsung di jawab anggukkan kepala cepat.
"iyaa tentu saja,,,," jawab nya sedikit gelisah.
Tanpa menghiraukannya lagi, Aku kembali masuk kedalam kamar pribadi kami. aku pun menghubungi orang suruhan ku.
"Cari tau semuanya, aku tidak mau ada yang terlewat sedikit pun!" kataku setelah telpon terangkat.
( baik,,, saya akan pastikan semua nya lengkap dengan data yang filed!) jawab orang tersebut membuatku tersenyum puas.
"bagus!" jawabku yang langsung mematikan telpon secara sepihak.
( lihat saja, sampai kamu berani mempermainkan aku. Aku akan membuatmu menyesal seumur hidup, begitu pun dengan keluargamu itu!) gumam ku dalam hati sambil menggenggam erat ponsel mahal milikku.
"Waktu nya makan malam Nyonya" kata Asisten rumah tangga ku yang sudah lama setia pada keluarga ku.
"baik bi,,, sebentar lagi aku turun,, bibi tolong panggilkan Mas Leo ya bi" kataku.
"baik Nya,,, tapi"
" tapi kenapa bi?" tanya ku yang merasa heran dengan bibi.
"Ah tidak apa-apa Nya,, saya kebawah lagi kalau begitu ya Nya, saya akan panggil Tuan untuk menyusul Nyonya ke ruang makan!" kata bibi membuatku tersenyum kecil.
"sudah ku bilang tidak perlu memanggil Nyonya bi, bibi kan sudah lama kerja dengan orang tua ku. Biasanya juga bibi panggil aku Non Rere, kenapa setelah aku menikah malah bibi ga mau panggil aku Non lagi" kataku mencebikkan bibir.
Bibi pun menundukkan kepala, padahal aku tau jika semua itu atas kemauan dari Mas Leo. Selama ini Mas Leo memang begitu menikmati perannya sebagai menantu dari seorang pengusaha terkenal sehingga Mas Leo terlampaui lupa diri dia berasal dari mana.
"Maaf Non,,,," kata bibi.
"Ahhh sudah lah bi,, seharusnya bibi tau, kalau ini rumah ku dan bibi harusnya mengikuti perkataanku bukan perkataan Mas Leo. Tapi, yasudahlah kita lihat saja sampai mana permainan ini" kataku membuat bibi menyeritkan kening.
"Maksud Non Rere apa?" tanya bibi membuatku langkahku terhenti dan tersenyum dihadapan bibi.
"do'a kan aku agar aku bisa menyelesaikan masalah ini bi. Bibi adalah orang kepercayaan Bunda dan juga Papi, pasti bibi tau apa maksudku" kataku kembali kembali membuat bibi menundukkan kepala.
"baiklah,, semoga berhasil, bibi akan bantu sebisa bibi" jawab bibi membuatku tersenyum lebar.
"bagus,,, bibi cukup pantau apa yang suamiku lakukan setiap hari nya dirumah ini, bibi tidak lupa kan kalau setiap titik dirumah ini ada CCTV nya. Bibi bisa lihat dari ruang pengendalian yang Mas Leo tidak pernah tau" kataku yang langsung di angguki oleh bibi.
"baik Non" jawab bibi dengan senyum mengembang.
"kalau begitu,, ayo kita kebawah, bibi silahkan panggil Mas Leo karna aku sudah tidak sabar untuk sampai di ruang makan. Rasanya cacing-cacing di perutku ini sudah mulai berdemo" kataku membuat bibi terkekeh kecil sambil membantuku menuruni anak tangga.
"sebetulnya apa yang Non Rere curigai?" tanya bibi dengan suara pelan.
"aku juga belum tau bi, tapi perusahaan saat ini benar-benar dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Keuangan perusahaan ada pengeluaran yang membengkak dan semua masuk kerekening Mas Leo, aku juga belum tau kebenarannya. Tapi, aku sudah meminta seseorang untuk mencari tau" kataku dengan jelas.
"bagaimana jika Papi tau Non?" tanya bibi membuatku menggelengkan kepala.
