NovelToon NovelToon

Jejak Cinta Dari Berlin Ke Christchurch

Morning Tea Dan Kabar Baru

Alarm di Handphone terus berbunyi dengan malas Nadya membuka matanya, jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia langsung meraih handuk di jemuran dan mandi. Hari ini pukul delapan dia harus pergi bekerja di Motel. 

Nadya bekerja paruh waktu di Motel, sudah hampir satu tahun dia bekerja sebagai housekeeper, dia juga adalah mahasiswa magister (S2) fakultas Ekonomi di University of Canterbury, Christchurch New Zealand.

Nadya memiliki Student Visa, ia bisa bekerja maximum dua puluh jam per minggu. Alhasil dia memilih untuk bekerja, walaupun beasiswa nya menanggung biaya kuliah dan biaya hidup nya selama di New Zealand, ia ingin bekerja agar mendapatkan uang lebih banyak untuk di kirim ke ibu dan adik nya di Jakarta. 

Setelah mandi dan sarapan, Nadya bergegas menaiki sepeda nya untuk bekerja, hal yang biasa dia lakukan karena memang jarak dari Rumah kost nya ke motel hanya sekitar dua kilo meter. 

Di jalan-jalan kota, deretan pohon sakura mekar serentak, memenuhi udara dengan warna merah muda pucat dan putih yang berayun pelan setiap kali angin bertiup. Kelopak bunga jatuh perlahan, menari di udara sebelum mendarat di trotoar, membentuk lapisan lembut seperti karpet merah muda di sepanjang jalan.

Orang-orang berjalan dengan jaket tipis, beberapa membawa kopi hangat di tangan, menoleh ke atas untuk menikmati keindahan bunga sakura yang hampir menutupi langit. Anak-anak berlari mengejar kelopak yang terbang, tertawa, dan mengumpulkan bunga yang jatuh untuk dijadikan hiasan di rambut mereka.

Tiba di motel, Nadya langsung pergi menuju ruang laundry. Disana ia melihat teman kerjanya Naoko yang sedang mempersiapkan perlengkapan seperti lap-lap bersih, beberapa cairan pembersih serta vacuum cleaner.

Naoko yang menyadari kehadiran Nadya langsung tersenyum ramah.

“Ohayo (selamat pagi) Nadya”

"Ohayo Naoko” balas Nadya pada teman kerja nya yang merupakan wanita berkewarganegaraan Jepang.

Naoko merupakan mahasiswa program doktor (S3) di kampus yang sama dengan Nadya.

“Apa Charlie ada di office Naoko? Kemarin dia kirim pesan ke aku, kata nya hari ini cukup sibuk, karena ada team kriket yang pesan beberapa kamar untuk para pemain. Beruntung hari ini aku lagi gak ada kuliah jadi bisa kerja”.

“sepuluh menit yang lalu saat aku datang sih dia belum ada di office, coba tolong kamu check lagi kesana supaya kita bisa langsung bekerja. Seems that it will be a hard day” tawa naoko.

"I Think yeah” kekeh nadya.

"Hi Ladies, how's it going?”

Sapa Charlie yang tiba tiba sudah ada di belakang mereka

“Great” jawab Nadya dan Naoko.

"Oh ya sebelum nya aku sudah Text kalian bahwa hari ini cukup busy karena ada sepuluh kamar yang harus kalian bersihkan, that's why I want you guys work together, supaya bisa cepat selasai karena tim kriket itu akan datang pukul dua belas siang”.

Dengan kompak Nadya & Naoko segera membersihkan kamar-kamar yang akan di pakai oleh tamu. Nadya sangat menikmati bekerja di Motel milik Charlie, Motel ini memiliki dua puluh lima kamar dengan halaman serta tempat parkir yang cukup luas. 

Charlie adalah laki laki berusia hampir enam puluh tahun, tapi meskipun begitu fisiknya masih kuat dan bisa melakukan banyak hal, bahkan terkadang jika terlalu banyak kamar yang harus di bersihkan dia sering membantu para pekerja untuk membersihkan kamar dan halaman motel.

Charlie memiliki perawakan tubuh yang tinggi dan tegap serta rambut pirang khas bule, Ia sangat ramah dan bahkan jika Nadya melakukan kesalahan pun dia hanya akan memperingati untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dan setelah nya pria itu tidak akan mengungkit kesalahan nya lagi dan Nadya sangat menyukai itu, Charlie juga bukan lah orang yang bossy dan terkadang dia juga sering menanyakan kabar tentang keluarga dan kuliah nya, membuat Nadya seperti mendapatkan sosok ayah dari figur laki laki tersebut.

“Naoko bagaimana jika kita bagi bagi tugas saja, aku bersihkan kamar mandi dan pasang sprei, kamu bisa meng handle kitchen, bersihkan kaca & Vacum” Ucap Nadya sebelum memulai bekerja.

"Arigato ne, you're a good girl” balas Naoko. 

Naoko tahu Nadya memilih tugas tersebut karena Naoko pernah cidera punggung, gadis itu pasti mengkhawatirkan nya.

“Tapi jika kamu lelah, let me know ok kita bisa gantian ko Nad”.

"ok Ganbatte!” (semangat!). Nadya tersenyum sambil mengepalkan tangan nya. 

Terkadang Nadya berbicara dalam bahasa Jepang pada Naoko karena dia sedikit tahu dari beberapa dorama yang pernah dia tonton.

Dua jam berlalu, masih menyisakan empat kamar yang harus di bersihkan. 

“All good?” tanya Charlie yang datang menghampiri mereka,

"I think everything is good, mungkin akan selesai sekitar 1 jam lagi”. ujar Naoko yang sedang mencuci piring.

"But it's time to morning tea, kalian istirahat saja dulu sekitar lima belas menit. Aku sudah sediakan cokelat hangat, teh dan cookies untuk kalian”.

Morning tea di New Zealand adalah kebiasaan sosial yang cukup umum dan berakar dalam budaya kerja serta kehidupan sehari-hari masyarakat di sana. Meskipun terdengar seperti hanya minum teh di pagi hari, sebenarnya morning tea lebih dari itu.

Morning Tea merujuk pada istirahat singkat di pertengahan pagi, biasanya sekitar pukul 10.00 -10.30 pagi di mana orang-orang akan berhenti dari pekerjaan mereka untuk minum teh, kopi, dan menikmati cemilan ringan.

"Well jika kamu memaksa, ok deh” ucap Nadya dengan riang.                                 

“Sebenar nya jika kalian tidak mau, tidak apa - apa sih, aku juga tidak akan memaksa” kekeh Charlie.

"Oh ya, lusa anak ku akan datang dari Jerman. Aku meminta nya untuk tinggal di sini untuk membantu ku mengurus motel ini karena terkadang aku harus pergi ke luar kota dan kebetulan dia juga akan meneruskan S3 di kampus yang sama dengan kalian”. Ujar Charlie membuka percakapan di jam istirahat mereka.

"Bagaimana dengan pekerjaan nya di Jerman?” tanya Nadya antusias, karena seingat Nadya, Charlie pernah bilang bahwa anak nya itu bekerja di sebuah perusahaan di Jerman.

"Dia masih akan bekerja di Perusahaan tersebut secara remote”

Mantan istri Charlie adalah wanita berkewarganegaraan Jerman, setelah bercerai mantan istrinya membawa anak mereka untuk tinggal bersamanya di Jerman, bahkan mantan istri nya itu juga sempat menikah lagi tapi kemudian Kembali hidup sendiri karena suaminya  meninggal. Mereka pun masih berhubungan baik satu sama lain. Dan Charlie ia belum menikah lagi hingga saat ini. Karena usia nya yang semakin tua, ia meminta Sam untuk kembali ke New Zealand untuk membantu usaha motel nya dan tanpa ia sangka Sam menyetujuinya.

Obrolan Malam Di Kamar Kost

Nadya duduk di pojok tempat tidur, bersandar pada dinding yang dingin, mengenakan hoodie favorite nya. Cahaya kuning temaram dari lampu belajar memantul di atas meja yang berantakan penuh catatan kuliah, mug cokelat panas yang tinggal setengah, dan foto keluarga nya yang di sematkan di papan gabus.

Di luar, suara angin dan dedaunan yang bergesekan jadi musik latar yang menenangkan. Sesekali, terdengar suara langkah kaki dari penghuni kost lain, atau dentingan sendok dari dapur bersama.

Setelah memasak spagheti untuk makan malam nya, Nadya memakan spagheti sambil mengerjakan beberapa tugas dari dosen nya, saat sedang fokus melihat layar laptop nya, terdengar suara ketukan di pintu kamar nya dan ia langsung membuka pintu tersebut, Aileen sudah berdiri tegak membawa beberapa snack sambil tersenyum manis

“Hai Nad, lagi ngapain lo? Sibuk gak?”

“Tadi gua abis ngerjain tugas sambil makan, laper banget gua abis kerja tadi pagi” kekeh Nadya. 