"pada dasarnya, aku yakin Papi pasti sudah tau bi. Hany saja Papi pasti membiarkan aku menyelesaikan semuanya sendiri, apalagi itu semua masuk kerekening pribadi suami ku" jawabku membuat bibi menganggukkan kepala mengerti.
"saya panggil Tuan dulu ya Non. Silahkan Non Rere makan terlebih dahulu" kata bibi setelah mengantarkan aku hingga ruang makan.
"baik,,, terimakasih bi" jawabku dengan senyuman.
"sama-sama Non" jawabnya sebelum meninggalkan ku di ruangan itu sendiri.
Setelah kepergian bibi, aku pun mulai menyendok nasi dan lauk sesuai dengan porsi ku.
"Makan yang banyak sayang" kata Mas Leo yang baru tiba mengagetkan ku.
"eh,, iyaa Mas, secukupnya aja. Perutku semakin membesar, jadi kalau makan banyak agak begah Mas" kataku dengan senyuman.
"iyaa,,, tidak terasa sebentar lagi kamu akan melahirkan" kata Mas Leo dengan senyum.
"iyaaa,, sepertinya kamu harus mengurangi kegiatanmu di kantor agar bisa menemaniku lahiran nanti" kataku sambil mengambilkan nasi dan lauk untuk Mas Leo.
"itu pasti sayang, aku sudah mempersiapkan waktu. Semoga tidak ada halangan yang mengharuskan aku turun tangan sendiri" jawabnya.
"serahkan saja perusahaan pada orang kepercayaanku mas, mereka bisa di andalkan" kataku yang langsung membuat reaksinya terkejut.
"Ahh,, tidak perlu sayang, lagi pula aku bisa menyelesaikan pekerjaan ku dalam satu dua hari besok. Jadi selebihnya aku bisa lebih santai dan akan meminta sekretarisku menunda meeting untuk bulan ini" jawabnya membuatku menyeritkan kening.
"mana bisa begitu Mas? Kalau itu meeting penting bagaimana? apalagi jika menyangkut dengan direksi, bukannya mereka pasti meminta rapat direksi secara besar-besaran bulan ini?" tanya ku membuatnya seketika terdiam.
"Ahh,, aku hampir melupakan itu, tapi kamu tenang saja sayang. Mereka pasti mengerti jika aku tidak dapat hadir di meeting tersebut" jawabnya.
Sangat terlihat jika Mas Leo menghindari meeting direksi pada bulan ini, ya karna dalam meeting kali ini akan di hadiri oleh semua komisaris dan juga pemilik saham perusahaan. Terutama Bunda dan juga Papi.
"Kamu tidak sedang lari dari tanggung jawab kan Mas?" tanyaku langsung tepat pada sasaran.
"ti-tidak,, tentu saja tidak, bukannya meeting direksi bisa diundur sampai kamu pulih. Bukankah kamu salah satu pemilik saham dan bagian dari direksi itu?" tanya Mas Leo.
"kalau aku, Mas Leo tenang saja. Aku akan diwakilkan oleh Bunda, karna bagian saham milikku itu masih milik mereka. Jadi, aku tidak begitu di perlukan disana. Aku menggantikan Papi, karna aku anaknya dan kebetulan Papi pemilik saham terbesar di perusahaan itu" kataku membuat Mas Leo menelan ludah.
"Ahh,, begitu, baiklah nanti akan Mas pikirkan" jawabnya dengan senyum canggung.
Setelah percakapan itu, kami memutuskan untuk melanjutkan makan. Setelah selesai, Mas Leo kembali berpamitan memasuki ruang kerja.
"Mas kembali ke ruang kerja dulu sayang, masih banyak pekerjaan yang harus mas selesaikan" katanya.
"baiklah Mas, apa aku harus membuatkan kopi untuk mu?" tanya ku dengan senyuman.
"tidak usah sayang, nanti biar bibi saja yang buatkan. Sebaiknya kamu istirahat saja di kamar, kasian anak kita jika ibu nya kelelahan" jawabnya dengan senyum mengembang.
"baiklah Mas" kataku pasrah.