“Hah lo ma kalau gak kuliah, ya kerja. Sibuk banget deh. Sekali - kali seneng seneng dong, kaya ikut jalan-jalan gitu sama gua dan Anggi. “

Aileen dan anggi sama sama mahasiswa Indonesia, aileen mahasiswa S2 fakultas Psikologi sedangkan Anggi mahasiswa S1 fakultas ilmu pendidikan. Aileen adalah gadis chindo yang cantik, berusia dua puluh tiga tahun, lebih muda dua tahun dari Nadya.

Aileen memiliki kulit putih khas chindo, dengan mata yang agak sipit serta Anggi berusia dua puluh satu tahun. Anggi adalah gadis yang sangat cerewet, cantik dan berasal dari Samarinda. Mereka berdua kuliah di New Zealand dengan biaya sendiri, orang tua mereka berasal dari keluarga berada yang memiliki usaha yang cukup besar di daerah nya masing masing.

Berbeda dengan Nadya yang harus susah payah mendapatkan beasiswa untuk bisa kuliah di New Zealand. 

“Ya kan situasi gua gak sama kaya kalian, gue harus kerja keras supaya dapat uang lebih untuk transfer ke nyokap & adik gua. Kan lu tau sendiri bapak gua kan udah lama meninggal, ibu juga cuma jualan cake atau katering kecil kecilan, adik gua punya masalah kesehatan jadi sebisa mungkin gua mau nambah- nambahin untuk biaya hidup mereka”. ucap Nadya pelan.

“Iya gua ngerti sih, tapi ya lu udah mau setahun di sini, kalau weekend kita ajakin jalan gak pernah mau, sibuk kerja”

“Ok kapan- kapan gue ikut deh gimana kalau pas lagi gak ada kuliah, weekday aja. Klw weekend si Charlie suka nelponin gue, banyak yang check out Sistah” kekeh Nadya

“Ok deh gua ngalah, nanti gua cari waktu yang tepat biar lu tetap bisa nguli”. celoteh Aileen. 

Meskipun dia anak orang kaya, tapi dia sangat humble dan sahabat yang pengertian sehingga membuat mereka cocok saat bertemu di New Zealand.

“Nad baru jam delapan nih lu kan udah gak sibuk kan? kita nonton film di Netflix yuk, ada film baru nih Ji Chang wook yang maen” ajak aileen yang sedikit memaksa.

Tidak seperti Aileen yang sangat menyukai drama Korea& semua hal berbau Korea sebenar nya Nadya tidak terlalu ngefans dengan drama korea atau artis-artis korea, dia lebih menyukai film hollywood.

“Ok deh” Nadya terlihat malas-malasan.

“Astaga.. lu kaya orang terpaksa gitu nonton nya” ujar Aileen cekikikan.

“Emang kenapa sih lu gak suka drakor? Kan aktor aktor nya ganteng- ganteng”.

“Ya biasa aja sih, gak sampe anti juga paling gua lebih suka nonton film nya aja bukan drama yang ber episode-episode, biar cepat selesai dan satu lagi gue lebih suka aktor bule aja dari pada korea, karena menurut gue lebih manly aja gitu, aktor korea terlalu klimis hahaha”

“Iya deh, emang selera orang beda beda sih” balas Aileen.

Pertemuan Di Musim Semi

Cuaca di Christchurch hari itu cerah, Nadya mengayuh sepeda nya, melewati pohon - pohon sakura yang mulai bersemi, karena di musim semi ini pohon sakura akan tumbuh sangat cantik, Udara pagi yang terasa segar, Serta tidak banyaknya polusi karena memang penduduknya yang tidak banyak membuat Christchurch menjadi kota yang sanyat nyaman bagi Nadya.

Nadya mengayuh sepeda perlahan melewati jalanan kota yang masih sepi, dikelilingi oleh pepohonan yang sedang berbunga. Sakura-sakura di sepanjang jalan Riccarton pelan-pelan menggugurkan kelopaknya, menari turun ke jalan seperti salju merah muda. Rasanya seperti masuk ke dalam lukisan.

Christchurch di musim semi selalu punya cara yang halus untuk menyapa. Matahari baru muncul di balik bangunan tua, menciptakan semburat emas di kaca-kaca jendela toko. Angin bertiup ringan, cukup untuk membuat ujung jaket nya bergerak dan rambut nya berantakan.

Tiba di motel tempat ia bekerja, Nadya langsung menuju ke Office untuk mengecheck kamar kamar yang harus dia bersihkan. Saat di office dia tidak menemukan Charlie, Nadya berusaha memanggil Charlie ke dalam tapi saat hendak masuk, ia menubruk seorang laki laki bertubuh tinggi, dengan warna rambut golden brown, dan mata biru serta sedikit bulu– bulu yang tumbuh di dagu nya. 

“Uppss Sorry” ujar Nadya pelan.