Bersambungg
( Lihat saja mas, aku akan segera tau apa yang kamu lakukan selama ini dibelakangku!) gumam ku dalam hati.
Ku dengar suara ponsel milikku berbunyi. seperti biasa, Ibu mertua yang kerjaannya hanya merongrong diriku untuk memberikannya uang. Padahal selama ini Mas Leo sudah memberikan jatah bulanan yang cukup untuknya.
"Assalamualaikum bu,, ada apa bu?" tanya ku ketika sudah mengangkat panggilan telpon.
(Tidak nak, apa kamu sedang sibuk? Ibu hanya rindu dengan kamu) katanya membuatku memutar bola mata malas, karna jika sudah lembut dan perhatian seperti ini pasti akan UUD (Ujung Ujungnya Duit).
"Ahh,,, yaa bu, aku sedang tidak sibuk. Baru saja makan malam bersama Mas Leo, aku sedang ingin istirahat di kamar" jawabku berusaha mengimbangi.
(Ah begitu,, memang dimana Leo? apa dia masih belum menyelesaikan pekerjaanya sampai memintamu untuk istirahat lebih dulu?) tanyanya lagi.
"iyaa bu,,, Mas Leo masih banyak pekerjaan, apalagi pengeluaran perusahaan sangat membengkak. Jika Mas Leo tidak bisa memulihkan keuangan, perusahaan terancam bangkrut bu" kata ku dengan suara yang sengaja aku pelankan.
(Apa? Bangkrut? Mana mungkin perusahaan itu bisa bangkrut Re, perusahaan itu kan perusahaan besar) jawabnya membuatku sedikit kesal.
"tentu saja bisa bu, mau sebesar apapun perusahaan jika pengeluaran dan pemasukan tidak singkron tetap saja akan bangkrut. Apalagi selama hampir satu tahun ini Mas Leo tidak bisa mendapatkan tender satupun, bahkan proyek yang seharusnya aku tangani pun terancam mangkrak karna sampai sekarang belum rampung juga" jawabku sambil menghela nafas menunggu respon dari ibu mertua ku itu.
( Mengapa begitu? Apa selama ini Leo tidak bekerja dengan baik? Jika perusahaan terancam bangkrut lalu bagaimana dengan kehidupan kita nanti? Ahh,,, kamu pasti punya aset lain kan nak? Orangtua kamu pasti tidak akan membiarkan anaknya jatuh miskin dan tidak mungkin juga orangtua kamu tega membiarkan besannya hidup dalam kemiskinan. Kamu bisa minta bantuan mereka kan nak?) kata ibu mertua membuatku kesal dan sedikit berdecak kesal.
"entahlah bu,, aku juga tidak tau mereka mau membantuku atau tidak. Apalagi perusahaan itu sudah di serahkan sepenuhnya oleh Papi pada ku dan aku sudah menyerahkan sepenuhnya pada Mas Leo tanpa seizin Papi, aku yakin Papi akan marah besar jika Mas Leo tidak bisa menyelesaikan semua itu nanti. Apalagi pengeluaran terbesar langsung masuk kedalam rekening milik Mas Leo bu" kataku.
(Ap-Apaa maksud kamu nak?) tanyanya gugup.
"iyaa maksudku pengeluaran keuangan perusahaan membengkak itu kebanyakan masuk ke rekening Mas Leo bu, di luar gaji miliknya. Jadi, bisa saja Mas Leo di laporkan atas tuduhan penggelapan uang perusahaan oleh dewan direksi dan pemilik saham" kataku dengan sejelas-jelasnya.
Panggilan itu pun terputus, aku yakin disana ibu mertua pasti tengah kocar kacir. yang tadinya dia berniat menelpon ingin meminta uang langsung tidak jadi mendengar perkataanku itu.
( Ahh,, kenapa dimatikan, padahal aku masih ingin dengar bagaimana tanggapannya) gumamku.
Aku pun merebahkan diri diranjang setelah menaruh ponsel di atas nakas, sambil menunggu Mas Leo biasanya aku memakan buah yang tersedia di dalam kulkas yang sengaja aku taruh di kamar. Tapi malam ini, aku lebih tertarik untuk melihat e-mail yang sangat sudah lama tidak aku buka.
POV AUTHOR
Disalah satu rumah di perumahan tak kalah elite, Ibu mertua Rere yang berada didalam kamar terkejut mendengar perkataan yang keluar dari menantunya.
Ia segera keluar dari kamar setelah mematikan telpon sepihak dengan sang menantu, dengan jalan tergesa ia menemui anak perempuan pertamanya. Kakak dari Leo.
"Dini,,, Din, apa benar jika ketahauan aliran dalam kedalam rekening pribadi bisa di jadikan tuduhan penggelapan dana?" tanyanya pada sang anak yang tengah mengecat kuku.
"yaa iyaalah bu, ibu kenapa nanya begitu?" tanya anak perempuannya dengan wajah heran.
"ibu baru saja nelpon Rere,,,,"
"bagus dong bu, ibu minta uang berapa lagi sama dia? Bisalah nanti kita shoping lagi" kata Dini.
"shoping,,, shoping,, ibu belum selesai bicara! Adik kamu itu bodoh atau bagaimana ya, dia secara terang-terangan memasukkan uang perusahaan kerekeningnya langsung." Katanya dengan nada panik.
"yaa terus kenapa bu? Kan itu uang perusahaannya sendiri bu" jawab Dini dengan santai.
"uang perusahaannya sendiri bagaimana, itu uang perusahaan milik mertua adikmu. Bahkan saham diperusahaan itu masih milik mertua adikmu, Rere saja tidak memiliki hak atas saham itu. Ia memimpin perusahaan karna anak dari pemiliknya saham terbesar di perusahaan itu" jawab ibu mertua Rere.
"Jadi??" kata Dini sambil memiringkan kepalanya menatap ibu mertua Rere dengan serius.
"itu artinya adik kamu dalam bahaya Re, dia pasti akan di laporkan ke polisi atas tuduhan penggelapan dana perusahaan oleh direksi dikantornya" kata ibu Mertua Rere membuat Dini terkekeh.
"itu kalau ketahuan bu, kalau tidak ketahuan ya santai saja. Lagian tidak ada orang yang bersih di dunia ini, tinggal suap saja pasti selesai urusan" kata Dini.
"tapi Rere tau bodoh! Dia yang bilang sama ibu kalau adikmu itu terancam akan di polisikan atas tuduhan korupsi di kantor itu, kalau Rere tidak bilang mana mungkin ibu menanyakan hal ini padamu!" kata ibu mertua Rere dengan nada kesal.
"kalau begitu sebaiknya ibu tanyakan pada Leo, apa dia tau jika Rere sudah mengetahui kalau dia menguras uang perusahaan?" kata Rere yang langsung di angguki oleh ibu mertua Rere.
"baiklah, ibu harus telpon Leo. Kasian sekali anak itu, ibu yakin jika Rere berpura-pura tidak mengetahui apapun di depan Leo!" kata ibu mertua Rere sambil menghidupkan kembali ponselnya.
"Halo,, Leo, kamu sedang ada dimana? Apa kamu sedang berada di dekat Rere?" tanya ibu mertua Rere setelah telpon terhubung.
( Tidak bu,,, Leo tengah berada di ruang kerja, Ada apa ibu malam-malam begini menelpon Leo?) tanyanya dengan nada santai.
"Leo apa selama ini kamu bermain bersih dengan mengambil uang perusahaan milik orangtua Rere?" tanya ibu mertua Rere itu pada anaknya.
(tentu saja bu, aku selalu bermain bersih. Aku yakin tidak akan ada satu orang pun yang tau apa yang aku lakukan, apalagi saat ini aku sudah memiliki rekening baru khusus uang-uang itu) kata Leo membuat ibu mertua Rere itu menghela nafas lega.
"syukurlah kalau begitu, sebaiknya kamu lebih berhati-hati lagi Leo. Karna Rere sudah tau jika ada aliran dana ke rekening pribadi kamu selama ini" kata ibu mertua Rere membuat anak lelakinya sedikit terkejut.