"That's fine” balas Sam

Sam memperhatikan gadis itu, tubuh nya tidak tinggi sekitar seratus lima puluhan senti meter, tubuh nya kecil, rambut nya hitam panjang di kuncir kuda, dan saat gadis itu tersenyum, terlihat lesung pipi di wajahnya.

Nadya balas memperhatikan Sam, ia yakin sekali bahwa lelaki itu pasti anak nya Charlie, karena bos nya itu sudah memberi tahukan sebelum nya.

"Hai Aku Nadya, apa Charlie ada?”. Ucap Nadya sambil tersenyum.

Sam langsung teringat cerita ayah nya tentang beberapa pekerja di motel nya. Mungkin gadis ini adalah salah satu pegawai ayah nya.

“Ayah ku sedang pergi ke Auckland mungkin sekitar satu pekan di sana.

Oh ya aku Samuel Kai Wiegner but you can call me Sam” Sam mengulurkan tangan dan tersenyum pada Nadya. 

“Hi Nice to meet you” balas Nadya.

Dia tidak tau bahwa Charlie pergi ke Auckland, pria itu tidak memberitahu sebelum nya. 

“Oh ya Nad, apakah Ayah ku sudah kirim pesan ke kamu bahwa hari ini cukup sibuk, tapi sayang nya Naoko harus ke kampus dan pekerja yang lain Victoria tidak bisa bekerja karena sakit. Is it Ok for you to clean eight rooms by yourself?” Tanya Sam, ada keraguan di wajah nya.

“Wahh sibuk juga ya, but it's ok I think I can handle it”  Balas Nadya sambil tersenyum menampakan lesung pipi nya. 

"Cute" gumam Sam dalam hati.

Sam Mengalihkan pandangan nya dan memberikan kertas berisi nomor-nomor kamar yang harus di bersihkan Nadya serta kunci master untuk membuka kamar- kamar tersebut. Setelah mendapatkan kertas dan kunci tersebut Nadya langsung bekerja.

Saat Nadya serius bekerja, diam-diam Sam memperhatikan Nadya lewat CCTV motel. Gadis itu bekerja dengan cepat, dia juga terlihat tidak mengeluh cape dan tadi Sam pun sempat memeriksa dua kamar yang Nadya bersihkan, hasil nya bagus, rapi dan bersih.

“ Ahh kenapa aku jadi liatin dia “

Nadya sedang sibuk memasang sprei saat tiba tiba Sam datang menghampiri nya, memastikan apa semuanya berjalan lancar. Dan dengan mantap gadis itu mengatakan bahwa semua nya baik- baik saja.

“I thought you can't do it Nad”

“Don't worry, it's easy peasy lemon squishy” kekeh Nadya

Sam tersenyum mendengar nya, dia langsung meminta Nadya untuk istirahat karena waktu nya morning tea.

“Kamu mau minum apa? Biar aku buatkan” tanya Sam pada Nadya saat mereka sudah ada di pantry.

“A single of hot chocolate please thank you”

Sam menyiapkan hot chocolate dan memberikan nya pada Nadya kemudian ia duduk berhadapan dengan Nadya.

 “Aku dengar kamu sedang S2 saat ini, jurusan apa?”

“Ekonomi akuntansi, sebentar lagi akan masuk tahun ke dua ku”

“Apa kamu tidak cape kuliah sambil bekerja?”

“Ya cape sih, tapi aku butuh uang lebih untuk keluarga ku” ucap Nadya sambil menyesap hot chocolate nya

"Oh ya, ayahmu bilang kamu juga akan melanjutkan studi S3 mu di sini, di kampus yang sama dengan ku kan? Jurusan apa?"

“Yes, di University of canterbury jurusan tekhnik Sipil”

“Wow keren” Nadya menunjukan jempol nya. 

“Kamu lebih keren, kuliah sambil bekerja”.

“Ah banyak ko mahasiswa Asia yang kuliah sambil bekerja” elak Nadya.

Selama sekitar lima belas menit mereka ngobrol, membicarakan tentang Indonesia dan Jerman negara tempat Sam tinggal sebelum nya.

“By the way aku harus cepat kembali bekerja, karena setelah makan siang ada kuliah. Can you check the rooms that I cleaned please? Just to make sure, supaya tidak ada komplain dari tamu”.

Sam menganggukan kepala nya sambil tersenyum dan melihat kepergian Nadya.

Perlahan punggung Nadya semakin menjauh, Sam masih memperhatikannya. Gadis itu terlihat bertanggung jawab, mandiri dan pekerja keras terlebih saat ia mengetahui dari Nadya bahwa terkadang gadis itu suka mengirim tulisan nya berupa cerpen atau opini publik ke media online di Indonesia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!