( Apa? Ibu tidak sedang bercanda kan? dari mana ibu tau kalau Rere sudah mengetahui apa yang aku lakukan itu? Tau dari mana dia?) tanya Leo.
"Rere sendiri yang mengatakan itu pada ibu, bahkan ia mengatakan jika kamu terancam di laporkan polisi oleh dewan direksi nanti nya karna kamu sudah mengambil keuangan perusahaan sehingga membuat perusahaan diambang kebangkrutan. Ibu tidak mau ya Leo kalau kita jatuh miskin lagi seperti dulu, ibu tidak akan sudi!" kata ibu mertua Rere menegaskan pada anaknya.
(tidak akan bu, aku tidak akan membiarkan ibu hidup dalam kemiskinan lagi seperti dulu. Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?) tanya Leo.
"sebaiknya kamu berikan uang kamu pada ibu secara cash, nanti uang itu akan ibu berikan rumah, mobil dan perhiasan. Dengan begitu tidak ada yang tau kemana aliran dana itu selanjutnya karna uangnya sudah kamu tarik secara cash, dan apa yang ibu beli itu akan ibu atas namakan ibu agar tidak bisa di sita jika kamu ketahuan!" kata ibu mertua Rere.
(kalau begitu, kalau aku ketahuan maka aku akan dipenjara dan ibu menikmati fasilitas itu. Begitu maksud ibu?) kata Leo dengan sinis.
"Astagaa Leo, setidaknya setelah kamu didalam penjara kita masih ada uang untuk ibu buka usaha kecil-kecilan. Kita juga punya rumah dan mobil, bahkan perhiasan sebagai tabungan nantinya. Dari pada kita kembali menjadi gembel, kamu mau?" kata ibu mertua Rere membuat Leo diam seketika.
(baiklah,, nanti akan Leo fikirkan!) jawab Leo pada akhirnya membuat ibu mertua Rere itu tersenyum lega.
"sebaiknya kamu jangan terlalu lama mikir, kita tidak tahu hari apes itu kapan terjadi" jawab nya. Setelah itu ia pun mematikan telpon dan menatap anak perempuannya yang hanya mengangkat kedua bahunya.
Bersambung....
Keesokan hari nya setelah kepergian Leo, Rere mandapatkan laporan dari orang kepercayaannya. Ia begitu geram setelah mengetahui jika suami nya bermain di belakangnya.
" jadi,, dia bukan hanya menggerogoti perusahaan tapi dia juga berani menghianatiku,, kurang ajar!!"kata Rere pada orang kepercayaannya dengan emosi.
( Maafkan saya bu jika laporan saya menyakiti hati ibu, tapi ini lah fakta sesungguhnya yang baru kita ketahui. Bahkan tidak sedikit uang itu masuk kedalam rekening milik mertua dan juga kakak ipar anda bu) kata orang tersebut semakin membuat Rere geram.
"tidak apa-apa, semua bukan salahmu. Aku yang menghendaki semuanya, lagipula semua ini ketahuan dari awal. Jadi, aku tidak perlu susah-susah menahan perasaanku lebih lama lagi nanti." jawab Rere dengan nada tegas.
( lalu,, apa yang akan ibu lakukan setelah ini pada mereka?) tanya nya.
Aneh dimata ku, terlebih saat laporan keuangan yang ku terima dari orang kepercayaanku yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang di laporkan oleh suami ku sendiri.
"Aku akan menjadi iblis bagi suamiku dan juga selingkuhannya, kita lihat kehancuran wanita murahan dan lelaki penghianat itu sebentar lagi! Dan untuk mertua dan juga kakak iparku itu, bukan hal yang susah" jawab Rere dengan senyum sinis.
(baiklah kalau begitu,, hanya itu yang bisa saya sampaikan untuk sementara) kata orang kepercayaan Rere.
"baiklah,, kamu harus terus awasi mereka, aku ingin tahu apa yang mereka lakukan dibelakangku" kata Rere.
( baik bu, ibu juga sudah bisa mengakses camera CCTV yang sudah saya pasang diruangan Pak Leo begitu juga dengan perekam suaranya )
"baik,, terimakasih" jawab Rere yang setelah itu langsung mematikan sambungan telpon.
Rere mulai mengacak-acak ponselnya, ia tentu saja penasaran apa yang di lakukan suaminya di kantor selama ini. Dengan adanya CCTV tersembunyi dan alat perekam suara itu sangat membantu dirinya untuk mencari bukti tentang suaminya sebelum nanti akan ia buka di acara meeting bersama dewan direksi.
Saat membuka layar ponselnya yang menunjukkan rekaman CCTV diruangan tersebut, Rere pun membelalakan mata.
"Astagaaa,,, ternyata sudah sejauh ini kamu menghianati ku Mas, bahkan dengan sekretarisku sendiri" gumam Rere sambil menutup mulutnya.
Selanjutnya, ia pun memasang airpond ditelinganya. Ia bisa mendengar obrolan mereka di sela-sela kegiatan keduanya.
( kau sangat memabukkan sayang, beda sekali dengan istriku yang selalu macam iblis bertanduk jika aku meminta jatah malamku ) kata Leo yang terdengar sangat menjijikan ditelinga Rere.
(Ahh,,, kalau begitu,, lakukan sampai kau puas Mas, aku akan melayanimu dengan senang hati) kata perempuan itu. Rere yang mendengar pun kembali menutup mulutnya, ia begitu terkejut ketika Leo justru menjelekkannya di hadapan wanita lain.
"Jadi begitu cara main dia. Baiklah, aku akan tunjukkan bagaimana aku menjadi iblis betina seperti apa yang kamu katakan pada selingkuhan kamu itu!" Gumam Rere dengan amarah memuncak.
Setelah melihat dan menyalin rekaman adegan itu, ia pun mematikan aksesnya dan langsung menghubungi pengacara keluarganya. Tentu saja ia akan mendiskusikan tentang perceraian yang sudah mantap ia putuskan.
"Haloo,,, Om Revan, apa kita bisa bertemu?" tanya Rere setelah telpon terjawab.
( tentu saja bisa, kapan? Nanti Om akan langsung kerumah kamu saja. Bagaimana? ) tanya lelaki yang Rere panggil Om itu.
"tidak perlu Om, biar Rere saja yang datang kerumah Om Revan. Ada hal penting yang harus Rere tanyakan" kata Rere dengan nada tegas.
( baiklah,, kalau begitu datanglah ke restoran tante mu saat jam makan siang nanti, kebetulan Om akan kesana siang ini ) jawab Lelaki itu.
"baiklah Om,, sampai ketemu nanti siang" kata Rere.
Setelah itu Rere pun segera membereskan semua berkas-berkasnya, ia akan mengamankan segala berkas aset dan juga berkas perceraian yang akan ia ajukan. Bahkan Rere tidak peduli jika saat ini ia tengah mengandung.
"Ahh,, aku harus meminta bibi seolah-olah akan pulang kampung, agar rencana ku semakin mulus. Aku juga akan meminta orang untuk mengusir ibu mertua dan kakak ipar dari rumah itu serta mengambil kembali apa yang pernah aku berikan pada mereka. Aahh iyaaa,, bekukan semua rekening mereka bertiga, hampir saja aku lupa!" gumam Rere sambil mengambil ponselnya dan meminta orang kepercayaannya untuk memblokir semua ATM miliknya yang dipegang oleh Leo dan keluarganya.
"Haloo,,, bekukan semua rekening atas nama ku ataupun perusahaan yang di pegang oleh Leo, mertua, dan juga kakak ipar. Jangan sampai ada yang terlewat satu pun!" perintahnya dengan nada tegas.
( baik bu akan saya laksanakan! ) jawab orang tersebut, tak butuh waktu lama Rere pun langsung menerima pemberitahuan pemblokiran tersebut. Ia pun tersenyum puas karna satu rencananya berhasil, tinggal ia melihat bagaimana reaksi sang suami jika semua kartu itu tidak bisa di gunakan.
"kita lihat saja Mas, iblis ini yang akan membuat hidup kamu hancur dan kembali seperti semula. Kau, lelaki tidak tau diri yang aku kenal. Setelah ku angkat derajat mu dan keluargamu setelah itu kau khianati aku, bahkan keluargamu pun hanya memanfaatku saja selama ini. Aku yang salah karna terlalu bodoh selama ini, tapi sekarang tidak lagi. Nikmatilah kehancuran kalian!" gumam Rere dalam hatinya.
Sambil membereskan semua barang berharganya, ia pun memilah beberapa barang yang akan ia bawa kerumah pribadi nya sebelum menikah dengan Leo. Rumah itu tidak diketahui oleh Leo karna memang Rere tidak pernah membawa Leo kerumah itu.
"Ahh akhirnya selesai juga semuanya, aku yakin nanti siang Mas Leo pasti akan bersenang-senang dengan selingkuhannya itu. Rasakan, ku buat malu kau di hadapan semua orang nantinya" kata Rere dengan senyum sinis.
Benar saja, siang harinya Leo yang tengah makan siang bersama dengan kekasihnya itu merasa kelimpungan karna kartu yang biasa ia gunakan tiba-tiba tidak bisa digunakan.
"Maaf Mas, kartunya tidak bisa digunakan" kata kasir dengan wajah penuh penyesalan.
"Ah masa sih mbak? Tidak mungkin loh mbak, kartu ini tuh unlimited" kata Leo dengan wajah sombong.
"tapi maaf Mas, memang kartunya tidak bisa. Saya sudah mencobanya dua kali, apakah ada kartu lain?" tanya kasir tersebut.
Leo pun mengambil kembali beberapa kartunya, setelah dicoba semuanya kembali tidak bisa. Leo membelalakan mata, ia bingung kenapa semua kartu itu tidak ada sama sekali yang bisa ia gunakan.
"Maaf ya mas, tapi semua kartu ini tidak bisa digunakan sama sekali. Mas bisa membayar tagihan dengan uang cash atau qrish" kata kasir.
"Aduuhh,,, saya tidak bawa uang cash sebanyak itu, sebentar ya mbak biar saya tanya pacar saya dulu" kata Leo yang langsung menghampiri kekasihnya itu.
"Ada apa Mas?" tanya wanita yang menjadi kekasih Leo.
"Cin, aku boleh pinjam uang kamu dulu tidak satu juta? Atm ku semuanya terblokir, aku harus mencari tahu dulu kenapa semua Atm itu bisa terblokir" kata Leo dengan nada sedikit berbisik.
"iihh kok gitu sih Mas, kan mas janji bakalan ajakin aku belanja hari ini. Ini baru makan siang aja udah aku yang bayar, gimana sih!" kata si perempuan yang ternyata bernama Cintya.
"Nanti kalau semua Atm aku sudah bisa, aku akan belikan apapun yang kamu mau. Kalau perlu aku akan berikan satu Atm itu untuk kamu, bagaimana? Ayolah, dari pada kita malu di restoran mahal ini" kata Leo membujuk Cintya.
"bener ya? Awas loh kalau Mas Leo bohong, aku akan pegang kata-kata Mas ini!" kata Cintya sambil memberikan uang cash senilai satu juta rupiah pada Leo.
"iyaa tenang saja, kalau Atm ku tidak terblokir uang segini tidak ada apa-apanya untukku!" kata Leo yang langsung kembali kekasir dan membayar tagihan makannya.
Setelah selesai, mereka pun langsung kembali kekantor. Cintya yang tadi di janjian berbelanja pun merasa kesal karna akhirnya tidak jadi, apalagi saat masuk Mall tadi ia sudah membayangkan akan membeli beberapa tas dan juga sepatu incarannya.
"jangan cemberut begitu,, nanti aku akan konfirmasi ke bank kenapa Atm ku semuanya terblokir" kata Leo setelah melihat wajah Cintya yang selalu cemberut selama dalam perjalanan.
"tapi hari ini mas janji akan membelikan apa yang aku mau, akhir nya gagal kan!" kata Cintya dengan wajah kesal.
"iyaaa maaf yaa, aku juga tidak tau kenapa Atm itu tiba-tiba tidak bisa terpakai" kata Leo dengan nada bingung.
Bersambungg
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!